Share

107. Bagian 12

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Siang itu, disalah satu taman yang ada di istana Atlas City.

“Hyattttt!”

Tranggg !! Tranggg !! Tranggg !! Tranggg !!

Terdengar suara beradunya senjata yang berasal dari dua orang yang tengah berlatih tanding. Sosok jelita Putri Maera berhadapan dengan salah seorang Prajurit Atlas Warrior. Pertarungan keduanya terlihat berlangsung sengit, Putri Maera terlihat begitu semangat melancarkan serangannya.

Tranggg!

Dagggg !!

Serangan pamungkas Putri Maera berhasil mengenai dada lawannya hingga Prajurit Atlas Warrior itupun terjengkang dan jatuh berguling-guling ditanah.

“KAU !! KAU !! KAU!”

Berikutnya Putri Maera menunjuk tiga orang Prajurit Atlas Warrior sekaligus untuk menghadapi latih tandingnya. Ketiga Prajurit Atlas Warrior inipun terlihat saling pandang satu sama lain.

“Bersungguh-sungguhlah kalian, atas racunku akan membunuh kalian!” ucap Putri Maera lagi seraya memperlihatkan gelang besar ditangan kirinya, gelan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   107. Bagian 13

    Malam baru saja datang, bulan sabit tampak bersinar terang malam itu, puncak patung raksasa bukit Atlas City yang tinggi menjulang bila dilihat dari jauh tampak hampir menggapai bulan sabit yang bersinar terang malam itu. Ratusan orang Prajurit Atlas Warrior tampak berjaga-jaga disepanjang wilayah Atlas City, terutama disepanjang jalan menuju puncak istana Atlas City. Istana Atlas Citypun tampak berdiri megah di perut patung raksasa, kemegahan bagaikan istana-istana dari dunia khayalan. Dengan segala fasilitas mewah dan kecanggihannya, bahkan desain struktur kota Atlas Citypun seperti kota-kota dimasa depan. Tapi bukan hal ini yang menjadi perhatian kita saat ini, didalam istana tampak seorang Prajurit Atlas Warrior yang berjalan mengendap-endap seperti takut kalau keberadaannya diketahui oleh orang lain. Bergerak cepat diantara keremangan malam, dari satu tempat ketempat yang lain. Hingga disuatu kesempatan, sosok Prajurit Atlas Warrior ini menghentikan langkahnya, dan terl

  • Ksatria Pengembara Season 2   107. Bagian 14

    Hanya beberapa detik saja lagi, tangan Putri Maera berhasil merenggut topeng tersebut, tiba-tiba saja wajah Putri Maera berubah, karena tangannya hanya menangkap angin. “Dimana dia?” batin Putri Maera terkejut karena kehilangan lawannya. “Tolong jangan paksa saya putri” ucap Prajurit Atlas Warrior itu lagi mengejutkan Putri Maera yang langsung berpaling kearah kirinya, wajah Putri Maera semakin berubah saat melihat sosok Prajurit Atlas Warrior yang tadi disergapnya telah berdiri disana. Seeerrrrr! Tanpa banyak bicara, Putri Maera kembali berkelebat cepat kearah Prajurit Atlas Warrior tersebut. Kali ini Prajurit Atlas Warrior tidak menghilang seperti tadi, tapi hanya memiringkan sedikit tubuhnya ke kanan, tangan Putri Maera lewat begitu saja didepannya, hal ini lagi-lagi membuat Putri Maera terkejut, karena Prajurit Atlas Warrior tersebut bisa mengimbangi kecepatannya. Putri Maera tak membiarkan begitu saja tangkapannya lolos, kembali tangan Pu

  • Ksatria Pengembara Season 2   107. Bagian 15

    Pagi-pagi sekali, Putri Maera sudah bangun dan setelah membersihkan dirinya dan berhias seadanya, tapi karena memang pada dasarnya, sosok Putri Maera memang cantik jelita, biar berhias seadanya, tetap saja kecantikannya memancar keluar.Begitu selesai berdandan, Putri Maera segera keluar dari kamarnya, dengan setengah berlari, Putri Maera menuju kesuatu tempat. Tempat yang dituju oleh Putri Maera adalah sebuah tempat balai latihan Prajurit Atlas Warrior, dimana disana terlihat dua jendral Atlas City tengah melatih para Prajurit Atlas Warrior.Dua jendral begitu melihat kedatangan Putri Maera langsung menjura hormat.“Putri Maera” ucap keduanya lembut dan tersenyum.“Ada apa tiba-tiba saja Putri Maera datang ke balai latihan prajurit ini, apakah ada sesuatu yang penting” tanya salah satu jendral Atlas City.“Tidak apa-apa jendral, aku hanya ingin melihat-lihat saja” ucap Putri Maera lagi.“Silahkan pu

  • Ksatria Pengembara Season 2   108. Rahasia Putri Agung Atlas City

    Malam itu, rembulan tampak bersinar redup, hal ini dikarenakan awan hitam yang bergerombol datang menutupi sebagian kaki langit, sehingga baik bulan maupun Bintang tampak tersembul malu-malu ditempatnya. Disuatu tempat di Istana Atlas City. Terlihat satu sosok jelita yang tengah duduk gelisah seperti tengah menunggu sesuatu. Terkadang sosok jelita ini tampak bangkit berdiri, lalu berjalan mondar mandir. Raut wajahnya cantik jelita, pakaiannyapun mewah menandakan kalau dia bukan orang sembarangan di Istana Atlas. Tidak salah, karena dia adalah Putri Maera.Sejenak Putri Maera terlihat mengedarkan pandangannya kesekeliling.“Dimana dia?” ucap Putri Maera pelan, seakan berkata pada dirinya sendiri, terlihat jelas kalau Putri Maera sedang gelisah.Semua kegelisahan ini sebenarnya terus dipantau oleh sepasang mata yang berlindung ditempat yang sangat tersembunyi, sosok inilah yang sebenarnya tengah ditunggu-tunggu oleh Putri Maera. Sosok

  • Ksatria Pengembara Season 2   108. Bagian 2

    “Jadi kau tidak mau menjadi lawan tandingku?” tanya Putri Maera lagi. Kali ini Prajurit Atlas Warrior yang terlihat terdiam mendengarnya, hingga akhirnya ;“Apa keuntungan yang akan saya dapatkan?” tanya Prajurit Atlas Warrior itu lagi hingga membuat wajah Putri Maera berubah.“Aku akan membayarmu mahal. Berapapun yang kau minta, akan kubayar!” ucap Putri Maera lagi.“Lagi-lagi putri bersikap sombong. Saya tidak butuh uang putri” ucap Prajurit Atlas Warrior itu lagi hingga membuat wajah Putri Maera berubah.“Kalau begitu aku akan mengangkatmu sebagai pengawal pribadiku, bagaimana?”“Saya tidak tertarik!” ucap Prajurit Atlas Warrior itu lagi.“Katakan, apa yang kau mau?” ucap Putri Maera lagi. Dibalik topeng yang dikenakannya, terlihat senyum mengembang karena pancingannya berhasil.“Saya punya 3 permintaan, kalau putri bersedia mengabulkannya, sa

  • Ksatria Pengembara Season 2   108. Bagian 3

    Keesokan harinya, Putri Maera yang biasanya bangun siang, apalagi latih tanding malam tadi cukup melelahkan, tapi pagi-pagi sekali Putri Maera sudah bangun, mandi dan berdandan lalu bergegas keluar. Tujuan utama Putri Maera adalah balai latihan Prajurit Atlas Warrior.Diantara ratusan ribu Prajurit Atlas Warrior, Putri Maera hanya ingin mencari Bruce saja seorang, perhatian Putri Maera kini hanya berfokus kepada Bruce, dari hasil perbincangan dan latihan tanding tadi malam, Putri Maera tau kalau sebenarnya Bruce orangnya lembut dan sangat perhatian kepadanya dan ini membuat hati Putri Maera berbunga-bunga sendiri.Tapi sampai berjam-jam Putri Maera memperhatikan, tidak dilihatnya sosok Bruce diantara ratusan ribu Prajurit Atlas Warrior dan ini membuat hati Putri Maera tak tenang. Rasanya kalau sehari tidak bertemu dan melihat sosok Bruce, Putri Maera merasakan harinya membosankan. Karena tidak menemukan sosok Bruce, maka Putri Maera hanya bisa berharap malam cepat data

  • Ksatria Pengembara Season 2   108. Bagian 4

    “Maksudmu ini Bruce?” tanya Putri Maera lagi.“Benar” jawab Bruce singkat seraya menganggukkan kepalanya.“Ini adalah teknologi terbaru Bruce, dengan kacamata ini, aku bisa mengetahui dimana lokasi lawan, juga bisa melihat dengan jelas dimalam hari, bisa mendeteksi seberapa kuat lawan yang akan dihadapi dan banyak lagi kegunaannya” ucap Putri Maera menjelaskan kegunaan kacamata tersebut.“Hebat” ucap Bruce tanpa sadar mendengar penjelasan Putri Maera.“Tapi masih belum cukup hebat untuk mengalahkanmu Bruce” ucap Putri Maera tertawa ringan. Bruce ikut-ikutan tertawa.“Lalu bagaimana dengan sepatu yang putri pakai?”tanya Bruce lagi.“Ini namanya sepatu kilat, didalamnya ada energi pendorong untuk membuat sipemakainya bisa bergerak dengan sangat cepat, apa kau belum tau tentang semua peralatan ini Bruce ? Bukankah ini pelajaran dasar di balai pelatihan prajurit?&rdquo

  • Ksatria Pengembara Season 2   108. Bagian 5

    Pagi itu, 3 pangeran dan Putri Maera tengah berkumpul diaula pertemuan. Pangeran Hyas yang meminta pertemuan itu.“Maera, apa besok kau jadi untuk mengunjungi makam ibu?” tanya Pangeran Hyas lagi.“Tentu saja jadi kak” ucap Putri Maera cepat.Pangeran Hyas terlihat menatap kearah Pangeran Menoitios.“Maera, aku tidak bisa ikut denganmu, ada tugas yang diberikan ayah” ucap Pangeran Menoitios lagi. Sejenak wajah Putri Maera terlihat berubah, tapi kemudian tersenyum.“Tidak apa-apa kak, aku bisa pergi sendiri” ucap Putri Maera lagi cepat.“Bawa 100 orang prajurit Atlas Warrior terlatih untuk menemanimu Maera” ucap Pangeran Hyas lagi.“Baik kak” ucap Putri Maera dengan wajah murung.“Kau harus berhati-hati Maera, sekarang para pemberontak semakin berani” ucap Pangeran Prometheus lagi memperingatkan.“Iya kak, Maera akan berhati-hati&rdq

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status