Share

82. Bagian 2

last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-11 01:25:14

Putri Aurellya segera memperhatikan keadaan disekitarnya dan wajah Putri Aurellya langsung berubah pucat melihatnya, puluhan kerangka dan tengkorak manusia tersebar dimana-mana, ditambah lagi pemandangan mengenaskan dari potongan-potongan tubuh yang masih mengucurkan darah kelantai, bulu kuduk Putri Aurellya meremang, bergidik dan wajahnya pucat.

Putri Aurellya terlihat menggerak-gerakkan hidungnya yang bangir mancung, Putri Aurellya merasa heran dengan keadaan menggenaskan ditempat itu, tidak tercium bau yang seharusnya menyengat, tapi Putri Aurellya tetap merasakan bergidik ngeri melihat pemandangan menyeramkan yang ada dihadapannya.

“Sudah sadar rupanya tuan putri” sebuah suara berat terdengar mengejutkan Putri Aurellya. Seorang laki-laki tua mengenakan jubah hitam dari ujung kaki hingga kepala terlihat mendekatinya, dan semakin dekat semakin berubah wajah Putri Aurellya melihatnya. Walau tertutupi jubah terlihat kepalanya plontos, ada bekas luka diwajahnya, tapi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   82. Bagian 3

    “Gusti prabu, dimana letak Pulau Bangkai?” tanya Bintang lagi. “Gusti prabu ingin pergi sendiri, sebaiknya gusti prabu bawa semua senopati Antapura untuk menemani gusti prabu” ucap gusti prabu Antapura lagi. “Tidak gusti prabu, semakin sedikit yang ikut itu semakin baik, agar tidak banyak orang yang akan menjadi korban” ucap Bintang. “Biar hamba berangkat bersama kedua senopati hamba, Cakra dan Buana” sambung Bintang lagi. Gusti prabu Antapura terlihat terdiam sejenak, lalu memandang kearah permaisurinya. “Kami tidak tau lagi bagaimana harus mengucapkan terima kasih kepada gusti prabu” ucap gusti prabu Antapura “Terima kasihnya nanti saja gusti prabu, kalau aku sudah berhasil membawa pulang putri Aurellya dengan selamat” ucap Bintang tersenyum. “Senopati hamba akan membawa gusti prabu ke pelabuhan, lalu akan menunjukkan jalan menuju Pulau Bangkai” ucap gusti prabu Antapura lagi. Bintang tampak mengangguk manta

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   82. Bagian 4

    “Hyyaattt!” Putri Aurelie menyerang Bintang dengan jurus cakar harimau singgalangnya. Tapi Putri Aurelie salah jika menduga lawannya dengan mudah ditundukkan, wajah Putri Aurelie berubah saat melihat serangan andalannya dapat dihindari dengan mudah oleh lawannya. Bintang sendiri dengan tenang, dengan meletakkan kedua tangannya dibelakang pinggangnya, bergerak lincah menghindari serangan Putri Aurelie yang mengincar bagian-bagian vital ditubuhnya. Sementara itu pemuda tampan yang selalu bersama Putri Aurelie tampak terus memperhatikan jalannya pertarungan. Jurus demi jurus dilewati, sosok Putri Aurelie terlihat sudah mandi keringat, sementara lawannya masih biasa-biasa saja, tanpa menggunakan kedua tangannya Bintang mampu menghindari setiap serangan Putri Aurelie. Dan kelana pemabuklah yang telah membuat Putri Aurelie merasakan tenaganya dengan cepat habis. Semua kejadian dipelabuhan tersebut menjadi tontongan masyarakat yang ada dipelabuhan tersebut

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   82. Bagian 5

    “Ini peta menuju Pulau Bangkai, gusti prabu” ucap senopati yang satunya lagi seraya menyerahkan sebuah gulungan kulit kambing yang berisi peta yang kini dibuka oleh Bintang dan menatap peta ditangannya. “Hhmm.. tidak jauh, tapi tidak juga dekat” batin Bintang lagi melihat peta tersebut. “Baiklah datuk, senopati, kami berangkat” ucap Bintang lagi. “Hati-hati gusti prabu” ucap Datuk Rajo Bijayo lagi. Bintang tampak hanya mengangguk, lalu naik ke kapal bersama Cakra dan Buana yang terlihat begitu gembira naik ke kapal tersebut. Dengan diiringi tatapan Datuk Rajo Bijayo, kapal Bintang mulai berjalan jauh ketengah lautan. -o0o- MALAM semakin larut, ditambah lagi gumpalan awan hitam bergerombol menutupi langit hingga menutupi sang bulan dan Bintang-bintang yang satupun tak terlihat malam itu. Dua sosok tampak berjalan mengendap-ngendap malam itu, seakan-akan tak ingin diketahui oleh orang-orang

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   82. Bagian 6

    Malam akhirnya tiba, Putri Aurelie dan Rajo Mudo Basa akhirnya memutuskan untuk menginap dihutan malam itu, setelah mendapatkan sebuah tempat yang cukup tersembunyi, keduanya bermalam. Suasana malam yang dingin, membuat perut dengan cepat keroncongan, dan ini pula yang terjadi pada Putri Aurelie dan Rajo Mudo Basa. Keduanya menyesal karena pergi tidak membawa bekal. “Adiak tunggu disini, jangan kemana-mana, uda mau mencari makan malam untuk kita” ucap Rajo Mudo Basa lagi. “Jangan lama-lama uda, Aurelie takut” ucap Putri Aurelie lagi. Rajo Mudo Basa mengangguk cepat dan segera berkelebat pergi dari tempat itu. Meninggalkan Putri Aurelie yang memang takut karena tak terbiasa bermalam di hutan. Sesekali Putri Aurelie terlihat memainkan api unggun kecil yang ada dihadapannya, sengaja membuat api unggun kecil untuk tidak memancing perhatian. Cukup lama juga Rajo Mudo Basa pergi, dan belum kembali, ini membuat Putri Aurelie gelisah sendiri d

