Share

65. Bagian 3

last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-04 01:05:22

Beberapa hari kemudian, tersiar kabar di wilayah utara, kalau wilayah selatan telah mengerahkan 15.000 orang prajuritnya menuju wilayah utara. Malam itu, keadaan di istana utara terlihat tengah sibuk. Para prajurit tampak sibuk mempersiapkan senjata mereka. Sejak perintah Jenderal Miyamoto Kojiro turun untuk semua prajurit agar bersiap untuk berperang. Maka perwira kerajaanpun dengan segera mempersiapkan para prajurit agar bersiap kapan saja bila diharuskan berperang. Tenda-tenda besar tampak berdiri disepanjang wilayah kerajaan utara yang sudah hancur luluh tak berbekas akibat serangan ketua Klan Asura beberapa waktu yang lalu.

Kesibukan prajurit rupanya sama halnya dengan kesibukan Putri Zhang Yuqi yang tampak hilir mudik mencari Bintang. Sejak sore Putri Zhang tidak melihat Bintang. Putri Zhang merasa bersalah atas tindakannya bersama Ryuki yang kepergok Bintang sedang bermesraan waktu itu. Sejak saat itu sikap Bintang kepadanya bisa dibilang sangat dingin, bahkan Bintang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   65. Bagian 4

    Beberapa hari kemudian. Malam terus berlangsung larut, dikegelapan malam, disebuah jalan setapak didalam sebuah hutan, terlihat tiga ekor kuda dipacu dengan cepat melintasi jalan setapak itu. Karena gelapnya malam, agak sulit bagi kita untuk menebak siapa ketiga penunggang kuda tersebut. Untunglah saat ketiganya sampai dipersimpangan tiga jslsn, ketiga penunggang kuda tampak berhenti sejenak. Dan kini kita dapat melihat dan mengenali sosok ketiganya, mereka adalah Bintang, Azumi dan Soda.“Kemana kita?” tanya Bintang lagi kepada Soda dan Azumi. Bintang memang sengaja mengizinkan Soda dan Azumi untuk ikut dengannya sebagai penunjuk jalan.“Jika kita mengambil jalan lurus, kita akan langsung bertemu dengan prajurit selatan, kak.” ucap Azumi“Kalau kita mengambil jalan ke kiri, ada sebuah sungai yang membentang jauh kearah selatan.” sambung Soda lagi.“Bila kita mengambil jalan ke kanan, maka kita akan melewati bukit

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-04
  • Ksatria Pengembara Season 1   65. Bagian 5

    FAJAR baru saja menyingsing di ufuk timur. Sinar-sinar mentari pagi sudah terlihat mulai menghampar luas ke berbagai penjuru bumi, walaupun sang mentari sendiri belum menampakkan dirinya di ufuk timur.Di atas sebatang pohon besar yang dipenuhi rimbunnya dedaunan, terlihat diantara dahannya yang tersembunyi. Dua sosok gadis muda jelita tengah tertidur. Hebat, walaupun tidur diatas dahan pohon yang tinggi, tapi keduanya terlihat begitu nyaman dan santai.“Serrrr.” sebuah bayangan hingga didekat keduanya. Dia adalah sosok pemuda yang tak lain adalah Bintang adanya. Bintang sejenak memperhatikan dua gadis muda jelita yang ada dihadapannya, walau dalam kondisi tidur, sosok Soda dan Azumi benar-benar mempersona. Wajah keduanya demikian cantik dan memancarkan pesona luar biasa.Dengan sangat lembut dan perlahan Bintang membangunkan Azumi.“Uuhhh.” Azumi mulai terbangun dari tidurnya dan saat melihat sosok Bintang yang ada dihadapannya, A

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Ksatria Pengembara Season 1   65. Bagian 6

    Menghadapi puluhan bahkan ratusan prajurit yang telah mengepungnya, sedikitpun pendekar wanita ini tak terlihat gentar, bahkan pedang ditangannya masih dalam warangkanya, seakan-akan menghadapi puluhan orang prajurit bukan sesuatu yang sulit baginya.“Trangg...trangg!” sesekali pendekar wanita bercaping putih ini menangkis serangan-serangan yang datang kearahnya.“Serrr...serrrrr!” kalau sejak tadi terlihat pendekar wanita itu seperti terlihat mengalah tanpa memberikan serangan balasan, tapi kali ini tiba-tiba saja pendekar wanita itu merubah gerakannya. Sekali bergerak, beberapa orang prajurit sudah terdiam bagaikan patung dibuatnya.Pergerakan pendekar wanita sedemikian cepat dan tiba-tiba saja hawa ditempat itu mulai terasa berubah dingin, bersamaan dengan itu, belasan orang prajurit sudah berdiri mematung dengan berbagai macam posisi. Satu demi satu hingga jumlahnya puluhan kini para prajurit selatan tampak terdiam seperti patung, hin

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Ksatria Pengembara Season 1   65. Bagian 7

