Perjalanan itu berhenti saat senja sudah mulai datang dan dimanapun akan dijadikan tempat bermalam bagi mereka. Letnan Rucnk sendiri langsung memerintahkan membuat perimeter keamanan disekitar kereta mesin Putri Maera. Api unggun tidak terlalu dinyalakan begitu banyak, untuk menghindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Letnan Rucnk sendiri memerintahkan beberapa orang prajurit untuk berjaga-jaga 1 km jauhnya dari tempat mereka bermalam.
Sementara itu didalam kereta mesin.
Putri Maera tampak memanjakan dirinya berbaring diatas ranjang yang ada didalam kereta mesin tersebut, sementara Bruce masih duduk tenang dihadapannya.
Suasana romantis ini tidak disia-siakan oleh Putri Maera yang berusaha memancing-mancing Bruce untuk mendekatinya, tapi sampai saat ini tak sedikitpun Bruce terpancing, bahkan Putri Maera saat telah mengenakan gaun tidurnya yang tipis menerawang untuk menggoda Bruce, tapi Bruce tetap tak beranjak dari tempat tidurnya.
“Bruce...
“Yah! Saya memang dari bangsa manusia putri. Apakah putri kecewa?” ucap Bruce lagi. Putri Maera terdiam cukup lama seraya menatap sekujur tubuh Bruce. Lalu kemudian Putri Maera tersenyum. “Letnan Rucnk juga masih setengah manusia dan setengah titan. Ibunya berasal dari bangsa manusia” ucap Putri Maera tiba-tiba hingga membuat Bruce terkejut mendengarnya. “Letnan Rucnk?” ulang Bruce lagi. “Benar” jawab Putri Maera lagi. “Namaku juga bukan Bruce putri. Namaku sebenarnya adalah Bintang” ucap Bruce lagi yang rupanya adalah Bintang. Kembali wajah Putri Maera berubah sejenak. “Apakah ada sesuatu yang didirimu yang bukan merupakan kebohongan Bruce.. Eh Bintang...” ucap Putri Maera lagi menatap Bintang dengan lekat-lekat. Bintang memegang kedua tangan Putri Maera yang ada dihadapannya. “Perasaanku tidak bohong putri” ucap Bintang lagi perlahan. “Perasaan?” ulang Putri Maera lagi. “Ya, Perasaan... Perasaanku padamu” ulang Bintang lagi ikut menatap kedua mata indah Putri Maera lekat-le
Bintang terbangun ketika dirasakan suara hiruk pikuk diluar. Bintang baru menyadari kalau Putri Maera tidak ada diatas ranjang bersamanya. Pagi tadi, Putri Maera memang meminta izin kepada Bintang untuk mengunjungi makam ibunya meninggalkan Bintang sendiri yang melanjutkan tidurnya. Suara ribut makin terdengar diluar, Bintangpun segera mengenakan pakaian prajurit Atlas Warriornya kembali dan segera berjalan kearah pintu kereta mesin tersebut. Tak lupa Bintang memasang kembali topeng perak yang dikenakannya. Dan ;Kreakk...!!Pintu terbuka dan benar saja dugaan Bintang, suasana diluar tampak sedang heboh.“Ada apa?” tanya Bintang kepada salah seorang prajurit wanita Atlas Warrior yang ada didekatnya.“Putri Agung diculik!” ucap prajurit wanita Atlas Warrior itu lagi hingga membuat wajah Bintang berubah mendengarnya.“Apa yang sebenarnya terjadi ? ceritakan padaku?” ucap Bintang lagi.“Kami juga tidak
“Ugghhh!”Lenguhan pendek terdengar dari dalam sebuah gubuk pemburu yang ada ditengah badai salju. Bila kita menilik kedalamnya, terlihat isi dalam gubuk tersebut yang sangat sederhana, sebuah tempat tidur dan tempat masak disudut ruangan. Tapi bukan itu yang menjadi perhatian kita saat ini, melainkan sesosok tubuh yang berada diatas pembaringan. Didekatnya tampak duduk sosok prajurit Atlas Warrior bertopeng yang tak lain adalah Bintang, sedangkan sosok yang terbaring diatas pembaringan yang baru saja tersadar dari keadaannya tak lain adalah Letnan Rucnk.Letnan Rucnk tampak membuka kedua matanya dan sosok pertama yang dilihat olehnya adalah sosok Bintang yang masih menyamar menjadi prajurit Atlas Warrior.“Kau!” ucap Letnan Rucnk dengan mata membelalak seraya langsung bangkit dari rebahannya, tapi baru saja bangkit, Letnan Rucnk sudah memegangi dadanya yang masih terasa nyeri.“Tenanglah Letnan. Luka dalammu cukup parah&rdqu
“Sandiwara! Apa maksudmu ha!” bentak Letnan Rucnk lagi. “Katakan apa yang sebenarnya terjadi dan dimana Putri Maera berada saat ini?” ucap Bintang lagi tegas. “Aku tak mengerti maksudmu. Putri Maera sudah diculik oleh para pemberontak” ucap Letnan Rucnk lagi tak kalah keras. “Aku bukan orang bodoh Letnan. Sandiwaramu terlalu mudah diketahui kebohongannya” ucap Bintang lagi sehingga membuat wajah Letnan Rucnk berubah. “Kau sengaja hanya pergi berdua dengan Putri Maera dan merencanakan semua ini” ucap Bintang lagi. “Berani kau menuduhku tanpa dasar!” “Aku menuduhmu bukan tanpa dasar. Di lokasi pemakaman tempat Putri Maera menghilang, tidak ada sedikitpun bekas pertarungan yang terjadi, padahal Putri Maera bukan orang yang tidak memiliki kemampuan, ditambah lagi dia pergi bersamamu” ucap Bintang lagi hingga membuat Letnan Rucnk terdiam. “Dilokasi badai salju tempat aku menemukanmu. Aku juga tidak menemukan jejak apapun. Kalau memang kau mengejar para penculik itu. Pasti ada jejak p