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   82. Bagian 7

    Lalu terlihat ke-6 lelaki ini menatap kearah Putri Aurelie dengan tatapan penuh nafsu. “Lepaskan aku! kalian akan dibunuh kalau kekasihku tau hal ini” ucap Putri Aurelie lagi berteriak dengan keras. “Kekasihmu kau bilang. Ha ha ha...! kekasihmu sudah ditangkap dan dibawa oleh teman-teman kami ke tuan Iblis Bangkai. Nyawanya paling bertahan sampai malam ini” ucap salah seorang lelaki berwajah sangar itu lagi hingga mengejutkan Putri Aurelie sendiri. “Tidak mungkin, uda tak mungkin tertangkap” ucap Putri Aurelie seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Tidak ada yang pernah lolos setelah memasuki Pulau Bangkai ini.” ucap salah seorang lelaki sangar itu lagi. “Dan kau sungguh berani datang kemari. Kau pasti pendekar yang ingin mengikuti sayembara untuk melepaskan Putri Aurellya itukan? kau akan menyesal karena telah berani datang ke Pulau Bangkai ini” ucap lelaki sangar itu lagi, hingga membuat Putri Aurelie semakin pucat pasi.

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   82. Bagian 8

    Putri Aurelie semakin memejamkan kedua matanya erat-erat, digigitnya bibirnya hingga berdarah, kalau saja Putri Aurelie memiliki keberanian untuk menggigit lidahnya sendiri, mungkin saat ini sudah dilakukannya, tapi apa daya, dia tak memiliki keberanian untuk membunuh dirinya sendiri dengan cara menggigit lidahnya. Suasana tiba-tiba saja hening, Putri Aurelie sendiri merasa heran, karena tak merasakan apapun ditubuhnya, padahal terakhir dilihatnya, lelaki bertampang sangar itu sudah siap menindih tubuhnya, tapi kali ini suasana ditempat itu tiba-tiba saja berubah sunyi, padahal tadi masih dipenuhi dengan gelak tawa. Cukup lama Putri Aurelie membiarkan keadaan hening itu, ditunggu, tetap tak ada yang terjadi, hingga Putri Aurelie terkejut saat merasakan ada sebuah kain yang menutupi tubuhnya, lalu ada tangan yang terasa melepaskan ikatan kedua tangannya. Putri Aurelie dengan cepat membuka kedua matanya. “Kau!” betapa terkejutnya Putri Aurelie saat melihat seor

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   82. Bagian 9

    “Apa kita tidak membantu mereka, uda gusti?” tanya Putri Aurelie lagi.“Tidak perlu. Kedua senopatiku itu mampu untuk mengalahkan lawan-lawannya” ucap lelaki muda itu tanpa menoleh.“Oh ya putri, jangan panggil hamba dengan panggilan uda, ambo bukan orang Minang” ucap lelaki muda itu seraya menoleh tersenyum, Putri Aurelie ikut tersenyum bahkan hampir saja tertawa karena lucu mendengar ucapan lelaki muda tersebut. Lucunya sampai membuat Putri Aurelie melupakan kejadian tragis yang hampir saja menimpanya, sangking lucunya sampai-sampai Putri Aurelie harus menutup mulutnya dengan tangannya untuk menahan tawanya.Lelaki muda yang tak lain adalah Bintang tampak menoleh sebentar kearah Putri Aurelie yang terlihat menahan tawanya dan ikut tersenyum kearah Putri Aurelie hingga membuat Putri Aurelie menjadi malu sendiri. Lalu keduanya kembali memperhatikan jalannya pertarungan yang terjadi.Kedua senopati yang dimaksud Bintang

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   82. Bagian 10

    “Putri, menjauhlah sebentar” ucap Bintang lagi. Putri Aurelie yang bingung segera menyingkir dari tempatnya, memberikan tempat untuk Bintang yang terlihat langsung memeriksa keadaan Rajo Mudo Basa. “Apa yang sebenarnya terjadi dengan uda rajo, tuan?” ucap Putri Aurelie terlihat mulai khawatir melihat keadaan Rajo Mudo Basa. “Dia telah terkena racun ganas” ucap Bintang tanpa menoleh. “R-racun ganas” ulang Putri Aurelie lagi. “T-tolong selamatkan dia tuan. Tolong selamatkan” ucap Putri Aurelie lagi terlihat khawatir. “Hamba akan berusaha putri, tenanglah” ucap Bintang lagi mencoba memberikan ketenangan kepada Putri Aurelie. -o0o- MALAM ITU. Putri Aurelie terlihat gelisah, berjalan kesana kemari diatas kapal dengan sesekali memalingkan pandangannya kearah pintu dalam kapal. Putri Aurelie sudah tidak lagi terlihat mengenakan jubah Bintang sebagai pakaiannya, tadi sudah mengenakan pakaiannya sendiri yang memang ada di

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status