Bintang benar-benar membuktikan kemampuan dirinya berada jauh diatas sosok Monster Tua Rasi Bintang yang terkapar dibawah. Kini semuanya melihat kearah Bintang, sebagian menatap kagum, sebagian menatap terkejut. Sungguh mereka tak mengira, nama besar Monster Tua Rasi Bintang benar-benar tidak ada artinya dihadapan lawan mudanya. Dan ini semakin membuat amarah Monster Tua Rasi Bintang semakin bertambah. Dengan penuh kemarahan Monster Tua Rasi Bintang tampak bangkit dari tempatnya terjatuh.
Begitu pertarungan yang terjadi seterusnya, semua jurus yang dipergunakan oleh Monster Tua Rasi Bintang dapat dipatahkan oleh Bintang dengan mudah, dan hal ini tentu saja semakin memalukan diri Monster Tua Rasi Bintang. Hingga memasuki jurus ke 122, Monster Tua Rasi Bintang terlihat melompat mundur.
“Apa kau benar-benar seorang pendekar monster tua?” tanya Bintang dengan tersenyum sinis. Memerah wajah Monst
Tapi lagi-lagi Bintang tak terlihat akan menghindar, bahkan Bintang tampak mendorong kedua telapak tangannya untuk menyambut serangan kedua telapak tangan Monster Tua Rasi Bintang, hingga ;Tappp !!! Tappp !!!Bibir Monster Tua Rasi Bintang tersenyum melihat kedua telapak tangannya beradu dengan telapak tangan lawannya, karena ini memang yang diinginkan oleh Monster Tua Rasi Bintang, Kedua telapak tangan Monster Tua Rasi Bintang yang mengandung kekuatan Ilmu Penghisap Bintang, diyakini oleh Monster Tua Rasi Bintang akan segera menghisap ilmu dan tenaga lawannya, tapi senyum diwajah Monster Tua Rasi Bintang langsung menghilang, karena tiba-tiba saja kedua tangan lawannya justru mencengkram kedua tangannya dengan keras, belum lagi hilang rasa terkejut Monster Tua Rasi Bintang, bukannya ilmu dan tenaga lawannya yang dirasa tersedot kedalam dirinya, tapi justru tenaga Ilmu Penghisap Bintan
“Kau tau, apa yang paling menyedihkan bagi seorang pendekar?” tanya Bintang tiba-tiba, sehingga membuat Monster Tua Rasi Bintang bingung. “Kehilangan tenaga dan ilmunya.. Itulah yang kau lakukan selama ini kepada banyak orang” sambung Bintang lagi.“Hehehe... Itulah kehebatan Ilmu Penghisap Bintangku yang tidak ada bandingannya dijagat didunia persilatan” ucap Monster Tua Rasi Bintang lagi tertawa terkekeh.“Sekarang, kau akan merasakan hal itu.. Bagaimana rasanya menjadi seorang biasa tanpa ilmu dan kesaktian” ucap Bintang lagi tegas dan tajam hingga membuat tawa kekeh diwajah Monster Tua Rasi Bintang hilang, wajah Monster Tua Rasi Bintang terlihat berubah.Monster Tua Rasi Bintang dengan cepat menggenggam erat kedua tangannya, dicoba untuk menyalurkan tenaga dalamnya dan wajah Monster Tua Rasi Bintang mulai berubah. Semakin lama semakin terlihat perub
DARI tempat Walikota Shannan yang menghebohkan, kita melompat kesuatu tempat yang cukup jauh, dimana Abigail sudah membawa sosok Gye yang pingsan kembali ketempat penginapan. Tempat dimana Bintang dan Abigail pernah menginap berdua memadu kasih.Dengan kemampuan sihirnya, sungguh sangatlah mudah bagi Abigail untuk menyadarkan Gye dari keadaan pingsannya.“Ughhh..!” erang lembut terdengar dari bibir Gye yang indah seiring dengan tersadarnya sosok Gye dari pingsannya. Gye mencoba membuka kedua matanya, tapi kembali terpejam karena rasa pusing dikepalanya, sambil memejamkan kedua matanya, Gye mencoba mengingat apa yang telah terjadi. Gye masih ingat beberapa saat sebelum pernikahan dilaksanakan, Gye tiba-tiba saja merasakan kepalanya pusing dan dunia seakan berputar-putar dikepalanya hingga akhirnya membuat Gye tak sadarkan diri.Sejenak Gye menyadari kalau saat ini tubuhnya sudah berada diatas sebuah kasur empuk yang menurut dugaan Gye, dirinya saat in
Gye bangkit duduk dari tempat tidurnya, Gye terlihat langsung mengambil sikap meditasi. Gye mencoba menyalurkan hawa sakti ulat sutranya kesekujur tubuhnya, tapi tetap tak bisa, entah apa yang dilakukan Monster Tua Rasi Bintang terhadap dirinya, sehingga Gye merasakan ilmu ulat sutra miliknya tidak bisa digunakan.Sejak berada didalam penjara didalam Aliran Rasi Bintang, Gye sudah tidak bisa lagi menggunakan tenaga dalam dan ilmu ulat sutranya, Gye bukan tidak menyadari kalau ilmu ulat sutranya sudah dicuri oleh Monster Tua Rasi Bintang dengan Ilmu Penghisap Bintangnya. Setelah beberapa kali mencoba dan terus gagal, akhirnya Gye menyerah dan menarik nafas panjang, putus asa dengan segala usahanya.Dhuer !!Kembali terdengar suara guntur menggelegar dengan kerasnya seiring dengan angin keras yang membuka daun pintu jendela kamar tersebut, terlihat diluar hujan turun dengan derasnya membasahi
Gyepun segera mengambil sikap meditasi, sementara Bintang duduk membelakangi punggung Gye, lalu ;Tappp ! Tappp !Bintang menempelkan kedua telapak tangannya dipunggung Gye. Bintang menutup matanya, sementara Gye juga tampak menutup kedua matanya dan mulai berkonsentrasi.Tak seberapa lama, Bintang akhirnya membuka kedua matanya dan menarik kembali ke kedua tangannya. Gye ikut mengakhiri meditasinya.“Bagaimana kak?” tanya Gye cepat.“Sepertinya monster tua itu telah menyumbat saluran-saluran energi ditubuh Gye, sehingga Gye tidak bisa menggunakan ilmu ulat sutra” ucap Bintang, tapi sudah cukup Gye untuk menarik nafas lega mendengar hawa sakti ulat sutranya masih ada didalam tubuhnya.“Apakah.. Gye masih bisa menggunkan hawa sakti ulat sutra kak?” tanya Gye lagi. Bintang tersenyum mendengar hal itu.“Tentu saja bisa Gye.. Hal seperti ini mudah bagi kakak” ucap
Pagi datang, sinar matahari masuk dari celah-celah jendela kamar penginapan yang terbuka. Keramaian mulai terlihat dijalan-jalan.“Uggghhh !” sebuah erangan lembut terdengar dari atas sebuah peraduan. Sesosok wanita tampak tengah tidur tertelungkup diatas sebuah kasur, tubuhnya yang putih mulus terlihat jelas karena selimut yang menyelimuti dirinya hanya menutupi dari pinggang kebawah, hingga kulit punggungnya terlihat dengan jelas, begitu mulus tanpa cela.Wanita cantik jelita ini tampak berusaha membuka kedua matanya, tapi kembali dipejamkannya karena silau akan sinar mentari yang menerpa kedua matanya dari luar jendela. Untuk beberapa saat, wanita jelita ini tampak berusaha menyesuaikan pandangan matanya. Meski jelas-jelas kelihatan kalau baru saja bangun tidur, namun raut wajah wanita ini benar-benar membuat jantung setiap pria berdegup keras. Wajahnya demikian cantik dan memancarkan pesona luar biasa. Dia tak lain adalah Gye.“Ugghhh...!&r
Gye lalu mengangkat wajahnya dan menatap kearah Bintang. Wajah Bintang masih tersenyum balas menatap kearah Gye. Tangan Bintang terangkat dan membelai lembut wajah jelita Gye.“Gye ingin tanya sesuatu kak?” tanya Gye tiba-tiba.“Iya Gye, mau tanya apa?”“Siapa Abigail itu kak ? kenapa dia memanggil kakak dengan sebutan ketua?” tanya Gye kepada Bintang. Lagi-lagi Bintang tersenyum mendengar hal itu. Dengan menarik nafas panjang, Bintangpun akhirnya menceritakan tentang 9 Dewa Pelindung, tapi tentu saja Bintang tak menceritakan tentang asal usul dirinya kepada Gye.Mendengar profil 9 Dewa Pelindung, wajah Gye langsung berubah, Gye sungguh tak menyangka kalau Bintang memiliki para pengikut yang sangat hebat-hebat, belum lagi istri-istri Bintang yang lain yang rata-rata memiliki kemampuan hebat. Gye semakin tak habis pikir dengan sosok Bintang.“Abigaillah yang datang untuk menolong kakak sehi
Sore itu, seekor kuda dipacu dengan cepat menusuri jalan setapak disebuah hutan, diatasnya tampak duduk sepasang muda-mudi, duduk didepan adalah sosok lelaki muda tampan, sedangkan dibelakang sosok wanita berwajah cantik jelita yang tampak dengan eratnya memeluk tubuh lelaki muda tampan yang ada didepannya. Menilik wajah dan penampilan keduanya, mereka tak lain adalah Bintang dan Gye adanya.Saat ini Bintang dan Gye sedang menuju ke Aliran Rasi Bintang untuk membebaskan kakak ke-2 Gye, Rahib Attadattha, untuk tiba di Aliran Rasi Bintang yang berupa sebuah perkampungan tersebut, Bintang dan Gye harus melewati sebuah lembah terjal yang kini membentang dihadapan Gye dan Bintang. Bintang menghentikan langkah kudanya, lalu memperhatikan jalan terjal yang ada dihadapannya, meleset sedikit saja akan jatuh kedalam jurang.“Lanjut?” tanya Bintang kearah Gye yang ada dibelakangnya. Gye merenggangkan pelukannya mendengar pernyataan Bintang, lalu dito