    BINTANG, Soda dan Azumi akhirnya tiba di istana utara, sejenak Bintang, diikuti Soda dan Azumi tampak menghentikan langkah kaki kudanya didepan pintu gerbang istana utara. Bintang tampak memperhatikan dengan seksama para prajurit dan masyarakat yang terlihat saling bahu membahu memperbaiki benteng istana utara yang sedikit rusak akibat bencana berdarah yang ditebar oleh Klan Asura beberapa waktu yang lalu.“Ada apa kak?” tanya Azumi yang ada disebelah Bintang.“Tidak apa-apa Azumi, kita akan membutuhkan benteng yang kuat untuk menghadapi serangan prajurit selatan” ucap Bintang lagi seraya mulai melangkahkan kaki kudanya memasuki istana utara. Soda dan Azumi juga terlihat mengikutinya dari belakang.Kedatangan Bintang langsung disambut oleh Jenderal Miyamoto Kojiro dan para petinggi istana utara, termasuk Putri Zhang. Tapi Bintang hanya melihatnya sekilas, seakan Bintang tak begitu perduli dengan kehadiran Putri Zhang ditempat itu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Ksatria Pengembara Season 1   65. Bagian 8

    Malam itu berjalan seperti biasanya, dibeberapa tempat di istana utara, masih tampak kesibukan para prajurit, ada yang masih berlatih perang, ada yang sibuk meronda dan ada juga yang masih memperbaiki pintu gerbang istana yang rusak. Sosok Putri Zhang yang anggun dan jelitapun tampak sibuk bolak balik didepan kamar Bintang. Sesekali langkahnya terhenti didepan pintu kamar dan ingin bergerak mengetuk, tapi gerakannya terhenti seolah-olah ragu untuk melakukannya. Hingga akhirnya steelah berkali-kali dia melakukan itu, akhirnya Putri Zhang terlihat memberanikan dirinya untuk mengetuk pintu kamar Bintang. “Tok...tok...tok” terdengar pintu kamar diketuk dengan sangat perlahan, seakan tak ingin ada yang tau. Dari dalam kamar tak ada jawaban. “Tok...tok...tok” kembali Putri Zhang mengetuk dengan pelan. Tapi lagi-lagi tak ada jawaban. Tiba-tiba saja Putri Zhang mengeluarkan sebuah kunci dari balik pakaiannya dan mulai menggunakan kunci itu untuk membuka pintu kamar Bintang. “Kreakkk..!”

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Ksatria Pengembara Season 1   65. Bagian 9

    BEBERAPA hari kemudian, Bintangpun segera mohon pamit untuk segera berlayar dilautan guna menghadang 8.000 orang pasukan yang langsung dipimpin 8 orang pendekar pilihan istana selatan. Bintang hanya meminta sebuah perahu kecil untuk perjalanannya. Istana utara memang berada didekat sebuah pelabuhan kecil yang sering menjadi tempat singgah, dan kali ini berbekal sebuah perahu kecil, Bintang telah berdiri diatasnya menghadap kearah orang-orang yang ingin mengantarnya berlayar di lautan.Di antara semua orang yang mengantar Bintang, hanya Azumi yang terlihat berkaca-kaca memandang kearah Bintang, karena semua orang tau, tugas Bintang kali ini sangatlah berat, banyak yang beranggapan kalau Bintang hanya mengantarkan nyawa menghadang 8.000 orang prajurit seorang diri.Pandangan Bintang kemudian mengarah kearah Putri Zhang yang saat itu juga tengah menatapnya dengan pandangan penuh arti.“Aku akan selalu mendoakan kebahagiaanmu Zhang, bersama Ryuki.” tiba-

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Ksatria Pengembara Season 1   65. Bagian 10

    Keesokan harinya, 10.000 prajurit selatan tampak berbaris rapi membentuk formasi. Hanya dengan satu perintah dari Jenderal Sasaki Mushahi untuk menyerang, 10.000 prajurit akan siap menyerang.Sementara itu diatas pintu gerbang benteng wilayah utara, tampak berdiri gagah sosok jenderal Miyamoto Kojiro, Hyuga, Hisui Yuki, Putri Zhang, Soda, Azumi dan beberapa petinggi istana utara. Belasan orang prajurit tampak berdiri berkeliling diatas benteng, dengan senjata busur dan anak panah.Jenderal Sasaki Mushahi terlihat menggerakkan kudanya maju kedepan, Souji dan Gwang tampak ikut mendampingi, saat beberapa meter didepan pintu gerbang istana utara, baru Jenderal Sasaki Mushahi menghentikan langkah kudanya.“Miyamoto!” terdengar suara keras Jenderal Sasaki Mushahi. “Sebaiknya kau menyerah, sebelum semuanya terlambat!” sambung Jenderal Sasaki Mushahi lagi.“Menyerah tidak ada dalam kamusku, Mushahi” ucap Jenderal Miyamoto Kojir

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-06
  • Ksatria Pengembara Season 1   65. Bagian 11

    “Ayah!” ucap Souji terlihat khawatir dengan keadaan para prajurit yang terjebak ditengah-tengah kepungan api dan tebalnya kabut yang menutupi tempat itu. Hal ini tentu saja membuat pasukan Perwira Ono menjadi bulan-bulanan lawan.“Serrr!” sesosok bayangan putih yang rupanya Gwang terlihat maju kedepan.“Wussshhh!” Gwang tampak mendorong telapak tangan kirinya kedepan, gelombang angin dingin langsung melesat, menyapu kabut tebal yang ada dihadapan mereka, memadamkan semua api yang berkobar-kobar.Mengetahui hal ini, serangan-serangan bayangan-bayangan putih dan hitam langsung terhenti dan kini terlihatlah bagiamana bayangan-bayangan itu merupakan ninja-ninja hitam dan putih. Mereka sangat terkejut melihat serangan kabut dan api yang berkobar-kobar langsung lenyap seketika.“Flash! Dark! Rupanya mereka sudah bergabung dengan utara” ucap Jenderal Sasaki Mushahi tajam.“Masuk kedalam!” terdeng

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-06

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status