“Aku hanya ingin Putriku menikah, tuan Bintang. Di dunia ini tidak ada orang yang pantas untuk menikahi Putriku selain tuan Bintang. Jika Putriku menikah dengan orang biasa, nadi dewinya akan hilang.” ucap Sultan Fathullah mengemukakan alasannya kepada Bintang. Sejenak Sultan Fathullah terlihat menatap kearah Putri Shorouq yang saat itu masih terdiam.
“Ayahanda ingin melihatmu menikah Shorouq, kesempatan ini hanya datang satu kali, jika kau tidak mengambilnya, maka seumur hidup kau takkan pernah menikah” jelas Sultan Fathullah lagi kepada Putri Shorouq.
“Ibundamu pasti akan bahagia bila melihatmu menikah dengan orang yang menjadi sahabat dekatnya, tuan Bintang” sambung Sultan Fathullah lagi.
Putri Shorouq yang sejak tadi diam, wajahnya tiba-tiba saja berubah.
“Baiklah ayah, Shorouq akan menikah” ucap Putri Shorouq lagi dengan mantap hingga membuat Sultan Fathullah menarik nafas lega, kini dengan senyum bahag
Berbeda dengan Putri Hayatallami yang tergila-gila akan nafsu birahinya, Putri Shorouq justru melihat gambar-gambar vulgar dan mendengar cerita jorok tidak membuat Putri Shorouq ingin melakukan hubungan seksual. Namun seiring dengan itu, beberapa kali Putri Shorouq ingat bahwa Putri Shorouq pernah bermimpi bermesraan dengan laki-laki, dan muncul hasrat seksualnya, akan tetapi kepuasan itu tiba tanpa adanya hubungan seksual, hanya sekedar bermesraan, atau berpelukan. Putri Shorouq tidak ingat berapa kali Putri Shorouq bermimpi seperti itu, tapi yang jelas tidak terlalu sering, biasanya hal ini datang periodik, seperti halnya datang bulan. Putri Shorouq berpikir, mungkin ini disebabkan siklus hormon dalam dirinya saja. Hal inilah yang membuat malam ini Putri Shorouq sangat berdebar-debar menunggu sosok Bintang yang kini telah menjadi suaminya didalam kamar pengantinnya, Putri Shorouq tau seorang istri harus melayani suaminya terutama dimalam pengantin. Dan saat Bintang masuk k
PAGI ITU, Bintang dan Putri Shorouq menemui Sultan Fathullah. Malam tadi Bintang dan Putri Shorouq sudah membicarakan tentang kepergian mereka menuju pulau tempat kediaman Dewi Awatara, makanya pada pagi ini Bintang dan Putri Shorouq menyampaikan niat mereka untuk segera berangkat.“Jadi kalian akan berangkat hari ini ?!” tanya Sultan Fathullah.“Benar ayahanda.. Semakin cepat semakin baik” ucap Putri Shorouq.“Apakah kalian membutuhkan kapal atau kereta kencana untuk perjalanan kalian?” tanya Sultan Fathullah lagi.Putri Shorouq terlihat menatap kearah Bintang.“Tidak perlu maharaja, kami akan menggunakan kuda yang saya bawa kemarin kemari untuk perjalanan kami” ucap Bintang.“Apakah tidak terlalu lama jika menggunakan kuda Bintang?” tanya Sultan Fathullah lagi, kini Sultan Fathullah hanya memanggil nama tanpa embel-embel tuan, karena Bintang sudah menjadi menantunya.
Sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya Putri Shorouq tersenyum melihat alam yang begitu indah, Bintangpun sedikit menceritakan tentang keindahan alam tersebut, karena Bintang mengerti Putri Shorouq yang memang begitu lama terkurung di istana berar.Saat melewati sebuah kota, Bintang mengajak Putri Shorouq untuk turun dari kuda dan dengan satu tangan memegang tali kekang Sembrani, satu tangan lagi Bintang menggengam tangan Putri Shorouq, Putri Shorouq hanya tersenyum merasakan hal itu. Bintang kemudian mengajak Putri Shorouq untuk melihat-lihat pasar, dipasar itu Bintang membeli sepasang caping yang kemudian digunakan keduanya, Putri Shorouq juga masih menggunakan cadarnya untuk menutupi wajahnya.Ramainya pasar membuat Putri Shorouq terlihat begitu takjub dan bahagia karena bisa melihat orang seramai itu dipasar yang begitu ramai. Banyak yang belum pernah Putri Shorouq lihat, terutama jajanan dan hiasan-hiasan pasar yang sangat indah dan banyak ragamnya dipa
Hari itu banyak hal baru yang Putri Shorouq ketahui dari Bintang, kejutan demi kejutan yang menyenangkan yang membuat hati Putri Shorouq begitu takjub dan bahagia. Putri Shorouq benar-benar tak menyangka keadaan diluar jauh lebih menyenangkan daripada didalam istana.“Terima kasih sudah membuat Shorouq senang hari ini, kak” ucap Putri Shorouq seraya memeluk erat lengan Bintang dan berjalan beriringan.“Tidak usah berterima kasih sayang, itu sudah kewajiban kakak sebagai suami untuk menyenangkan dan membahagiakan Shorouq” ucap Bintang lagi. Paras jelita dibalik cadar Putri Shorouq terlihat berubah mendengar ucapan Bintang. Ini pertama kalinya dirinya disebut sayang oleh suaminya, entah kenapa Putri Shorouq saat itu merasa senang sekali dipanggil sayang oleh Bintang. “Masih ada kejutan lagi yang kakak persiapkan untuk Shorouq” ucap Bintang hingga membuat Putri Shorouq menatap Bintang dengan bingung.“Ayo ikut kakak”
Uffhhh!Desah tertahan dari bibir indah Putri Shorouq saat akhirnya Bintang mengecup lembut bibirnya, Putri Shorouq merasakan tubuhnya menjadi dingin dan kaku sekali, Putri Shorouq tidak tahu apa yang harus dilakukannya, karena tak ada balasan, Bintang akhirnya melepaskan sentuhan bibirnya di bibir indah Putri Shorouq.Kedua mata masih saling memandang, Putri Shorouq sendiri merasakan waktu seolah berhenti berjalan, Bintang kembali menundukkan wajahnya dan kembali mencium lembut bibir Putri Shorouq. Putri Shorouq cepat belajar dan mengambil kesimpulan apa yang harus dilakukannya, diikutinya apa yang dilakukan Bintang terhadap dirinya. Kalau Bintang mengisap bibirnya, maka Putri Shorouq juga melakukan hal yang sama. Dan ternyata ciuman bibir begitu menyenangkan sekali. Putri Shorouq mulai menyukainya, apalagi disaat memainkan lidah. Ada perasaan nikmat tersendiri ketika Putri Shorouq mengulum bibir dan lidah Bintang.Sambil berciuman, tangan Bintang kemudian meme
Buum! Buum! Buum! Buum! Buum! Buum!Kembali suara dentuman itu terdengar, Bintang bangkit berdiri ditempatnya, Putri Shorouq sendiri kini sudah berjalan mendekati Bintang.“Aaa..apa itu kak?” tanya Putri Shorouq dengan gugup.“Bukan apa-apa Shorouq.. ayo kita tinggalkan tempat ini!” ucap Bintang tersenyum mencoba menenangkan Putri Shorouq.Putri Shorouq mencoba tersenyum lalu segera mengikuti tarikan tangan Bintang yang segera mengajaknya pergi meninggalkan tempat itu. Kali ini keduanya hanya menggunakan kedua kaki mereka untuk berjalan, karena Sembrani sudah tidak tampak lagi. Putri Shorouq heran kemana kuda tunggangan mereka, tapi melihat Bintang yang tenang-tenang saja, maka Putri Shorouq pun tak mempermasalahkannya.Buum! Buum! Buum! Buum! Buum! Buum!Di kejauhan kembali terdengar suara dentuman beruntun itu. Putri Shorouq yang berada dibelakang terlihat menolehkan pandangannya kebelakang, terlihat jelas
Putri Shorouq yang keheranan terlihat menatap kearah Bintang yang tampak menatap tajam kedepan, tanpa sadar Putri Shorouq menolehkan pandangannya kedepan, dan ;“Ahhh!!”Betapa terkejut Putri Shorouq saat melihat dihadapan mereka, tepatnya 7 tombak dihadapan mereka telah berdiri sesosok tubuh besar yang tampak memikul sebuah peti yang terbuat dari besi berkepala banteng, peti besi itu tampak dililit oleh rantai panjang yang juga terikat ditangan kiri dan kanan lalu bermuara dipinggang sosok tersebut. Yang mengerikan dari sosok ini adalah ukuran peti besi yang dibawanya itu, sangat panjang, persis seperti ukuran peti untuk orang mati. Mengenakan pakaian zirah besi ditubuhnya, di pinggangnya terlihat sabuk besar berkepala banteng. Dibagian dada, sosok ini tampak tidak tertutupi oleh zirah besi yang dikenakannya, hingga dadanya yang bidang dan kekar terlihat dengan jelas. Peti besi besar yang dipanggulnya itu terlihat sangat ringan sekali, padahal dari bentuk
WARNA RONA kemerahan terlihat diufuk barat, dimana matahari sudah tampak condong kebarat, sebuah kilatan cahaya biru menyambar cepat melewati kaki sebuah lembah, dan kilatan cahaya biru itu terus bergerak cepat bagaikan kilat membelah jalan setapak yang terlihat sedikit becek karena baru diguyur hujan semalam, tapi kilatan cahaya biru itu mampu melewatinya tanpa kesulitan sedikitpun. Begitu cepatnya kilatan cahaya itu sehingga sulit bagi kita untuk melihat benda atau sosokkah kilatan cahaya biru tersebut, tapi bila kita zoom dan perlambat gerakan kilatan cahaya biru itu, kita dapat melihat ternyata kilatan cahaya biru itu adalah sosok seorang lelaki muda tampan yang mengenakan jubah biru yang tengah melesat cepat. Di gendongannya terlihat sosok seorang wanita berparas cantik yang saat ini tengah menatap dengan tatapan penuh arti kearah lelaki muda tampan yang tengah menggendong dan membawanya melesat dengan sangat cepat.Bila kita lihat di bibir lelaki muda tampan itu terliha