Melihat gelengan kepala Datuk Rajo Dilangit, Bintang kembali mengalihkan pandangannya kearah Wijayawarman. Sementara itu sosok harimau Sutan Rajo Alam sudah semakin dekat, dan ;Grraauuum !Dengan satu auman dahsyat, dalam jarak yang cukup jauh, sosok harimau jelmaan Sutan Rajo Alam tiba-tiba saja menerkam kedepan, kearah sosok Wijayawarman yang masih tenggelam dialam tapa bratanya.Di tempatnya wajah Bintang tiba-tiba saja berubah, saat melihat sosok raga Sutan Rajo Alam tampak tertinggal dibelakang, sementara bayangan harimau yang tadi merupakan jelmaan Sutan Rajo Alam masih terus menerkam kearah Wijayawarman, dan ;Bleepppp!Bayangan harimau masuk kedalam tubuh Wijayawarman, sementara itu sosok Sutan Rajo Alam tampak langsung melakukan tapa brata ditempatnya. Hal ini tentu saja mengejutkan Bintang yang melihatnya.“Jiwa ilmu harimau singgalang sudah masuk kedalam tubuh Wijayawarman” terdengar suara Datuk Rajo Dilangit disebelah Bintang hingga membuat Bintang mengalihkan pandangann
ISTANA NAGARI BATUAH. Pagi itu, Paduka Rajo Ananggawarman langsung memerintahkan rapat dadakan dan meminta seluruh pejabat istana Nagari Batuah untuk berkumpul. Dalam waktu singkat saja, seluruh pejabat istana Nagari Batuah sudah berkumpul di aula utama. Semua terdengar berkasak kusuk atas apa yang terjadi. Tak lama kemudian, suasana langsung berubah hening saat kemunculan Paduka Rajo Ananggawarman. Semua pejabat langsung bangkit berdiri ditempatnya dan menjura hormat.“Duduk” ucap Paduka Rajo Ananggawarman mempersilahkan duduk para pejabat istananya.“Panglima Kumbang, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Paduka Rajo Ananggawarman lagi salah seorang panglimanya yang bertanggung jawab atas keamanan istana Nagari Batuah.Seorang laki-laki berperawakan gagah dengan tongkat ditangan tampak bangkit dan langsung menjura hormat.“Hamba sudah memeriksa keadaan kamar Puti Reno Bungsu paduka, tidak ada tanda-tanda pembobolan.. bahkan prajurit yang hamba perintahkan berjaga-jaga didepan pintu ka
DI istana Nagari Batuah. Pagi itu, Paduka Rajo Ananggawarman kembali mengumpulkan para pejabat istana Nagari Batuah untuk berkumpul.“Bagaimana Panglima Kumbang, apakah ada perkembangan?” tanya Paduka Rajo Ananggawarman lagi. Panglima tampak terdiam dan menatap para Hulubalang yang ada ditempat itu yang juga tampak terdiam.“Mohon ampun paduka, sampai saat ini masih belum ada jejak terang keberadaan Puti Reno Bungsu dan orang yang menculiknya?!” ucap Panglima Kumbang lagi. Hal ini membuat Paduka Rajo Ananggawarman terdiam.“Tidak ada jalan lain” ucap Paduka Rajo Ananggawarman pelan.“Panglima Kumbang, segera buat selebaran sayembara untuk menemukan Puti Reno Bungsu. Bila yang menemukannya adalah wanita, maka dia akan diangkat menjadi putri Nagari Batuah, tapi bila yang menemukannya laki-laki muda, akan kuangkat dia menjadi menantuku, suami dari Puti Reno Bungsu” ucap Paduka Rajo Ananggawarman lagi.“Baik paduka”Maka lukisan Puti Reno Bungsupun disebar dan ditempel dimana-mana, dalam
“Ada apa panglima?”“Ada tamu paduka rajo”“Suruh saja kembali dulu panglima, pikiranku sedang kalut hari ini” ucap Paduka Rajo Ananggawarman lagi tak mampu menyembunyikan kegalauannya.“Pandeka Ksatria Pengembara yang datang bertamu paduka” ucap Panglima Kumbang cepat hingga langsung membuat wajah Paduka Rajo Ananggawarman berubah.“Cepat! cepat suruh menghadapku Panglima Kumbang” ucap Paduka Rajo Ananggawarman sampai berdiri dari singgasananya.Panglima Kumbang segera bangkit dan dengan cepat berjalan keluar untuk menjemput Bintang dan yang lain yang menunggu diluar. Tak lama kemudian Panglima Kumbang kembali masuk bersama Bintang, Putri Aurelie dan Wijaya.Paduka Rajo Ananggawarman sendiri tampak langsung turun dari singgasananya untuk menyambut kedatangan Bintang.Bintang, Putri Aurelie dan Wijaya tampak langsung menjura hormat dihadapan Paduka Rajo Ananggawarman.“Bangun.. Bangunlah pandeka” ucap Paduka Rajo Ananggawarman cepat.“Aurelie, Wijaya.. kalian juga bangunlah” ucap Padu
Malam itu, Bintangpun mendapatkan jamuan mewah dari Paduka Rajo Ananggawarman dengan tarian-tarian dan makanan-makanan yang lezat-lezat. Bintang sendiri duduk berdekatan dengan Wijaya dan Putri Aurelie.“Bagaimana kakang bisa tau dimana Puti Reno Bungsu?” ucap Putri Aurelie kagum dengan kemampuan Bintang.“Apa Aurelie lupa siapa kakang?” ucap Bintang tersenyum hingga membuat wajah Putri Aurelie berubah.“Oh iya, kakang kan pandeka besar, Ksatria Pengembara” ucap Putri Aurelie tertawa ringan.Bintang ikut tertawa lalu memandang kearah Wijaya yang ada disebelahnya.“Wijaya, sebaiknya besok kau ikut bersama Panglima Kumbang untuk menyelamatkan Puti Reno Bungsu” bisik Bintang lagi kepada Wijaya yang langsung berubah wajahnya.“Paduka tidak ikutkah?” tanya Wijaya lagi, Bintang terlihat menggeleng.“Ini kesempatanmu untuk membuktikan kepantasan dirimu untuk menjadi seorang panglima Nagari Batuah Wijaya” bisik Bintang lagi hingga membuat Wijaya terdiam, tapi kemudian wajahnya tersenyum dan m
KEESOKAN HARINYA, Paduka Rajo Ananggawarman segera memerintahkan Panglima Kumbang untuk membawa 4 Hulubalang dan 100 orang prajurit terlatih untuk segera menuju ke gunung marapi. Wijayapun ikut dalam tugas penyelamatan tersebut.Malam itu, wilayah Nagari Batuah tampak tengah diliputi mendung, hingga bulan dan Bintang-bintang tak terlihat dikaki langit. Sesekali terdengar guntur menyambar.Bintang sendiri tampak sedang bercengkrama dengan Paduka Rajo Ananggawarman, sementara Putri Aurelie tampak sibuk sendiri memperhatikan penari-penari yang melenggang lenggok dihadapannya. Tapi tiba-tiba saja wajah Putri Aurelie berubah saat melihat sesosok yang sangat dikenalinya tengah melintas tak jauh dari pandangannya.“Uda Rajo Mudo” ucap Putri Aurelie lagi melihat sosok Rajo Mudo Basa yang tampak melintas jauh dihadapannya. Putri Aurelie tampak memandang kearah Bintang yang tampak sibuk berbicara dengan Paduka Rajo Ananggawarman.Diam-diam Putri Aurelie bangkit dan pergi meninggalkan tempat itu
Pagi-pagi sekali, Putri Aurelie sudah nongkrong didepan pintu kamar Bintang. Begitu Bintang membuka pintu kamarnya.“Kakang” ucap Putri Aurelie dengan wajah masih dirundung sedih.“Aurelie“ ucap Bintang sedikit kaget melihat Putri Aurelie yang sudah ada didepan pintu kamarnya.“Jadi apa jawabannya atas kegundahan Aurelie kakang” ucap Putri Aurelie tak sabaran“Kita sarapan dulu ya Aurelie” ucap Bintang tersenyum.Dengan wajah kecewa, Putri Aurelie hanya tampak mengangguk saja. Lalu bersama keduanya segera menuju ketempat sarapan dimana Paduka Rajo Ananggawarman sudah menunggu disana. Tapi tidak hanya Paduka Rajo Ananggawarman yang menunggu mereka, dua orang gadis berparas cantik juga tampak duduk disebelah kiri dan kanan Paduka Rajo Ananggawarman.Putri Aurelie sendiri tiba-tiba saja menggandeng tangan Bintang dengan bersikap manja. Walau mengejutkan bagi Bintang dengan sikap Putri Aurelie, tapi Bintang membiarkan dan hanya tersenyum saja.“Oh ya tuan pandeka, ambo ingin memperkenalka
“Entahlah kakang, Aurelie lagi malas mikirin laki-laki” ucap Putri Aurelie lagi hingga membuat Bintang tersenyum.“Kalau begitu hanya ada satu jalan lagi untuk menghilangkan kegundahan hatimu Aurelie” ucap Bintang lagi.“Apa itu kang?“ tanya Putri Aurelie cepat.“Kau harus bisa membuktikan kepada Rajo Mudo Basa Aurelie, kalau kau jauh lebih hebat dan jadi lebih baik darinya” ucap Bintang lagi. Hingga kembali membuat Putri Aurelie terdiam.“Bagaimana caranya kang?”“Apakah ilmu kanuraganmu lebih baik dari Rajo Mudo Basa?” tanya Bintang lagi, Putri Aurelie menggeleng.“Ilmu kanuragan macan kumbang milik uda rajo sangatlah hebat, bahkan dulu uda Wijaya pernah kalah dari uda rajo” ucap Putri Aurelie lagi. Bintang cukup terkejut mendengarnya.“Ilmu macan kumbang, sehebat itukah Rajo Mudo Basa” ucap Bintang pelan.“Tapi tak mungkin ilmu harimau singgalang bisa kalah dari ilmu macan kumbang, Aurelie” sambung Bintang lagi.“Waktu itu uda Wijaya baru sampai tingkat 5 ilmu harimau singgalang k
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu