Share

105. Bagian 3

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Malam itu benar-benar terjadi badai, angin, guntur dan kilat berpadu menjadi satu. Untung saja Bintang dan Virgo telah membawa kuda mereka kedalam goa, jika tidak entah apa yang akan terjadi.

Di dalam goa sendiri terlihat nyala api unggun besar yang menerangi goa tersebut, didekatnya tampak sepasang kuda yang tengah menghangatkan diri sambil sesekali memakan rerumputan yang ada dihadapan mereka yang tadi Bintang bawakan untuk mereka.

Tak jauh dari api unggun itu juga tampak sosok Virgo dan Bintang yang tengah duduk sedikit agak berjauhan, Bintang tampak sesekali menambah kayu bakar untuk membiarkan nyala api unggun dihadapan mereka tetap besar. Sementara Virgo terlihat hanya diam menatap kosong kearah api unggun dihadapan mereka. Bintang masih sesekali mencuri pandang, tapi tak ada reaksi, Virgo tetap bersikap dingin kepadanya. Hanya desiran angin kuat yang terdengar sesekali masuk kedalam goa.

“Virgo...” terdengar akhirnya suara Bintang memecah kesu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   105. Bagian 4

    Virgo membuka kedua matanya, tanpa rasa malu dan risih dengan tubuh telanjang mereka berdua, Virgo membalik tubuhnya memeluk Bintang. Hal ini membuat Bintang tersadar dan membuka kedua matanya. Saat itu Virgo tengah menatap kearah wajah Bintang, sehingga kini kedua-duanya saling menatap. Virgo memberikan senyum terbaiknya.Dhuer!Sebuah guntur menyala keras dari arah luar, cahayanya terlihat sekejap menerangi goa tersebut. Hal ini sempat membuat Bintang dan Virgo mengalihkan pandangannya kearah pintu goa.Bintang lalu mengajak Virgo untuk turun dari batu besar tersebut dan kembali mengenakan pakaiannya, lalu kedua-duanya duduk bersandar dibatu besar tersebut, hanya saja Virgo dengan manja berbaring dipangkuan Bintang, hilang sudah kharisma seorang saint emas Virgo didalam dirinya dihadapan Bintang.“Terima kasih kak” ucap Virgo memecah kesunyian malam.“Terima kasih untuk apa?”“Terima kasih kakak akhirnya datan

  • Ksatria Pengembara Season 2   105. Bagian 5

    Keesokan harinya, Bintang dan Virgo kembali melanjutkan perjalanan. Istana Kegelapan yang menjadi tempat tujuan mereka memang masih sangat jauh, menurut Virgo perlu waktu 5-6 hari bila menggunakan kuda, baru mereka bisa tiba di Istana Kegelapan.Sosok Bintang yang gagah dengan Pedang Bintang Angkasa dipunggungnya berpadu serasi dengan sosok cantik jelita, anggun dan sexy Virgo yang berjalan mengiringi langkah kuda Bintang. Tapi baru setengah hari mereka berjalan, keduanya sudah kembali berhenti karena hujan turun dengan lebatnya. Karena sepertinya memang lagi musim hujan. Bila hujan berhenti, keduanya kembali melanjutkan langkah mereka untuk menuju ke Istana Kegelapan.Saat sore datang menjelang, terlihat langit sudah mulai kembali mendung karena sepertinya hujan akan turun lagi dengan lebatnya malam ini. Untunglah saat itu Bintang dan Virgo tiba disebuah permukiman yang cukup ramai penduduknya.“Sepertinya malam ini kit

  • Ksatria Pengembara Season 2   105. Bagian 6

    Sosok berikutnya adalah seorang laki-laki berparas tampan dan dingin, tubuhnya tegap dan tinggi, menggunakan mahkota emas dikepalanya. Dia adalah Pangeran Kegelapan, putra Raja Kegelapan.Sedangkan disebelahnya juga berdiri sosok seorang laki-laki berumur yang masih terlihat gagah. Lelaki tua ini tampak mengenakan pakaian serba putih berbalut jubah yang berwarna biru bercampur ungu, dikepalanyapun tampak dia mengenakan sebuah topi berwarna biru, ditangan lelaki tua ini tampak sebuah kipas berbulu merak. Lelaki tua ini merupakan orang kepercayaan Pangeran Kegelapan. Namanya Goldblin.Ketiga sosok ini tampak duduk dikursi emas yang ada dibawah undakan tangga, dimana diujung undakan tangga tampak sebuah singgasana emas, dimana diatas singgasana tersebut tampak duduk seorang laki-laki berwajah tampan dengan kedua mata tajam laksana pedang, mengenakan celana berwarna hitam dengan beberapa lempengan besi bergambar tengkorak disekujur tubuhnya, dikedua lutut, pinggang yang me

  • Ksatria Pengembara Season 2   105. Bagian 7

    Di kaki bukit, tampak sepasang muda mudi yang menggunakan kuda, baru saja memasuki wilayah bukit Istana Kegelapan, kehadiran keduanya langsung dihadang oleh jutaan Pasukan Neraka Perut Bumi. Sepasang muda mudi yang tak lain adalah Bintang dan Virgo tampak kini melompat turun dari punggung kuda mereka masing-masing. Kuda dilepaskan begitu saja untuk pergi meninggalkan tempat itu, Bintang dan Virgo sendiri tampak maju kedepan, menghadap kearah jutaan Pasukan Neraka Perut Bumi yang kini menghadang langkah mereka dari kaki bukit sampai menuju puncak bukit dimana Istana Kegelapan berada.Walaupun jutaan Pasukan Neraka Perut Bumi yang menghadang. Tapi bersama Bintang, sedikitpun Virgo tak merasa gentar. Virgo sudah bertekad jika memang harus mati, mati bersama Bintang, Virgo takkan menyesal.Sejenak Virgo tampak mengalihkan pandangannya kearah Bintang yang ada disebelahnya, terlihat sekali bagaimana wajah Bintang yang begitu tenang, Bintang berpaling kearah

  • Ksatria Pengembara Season 2   105. Bagian 8

    Biasanya Mata Penakluk yang Bintang pergunakan hanya bisa membuat pingsan, tapi sekarang jutaan Pasukan Neraka Perut Bumi tewas tersungkur. Hal ini tentu saja dikarenakan Bintang menggunakan Kuasa Dewa Tanpa Batasnya yang dipadukan dengan Mata Penakluknya, hasilnya seperti yang terlihat saat ini. Untung saja Bintang hanya mengarahkan Mata Penakluknya kepada Pasukan Neraka Perut Bumi sehingga yang menjadi korban hanyalah Pasukan Neraka Perut Bumi saja.Selain Pangeran Iblis yang terkejut, Putri Athenapun juga terkejut melihat kenyataan yang terjadi, untuk sesaat Pangeran Iblis dan Putri Athena memang dapat merasakan sebuah kekuatan dewa yang datang dari bawah bukit.Goldblin, Jadeblin, Pangeran Kegelapan dan Putri Pallas yang berniat untuk keluar dari Istana Kegelapan, tiba-tiba saja menghentikan langkah mereka.“SIAPA KAU ?!!” terdengar suara berat dan keras Pangeran Iblis yang membuat Goldblin, Jadeblin,

  • Ksatria Pengembara Season 2   105. Bagian 9

    Kedua sosok digdaya ini sudah saling berhadapan. Baik Bintang maupun Pangeran Iblis kini sudah berdiri disuatu tempat yang bukan berada didunia nyata, tapi keduanya berada di dimensi yang berbeda. Bentuk, tempat dan waktu sama persis dengan dibumi, tapi memiliki dimensi yang berbeda.“TAK KUSANGKA DIDUNIA INI MASIH ADA ORANG YANG MEMILIKI KEMAMPUAN DEWA” batin Pangeran Iblis, karena sebelumnya Pangeran Iblis memang sengaja menguji Bintang, apakah bisa mengikutinya ke dimensi yang berbeda dari alam dunia nyata, dan ternyata Bintang bisa mengikutinya.“Aku akan mengalahkanmu seperti pendahulu-pendahuluku sebelumnya Pangeran Iblis” ucap Bintang dengan tenang, tapi cukup membuat wajah Pangeran Iblis berubah.“SIAPA KAU ?!!” lagi-lagi Pangeran Iblis mengulangi ucapannya.“Aku Ksatria Pengembara!” ucap Bintang tersenyum mengulangi jawabannya, hingga membuat wajah Pangeran Iblis berubah.“SIAPA GURUMU

  • Ksatria Pengembara Season 2   105. Bagian 10

    Ledakan demi ledakan terus terjadi mengiringi serangan keduanya yang dahsyat. Asap tebal langsung menutupi tempat itu.Huupp!Pangeran Iblis melompat tinggi keudara.Huupp!Bintang ikut melompat tinggi keudara.Dan kini kedua-duanya saling berhadapan diudara, berdiri menapak angin.Taaappp!Pangeran Iblis tampak langsung mengatupkan kedua tangannya didepan dada.Blep! Blep! Blep! Blep! Blep! Blep! Blep! Blep!Belasan sosok Pangeran Iblis terlihat langsung menjelma, dan jumlahnya terus bertambah hingga tak terhitung lagi, mungkin mencapai ratusan sosok Pangeran Iblis yang kini sudah berdiri diudara.“KAU TAKKAN BISA MENGALAHKAN JURUS SELAKSA IBLIS MENIPU PARA DEWAKU INI!” ucap Pangeran Iblis dengan pongahnya.Bintang yang melihat hal itupun tak mau kalah.Blep! Blep! Blep! Blep! Blep! Blep! Blep! Blep!Tiba-tiba saja sosok Bintangpun ikut menjadi banyak yang jumlahnya juga

  • Ksatria Pengembara Season 2   105. Bagian 11

    Kita tinggalkan sejenak pertarungan Bintang dan Pangeran Iblis. Kita kembali ke dunia nyata, dimana sosok Putri Athena dan Virgo kini sudah berhadapan langsung dengan rombongan Pangeran Kegelapan dan yang lain. Virgo tampak tetap bersikap tenang, walaupun sebenarnya dalam siaga penuh.Jadeblin, Goldblin, Pangeran Kegelapan dan Putri Pallas terlihat saling pandang satu sama lain dari tadi.“Bagaimana menurutmu Jadeblin?” tanya Pangeran Kegelapan lagi.“Kalah atau menang Pangeran Iblis, kita tetap harus memiliki jaminan” ucap Jadeblin lagi“Maksud kakak?” tanya Goldblin cepat“Kita tangkap mereka sebagai jaminan” ucap Jadeblin lagi sehingga membuat yang lain kini memandang kearah Putri Athena dan Virgo.Melihat gelagat yang tidak baik, Virgo segera berjalan kedepan Putri Athena, seakan ingin melindungi Putri Athena.Pangeran Kegelapan juga ikut melangkah kedepan dan kini keduanya sudah sal

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status