“Ini peta menuju Pulau Bangkai, gusti prabu” ucap senopati yang satunya lagi seraya menyerahkan sebuah gulungan kulit kambing yang berisi peta yang kini dibuka oleh Bintang dan menatap peta ditangannya.
“Hhmm.. tidak jauh, tapi tidak juga dekat” batin Bintang lagi melihat peta tersebut.
“Baiklah datuk, senopati, kami berangkat” ucap Bintang lagi.
“Hati-hati gusti prabu” ucap Datuk Rajo Bijayo lagi.
Bintang tampak hanya mengangguk, lalu naik ke kapal bersama Cakra dan Buana yang terlihat begitu gembira naik ke kapal tersebut.
Dengan diiringi tatapan Datuk Rajo Bijayo, kapal Bintang mulai berjalan jauh ketengah lautan.
-o0o-
MALAM semakin larut, ditambah lagi gumpalan awan hitam bergerombol menutupi langit hingga menutupi sang bulan dan Bintang-bintang yang satupun tak terlihat malam itu. Dua sosok tampak berjalan mengendap-ngendap malam itu, seakan-akan tak ingin diketahui oleh orang-orang
Malam akhirnya tiba, Putri Aurelie dan Rajo Mudo Basa akhirnya memutuskan untuk menginap dihutan malam itu, setelah mendapatkan sebuah tempat yang cukup tersembunyi, keduanya bermalam. Suasana malam yang dingin, membuat perut dengan cepat keroncongan, dan ini pula yang terjadi pada Putri Aurelie dan Rajo Mudo Basa. Keduanya menyesal karena pergi tidak membawa bekal. “Adiak tunggu disini, jangan kemana-mana, uda mau mencari makan malam untuk kita” ucap Rajo Mudo Basa lagi. “Jangan lama-lama uda, Aurelie takut” ucap Putri Aurelie lagi. Rajo Mudo Basa mengangguk cepat dan segera berkelebat pergi dari tempat itu. Meninggalkan Putri Aurelie yang memang takut karena tak terbiasa bermalam di hutan. Sesekali Putri Aurelie terlihat memainkan api unggun kecil yang ada dihadapannya, sengaja membuat api unggun kecil untuk tidak memancing perhatian. Cukup lama juga Rajo Mudo Basa pergi, dan belum kembali, ini membuat Putri Aurelie gelisah sendiri d
Lalu terlihat ke-6 lelaki ini menatap kearah Putri Aurelie dengan tatapan penuh nafsu. “Lepaskan aku! kalian akan dibunuh kalau kekasihku tau hal ini” ucap Putri Aurelie lagi berteriak dengan keras. “Kekasihmu kau bilang. Ha ha ha...! kekasihmu sudah ditangkap dan dibawa oleh teman-teman kami ke tuan Iblis Bangkai. Nyawanya paling bertahan sampai malam ini” ucap salah seorang lelaki berwajah sangar itu lagi hingga mengejutkan Putri Aurelie sendiri. “Tidak mungkin, uda tak mungkin tertangkap” ucap Putri Aurelie seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Tidak ada yang pernah lolos setelah memasuki Pulau Bangkai ini.” ucap salah seorang lelaki sangar itu lagi. “Dan kau sungguh berani datang kemari. Kau pasti pendekar yang ingin mengikuti sayembara untuk melepaskan Putri Aurellya itukan? kau akan menyesal karena telah berani datang ke Pulau Bangkai ini” ucap lelaki sangar itu lagi, hingga membuat Putri Aurelie semakin pucat pasi.
Putri Aurelie semakin memejamkan kedua matanya erat-erat, digigitnya bibirnya hingga berdarah, kalau saja Putri Aurelie memiliki keberanian untuk menggigit lidahnya sendiri, mungkin saat ini sudah dilakukannya, tapi apa daya, dia tak memiliki keberanian untuk membunuh dirinya sendiri dengan cara menggigit lidahnya. Suasana tiba-tiba saja hening, Putri Aurelie sendiri merasa heran, karena tak merasakan apapun ditubuhnya, padahal terakhir dilihatnya, lelaki bertampang sangar itu sudah siap menindih tubuhnya, tapi kali ini suasana ditempat itu tiba-tiba saja berubah sunyi, padahal tadi masih dipenuhi dengan gelak tawa. Cukup lama Putri Aurelie membiarkan keadaan hening itu, ditunggu, tetap tak ada yang terjadi, hingga Putri Aurelie terkejut saat merasakan ada sebuah kain yang menutupi tubuhnya, lalu ada tangan yang terasa melepaskan ikatan kedua tangannya. Putri Aurelie dengan cepat membuka kedua matanya. “Kau!” betapa terkejutnya Putri Aurelie saat melihat seor
“Apa kita tidak membantu mereka, uda gusti?” tanya Putri Aurelie lagi.“Tidak perlu. Kedua senopatiku itu mampu untuk mengalahkan lawan-lawannya” ucap lelaki muda itu tanpa menoleh.“Oh ya putri, jangan panggil hamba dengan panggilan uda, ambo bukan orang Minang” ucap lelaki muda itu seraya menoleh tersenyum, Putri Aurelie ikut tersenyum bahkan hampir saja tertawa karena lucu mendengar ucapan lelaki muda tersebut. Lucunya sampai membuat Putri Aurelie melupakan kejadian tragis yang hampir saja menimpanya, sangking lucunya sampai-sampai Putri Aurelie harus menutup mulutnya dengan tangannya untuk menahan tawanya.Lelaki muda yang tak lain adalah Bintang tampak menoleh sebentar kearah Putri Aurelie yang terlihat menahan tawanya dan ikut tersenyum kearah Putri Aurelie hingga membuat Putri Aurelie menjadi malu sendiri. Lalu keduanya kembali memperhatikan jalannya pertarungan yang terjadi.Kedua senopati yang dimaksud Bintang
“Putri, menjauhlah sebentar” ucap Bintang lagi. Putri Aurelie yang bingung segera menyingkir dari tempatnya, memberikan tempat untuk Bintang yang terlihat langsung memeriksa keadaan Rajo Mudo Basa. “Apa yang sebenarnya terjadi dengan uda rajo, tuan?” ucap Putri Aurelie terlihat mulai khawatir melihat keadaan Rajo Mudo Basa. “Dia telah terkena racun ganas” ucap Bintang tanpa menoleh. “R-racun ganas” ulang Putri Aurelie lagi. “T-tolong selamatkan dia tuan. Tolong selamatkan” ucap Putri Aurelie lagi terlihat khawatir. “Hamba akan berusaha putri, tenanglah” ucap Bintang lagi mencoba memberikan ketenangan kepada Putri Aurelie. -o0o- MALAM ITU. Putri Aurelie terlihat gelisah, berjalan kesana kemari diatas kapal dengan sesekali memalingkan pandangannya kearah pintu dalam kapal. Putri Aurelie sudah tidak lagi terlihat mengenakan jubah Bintang sebagai pakaiannya, tadi sudah mengenakan pakaiannya sendiri yang memang ada di
“Benar kami kembar, aku Cakra dan ini adikku Buana” ucap Cakra memperkenalkan diri mereka berdua.Lalu Cakra kemudian menceritakan alasan gusti prabu Antapura mengirimkan putri-putrinya ke Nagari Batuah untuk menghindari Iblis Bangkai dan Putri Aurelie yang memang baru mengetahui hal itu tentu saja sangat terkejut, karena selama ini dia sangat membenci ayahandanya karena telah mengasingkan dirinya dan kakaknya semenkak dari kecil. Suasana tiba-tiba berubah haru dan hening.“Jadi begitulah putri, mulai sekarang putri janganlah membenci orangtua putri sendiri, karena apapun yang mereka lakukan semuanya untuk kebaikan putri sendiri” ucap Cakra lagi.“Ya, terima kasih Cakra. Sekarang aku mengerti” ucap Putri Aurelie lagi.“Oh ya, siapa nama kakang prabu kalian itu?”“namanya kang Bintang.”“Kang Bintang. Jadi kakang prabu kalian itu telah menjadi seorang pahlawan besar da
“Putri.. putri!” suara Cakra menyadarkan Putri Aurelie dari keterpanaannya. “Eh.. oh iya..” “Hayo melamunkan apa hayo!” goda Buana. “Ah tidak kok. Tidak melamunkan apa-apa. Oh ya, bukannya tadi baru 9 orang, katanya istri kakang prabu 10 orang” ucap Putri Aurelie lagi. “Istri pertama kakang prabu adalah seorang dewi” ucap Buana pelan hingga membuat wajah Putri Aurelie berubah. “Se..seorang dewi?” ulang Putri Aurelie lagi bingung. “Ya benar, namanya Putri Samudra, pengusa istana dasar samudra” jelas Cakra lagi hingga lagi-lagi membuat wajah Putri Aurelie berubah mendengarnya. “Hebat sekali” ucap Putri Aurelie tanpa sadar. “Apakah mereka bahagia? Apakah mereka rukun?” tanya Putri Aurelie dengan beruntun. “Seperti yang terlihat, semua baik-baik saja. Semua rukun-rukun saja. Istri-istri kakang prabu semuanya bahagia” ucap Buana lagi. Hingga membuat Putri Aurelie mengangguk-angguk. “Oh ya Cakra, bagaimana car
Putri Aurelie menatap kearah Bintang dengan tatapan kagum dan terima kasih. “Terima kasih kakang prabu” ucap Putri Aurelie lagi kepada Bintang. Bintang sedikit terkejut mendengar Putri Aurelie memanggilnya kakang prabu. “Cakra.. Buana.. Untuk beberapa hari kedepan, aku akan bermeditasi terlebih dulu untuk memulihkan tenaga, keamanan tempat ini kuserahkan kepada kalian” ucap Bintang kepada Cakra dan Buana yang juga ada ditempat itu. “Baik gusti” ucap Cakra dan Buana lagi. -o0o- Beberapa hari berlalu, sementara Bintang masih melakukan meditasi untuk memulihkan tenaganya, sementara itu keadaan Rajo Mudo Basapun sudah mulai pulih. Dan selama Bintang berada dalam masa pemulihan, Putri Aurelie justru terlihat lebih memperhatikan Bintang daripada kekasihnya sendiri, Rajo Mudo Basa. Dari mempersiapkan makan sampai minum, semua kebutuhan Bintang dilayani oleh Putri Aurelie, sampai-sampai Rajo Mudo Basa pernah memprotes melihat perhatian kekasihnya itu
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu