Keesokan harinya, Bintang benar-benar dimanja oleh Miss Lynn. Fantasi sexualnya juga luar biasa. Mungkin itu pengaruh dari pekerjaannya sebagai wanita pemuas nafsu. Coba bayangkan, Pagi itu Miss Lynn memijat Bintang dalam keadaan bugil, kemudian sambil terus memijat ia bisa memasukkan kejantanan Bintang ke dalam liang senggamanya, dan Bintang disetubuhi sambil terus menikmati pijatan-pijatannya yang nikmat.
Miss Lynn juga meminta Bintang untuk menyetubuhinya di saat ia mandi di kamar mandi dan mereka melakukannya dengan tubuh licin penuh sabun. Dan yang paling sensasional adalah.., Sore itu Bintang sedang bersantai dikamar Miss Lynn. Karena malam ini Miss Lynn akan pergi ke rumah salah satu pejabat istana yang telah membookingnya.
Selesai mandi Bintang duduk di meja makan sambil menikmati pisang goreng buatan Miss Lynn. Perempuan binal itu memang luar biasa. Ia melayani Bintang seperti suaminya saja. Segala keperluan dan kesenangan Bintang benar-benar diperhatikan oleh
Malam itu, bersama Miss Lynn, Bintang dibawa ke istana timur, itupun dibawahnya saat tengah malam agar keberadaan mereka tidak begitu diketahui oleh para prajurit. Miss Lynn menutupi sekujur tubuh Bintang dengan kain putih, juga wajah Bintangpun ditutupi oleh kain putih. Beginilah cara Miss Lynn setiap membawa laki-laki menuju ke Paviliun Putri Ceci. Prajurit penjaga Paviliun Putri Ceci bukannya tidak tau akan sifat liar Putri Ceci dan mereka juga tau kalau setiap Miss Lynn datang ke Paviliun Putri Ceci, pasti membawakan laki-laki untuk menemani dan melayani Putri Ceci. Seperti halnya saat ini, Miss Lynn masuk kedalam Paviliun Putri Ceci tanpa dipersulit. Para prajurit sudah terbiasa dengan hal itu.Begitu sudah melewati gerbang penjagaan, Bintang kemudian dibawa oleh Miss Lynn terus memasuki Paviliun semakin dalam. Terlihat beberapa dayang istana yang beberapa kali berselisih jalan dengan Miss Lynn tampak menatap sosok yang dibawa
“Aku sedang mencari Pangeran Khalil Sultan!” ucap Bintang seraya menangkap serangan kepalan Putri Ceci.Sesaat keduanya saling memandang satu sama lain.“Kakakku itu memang lebih sering berada diluar daripada di istana” ucap Putri Ceci lagi seraya menarik kembali tangannya dan kembali menyerang kearah Bintang. “Tapi sepertinya aku tau, dimana dia berada ?!” sambung Putri Ceci lagi.“Tolong beritahukan kepada saya, dimana pangeran berada putri” ucap Bintang lagi.“Ada urusan apa kau dengannya ?”“Saya ada sedikit urusan bisnis dengan pangeran” ucap Bintang lagi.“Aku bisa saja membantumu, tapi ada 2 syarat yang harus kau penuhi terlebih dahulu” ucap Putri Ceci lagi semakin gencar melancarkan serangannya.“Katakan!” jawab Bintang singkat.“Pertama, kalahkan aku terlebih dahulu!” ucap Putri Ceci lagi tersenyum.
Rembulan bersinar terang malam itu, sebuah bangunan tinggi menjulang tampak berada tepat dibawah sang rembulan yang saat itu sudah berada ditengah-tengah, sungguh megah dan sangat besar bangunan tersebut, letaknya juga agak terpencil dari keramaian. 1000 orang prajurit tampak berjaga-jaga disekitar bangunan menara tersebut.Dari kejauhan, tepatnya dari atas sebatang pohon tinggi, tampak seseorang dari kegelapan tengah memperhatikan keadaan bangunan tersebut dari kejauhan. Walaupun jaraknya cukup jauh, sepertinya hal itu bukan menjadi masalah bagi sosok tersebut. Sosok tersebut terlihat terus mengamati keadaan dari bangunan megah tinggi menjulang tersebut.“Mungkinkah Sheeva berada dipuncak menera tertinggi!” batin sosok tersebut lagi. Bila kita teliti lebih lanjut, ternyata sosok tersembunyi dibalik batang pohon tinggi itu adalah sosok Bintang.Setelah mendapatkan informasi dari Putri Ceci tentang Paviliun milik Pangeran Khalil Sultan, Binta
“Aku tidak menculik Putri Sheeva. Aku justru menyelamatkannya!” ucap Bintang tak kalah tegas.Wajah kedua panglima tampak berubah mendengar hal itu.“Putri Sheeva adalah calon istri pangeran!” ucap salah seorang panglima lagi.“Siapa bilang?! coba kalian dengar sendiri dari Putri Sheeva!” ucap Bintang lagi seraya menatap kearah Sheeva. Melihat anggukan kepala Bintang, Sheeva keluar dari balik punggung Bintang.“Aku tak mau menikah dengan Pangeran Khalil Sultan!” ucap Putri Sheeva tegas hingga mengejutkan kedua panglima dan semua prajurit yang ada ditempat itu. “Dia inilah calon suamiku.” sambung Sheeva lagi seraya memandang kearah Bintang dengan senyuman manisnya.“Tidak perlu banyak bicara. kita tangkap saja mereka!” ucap salah seorang panglima lagi.“Prajurit! tangkap lelaki ini tapi jangan lukai Putri Sheeva!” ucap salah seorang panglima lagi perintah.
Sepertinya kedua panglima ini cukup cerdik, memadukan serangan silih berganti, keduanya kini terlihat mampu mendesak Bintang. Terkadang keduanya menyerang bersamaan dengan mengarahkan serangan kearah kepala dan kedua kaki Bintang. Hal ini membuat jurus kelana pemabuk tidak bisa dipergunakan secara maksimal.Bintang menyadari kalau kedua panglima yang menjadi lawannya tidak bisa dipandang remeh, terbukti sekarang kedua panglima berhasil mendesak Bintang, rupanya kedua panglima ini mengetahui kelemahan jurus kelana pemabuk yang Bintang pergunakan, hal ini dari hasil pengamatan keduanya, dan kini keduanya menyerang secara berpadu, serangan yang diarahkan kebagian kepala dan kedua kaki Bintang.Cringgg!!Pedang Bintang Angkasapun tercabut dari warangkanya, dan ;Trangg ! Trangg ! Trangg ! Trangg !Dengan Pedang Bintang Angkasanya kini Bintang bisa mengimbangi serangan kedua panglima tersebut.Trangg ! Trangg !
ISTANA TIMUR kembali dibuat geger dengan peristiwa yang terjadi di Paviliun milik Pangeran Khalil Sultan, bukan saja Pangeran Khalil Sultan yang sangat geram dengan hal ini, tapi Sultan Timurpun sangat marah mengetahuinya, ini benar-benar merusak wibawa kerajaan timur. Bagaimana mungkin 1000 pasukannya ditambah 2 orang panglima andalannya, bisa dikalahkan oleh seorang laki-laki. Makanya secara mendadak Sultan Timur mengadakan rapat pertemuan dengan seluruh panglima, komandan dan para pejabat istananya.Sementara itu Pangeran Khalil Sultan sendiri terlihat lebih banyak diam karena dengan dibebaskannya Putri Sheeva, ini berarti Ryuki telah tewas ditangan pendekar itu. Inilah yang menjadi pemikiran Pangeran Khalil Sultan.“Ini benar-benar memalukan!” ucap Sultan Timur dengan keras membentak, seisi ruangan tersebut menjadi diam mendengar kemarahan Sultan Timur.“Bagaimana menurut pendapatmu penasehat?!” tanya Sultan Timur ke
Walaupun hari masih siang, tapi cuaca mendung membuat keadaan yang tengah diguyur hujan lebat itu menjadi gelap.Sebuah nyala api terlihat didalam sebuah lumbung yang tadi menjadi tempat persinggahan Bintang dan Sheeva. Didalamnya memang tampak Bintang dan Sheeva yang duduk didekat api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka. Sementara Bintang tampak sibuk mempersiapkan makan untuk mereka. Sheeva hanya memperhatikan saja apa yang dilakukan oleh Bintang dengan tatapan penuh arti.Tak lama, harum daging bakar tercium dari dalam lumbung.“Ini Sheeva!” ucap Bintang memberikan daging bakar buatannya. Sheeva menerimanya tanpa senyum. Dan suasana dingin diantara keduanya begitu terasa, tak ada yang bicara selama keduanya menikmati daging bakar tersebut.Sesekali terlihat Sheeva melirik kearah Bintang yang terlihat tak perduli dengannya, tatapan Sheeva mengandung arti yang sangat dalam.Sementara diluar badai hujan terus terjadi. Udara terasa s
Sepasang muda mudi tampak berjalan menyusuri jalan setapak ditepian sebuah hutan. Melihat sosok keduanya, mereka adalah sepasang pendekar, sama-sama mengenakan pakaian pendekar dengan rambut ekor kuda, dua-duanya menggunakan pedang sebagai senjata mereka, dan pedang keduanyapun sama-sama tersampir dipunggung mereka. Wajah keduanya agak sulit untuk dikenali karena keduanya memakai caping bertirai.Langkah keduanya tampak berhenti dipersimpangan jalan. Dimana dipersimpangan itu tampak ramai oleh orang-orang yang berlalu lalang. Tapi perhatian keduanya tampak tertarik pada kerumunan orang yang tampak berkumpul disatu tempat. Untuk memenuhi rasa penasarannya, mereka berduapun segera ikut mendekat.Kerumunan ramai orang itu rupanya tengah melihat pengumuman sebuah kertas yang berisi informasi buronan. Sebuah wajah tampak terlukis dikertas itu dan sayembara penangkapan buronan itu bernilai sangat fantastis, yaitu 1.000 kepeng uang emas, ditambah tanah 10 H dan juga rumah dan
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig