Share

53. Bagian 13

last update Last Updated: 2022-04-21 01:03:39

Seperti biasanya, malam itu suasana di Bukit Bayangan berjalan seperti biasanya, setelah menikmati makan malam, bersenda gurau diiringi tawa dan suasana yang menyenangkan, akhirnya malam yang telah semakin larutlah yang membuat masing-masing beranjak ke kamar masing-masing.

Malam semakin larut, sunyi dan penuh ketenangan begitu terasa dikediaman Bintang, kita mencoba mendekati salah satu kamar yang merupakan kamar Putri Yuan ming zhu, dari dalam kamar, lamat-lamat terdengar suara rintihan, bila dicoba didengar lebih jelas, bukan rintihan kesakitan melainkan rintihan kenikmatan yang kian kentara terdengar berkepanjangan, dapat dipastikan didalam kamar tersebut tengah terjadi pergulatan birahi yang dahsyat. Dikamar-kamar berikutnyapun terdengar hal yang sama, tapi ada satu kamar diantara istri-istri Bintang yang tak terdengar suara apa-apa, hal ini menjadi semakin menarik dan membuat penasaran, coba kita lihat kedalam.

Bintang tampak tengah duduk bersandar diujung peradu

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Ksatria Pengembara Season 1   53. Bagian 14

    BEBERAPA hari kemudian, rombongan Hyuga, Soda, Azumi dan Roropun berpamitan, dengan diiringi oleh sekeluarga Bintang hingga keluar gerbang. Setelah menaiki kuda mereka masing-masing, merekapun beranjak meninggalkan Bukit Bayangan, hanya Roro yang sekilas tampak berbalik menatap kearah Bintang dan keluarga seraya melemparkan senyum manisnya. Tiba-tiba saja hati Bintang berdesir aneh, ada sesuatu yang tidak bisa Bintang terjemahkan dari pandangannya kearah istri tercintanya yang kini sudah semakin menjauh dari pandangan.Hari demi hari terlewati, selama itu pula entah kenapa perasaan Bintang tidak tenang, selalu gelisah, tapi Bintang tak pernah menceritakan dan menampakkan rasa gelisahnya dihadapan istri dan keluarganya. Hanya dalam sholat dan zikir Bintang mendapatkan ketenangan.Malam itu, Bintang kembali tenggelam dialam zikirnya, sementara itu keadaan disekitarnya sudah sepi. Sementara itu malam semakin larut. Tiba-tiba saja kedua mata Bintang yang sejak tadi tertutu

    Last Updated : 2022-04-21
  • Ksatria Pengembara Season 1   53. Bagian 15

    Malam itu, seperti malam-malam biasanya, Bintang menemani istri-istrinya, apalagi besok Bintang akan berangkat untuk menyelamatkan adik dan istrinya, Roro Putri Srikandi, maka malam inipun tak disia-siakan oleh semua istri-istri Bintang dan disalah satu kamar istri Bintang.“Kanda” terdengar suara lembut dari seorang wanita cantik jelita yang kini ada dihadapan Bintang, kedua-duanya tampak saling berbaring berhadap-hadapan.“Iya dinda sayang” ucap Bintang tersenyum seraya membelai-belai lembut wajah jelita yang ada dihadapannya.“Bolehkah” Wanita jelita yang ada dihadapan Bintang tampak berhenti sejenak seakan ragu untuk mengungkapkan perkataannya.“Bolehkah apa dinda sayang?”“Bolehkan dinda ikut kanda?”“Ikut kemana dinda sayang?”“Dinda ingin ikut hingga sampai perbatasan, dinda ingin pulang sebentar ke Sekte Bulan Purnama” ucap wanita jelita yang t

    Last Updated : 2022-04-21
  • Ksatria Pengembara Season 1   53. Bagian 16

    HANGZHOU merupakan ibukota terbesar di provinsi Zhejiang di pesisir timur, salah satu kota yang paling terkenal dan makmur di tiongkok, ini terlihat dari pelabuhannya yang besar dan ramai yang sepertinya merupakan tempat singgah bagi para saudagar, pendekar, orang kerajaan maupun orang awam. Dan dipelabuhan ini pula kapal yang ditumpangi Bintang dan yang lain berlabuh.Saat rombongan Bintang baru saja menuruni kapal, mereka terhenyak melihat keramaian yang ada dihadapan mereka. Bintang dan yang lain tampak mengenakan caping dikepala mereka.“Nona Soda, nona Azumi, silahkan cari tempat makan terlebih dahulu, hamba dan Lian ada urusan yang harus diselesaikan terlebih dahulu” ucap Bintang tiba-tiba menyadarkan Soda dan Azumi yang masih terpaku ditempatnya.“Ba..baik tuan Bintang”. Ucap Azumi dan Soda hampir bersamaan. Dan merekapun berpisah ditempat itu.Bintang dan Lian Nishang sendiri tampak menuju kearah luar kota Hangzhou. Begitu

    Last Updated : 2022-04-22
  • Ksatria Pengembara Season 1   53. Bagian 17

    Saat Bintang tiba, keduanya sedikit terkejut.“Mana nyonya Lian tuan?” ucap Azumi lebih dahulu menanyakan keberadaan Lian Nishang yang tidak datang bersama Bintang.“Lian sudah pergi terlebih dahulu, ada urusan yang harus diselesaikannya” ucap Bintang tersenyum seraya mengambil duduk dihadapan keduanya.“Apakah kita akan menunggu nyonya baru melanjutkan perjalanan tuan?” tanya Soda ikut-ikutan bertanya.“Sebaiknya mulai sekarang nona Soda dan nona Azumi jangan lagi memanggilku tuan, panggil saja seperti Yuki memanggil”“Kakak maksud tuan?” ucap Azumi lagi, dan Bintang hanya mengangguk mantap.“Baiklah, tapi tuan, eh kakak juga harus memanggil kami, Soda dan Azumi tanpa embel-embel nona, bagaimana?” ucap Soda tersenyum mencoba menggoda Bintang.“Boleh juga” ucap Bintang tersenyum, disambut senyuman manis oleh Soda dan Azumi.“Kita takkan me

    Last Updated : 2022-04-22
  • Ksatria Pengembara Season 1   53. Bagian 18

    MALAM itu, cuaca masih saja tidak bersahabat, walaupun badai sudah berlalu, tapi hujan masih turun dengan deras hingga jalanan kota Hangzhou terlihat sepi, tapi satu dua orang masih terlihat berlalu lalang. Hampir semua penginapan yang ada di kota Hangzhou penuh oleh para pengunjung. Karena memang letak kota Hangzhou begitu strategis, baik sebagai tempat singgah ataupun sekedar lewat. Beberapa kapal tampak bersandar didermaga kota Hangzhou. Mereka lebih memilih untuk menyandarkan kapal ketimbang harus menempuh perjalanan ditengah badai.Malam itu Bintang lebih memilih berada dibawah untuk menikmati minuman hangat yang ada ditempat penginapan tersebut yang juga memiliki warung makannya, rumah makan yang sekaligus penginapan tersebut terdiri dari 3 tingkat, sementara itu Soda dan Azumi sudah tertidur lelap dikamarnya. Sesekali Bintang mengedarkan pandangannya untuk melihat keadaan disekitarnya, begitu banyak para bangsawan dan orang-orang dari persilatan yang ada ditempat itu.

    Last Updated : 2022-04-22
  • Ksatria Pengembara Season 1   54. Ilmu Semesta (Enersi Ufuk Barat)

    CLETAR!” Kilat guntur menyambar, memecah kaki langit, angin berhembus dengan kuat, suasana badai terasa begitu kentara, tapi hujan sudah berhenti turun sejak beberapa waktu yang lalu. Hangzhou sebuah kota terbesar di provinsi Zhejiang di pesisir timur, tiongkok.“Cleetarrr!” kembali halilintar menggelegar dahsyat, untuk sesaat menerangi kota Hangzhou.“Heaaaa!”“Aakkhhh...akhhh...akhhhh!” tiba-tiba saja jeritan-jeritan kesakitan terdengar dari dalam sebuah penginapan yang juga merupakan warung makan. Beberapa sosok tubuh lelaki tampak terlempar keluar dari dalam penginapan tersebut, jatuh ke kubangan lumpur yang ada didepan penginapan.Di dalam penginapan, tampak seorang wanita yang berparas cantik jelita tampak tengah ketakutan menatap sosok-sosok lelaki berwajah beringas yang menatap kearahnya dengan tatapan tak percaya. Karena bagaimana tidak, wanita yang kelihatannya lemah inilah yang telah membuat beberapa ka

    Last Updated : 2022-04-22
  • Ksatria Pengembara Season 1   54. Bagian 2

    “Wesshhh...wesshhh.” tiba-tiba saja kedua tangan Badai Timur sudah berkobar api menyala yang mengeluarkan hawa panas menyengat, hal ini membuat gadis jelita yang ada dihadapan Badai Timur terlihat semakin ketakutan.“Jangan takut nona, hamba akan membantu” tiba-tiba saja wajah gadis jelita berubah saat ditelinganya terngiang sebuah suara, si gadis jelita terkejut seraya mengedarkan pandangannya kearah sekelilingnya, saat pandangannya membentur sesosok yang tak jauh darinya yang juga mengenakan caping, gadis jelita ini menghentikan pandangannya. Entah kenapa batin gadis jelita ini mengatakan kalau lelaki bercaping yang ditatapnya inilah yang baru saja mengirimkan suara kepadanya.“Sambut seranganku ini, heaaa!” gadis jelita terkejut saat Badai Timur dengan tiba-tiba saja telah menyerang kearahnya dengan cepat.“Sett.....pletak!”“Adowwww.!” tapi belum lagi serangan Badai Timur mendekati sosok gadi

    Last Updated : 2022-04-22
  • Ksatria Pengembara Season 1   54. Bagian 3

    “Ha ha ha...! sebentar lagi ratusan orang anak buahku akan mengepung tempat ini, jika kalian tak menyerah akan kubuat kalian menyesal telah menantang Perompak Laut Kuning” ucap Badai Timur lagi. Hal ini membuat wajah-wajah ditempat itu berubah, hanya Putri Lan Yan yang masih bersikap tenang.“Ternyata nama besar Badai Timur hanyalah omong kosong” ucap Putri Lan Yan lagi.“Apa maksudmu wanita?”“Bukankah sudah jelas, nama besar Badai Timur hanyalah orang yang beraninya hanya berlindung dibelakang bawahannya” ucap Putri Lan Yan lagi hingga langsung membuat wajah Badai Timur memerah.“Wesshhh...wesshhh.” tiba-tiba saja kembali kedua tangan Badai Timur sudah berkobar api menyala yang mengeluarkan hawa panas menyengat, hal ini membuat cukup membuat Putri Lan Yan terkejut, untunglah dia mengenakan caping bertirai, hingga perubahan wajahnya tidak terlihat.Panglima Ho yang melihat gelagat tak bai

    Last Updated : 2022-04-23

Latest chapter

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status