Sebuah api unggun yang cukup besar untuk menghangatkan tubuh telah dibuat Bintang untuk kenyamanan mereka dimalam itu, Sarah yang sudah menjatuhkan dirinya berbaring menghadap kearah Bintang yang sudah tenggelam dialam meditasinya, tapi sebenarnya Sarah tidaklah tidur, mana mungkin Sarah bisa tidur membayangkan kengerian kalau saja tiba-tiba beruang salju itu menyerang mereka. Berkali-kali dicobanya untuk memejamkan mata saat mendengar penjelasan Bintang kalau para beruang-beruang salju itu tidak akan menganggu mereka, tapi tetap saja sulit bagi Sarah untuk memejamkan matanya malam itu.
Sarah hanya terus memperhatikan sosok Bintang yang sudah tenggelam dialam meditasinya, banyak pertanyaan dibenak Sarah tentang siapa sosok Bintang sebenarnya, mengalahkan Atlas Warrior dengan mudah dan kini menundukkan para beruang salju dengan sangat mudah pula.
“Siapa sebenarnya tuan Bintang ini?” batin Sarah seraya terus memperhatikan sosok Bintang dengan seksama.
“Raja Agung Atlas dan para penduduk negeri Atlas City adalah keturunan para titan yang sejak ribuan bahkan ratusan tahun yang lalu sudah bermusuhan dengan orang-orang negeri para dewa” ucap Sarah lagi menceritakan tentang sejarah permusuhan antara para dewa dengan para titan. Sementara Bintang mendengarkannya dengan penuh seksama.“Bangsa titan itu apa nona Sarah?” tanya Bintang bingung.“Bangsa Titan adalah para penguasa bumi sebelum para dewa Olympus. Pemimpin mereka bernama Kronos yang nantinya akan digulingkan oleh Zeus. Titan mengalami perang besar dengan para dewa Olympus yang disebut Titanomakhia, mayoritas Titan akan terlibat dengan perang ini. Dalam perang ini Titan mengalami kekalahan....” Sarah terus menceritakan asal muasal bangsa titan dimuka bumi sehingga membuat Bintang mengerti.“Jadi nona Sarah ini juga berasal dari bangsa titan?” tanya Bintang. Sarah terlihat mengangguk.“Bagi bangsa
Pagi datang, tapi sinar matahari tak terlalu terang bersinar, karena tebalnya salju yang terbentuk, tapi cukuplah untuk menerangi seisi goa yang menjadi tempat menginap Bintang, Sarah dan gerombolan beruang salju. Terlihat Bintang dan Sarah baru saja keluar dari goa tersebut, kini dihadapan mereka jalan sudah tampak tertutupi oleh salju tebal.“Sepertinya untuk sementara kita harus berjalan kaki nona Sarah” ucap Bintang yang memperhatikan tebalnya salju yang menutupi tempat itu, akan sulit bila menggunakan kuda.“Terserah tuan, saya ikut saja” ucap Sarah tersenyum. Wajah bening dan segar terpampang didepan mata Bintang, Sarah memang cantik, walaupun lebih tua usianya dari Bintang, tapi kejelitaan dan keibuan diwajahnya terlihat dengan jelas.Dengan menggunakan mantel, Bintang dan Sarah segera melanjutkan perjalanan, tak jarang Bintang harus mengenggam tangan Sarah karena Sarah sedikit kesulitan untuk melewati jalan bersalju yang tebal ter
Senja itu, disuatu tempat yang cukup jauh tepatnya didaerah bersalju tebal, terlihat kilatan cahaya putih yang menyambar cepat diatas jalan bersalju. Bila kita lihat lebih jelas, ternyata sosok kilat menyambar cepat itu adalah sosok Bintang, dipondongan Bintang tampak sosok Sarah yang masih memejamkan matanya. Sarah masih tetap merasakan kalau sosoknya seperti tengah dibawa terbang seseorang dan Sarah meyakini kalau dirinya telah mati dan nyawanyalah yang dirasakannya terbang melayang. Cukup lama Bintang berkelebat menembus badai salju yang cukup dahsyat berhembus. Tak lama kemudian, Sarah dapat merasakan tubuhnya berhenti melayang dan Sarah mulai dapat merasakan hawa dingin menerpa dirinya. “Apakah aku benar-benar sudah mati” batin Sarah lagi. “Sarah!” tapi tiba-tiba saja sebuah suara lembut terdengar diteliganya, suara yang ama tdikenal oleh suara, suara itu adalah suara Bintang. Dengan cepat Sarah membuka kedua matanya dan betapa terkejutnya Sarah menyadari kalau saat ini dirinya
Pagi datang saat Sarah baru saja terbangun dari tidurnya, Sarah bingung saat menyadari kalau dirinya hanya sendiri diatas peraduan tersebut, tidak ditemukannya Bintang disisinya, tubuhnya yang telanjang tampak tertutup oleh sebuah jubah biru yang dikenalinya sebagai milik Bintang. Sarah yakin Bintang sedang berada diluar gubuk. Maka Sarah kembali menjatuhkan kepalanya diatas kasur empuk yang telah menjadi saksi bisu pergulatan birahi mereka malam tadi. Sarah terlihat kembali memejamkan matanya dan mencoba membayangkan apa yang telah terjadi tadi malam. Bagaimana mereka bercumbu dan bercinta hingga pagi datang menjelang. Hingga akhirnya Sarah terkapar tak berdaya mengakui kejantanan Bintang yang luar biasa perkasanya, bibir Sarah terlihat tersenyum mengingat semua itu.Setelah puas menikmati kesendiriannya, Sarah lalu bangkit berdiri, lalu mengenakan pakaianya kembali. Sarah terlihat berjalan kearah pintu.Kreaakk!Wuueesss !!Saat pintu terbuka hawa dingi
Malam itu badai salju kembali terjadi, dari dalam gubuk, suasana terdengar begitu hening, hanya desau angin yang terdengar dari arah luar gubuk. Di dalam gubuk, terlihat Bintang tengah berbaring, didadanya tampak Sarah yang tengah ikut merebahkan kepalanya. Keduanya tampak hanya diam saja, sibuk dengan pikirannya masing-masing.Tangan Bintang tampak hanya mempermainkan rambut panjang dan indah milik Sarah, sedangkan Sarah tampak begitu menikmati suasana saat itu, memejamkan mata walaupun tidak tertidur, pikirannya melayang jauh.“Sarah” terdengar suara lembut Bintang, membuat Sarah membuka kedua matanya. Lalu mengangkat wajahnya menatap kearah Bintang.“Ada apa tuan?”“Kira-kira berapa jauh lagi jarak menuju Atlas City?”“Kalau menggunakan kuda, mungkin 3-4 hari lagi tuan” jawab Sarah lagi, Bintang terdiam mendengar hal itu.“Sarah percaya sama saya?” tanya Bintang.“Te
Pagi itu, Bintangpun berpamitan dengan Sarah, sebelum pergi, Sarah memeluk erat tubuh Bintang dan menumpahkan kesedihan bercampur kebahagiaannya.“Sarah akan selalu menunggu tuan disini” ucap Sarah sebelum Bintang berkelebat pergi meninggalkan tempat itu.Bintang berkelebat cepat meninggalkan gubuk itu semakin jauh. Tak lama Bintang sudah tiba diujung tempat bersalju tersebut, kini salju yang ada tidak lagi setebal sebelum-sebelumnya, dan Bintang menghentikan langkahnya.Bintang sudah memiliki rencana untuk menyusup masuk ke Atlas City.Wuuuttt!Sebuah sinar merah melesat keluar dari tangan Bintang, melesat tinggi keudara. Bintang sendiri tampak kini sudah berdiri dengan tenang.Tak lama bibir Bintang tersenyum saat melihat titik-titik hitam dilangit dari kejauhan.Weesshh! Weesshh! Weesshh!Enam Prajurit Atlas Warrior kini sudah berdatangan dan langsung turun dengan sangat ringannya dihadapan Bintang, sayap yang me
Siang itu, disalah satu taman yang ada di istana Atlas City. “Hyattttt!” Tranggg !! Tranggg !! Tranggg !! Tranggg !! Terdengar suara beradunya senjata yang berasal dari dua orang yang tengah berlatih tanding. Sosok jelita Putri Maera berhadapan dengan salah seorang Prajurit Atlas Warrior. Pertarungan keduanya terlihat berlangsung sengit, Putri Maera terlihat begitu semangat melancarkan serangannya. Tranggg! Dagggg !! Serangan pamungkas Putri Maera berhasil mengenai dada lawannya hingga Prajurit Atlas Warrior itupun terjengkang dan jatuh berguling-guling ditanah. “KAU !! KAU !! KAU!” Berikutnya Putri Maera menunjuk tiga orang Prajurit Atlas Warrior sekaligus untuk menghadapi latih tandingnya. Ketiga Prajurit Atlas Warrior inipun terlihat saling pandang satu sama lain. “Bersungguh-sungguhlah kalian, atas racunku akan membunuh kalian!” ucap Putri Maera lagi seraya memperlihatkan gelang besar ditangan kirinya, gelan
Malam baru saja datang, bulan sabit tampak bersinar terang malam itu, puncak patung raksasa bukit Atlas City yang tinggi menjulang bila dilihat dari jauh tampak hampir menggapai bulan sabit yang bersinar terang malam itu. Ratusan orang Prajurit Atlas Warrior tampak berjaga-jaga disepanjang wilayah Atlas City, terutama disepanjang jalan menuju puncak istana Atlas City. Istana Atlas Citypun tampak berdiri megah di perut patung raksasa, kemegahan bagaikan istana-istana dari dunia khayalan. Dengan segala fasilitas mewah dan kecanggihannya, bahkan desain struktur kota Atlas Citypun seperti kota-kota dimasa depan. Tapi bukan hal ini yang menjadi perhatian kita saat ini, didalam istana tampak seorang Prajurit Atlas Warrior yang berjalan mengendap-endap seperti takut kalau keberadaannya diketahui oleh orang lain. Bergerak cepat diantara keremangan malam, dari satu tempat ketempat yang lain. Hingga disuatu kesempatan, sosok Prajurit Atlas Warrior ini menghentikan langkahnya, dan terl
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig