“Apa adik Gye mengantuk?” justru terdengar Bintang yang menggodanya hingga Rahib Gye langsung menarik wajahnya karena rasa malunya. Ingin rasa Rahib Gye berlari menjauh dari Bintang karena rasa malunya, tapi hal itu mungkin dilakukannya karena saat ini dia tak memiliki kaki untuk melakukan hal itu. Bintang sendiri hanya tersenyum melihat Rahib Gye yang menjadi malu sendiri, Bintang memang sengaja menggoda Rahib Gye agar tidak terjebak dalam perasaannya sendiri, karena Bintang sangat menghormati Rahib Gye sebagai seorang biksuni, Bintang tak ingin merusak hal itu, tapi sekarang melihat sikap dan tingkah Rahib Gye yang terlihat begitu serba salah karena rasa malunya, membuat Bintang menjadi kasian dan merasa bersalah.
“Gye” terdengar suara lembut Bintang dari belakangnya, tapi Rahib Gye yang sudah terlanjur malu, sungkan untuk menanggapi panggilan Bintang, bahkan untuk berbalik saja rasa Rahib Gye sudah tidak memiliki muka lagi karena malunya.
&ld
Keesokan harinya.“Bagaimana Gye.. apa kau mau menjadi muridku dan menerima ilmu ulat sutra?” tanya Pendekar Ulat Sutra lagi kepada Rahib Gye dan Bintang yang sudah berada dihadapannya.“Hamba bersedia. Guru..!” ucap Rahib Gye seraya menjura hormat dihadapan Pendekar Ulat Sutra.“Apa kau siap untuk melenyapkan ilmu yang kau miliki Gye..?”“Hamba siap guru” ucap Rahib Gye lagi mantap tanpa keraguan.“Bagus..” ucap Pendekar Ulat Sutra tersenyum puas.“Untuk mempelajari ilmu ulat sutra, terlebih dahulu kau harus menguasai hawa sakti ulat sutra yang akan kau dapat dengan melakukan meditasi kepompong ulat sutra” ucap Pendekar Ulat Sutra lagi menjelaskan tentang hawa sakti ulat sutra yang akan dipelajari oleh Rahib Gye.“Meditasi kepompong ulat sutra” ulang Rahib Gye lagi.“
HARI yang ditunggu pun akhirnya tiba, kepompong ulat sutra yang menjadi tempat meditasi sosok Gye didalamnya perlahan mulai mengecil, mengecil dan terus mengecil hingga akhirnya hilang meresap masuk kedalam tubuh Gye yang terlihat masih duduk tenggelam dialam mediatasinya. Semua kejadian menakjubkan itu tidak terlepas dari pandangan Bintang yang takjub melihatnya, sosok Gye yang tadinya dipenuhi oleh serat-serat sutra akhirnya bersih sama sekali saat serat-serat sutra itu menyatu masuk kedalam tubuh Gye. Dan pandangan Bintang terlihat tersenyum saat melihat kearah bagian bawah, tepat disaat kedua mata indah Gye terbuka.Senyum indah mengulum madu terlihat dipancaran wajah Gye saat melihat sosok Bintang yang sudah ada dihadapannya.“Kak Bintang” ucap Gye pelan.“Kakimu Gye” ucap Bintang seraya menatap kearah bawah, Gye mengikuti pandangan Bintang kearah kedua kakinya dan kedua mata indah Gye terlihat langsung membesar saat melihat kini ked
Hari itu, seperti biasa, Bintang tampak duduk cukup jauh seraya terus mengawasi Gye yang tengah berlatih ilmu ulat sutra, kini kemampuan Gye sudah jauh lebih maju dari hari-hari sebelumnya, selain sudah dapat mengeluarkan serat-serat sutra dari telapak tangan dan mulutnya, gerakan yang diperlihatkan oleh Gye juga sudah semakin mantap.Bintang pernah bertanya saat Gye menyelesaikan latihannya. “Apa yang kau rasakan sekarang Gye?” tanya Bintang.“Gye merasakan kekuatan yang sangat luar biasa didalam tubuh Gye kak.. kekuatan dahsyat yang seakan tak terbendung” ucap Gye.Bintang menyadari kelebihan ilmu ulat sutra memang terdapat pada kekuatannya yang dahsyat, karena ilmu ulat sutra juga mengambil kekuatan dari alam. Saat ini Gye sedang mencoba untuk mencapai tahap terakhir dari ilmu ulat sutra yang dipelajarinya, yaitu menyatu dengan alam, sosok Gye sudah berada didalam kepompong ulat sutra. Dengan berada