Sebuah pemukiman penduduk yang letaknya cukup tersembunyi karena berada disebuah lembah yang dipenuhi oleh hutan belantara yang sangat lebat pepohonannya. Permukiman tersembunyi inilah yang dicari oleh orang-orang Istana Atlas City, karena ini merupakan tempat tinggal Jendral Saxon Draig dan para pengikutnya yang sudah dicap sebagai pemberontak oleh Raja Agung Atlas.Saat ini Jendral Saxon Draig tengah mengadakan rapat diantara para perwira prajuritnya untuk membahas hal-hal yang bersangkutan dengan persiapan mereka untuk menyerang Atlas City. Pertemuan itu terhenti sejenak saat seorang dara berparas cantik jelita tampak memasuki ruangan tersebut dengan sedikit tergesa-gesa.Sosok gadis yang mengenakan pakaian perak beralur putih, berwajah cantik, bermata biru, berkulit putih bersih, dengan bibir pink merona. Rambutnya berwarna keperakan ditambah untaian permata yang melingkar dibelahan rambut dikeningnya, sungguh suatu sosok yang menawan sekali.&ldquo
Sebuah kamar yang cukup mewah, dimana didalamnya tampak sosok Putri Maera berada. Putri Maera yang menyadari kalau dirinya telah tertangkap tampak memperhatikan keadaan disekelilingnya, berusaha untuk mencari jalan keluar dari tempat itu, sayang kemampuan Amblas bumi yang Bintang ajarkan padanya belum sempurna, jika tidak, tentu sudah digunakannya sejak tadi untuk meloloskan diri dari tempat itu.Tanpa sepengetahuan Putri Maera, sesosok tubuh tampak tengah memperhatikan apa yang dilakukannya dari balik sebuah cermin besar yang ada dikamar tersebut. Dia adalah Jendral Saxon Draig. Cermin yang hanya terlihat dari satu sisi ini tak disadari oleh Putri Maera. Entah sudah berapa lama Jendral Saxon Draig berada ditempat itu memperhatikan sosok Putri Maera.Tok !! Tok !! Tok !!Terdengar suara ketukan dari luar.“Masuk!” ucap Jendral Saxon Draig tegas.Seorang prajurit berpangkat kapten tampak masuk, lalu menjura hormat dihadapan Jend
“Maksud tuan! Bruce Wayne, putra Letnan Bruce dan nyonya Sarah Wayne?” tanya Jendral Saxon Draig lagi, kali ini Bintang yang terkejut mendengarnya.“Dimana? Dimana nyonya Sarah sekarang tuan ? kami sudah mencari kemana-mana, tapi tidak menemukannya” ucap Jendral Saxon Draig lagi. Bintang tetap terdiam mendengarnya.“Kami semua yang ada disini berhutang nyawa dengan Letnan Bruce tuan. Kalau bukan karena Letnan Bruce... kami takkan selamat keluar dari wilayah Atlas City” ucap salah satu perwira lagi hingga mengejutkan Bintang yang mendengarnya.“Tolong katakan kepada saya tuan. Di mana nyonya Sarah sekarang berada, biarkan kami menjemput dan menjaga nyonya Sarah dan putranya. Di sini mereka lebih aman” ucap Jendral Saxon Draig lagi.“Kami mohon tuan!” ucap para perwira langsung menjura berlutut dihadapan Bintang. Hal ini semakin membuat Bintang tak enak.“Baiklah. Aku akan memberitahu
Malam itu, Sarah Wayne datang bersama utusan Jendral Saxon Draig, Sarah yang percaya karena mereka adalah utusan Jendral Saxon Draig, Sarah mengenal beberapa diantaranya, apalagi utusan itu mengatakan kalau Bintang yang menyuruh mereka untuk menjemputnya, maka tanpa menunggu waktu lagi, Sarah segera pergi bersama utusan tersebut menuju tempat persembunyian Jendral Saxon Draig dan para prajuritnya. Kedatangan Sarah Wayne tentu saja disambut dengan suka cita oleh Jendral Saxon Draig dan para prajurit yang lain. Karena memang, Letnan Bruce, suami Sarah Wayne memang sangat berjasa menyelamatkan nyawa mereka semua dari hukuman mati Raja Agung Atlas, Letnan Bruce mengorbankan dirinya demi menyelamatkan mereka semua, karena itulah Jendral Saxon Draig dan para prajurit yang lainnya sangat berhutang budi pada Letnan Bruce. Sementara Sarah Wayne sendiri sangat gembira melihat kehadiran Bintang ditempat itu, kalau saja tidak ada orang ditempat itu, mungkin Sarah Wayne sudah memeluk Bintang.
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig