Share

120. Penyihir Putih

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dataran tengah tiongkok geger, sebuah wabah aneh melanda negeri itu, wabah yang sudah memakan korban hampir 90.000 orang lebih dan yang meninggal akibat wabah tersebut sudah mencapai 3.000 orang. Wabah penyakit yang gejalanya mirip flu biasa! Bedanya orang yang terkena wabah ini akan mengalami demam tinggi, batuk dan sesak napas, hingga akhirnya meninggal. Negeri tiongkok terisolasi dari dunia luar, bahkan kotaraja yang menjadi pusat kerajaan dinasti ming harus dikarantina, tidak ada yang boleh keluar masuk kotaraja tanpa izin Kaisar Zhu Yuan-Zhang, kaisar dinasti ming.

Bukan saja kotaraja yang terlihat sepi oleh para penduduk yang lebih banyak tinggal dirumah, kalaupun terpaksa harus keluar, para penduduk terlihat menggunakan apa saja untuk menutupi tubuh dan wajah mereka agar tidak tertular penyakit tersebut, tapi diluar kotarajapun jalan-jalan terlihat sepi, hanya para tabib yang tampak berkeliaran karena memang diperintahkan oleh Kaisar Zhu Yuan-Zhang untuk merawat orang-

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   120. Bagian 2

    Di salah satu tempat di tempat yang masih menjadi bagian Istana Ming.Trang! Trang! Trang! Trang! Trang! Trang!Terdengar suara benturan senjata yang memercikan pijaran bunga api yang berasal dari dua buah pedang yang saling berbenturan. Satu pedang bergagang emas tampak dipegang oleh seorang pemuda gagah bermata sipit, berpakaian layaknya seorang pangeran, dia adalah Pangeran Zhu Biao putra pertama Kaisar Zhu Yuan-Zhang, sedangkan satu lagi adalah seorang wanita berparas cantik jelita, kecantikan yang sungguh bagaikan seorang dewi yang turun dari kayangan, dialah Putri Yuan Ming Zhu.Trang! Trang! Trang! Trang! Trang! Trang!Keduanya terus saja beradu jurus dengan pedang ditangan, pangeran Zhu Biao yang menggunakan jurus Jurus Pedang Putra Langit, sedangkan Yuan Ming Zhu menggunakan jurus pedang lentur ditambah ilmu pedang bayangan yang diajarkan Bintang padanya. Keduanya mampu bertarung dengan sengitnya.Kaisar Zhu Yuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   120. Bagian 3

    Malam datang, keadaan diibukota raja dinasti ming terlihat sepi, karena memang jam malam telah berlakukan semenjak wabah penyakit menyebar. Sementara itu disalah satu kamar yang ada ditempat kediaman Jenderal Yuan Chonghuan.“Bagaimana keadaan kanda?”. ucap Yuan seraya mendekati sosok Bintang yang sudah sejak tadi menunggunya diatas peraduan. Yuan baru saja selesai merias dirinya didepan meja riasnya.“Kanda baik-baik saja dinda”. ucap Bintang tersenyum melihat istri tercintanya Yuan sudah berada didekatnya. Dengan lembut Yuan terlihat memeluk Bintang, Bintang membalasnya dengan hangat. Yuan terlihat merebahkan dirinya dipangkuan Bintang.“Kanda sangat rindu sekali dengan dinda, kanda takut sekali saat mendengar dari anak buah Lilith yang mengatakan tentang keadaan disini”. ucap Bintang lagi seraya membelai lembut wajah jelita Yuan.“Dinda juga kanda”. ucap Yuan lagi tersenyum, dipeluknya dengan hangat leher

  • Ksatria Pengembara Season 2   120. Bagian 4

    Seorang lelaki muda tampan tampak berada diudara dengan menunggangi seekor kuda terbang, sosok yang tak lain adalah Bintang adanya. Karena memang hanya Bintang yang memiliki kuda terbang didunia ini. Setelah memohon pamit pada Kaisar Zhu Yuan-Zhang, Jenderal Yuan Chonghuan dan Yuan, Bintangpun segera berangkat untuk menjemput adik seperguruannya, Satria di lembah obat.Sepanjang perjalanan, dari pantauan Bintang diudara, Bintang dapat melihat bagaimana dataran tengah yang biasanya padat penduduknya terlihat sepi, diberbagai tempat dataran tengah seperti desa-desa mati ataupun kota-kota mati. Dibeberapa tempat yang Bintang lewati, tampak orang-orang yang mati dibiarkan tergeletak begitu saja dijalan. Kondisi dataran tengah benar-benar miris, ternak-ternak juga banyak yang mati, ladang, persawahan dan perkebunan juga banyak dibiarkan mati karena tak terurus. Sungguh pemandangan yang sangat menggenaskan bagi Bintang yang melihatnya dari udara.Lesatan Sembrani ti

  • Ksatria Pengembara Season 2   120. Bagian 5

    Di saat kritis seperti pula, tiba-tiba saja Bintang merasakan hawa Nur Prasetya Bumi didalam tubuhnya bereaksi, hal ini membuat keadaan Bintang mulai tenang dan dengan tatapan penuh arti Bintang menatap kearah sosok cantik yang ada dihadapannya.“Ternyata dia memiliki sebuah ilmu pemikat yang bisa menaklukkan hati seorang laki-laki” batin Bintang seakan baru menyadari hal itu.Sementara itu dihadapan Bintang, sosok wanita itu terlihat berubah paras jelitanya melihat lawan bicara yang ada dihadapannya sudah dapat mengontrol dirinya kembali.“Hebat juga dia bisa lepas dari sihir pemikat pilar pusakaku. siapa dia sebenarnya?” batin wanita itu lagi yang rupanya memang menggunakan sebuah sihir pada dirinya untuk memikat lawan bicaranya.“Maafkan saya nona. saya tidak sengaja datang ketempat ini karena melihat keindahannya” ucap Bintang setelah berhasil menguasai dirinya sepenuhnya.“Nama saya Jen Ting,

  • Ksatria Pengembara Season 2   120. Bagian 6

    “Maksud saya, nona Jen Ting disini tinggal sama siapa?” tanya Bintang lagi“Saya disini tinggal bersama ketiga guru saya, tapi saat ini ketiga guru saya sedang pergi mengembara, jadinya saya yang menunggu tempat ini seorang diri” ucap Jen Ting lagi menjelaskan! Bintang terdiam sejenak seperti tengah memikirkan sesuatu.“Apakah nona tau diluar sana telah terjadi wabah penyakit yang mematikan?” tanya Bintang lagi, wajah Jen Ting terlihat berubah.“Wabah apa tuan?”Bintang lalu menceritakan tentang wabah yang terjadi, tapi kali ini tidak terlihat perubahan diwajah Jen Ting seperti sebelumnya.“Saya tidak tau tuan, karena saya tidak pernah meninggalkan tempat ini” ucap Jen Ting lagi.“Apakah nona bisa melakukan sihir?” tanya Bintang tiba-tiba. Jen Ting tak menjawab tapi menganggukkan kepalanya.“Apakah nona bisa membantu saya membuatkan obat untuk wabah pe

  • Ksatria Pengembara Season 2   120. Bagian 7

    Jen Ting terlihat tengah memeriksa keadaan sesosok mayat yang tergeletak dijalan, satu tangannya memeriksa, sementara satu tangannya lagi tampak memegang sebuah kain yang digunakan untuk menutupi setengah dari wajahnya. Sementara disebelahnya juga tampak Bintang yang ikut melakukan hal yang sama, menutupi sebagian wajahnya dengan kain. Jen Ting tampak melakukan sedikit pembedahan dan setelah beberapa lama, akhirnya Jen Ting terlihat kembali menarik tangannya, wajahnya terlihat berubah.“Bagaimana nona Jen Ting?”“Penyakit ini menginfeksi sistem pernapasan, menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, penyakit ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat sehingga bisa membuat penderitanya menjadi sesak nafas hingga akhirnya meninggal” ucap Jen Ting lagi menjelaskan! Bintang mengangguk kagum mendengar penjelasan itu.Weeerrrr!Tiba-tiba saja Jen Ting mengibaskan tangannya dan dari sosok mayat tersebut tiba-tiba sa

  • Ksatria Pengembara Season 2   120. Bagian 8

    Pandangan Bintang malah mengamati Jen Ting dengan penuh napsu. Nafas Bintang terdengar terasa lebih memburu dan terasa panas.“Lepaskan aku… lepaskan aku…” Jen Ting berusaha meronta, tapi Bintang malah mengangkat tubuhnya dan membawanya ke arah ranjang yang ada didalam gubuk tersebut. Dengan mudahnya Bintang melempar sosok Jen Ting ke atas ranjang.Bintang benar-benar telah berubah seperti seekor binatang buas, dengan kasar dirobeknya pakaian Jen Ting dan menarik paksa BH dan CD yang Jen Ting kenakan sehingga gunung kembar Jen Ting terlihat dengan jelas. Jen Ting tiba-tiba saja merasa sangat menyesal karena telah menggunakan racun hawa birahinya tadi.“Ampun…..jangan lakukan ini kepadaku tuan.“ Jen Ting memohon belas kasih Bintang, tetapi Bintang tidak menunjukkan sedikitpun rasa simpati, malah wajah Bintang menunjukan kebuasan nafsu birahi! Bintang dengan cekatan telah melepaskan pakaiannya sendiri.&nbs

  • Ksatria Pengembara Season 2   120. Bagian 9

    Keduanya tidur berpelukan seperti pasangan kekasih dan akhirnya tertidur. Jen Ting terbangun saat pagi datang, tak dilihatnya Bintang ada didekatnya, rasanya tubuhnya agak lelah. Jen Ting lalu menuju kamar mandi membersihkan sisa-sisa permainan tadi malam, tubuhnya benar-benar terasa segar setelah mandi. Jen Ting masih memakai handuk yang melilit tubuhnya. Sambil bercermin, memperhatikan tubuhnya.“Hmm, masih seksi dan padat” batin Jen Ting mengagumi sosoknya sendiri.“Aoowwhh.!” Jen Ting berteriak kaget saat satu sosok tiba-tiba saja sudah memeluk erat tubuhnya dari belakang. Saat mengetahui kalau itu adalah Bintang, Jen Ting hanya tersenyum. Keduanya berciuman dengan sangat mesranya.“Tuan darimana?” tanya Jen Ting saat ciuman mereka saling melepas.“Berjalan-jalan diluar” ucap Bintang singkat“Oh ya nona Jen Ting, bagaimana dengan penawar obat untuk wabah penyakit itu, apa nona bisa membuatny

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status