Bintang duduki dan ternyata memang sangat lembut, Bintang seperti merasa duduk diatas awan.“Adik Gye.. Apa ini Gye yang membuatnya..?” tanya Bintang.“Benar kak” jawab Gye tersenyum dengan penuh kebanggaan.“Hebat!” ucap Bintang mengacungkan dua jempol tangannya kepada Gye. Gye menyambutnya dengan tersenyum manis madu. Kini Bintang hanya duduk memperhatikan Gye yang sedang mempersiapkan makan malam mereka.Bintang yang memang mengagumi sosok jelita Gye, semakin bertambah kagum melihat betapa cekatannya Gye dalam memasak, sesekali Gye menatap kearah Bintang yang saat itu juga tengah memperhatikannya, keduanya saling melempar senyum.“Selesai!” ucap Gye.“Pasti masakannya enak sekali” ucap Bintang tersenyum. Lalu keduanyapun segera makan bersama-sama.Selepas makan malam, keduanyapun bercengkrama. Suasana begitu hangat dan sedikit romantis diantara keduanya, karena memang hany
Matahari baru saja terbit diufuk timur, sinar keemasannya tampak masuk melalui pintu goa dan menerpa dua sosok tubuh yang terlihat masih tertidur lelap, sosok Bintang dan Gye yang tampak masih lelap dalam tidurnya, Gye tampak tertidur telungkup dengan satu tangannya memeluk dada Bintang.“Ugghhh!”Gye terbangun dari tidurnya saat sinar mentari menerpa wajahnya. Untuk sesaat Gye kembali memejamkan matanya karena silau akan sinar mentari, Gye dapat merasakan sekujur tubuhnya pegal-pegal semua, sejenak Gye mencoba mengingat apa yang telah dialaminya. Bibir Gye terlihat tersenyum.“Indah sekali mimpi yang kualami malam tadi” batin Gye yang rupanya masih mengira kalau apa yang telah terjadi antara dirinya dan Bintang hanyalah mimpi belaka.Senyum diwajah Gye tiba-tiba saja menghilang, tangannya yang melintang terasa seperti diatas sesuatu yang hangat, dicoba dirabanya, terasa seperti kulit manusia, Gye membuka kedua matanya dan menatap
“Hari ini juga kita berangkat kak” ucap Gye yang justru tak sabar ingin cepat-cepat kembali ke Aliran Jalan Menuju Nirwana.“Tapi ilmu ulat sutramu belum sempurna Gye.. kita sempurnakan dulu. Baru kita pergi dari sini” ucap Bintang. Gye tiba-tiba saja kembali tersenyum.“Maaf kak.. Gye sudah berbohong sama kakak”“Berbohong.. berbohong apa?” tanya Bintang bingung.“Sebenarnya ilmu ulat sutra Gye sudah sempurna kak” ucap Gye tersenyum. “Gye berbohong hanya karena Gye ingin lebih berlama-lama disini bersama kakak” sambung Gye lagi sambil tersenyum sumringah.Lalu dengan lembut Bintang mencubit hidung bangir Gye. “Tak perlu berbohong Gye.. katakan saja, akan kakak temani Gye sampai kapanpun Gye mau” ucap Bintang tertawa ringan.“Jadi hari ini kita akan berangkat ke Aliran Jalan Menuju Nirwana kak?” tanya Gye cepat.
Sebuah kepompong besar terlihat didalam goa yang menjadi tempat tinggal Bintang dan Gye selama berada didasar jurang yang menjadi tempat kediaman mendiang Pendekar Ulat Sutra, ukuran kepompong ini tampak 2x jauh lebih besar dari biasanya, juga tidak terlihat sosok Gye ditempat itu, hanya sosok Bintang yang berada diluar kepompong besar itu dan Bintang terlihat tengah menempelkan kedua telapak tangannya ke kepompong ulat sutra tersebut.Dengan metode perubahan ulat sutra menjadi seekor kupu-kupu, Bintangpun kini tengah menyalurkan hawa sakti matahari teriknya melalui kedua tangannya, semburat cahaya merah itu tampak menyebar meringkupi semua kepompong ulat sutra yang ada dihadapannya. Awalnya Bintang dapat merasakan bagaimana hawa sakti matahari teriknya tidak mampu menembus cangkang kepompong ulat sutra tersebut, hingga ;Blleesshhhh!Tubuh Bintang diliputi energi kemerahan, bahkan rambut Bintang yang tadi berwarna hitam kini sudah men
“Apa yang kau rasakan sekarang Gye?” tanya Bintang“Gye merasakan tubuh Gye sangat ringan sekali kak.. seperti ada awan yang mengganjal dibawah kaki Gye” ucap Gye seraya mengangkat satu demi satu telapak kakinya yang terasa terganjal sesuatu yang sangat lembut sekali.“Itu berarti ilmu ulat sutra sudah berhasil ditingkatkan Gye.. ilmu ulat sutra membuat Gye mendapatkan tenaga yang sangat luar biasa, sedangkan ilmu jenis baru ini membuat tubuh Gye menjadi sangat ringan” jelas Bintang lagi hingga membuat Gye mengangguk mengerti.“Perpaduan kekuatan dan kecepatan.. benar-benar hebat” ucap Bintang lagi.“Apa nama ilmu baru ini kak?” tanya Gye cepat. Bintang terdiam sejenak mendengar pertanyaan itu.“Karena ini pengembangan dari ilmu ulat sutra, mungkin kita juga bisa meminjam nama jurus jalan menuju nirwana.. jadi nama yang cocok untuk jurus baru ini..