Seorang lelaki muda tampan tampak berada diudara dengan menunggangi seekor kuda terbang, sosok yang tak lain adalah Bintang adanya. Karena memang hanya Bintang yang memiliki kuda terbang didunia ini. Setelah memohon pamit pada Kaisar Zhu Yuan-Zhang, Jenderal Yuan Chonghuan dan Yuan, Bintangpun segera berangkat untuk menjemput adik seperguruannya, Satria di lembah obat.
Sepanjang perjalanan, dari pantauan Bintang diudara, Bintang dapat melihat bagaimana dataran tengah yang biasanya padat penduduknya terlihat sepi, diberbagai tempat dataran tengah seperti desa-desa mati ataupun kota-kota mati. Dibeberapa tempat yang Bintang lewati, tampak orang-orang yang mati dibiarkan tergeletak begitu saja dijalan. Kondisi dataran tengah benar-benar miris, ternak-ternak juga banyak yang mati, ladang, persawahan dan perkebunan juga banyak dibiarkan mati karena tak terurus. Sungguh pemandangan yang sangat menggenaskan bagi Bintang yang melihatnya dari udara.
Lesatan Sembrani ti
Di saat kritis seperti pula, tiba-tiba saja Bintang merasakan hawa Nur Prasetya Bumi didalam tubuhnya bereaksi, hal ini membuat keadaan Bintang mulai tenang dan dengan tatapan penuh arti Bintang menatap kearah sosok cantik yang ada dihadapannya.“Ternyata dia memiliki sebuah ilmu pemikat yang bisa menaklukkan hati seorang laki-laki” batin Bintang seakan baru menyadari hal itu.Sementara itu dihadapan Bintang, sosok wanita itu terlihat berubah paras jelitanya melihat lawan bicara yang ada dihadapannya sudah dapat mengontrol dirinya kembali.“Hebat juga dia bisa lepas dari sihir pemikat pilar pusakaku. siapa dia sebenarnya?” batin wanita itu lagi yang rupanya memang menggunakan sebuah sihir pada dirinya untuk memikat lawan bicaranya.“Maafkan saya nona. saya tidak sengaja datang ketempat ini karena melihat keindahannya” ucap Bintang setelah berhasil menguasai dirinya sepenuhnya.“Nama saya Jen Ting,
“Maksud saya, nona Jen Ting disini tinggal sama siapa?” tanya Bintang lagi“Saya disini tinggal bersama ketiga guru saya, tapi saat ini ketiga guru saya sedang pergi mengembara, jadinya saya yang menunggu tempat ini seorang diri” ucap Jen Ting lagi menjelaskan! Bintang terdiam sejenak seperti tengah memikirkan sesuatu.“Apakah nona tau diluar sana telah terjadi wabah penyakit yang mematikan?” tanya Bintang lagi, wajah Jen Ting terlihat berubah.“Wabah apa tuan?”Bintang lalu menceritakan tentang wabah yang terjadi, tapi kali ini tidak terlihat perubahan diwajah Jen Ting seperti sebelumnya.“Saya tidak tau tuan, karena saya tidak pernah meninggalkan tempat ini” ucap Jen Ting lagi.“Apakah nona bisa melakukan sihir?” tanya Bintang tiba-tiba. Jen Ting tak menjawab tapi menganggukkan kepalanya.“Apakah nona bisa membantu saya membuatkan obat untuk wabah pe
Jen Ting terlihat tengah memeriksa keadaan sesosok mayat yang tergeletak dijalan, satu tangannya memeriksa, sementara satu tangannya lagi tampak memegang sebuah kain yang digunakan untuk menutupi setengah dari wajahnya. Sementara disebelahnya juga tampak Bintang yang ikut melakukan hal yang sama, menutupi sebagian wajahnya dengan kain. Jen Ting tampak melakukan sedikit pembedahan dan setelah beberapa lama, akhirnya Jen Ting terlihat kembali menarik tangannya, wajahnya terlihat berubah.“Bagaimana nona Jen Ting?”“Penyakit ini menginfeksi sistem pernapasan, menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, penyakit ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat sehingga bisa membuat penderitanya menjadi sesak nafas hingga akhirnya meninggal” ucap Jen Ting lagi menjelaskan! Bintang mengangguk kagum mendengar penjelasan itu.Weeerrrr!Tiba-tiba saja Jen Ting mengibaskan tangannya dan dari sosok mayat tersebut tiba-tiba sa
Pandangan Bintang malah mengamati Jen Ting dengan penuh napsu. Nafas Bintang terdengar terasa lebih memburu dan terasa panas.“Lepaskan aku… lepaskan aku…” Jen Ting berusaha meronta, tapi Bintang malah mengangkat tubuhnya dan membawanya ke arah ranjang yang ada didalam gubuk tersebut. Dengan mudahnya Bintang melempar sosok Jen Ting ke atas ranjang.Bintang benar-benar telah berubah seperti seekor binatang buas, dengan kasar dirobeknya pakaian Jen Ting dan menarik paksa BH dan CD yang Jen Ting kenakan sehingga gunung kembar Jen Ting terlihat dengan jelas. Jen Ting tiba-tiba saja merasa sangat menyesal karena telah menggunakan racun hawa birahinya tadi.“Ampun…..jangan lakukan ini kepadaku tuan.“ Jen Ting memohon belas kasih Bintang, tetapi Bintang tidak menunjukkan sedikitpun rasa simpati, malah wajah Bintang menunjukan kebuasan nafsu birahi! Bintang dengan cekatan telah melepaskan pakaiannya sendiri.&nbs
Keduanya tidur berpelukan seperti pasangan kekasih dan akhirnya tertidur. Jen Ting terbangun saat pagi datang, tak dilihatnya Bintang ada didekatnya, rasanya tubuhnya agak lelah. Jen Ting lalu menuju kamar mandi membersihkan sisa-sisa permainan tadi malam, tubuhnya benar-benar terasa segar setelah mandi. Jen Ting masih memakai handuk yang melilit tubuhnya. Sambil bercermin, memperhatikan tubuhnya.“Hmm, masih seksi dan padat” batin Jen Ting mengagumi sosoknya sendiri.“Aoowwhh.!” Jen Ting berteriak kaget saat satu sosok tiba-tiba saja sudah memeluk erat tubuhnya dari belakang. Saat mengetahui kalau itu adalah Bintang, Jen Ting hanya tersenyum. Keduanya berciuman dengan sangat mesranya.“Tuan darimana?” tanya Jen Ting saat ciuman mereka saling melepas.“Berjalan-jalan diluar” ucap Bintang singkat“Oh ya nona Jen Ting, bagaimana dengan penawar obat untuk wabah penyakit itu, apa nona bisa membuatny
Bintang yang melihat hal itu segera ingin berkelebat kearah Jen Ting, tapi ;Wuuuttt!Selarik sinar hijau melesat kearahnya sehingga membuat Bintang mengurungkan niatnya untuk berkelebat kearah Jen Ting.Dhuar!Ledakan keras terjadi saat sinar hijau itu menghantam tempat kosong.Tiga Penyihir Putih dengan cepat langsung bergerak mengepung Bintang dari tiga arah! Bintang terpaksa harus menahan dirinya untuk menolong Jen Ting, Bintang dapat melihat bagaimana dari mulut Jen Ting mengalir darah dan Jen Ting hanya terlihat menatap kearahnya dengan wajah pucat.“Sepertinya memang tidak ada jalan untuk menolong nona Jen Ting kecuali mengalahkan ketiga Penyihir Putih ini” batin Bintang lagi. Mengambil kesimpulan begitu, Bintangpun kini bersiap menghadapi ketiganya.Tiga Penyihir Putih tampak mengangkat tangan mereka dan dari tangan ketiganya tampak muncul kilauan-kilauan bintang-bintang berwarna hijau.
Tiga Penyihir Putih cukup terkejut melihat lawannya juga memiliki kemampuan pedang aura, tapi mereka yakin kekuatan mereka bertiga mampu untuk mengalahkan lawannya. Maka ;Wuuutttt! Wuuutttt! Wuuutttt! Wuuutttt!Tiga Penyihir Putih langsung mengarahkan pedang-pedang aura mereka kearah Bintang.Ratusan bayangan pedang kini langsung melesat cepat kearah Bintang! Bintangpun tak mau kalah.“Pedang ksatria, menebas 1000 prajurit, heaaa!”Ratusan bayangan pedang ksatria milik Bintang ikut berkelebat kedepan.Trangggg! Trangggg! Trangggg!Trangggg! Trangggg! Trangggg!Kini pertarungan ratusan pedang dengan pengendalian tangan diperlihatkan oleh kedua belah pihak, baik Bintang maupun Tiga Penyihir Putih sama-sama mengendalikan bayangan ratusan pedang mereka dengan sangat cepat dan sengit.Trangggg! Trangggg! Trangggg!Trangggg! Trangggg! T
“Tenanglah nona. pergilah dulu bersembunyi! Biar aku yang menghadapi mereka!” ucap Bintang tersenyum. Jen Ting hanya menyambutnya dengan senyum kecut.Bleeepp!Sosok Bintang kembali menghilang dari hadapan Jen Ting.Di kaki lembah, Tiga Penyihir Putih tampak terbang melayang-layang disekitar tempat itu seperti tengah mencari sesuatu, karena memang mereka tengah mencari Bintang yang tiba-tiba saja menghilang bersama Jen Ting. Murid mereka.Bleeepp!Sosok Bintang muncul diantara mereka, hingga membuat Tiga Penyihir Putih sangat terkejut melihat kemampuan lawan mereka.“Sepertinya sihir kita takkan bisa untuk melawannya” ucap salah satu dari Tiga Penyihir Putih.“Benar. kita hadapi dia dengan ilmu terlarang!” sahut yang lain lagi.Ketiga Penyihir Putih tampak mengangguk bersamaan. Lalu bersamaan ketiganya tampak mengangkat tangan mereka keatas! Bintang yang ad
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig