Lalu semuanya segera duduk dikursi-kursi yang ada diruangan itu.“Kedatangan hamba kemari, membawa nyai Purbasari dan putrinya, nona Pudja, karena memang ada kepentingan gusti prabu” ucap Bintang lagi. Hingga membuat Gusti prabu Antapura dan permaisuri terlihat langsung menatap kearah nyai Purbasari dan Pudja. Keduanya tampak langsung menjura hormat kearah Gusti prabu Antapura dan permaisuri.“Nyai.. silahkan ceritakan kepada gusti prabu dan permaisuri” ucap Bintang mempersilahkan nyai Purbasari hingga menarik perhatian orang-orang yang ada ditempat itu.Nyai Purbasari terlihat menarik nafas panjang, dan ;“Pudja adalah putri angkat hamba yang hamba temukan dulu” cerita nyai Purbasari semakin menarik perhatian Gusti prabu Antapura dan permaisuri yang kembali menatap kearah Pudja berulang kali.“Mana.. Mana benda yang ada bersama Pudja waktu itu, nyai?” tanya permaisuri dengan cepat.Nyai Purbasari tampak mengeluarkan sebuah benda dari balik pakaiannya, Datuk Rajo Bijayo tampak mendeka
Putri Aurellya dan Bintang kembali kekamar setelah menyelesaikan pesta syukuran di istana. Begitu di dalam kamar Bintang langsung rebahan di tempat tidur, karena perjalanan sedikit melelahkan membuat pegal-pegal di persendian. “Kanda.. dinda mau mandi dulu yah,” kata Putri Aurellya lagi. “Nanti keburu kedinginan, sekarang aja mulai terasa nih udaranya,” sahut Putri Aurellya lagi. “Kalau begitu kita sekalian aja mandi berdua dinda,” goda Bintang tersenyum, Putri Aurellya hanya tersenyum lalu kemudian mengulurkan tangannya kearah Bintang, Bintang segera bangkit dari peraduannya dan berjalan kearah Putri Aurellya yang tersenyum kearahnya. Sesampainya di dalam kamar mandi, keduanya langsung saling berpelukan, baik Bintang maupun Putri Aurellya sama-sama melepas pakaian yang melekat ditubuh mereka masing-masing. “Ohh.. Kanda,” desahnya lembut. Setelah puas bercinta didalam kamar mandi, Bintang dan Putri Aurellya sama-sama terkapar diperaduan dengan tubuh lelah. Nafas keduanya terlihat
KAPAL LAYAR yang megah dan mewah terlihat membelah lautan, dengan bendera kerajaan Antapura diujung tiang layarnya, Bintang, Putri Aurellya, Pudja, nyai Purbasari dan beberapa prajurit mengiringi perjalanan Bintang menuju ke Nagari Batuah, negari seberang pulau.Saat ini Bintang tengah berada dianjungan, menatap lautan luas yang ada dihadapanya, disebelahnya tampak berdiri bersandar sosok Putri Aurellya yang terus memeluk erat dirinya sejak dari tadi.“Oh ya dinda, kemaren permaisuri bilang kalau perginya bersama kanda, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, maksudnya apa?” tanya Bintang lagi, Putri Aurellya hanya tersenyum mendengar hal itu.“Ada banyak bajak laut disepanjang jalur laut yang akan kita lewati kanda.” ucap Putri Aurellya lagi hingga membuat Bintang mengerti.Kemesraan Bintang dan Putri Aurellya rupanya tampak diperhatikan oleh sepasang mata yang terus mengawasi keduanya sejak tadi.Perjalanan menuju Nagari Batuah memang memakan cukup waktu yang lama. Bisa memakan waktu 1-
Satu lagi adalah sosok yang begitu kharismatik, penampilan begitu menampakkan kalau dirinya seorang terpelajar, kumis dan janggut tipis menghiasi wajahnya yang kharismatik, mengenakan pakaian merah dengan ikat kepala putih yang menguncir rambutnya.Sosok yang terakhir adalah sosok seorang laki-laki bertubuh besar, dengan mengenakan pakaian yang terbuka dibagian kedua lengannya sehingga menampakkan lengannya yang besar dan sosoknya yang perkasa. Wajahnyapun memiliki kumis, jenggot dan jambang yang tebal, wajahnya terlihat sedikit agak sangar ketimbang kedua orang lainnya.“Siapa kalian ini?” tanya Bintang lagi dengan penuh wibawa.“Aku Pesilat Bangsawan”“Aku Pelajar Bangsawan”“Aku Perkasa Bangsawan”“Kami adalah bajak laut bangsawan” ucap ketiganya bersamaan.“Bajak laut bangsawan” ulang Bintang lagi“Siapa kau anak muda?” ucap Pelajar Bangsawan lagi.“Aku Bintang, seorang pengembara” ucap Bintang singkat dan jelas.“Maksudku siapa nama besarmu didunia persilatan?” sambung Pelajar Ba
“Hentikan tuan! hentikan!”Serrr..Sebuah suara disusul dengan sebuah bayangan dengan cepat menghentikan pertarungan yang terjadi. Bintang yang melihat sosok Pelajar Bangsawan sudah berdiri diantara kedua rekannya segera melepaskan kedua tangannya yang tadi mencengkram kedua tangan pesilat dan Perkasa Bangsawan.Pesilat dan Perkasa Bangsawan terlihat langsung lemas karena kehabisan tenaga.Tapp! Tapp!Pelajar Bangsawan terlihat langsung menempelkan kedua telapak tangannya ke punggung pesilat dan Perkasa Bangsawan. Sementara Bintang yang ada dihadapan mereka hanya tampak diam memperhatikan.Cukup lama juga Pelajar Bangsawan mengerahkan hawa murninya untuk mengembalikan tenaga kedua sahabatnya itu. Tapi karena pada dasarnya tenaga Pelajar Bangsawan yang paling lemah diantara mereka bertiga, makanya perlu waktu lama bagi Pelajar Bangsawan untuk memulihkan tenaga kedua sahabatnya itu. Bahkan Pelajar Bangsawan yang kini harus kehilangan tenaganya sendiri.Tappp!Tiba-tiba Pelajar Bangsawan
Dengan dikawal 3 kapal bajak laut bangsawan, kapal yang Bintang tumpangi melanjutkan perjalanannya. Kawalan ketiga kapal bajak laut bangsawan ternyata sangat membantu kapal Bintang, karena berikutnya, bila ada bajak laut yang menghadang, gerombolan bajak laut bangsawan yang menghadapinya, bahkan banyak bajak laut yang lain tidak berani untuk menghadang kapal yang Bintang tumpangi karena melihat kawalan bajak laut bangsawan. Rupanya gerombolan bajak laut bangsawan cukup memiliki nama yang disegani diantara bajak laut lainnya. Malam itu langit tak seperti biasanya, bulan dan Bintang-Bintang tak terlihat dilangit, tertutup oleh gerombolan awan hitam yang menutupi langit, angin lautpun tampak berhembus dengan kencang. Bila melihat keadaan cuaca, kemungkinan akan terjadi badai hujan dalam waktu dekat. Benar saja, badai hujanpun terjadi dengan derasnya, gelombang lautpun ikut bergejolak dengan hebat, tapi bagi seorang pelaut / nelayan, hujan badai yang terjadi di lautan itu adalah hal yang
EMPAT KAPAL tampak saling merapat dilautan, 1 kapal milik Bintang dan 3 kapal lainnya adalah kapal bajak laut bangsawan.“Nagari Batuah sudah tak jauh lagi, kami hanya bisa mengantar tuan sampai disini” ucap Cao yi lagi.“Maklumlah tuan, kami para bajak laut tidak terlalu akrab dengan pasukan kerajaan” sambung Wei yi lagi.Bintang hanya tersenyum dan memang memaklumi hal tersebut.“Aku mengucapkan terima kasih kepada kalian atas apa yang telah kalian lakukan selama perjalanan ini” ucap Bintang seraya menjura hormat.Ketiga komandan bajak laut bangsawan dengan cepat membalas juraan hormat Bintang. Tak lama kemudian salah seorang anggota bajak laut datang dengan membawa sebuah burung merpati dalam sangkar. Cao yi segera menerimanya.“Ini adalah merpati laut, kapanpun dan dimanapun tuan membutuhkan kami, lepaskan merpati laut ini, dia akan kembali kepada kami.. dan kami akan segera datang untuk membantu tuan” ucap cao yo lagi seraya menyerahkan merpati dalam sangkar itu kepada Bintang.B
Kerajaan Nagari Batuah adalah kerajaan yang terdapat di dalam provinsi Sumatra Barat sekarang. Nama kerajaan ini dirujuk dari nama pohon Nibung atau Ruyung, kerajaan ini tergabung dalam Malayapura, sebuah kerajaan yang pada Prasasti Amoghapasa disebutkan dipimpin oleh Adityawarman, yang mengukuhkan dirinya sebagai penguasa Bhumi Malayu di Suwarnabhumi. Termasuk pula di dalam Malayapura adalah kerajaan Dharmasraya dan beberapa kerajaan atau daerah taklukan Adityawarman lainnya. Adityawarman pada awalnya dikirim untuk menundukkan daerah-daerah penting di Sumatra, dan bertahta sebagai raja bawahan (uparaja). Saat ini yang memerintah Nagari Batuah adalah Paduko Rajo Ananggawarman. Ia adalah putra sekaligus pewaris dari Adityawarman.Dalam menjalankan roda pemerintahannya Rajo Paduko Ananggawarman dibantu oleh beberapa orang menteri kepercayaanya, salah satunya adalah Datuk Rajo Dilangit, kakeknya Putri Aurellya dan Putri Aurelie.Datuk Rajo Dilangit memiliki dua orang putri, yang tertua b
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu