“Oh ya, perkenalkan ini istriku, Sabina...” ucap Bintang memperkenalkan Sabina yang baru saja selesai meletakkan cangkir-cangkir minuman dihadapan tamu-tamunya.
Sabina sendiri tampak langsung mengatupkan kedua tangannya didepan dada sebagai penghormatan, ke-4 sahabat Bintang langsung membalas juraan hormat itu dengan cepat. Sabina kemudian mohon pamit untuk meninggalkan tempat itu.
“Itu.. istrimu lagi, Bintang?” tanya Arya seakan tak percaya setelah Sabina menghilang dari pandangan mereka. Bintang hanya tersenyum.
Sawungpati tiba-tiba saja menggerakkan jari-jarinya seperti orang yang tengah berhitung. “Sepuluh...” ucap Sawungpati tiba-tiba dengan wajah berubah. Disambut tawa oleh yang lain yang mengerti maksud kata-kata Sawungpati dengan angka sepuluh. Apa itu ? Tentu saja jumlah Istri Bintang.
“Jadi apa rencanamu sekarang Bintang?” tanya Yudho akhirnya.
“Sebenarnya aku ingin langsung menjambang
Iblis Tengkorak sendiri tampak berdiri mematung, tenggorokannya terasa tercekat, tubuhnya terasa kaku. Sementara itu Bintang tampak turun dari pelana kudanya dan berjalan mendekati sosok Iblis Tengkorak yang masih berdiri mematung ditempatnya.“Sampaikan pesanku untuk Malaikat Gila. aku menantangnya, kapanpun dan dimanapun!” ucap Bintang dengan tegas. Lalu Bintang kembali berbalik berjalan menuju kudanya kembali.“Malaikat Gila adalah pendekar terkuat saat ini di Tanah Jawa, kau takkan bisa mengalahkannya Ksatria Pengembara!” teriak Iblis Tengkorak lagi dengan suara bergetar, tapi sudah cukup membuat Bintang menghentikan langkahnya.“Dulu aku pernah mengalahkannya“ ucap Bintang lagi tanpa menoleh, tapi sudah cukup membuat wajah Iblis Tengkorak berubah. Bintang tampak kembali naik keatas punggung kudanya.“Sampaikan saja tantanganku pada Malaikat Gila Iblis Tengkorak, atau jika tidak, aku yang akan datang mengobrak
Sosok terakhir adalah sosok yang juga tak kalah besarnya, dikedua tangannya tampak tergenggam dua kapak pendek, sosok inipun tampak tak mengenakan baju hingga memperlihatkan tubuhnya yang besar perkasa. Yang paling mengerikan adalah sepasang gigi besar mirip taring yang keluar dari dalam mulutnya. Rambutnya tampak panjang terikat dibelakang punggungnya. Ketiga orang inilah yang pagi-pagi mengamuk dan membuat geger seisi Bukit Bayangan.Serombongan orang tiba ditempat itu, diantaranya adalah para istri-istri cantik Bintang, eyang Mandalaksana dan eyang putri, mahapatih Suryo Barata, serta beberapa orang pendekar.“Siapa mereka, eyang?” tanya Roro lagi.“Sekutunya Malaikat Gila” jawab eyang Mandalaksana singkat“Sepertinya mereka bukan berasal dari negeri ini eyang” ucap Roro lagi.“Kau benar Roro, mereka memang bukan berasal dari Tanah Jawa ini” sambung eyang putri lagi.“Hentikan!”
Memasuki jurus ke 56, bersamaan Roro dan Golland sama-sama melompat kebelakang. Tapi Roro bertindak cepat, kedua kuku jempol tangannya kembali seperti semula dan begitu kedua kakinya menginjak tangan, Roro langsung mengempos tubuhnya melompat cepat kearah Golland.Golland yang melihat lawannya kembali menyerangnya dengan telapak tangan kosong segera menyongsong serangan itu dengan tinju besarnya.“Daggg” tinju dan telapak bertemu.“Aakhhh!” hampir bersamaan, Roro dan Golland sama-sama menarik tangan masing-masing.Roro sendiri merasakan telapak tangannya remuk redam, sementara Golland terlihat meringis memegangi tangannya yang tampak memerah, rupanya serangan telapak Roro tadi bukan serangan sembarangan, itu adalah jurus tapak bromo, sebuah pukulan telapak yang tidak mempunyai wujud ataupun warna, tapi sebenarnya mengandung gelombang hawa panas lahar gunung bromo, bila terkena tubuh lawan akan kepanasan dan akan tewas deng
