“Oh ya gusti prabu, bagaimana kemarin Raja Macan Putih sangat gentar dan hormat kepada gusti prabu, terutama saat gusti prabu menyapu kening gusti prabu, wajah Raja Macan Putih dan para pengikutnya terlihat pucat ketakutan? padahal saya tidak melihat apa-apa di kening gusti prabu, hanya mutiara merah itu saja”
“Saya memiliki rajah yudha dikening saya Gusti Adipati... dan itulah kenapa Raja Macan Putih dan pengikutnya sangat segan dan hormat kepada saya”
“Rajah yudha, rajah apa itu gusti prabu?”
“Itu adalah rajah yang harus dihormati oleh semua bangsa lelembut Gusti Adipati” jelas Bintang hingga membuat Adipati Sutapati terkagum-kagum mendengarnya.
“Darimana gusti prabu mendapatkannya?”
“Raja Alam Lelembut yang memberikannya pada saya” ucap Bintang lagi
“Raja Alam Lelembut.” ulang Adipati Sutapati dan Tania hampir bersamaan
Gelagah Ireng menyelenggarakan hajatan, tidak besar tapi cukup ramai, karena Adipati Sutapati mengundang seluruh masyarakat Gelagah Ireng untuk menghadirinya. Hajatan berlangsung meriah dan dihadiri oleh seluruh masyarakat Gelagah Ireng. Berbagai hiburan dan makanan yang tumpah ruah dihidang untuk para tamu yang hadir. Dan diantara ratusan orang yang menikmati meriahnya hajatan itu, salah satunya adalah Bintang.Di antara semua yang hadir, yang paling menjadi perhatiannya tentunya adalah sosok Bintang yang menjadi tamu kehormatan malam itu, dan diantara banyak pasang mata yang menatap kearah Bintang, tampak pula sepasang mata yang terus mencuri-curi pandang kearah Bintang, sepasang mata dari seorang gadis berparas jelita. Tania. Sesekali keduanya beradu pandang hingga membuat Tania memalingkan pandangannya dengan wajah bersemu merah. Taniapun tampak tampil cantik dan ayu sekali malam itu, tidak sedikit orang-orang yang juga melirik kearah Tania, hanya saja s
Tania memang sudah merencanakan semua ini. Begitu tau Bintang akan berpamitan, Tania langsung meminta kepada ayahnya untuk mengadakan hajatan selamatan, dan sebelum hajatan itu berakhir, Tania sudah lebih mengundurkan diri dan mempersiapkan semuanya, mendandani dirinya secantik dan seanggun mungkin, mengenakan pakaian yang pastinya sangat menggoda setiap laki-laki yang memandangnya. Gaun yang begitu indah seksi, terutama dibagian belahan dada dan paha yang terlihat dengan jelas karena gaun itu sangat rendah dibagian bawah, dibelahan dada, keindahan, kebusungan gunung kembarnya terlihat jelas membelah digaun tersebut. Tania yakin Bintang pasti akan terkesima dan terpesona melihatnya, dan dugaan Tania terbukti, walaupun sebenarnya bukan Bintang saja yang akan terpesona melihat sosok penampilan Tania yang seksi dan menggoda, tapi semua lelaki pasti akan terkesima dan terpesona bila melihatnya.“Kau... disini Tania?” ucap Bintang dengan terbata-bata.“Iya
Tania membalasnya tak kalah lembut dan penuh gairah, sehingga kini terlihat keduanya saling melumat dengan mesra, Tania semakin menekan leher Bintang yang dipeluknya, sementara Bintang semakin menarik erat tubuh Tania kedalam pelukannya.Suasana yang romantis itu sungguh membangkitkan nafsu birahi. Ciuman keduanya semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu. Tangan Bintang yang tadinya memeluk pinggang, mulai menjalar ke pundak. Belahan gaun dibagian dada yang begitu terbuka, membuat mudah bagi tangan Bintang untuk menyibaknya tanpa harus melihat. Sekali sibak saja. Kedua bukit kembar dengan puncaknya yang merah muda itu tersembul dengan sangat indahnya.Sementara itu, tangan Tania juga telah berhasil melepaskan pakaian yang Bintang kenakan. Sehingga kini Bintang hanya menggunakan celananya, sedangkan Tania masih mengenakan gaun indahnya, hanya saja sudah terturun dibagian atas. Bisa dikatakan keadaan kedua
“Kakang... sungguh-sungguh?!”“Tentu saja kakang sungguh-sungguh”“Secepatnya ya kakang.. Tania akan menunggunya”“Iya Tania, akan kakang usahakan secepatnya”Tania kembali memeluk dada Bintang dengan merebahkan kepalanya didada Bintang.“Tania benar-benar tak sabar ingin menjadi istri kakang” ucap Tania dipelukan Bintang. Bintang tersenyum mendengar hal itu seraya membelai-belai lembut rambut Tania yang ada dibawah wajahnya. Tapi tiba-tiba saja Tania mengangkat wajahnya menatap kearahnya.“Tapi bagaimana kalau Tania kangen sama kakang?”“Datang saja ke Setyo Kencana Tania, Setyo Kencana akan selalu terbuka untuk Tania” ucap Bintang tersenyum. Tania ikut tersenyum mendengar hal itu.“Jadi besok kakang kembali ke Setyo Kencana?”“Iya Tania, sudah terlalu lama kakang meninggalkan Setyo Kencan
“Gampang saja... aku hanya memberikan 2 pilihan kepada kalian, harta yang kalian bawa, atau nyawa yang kalian bawa!” ucap laki-laki bermata satu lagi dengan sangar hingga membuat pucat wajah lelaki tua paruh baya yang ada dihadapannya. Lelaki tua paruh baya ini kemudian tampak menatap belasan orang lelaki muda dan tua yang ada dibelakangnya seakan ingin meminta pendapat, tapi para lelaki yang ada dibelakangnyapun tampak sudah pucat pasi tak mampu berkata-kata lagi.“Cepat putuskan, jangan memancing kesabaranku,.” ucap lelaki bermata satu itu lagi dengan bentakan keras. Bentakan keras ini disusul oleh para anak buahnya yang tampak menimang-nimbang golok ditangan mereka, siap melaksanakan perintah ketua mereka jika harus membunuh mangsa-mangsa yang ada dihadapan mereka. Hal ini semakin membuat lelaki paruh baya dan lelaki yang ada dibelakangnya semakin ketakutan, walau bagaimanapun mereka hanyalah serombongan para penduduk desa biasa yang tak mengerti il
“Lelaki buruk rupa sepertimu sudah pasti seorang begal, tak mungkin orang baik-baik” ucap si gadis lagi tak kalah sengit. Dikatakan 2x sebagai lelaki buruk rupa, membuat pemimpin begal Rampok Golok Hitam ini meradang, wajahnya memerah, rahangnya terlihat kembang kempis menahan amarah.“Turun kau kalau berani!” bentak pemimpin begal Rampok Golok Hitam dengan keras.“Benar-benar ingin dikasih pelajaran ini” ucap gadis cantik itu lagi seraya melenturkan jari jemarinya.“Jangan banyak bacot! sini ka...!”Weesshh...Ucapan pemimpin begal Rampok Golok Hitam terhenti saat tiba-tiba saja sosok gadis yang tadi berdiri diatas dahan pohon kecil itu menghilang dari pandangannya.Akh! Akh! Akh! Akh! Akh!Selanjutnya dengan jeritan demi jeritan terdengar, Pemimpin begal Rampok Golok Hitam hanya berdiri terpaku ditempatnya melihat satu demi satu anak buahnya roboh ketanah, yang tampak hanyalah kilatan
Tanpa basa basi, pemimpin begal Rampok Golok Hitam ini terlihat langsung ingin mengambil langkah seribu meninggalkan tempat itu, tapi ;Weesshh...Satu bayangan ungu sudah melesat cepat menghadang langkahnya, yang rupanya adalah sosok gadis cantik yang telah merobohkan para anak buahnya tersebut. Hal ini membuat wajah pemimpin begal Rampok Golok Hitam langsung pucat pasi, lututnya yang tadi bergoyang dengan keras semakin terlihat bergoyang lebih keras seperti dilanda gempa lokal berkekuatan dahsyat. Bahkan tanpa bisa dicegah lagi, dibawah selangkangannya terlihat basah diiringi bau pesing yang cukup menyengat, hal ini membuat gadis cantik yang ada dihadapannya tampak tersenyum sinis seraya menutup hidung bangirnya.“Aamm...amm...ampun nisanak! jangan.. bu..bunuh saya” ucap pemimpin begal Rampok Golok Hitam itu lagi dengan sangat ketakutan.“Sebarkan namaku ke semua begal ditanah jawa ini, bila kalian semua masih berbuat onar di tanah jaw
“Terima kasih nini, terima kasih” ucap lelaki paruh baya itu menjura hormat dihadapan Perawan Lembah Kutukan, apa yang dilakukan oleh lelaki paruh baya ini langsung diikuti oleh yang lain yang ada dibelakangnya. “Kalau tidak ada nini, entah apa yang akan terjadi pada kami” ucap salah seorang lelaki yang ada dibelakang lelaki paruh baya itu.“Tidak perlu sampai menjura hormat seperti itu ki... kita sebagai manusia sudah seharusnya saling tolong menolong, kebetulan saja saya melewati tempat ini” ucap Perawan Lembah Kutukan dengan ramah.“Hari sebentar lagi malam, jika nini berkenan, izinkan kami untuk menjamu nini sebagai ucapan terima kasih” ucap lelaki paroh baya itu lagi. Perawan Lembah Kutukan terlihat terdiam mendengar tawaran itu, sejenak wajahnya ditolehkan kearah barat, memang matahari sudah mulai tampak tenggelam diufuk barat.“Baiklah.” jawab Perawan Lembah Kutukan