Kuatnya gelombang tenaga yang muncul membuat Roro menarik kembali serangannya, Roro melompat mundur kebelakang, selagi mundur, Roro tampak merapatkan kedua tangannya didepan dada dengan mata terpejam.Bllesshhhh!!Tiba-tiba saja sosok Roro mengeluarkan aura kuning dari tubuhnya. Begitu membuka kedua matanya, Roro terlihat langsung mengembangkan kedua tangannya. Tiba-tiba saja kedua tangan Roro menjelma menjadi puluhan banyaknya, dan ;“Selaksa tangan dewa, heaaa!” Roro melepaskan serangan tangan seribunya kearah Golland.Dess ! Dess ! Dess ! Dess ! Dess ! Dess !Tubuh Golland benar-benar menjadi sasaran empuk serangan Roro. Sosok Golland yang berusaha bertahan, akhirnya dipaksa harus tersungkur oleh serangan Roro.Tiba-tiba saja Golland yang tersungkur langsung bangkit dan langsung melayangkan tinjunya ketanah.Buukk!!Ggghhhhrrr....Tempat itu langsung terasa bergetar dengan hebat karena tinju yang
“Jangan nyai.. Biarkan Roro menyelesaikan pertarungannya sendiri”“Tapi kakang...”“Jangan khawatir nyai. Cucu kita yang sekarang sudah sangat jauh berbeda dari yang dulu. Lihat saja !” ucap eyang Mandalaksana lagi. Eyang putri kembali menatap kearah Roro yang terlihat bangkit dari jatuhnya, hebat, walau terpental dengan keras terkena serangan Golland dan menghantam hingga patah sepohon besar yang ada dibelakangnya, Roro sedikitpun tidak terluka.Roro bangkit dan kini berjalan kehadapan Golland. Ditempatnya Golland tampak terkejut melihat lawannya yang tidak terluka sedikitpun terkena serangan dahsyatnya tadi.“Sepertinya kau memang lawan yang pantas untuk aku kalahkan” ucap Roro lagi.Roro kembali terlihat tampak merapatkan kedua tangannya didepan dada dengan mata terpejam.Bllesshhhh!!Sosok Roro mengeluarkan aura hitam yang sangat pekat. Tidak berhenti sampai disitu, diwajah Roro terl
“Tinju bumi terakhir!” pekik Golland seraya mengerahkan seluruh tenaganya dalam pukulan terakhirnya ini.Wuuttt!Roropun tak mau kalah, tenaga penuhnya dihimpun dan langsung dialirkannya kedalam tinjunya yang juga melayang kearah Golland.Desss !Desss!!Bersamaan tinju Golland dan tinju Roro mengenai wajah masing-masing, hingga sosok keduanya langsung terseret dengan keras kebelakang.Baik Roro maupun Golland, sama-sama bersama menghentikan gerak seret tubuh mereka kebelakang. Roro terlihat langsung jatuh berlutut akibat serangan dahsyat yang baru saja mereka lakukan. Aura hitam dari permulaan tahap hitam kungfu pengubah otot milik Roro terlihat sirna dari tubuhnya.Keadaan Roro yang begitu payah juga dialami oleh Golland, tubuhnya yang tadi menghitam karena dialiri tenaga dalam yang dahsyat kini sudah kembali seperti semula, Golland bahkan juga jatuh berlutut seperti yang dialami oleh Roro.Huakk
“Siapa kau?!” tanya Liu-xue dengan tegas dan lembut.“Aku Garou, kau siapa?” ucap lelaki pemegang kapak raksasa yang menyebut dirinya sebagai Garou.“Aku Liu-xue...” ucap Liu-xue singkat.Garou terlihat maju kedepan dengan mengayun-ayunkan kapak besarnya, ukuran kapak itu sungguh sangat besar, tapi dengan ringannya kapak itu terlihat ditangan Garou yang sangat mudah memutar-mutar kapak besar ditangannya.Liu-xue sendiri tampak menatap kearah Roro.“Sekarang giliranku” ucap Liu-xue kepada Roro. Roro hanya menganggukkan kepalanya seraya mundur kebelakang, eyang Mandalaksana dan eyang putri langsung menyambut dengan suka cita cucu kesayangannya tersebut.“Hebat sekali kemampuan yang kau miliki sekarang, Roro” ucap eyang Mandalaksana lagi kagum kepada Roro. Roro hanya tersenyum senang mendengar pujian eyangnya.“Ilmu apa yang kau gunakan tadi, Roro?” tanya eyang putri
Di udara, sosok Liu-xue yang masih berdiri diatas angin, terlihat mulai menghimpun tenaganya dan ;Wuuttt!!Tiba-tiba saja sosok Liu-xue melesat kebawah dengan sangat cepat, Garou yang melihat lawannya melayangkan serangan, tak berniat untuk menghindar, karena Garou yakin akan kekuatan yang dimilikinya.“Tinju singa perkasa, heaaa!” Garou melepaskan tinju dahsyatnya kearah Liu-xue.“Getar ayun 1000 depa!” terdengar suara membahana Liu-xue yang menyebutkan nama jurusnya.Daggg!Tinju Garou bertemu dengan telapak tangan Liu-xue yang mengandung jurus ke-2 ilmu semesta. Gelombang energi langsung tercipta dari kerasnya adu tenaga dalam tersebut, dan baik Garou maupun Liu-xue sama-sama tak ingin mengalah dengan serangan masing-masing.Tapi adu tenaga dalam itu hanya berlangsung beberapa saat saja, saat tiba-tiba saja wajah Garou berubah.Brusshhh!!Kedua kaki Garou terpendam kedalam ta
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu