Share

48. Bagian 13

last update Last Updated: 2022-04-04 01:03:02

Masuknya Selendang Naga kedalam pertarungan, cukup membuat Bintang mulai kerepotan menghadapi serangan ketiga lawannya, apalagi terkadang Roro menggunakan Jejak Buananya untuk menyerang Bintang dari berbagai tempat. Serangan Selendang Naga memang cukup merepotkan pergerakan Bintang dengan jurus kelana pemabuknya, ditambah lagi serangan gencar Guriwa dan Jagat Lanang, benar-benar membuat Bintang kerepotan.

Pada suatu kesempatan, Bintang melompat tinggi menghindari serangan Jagat Lanang, tapi saat itu pula serangan Selendang Naga menyambarnya.

“Naga melilit!”. ucap Roro, seketika tubuh Bintang langsung terlilit oleh Selendang Naga. Saat itu pula serangan CAKAR PANCANAKA milik Guriwa datang, Roro Putri sangat terkejut melihat hal itu.

“Kakang Guriwa, jangan!”. teriak Roro seraya cepat melonggarkan lilitan Selendang Naganya ditubuh Bintang, tapi terlambat seranga

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Ksatria Pengembara Season 1   48. Bagian 14

    Eyang putri terlihat bangkit berdiri.“Bintang, gunakan pedangku ini...wuuuttt!” eyang putri melemparkan sebilah pedang bergagang emas kearah Bintang, kecepatan lemparan eyang putri, bukan sembarang orang bisa menangkapnya. “Tapp...”. dengan satu tangan Bintang berhasil menangkap pedang tersebut. Bintang menatap kagum pedang indah ditangannya. Bintang tampak menggerakkan pedang ditangannya, ternyata bilah pedang ditangannya sangat lentur.“Pedang lentur...”. ucap Bintang tersenyum. Karna senjata pedang seperti ini memang sangat cocok untuk Bintang yang menguasai jurus pedang lentur.“Terima kasih eyang putri”. Ucap Bintang menjura pada eyang putri yang hanya melempar senyum.“Berikan kami tontonan yang menarik Bintang”. Ucap eyang putri.“Mari kita lanjutkan kisanak...”. ucap Brata telah siap dengan kedua pedangnya.“Cring....mari...!” Binta

    Last Updated : 2022-04-04
  • Ksatria Pengembara Season 1   48. Bagian 15

    Rembulan tampak bersinar redup malam itu. Seperti malam sebelumnya, malam itupun Roro Putri Srikandi meminta Bintang untuk menemuinya. “Selamat ya kakang”. Ucap Roro Putri tersenyum kepada Bintang. Wajah Bintang berubah saat mendengar Roro Putri menyebutnya dengan sebutan kakang, tapi Bintang tak marah. Roro Putri tampak senang melihat Bintang tak marah dipanggil kakang olehnya.“Terima kasih tadi gusti Roro telah mengalah pada hamba”. Ucap Bintang hingga mengejutkan Roro, Roro teringat saat tadi dia melepaskan Bintang dari lilitan selendangnya.“Apakah kakang sudah siap besok untuk ujian memanah denganku?”. ucap Roro lagi. Bintang terlihat menarik nafas panajng.“Hamba belum pernah belajar memanah, apalagi memanah”. Ucap Bintang singkat.“Kakang mau, Roro ajarkan”.“Jika gusti Roro tidak keberatan”“Tentu saja tidak, kakang”. Ucap Roro seraya berjalan mengam

    Last Updated : 2022-04-04
  • Ksatria Pengembara Season 1   48. Bagian 16

    Malam itu, tak sedikitpun Roro mampu memejamkan matanya, bayangan kebersamaannya tadi bersama Bintang selalu terbayang-bayang dipelupuk matanya, hingga mau tidur dengan posisi bagaimanapun, Roro selalu tak bisa memejamkan matanya. Raut wajah tampan Bintang selalu terbayang diingatannya, entah kenapa setiap malam Roro selalu tak sabar menunggu malam agar dapat bertemu kembali dengan Bintang.“Apakah ini yang dinamakan cinta”. batin Roro tersenyum sendiri.“Walaupun sikapnya tak seperti lelaki lain yang bisanya Cuma merayu, tapi aku suka...”“Oh.., kang Bintang”Roro Putri benar-benar tak kuasa menahan perasaannya malam itu, ingin rasanya dia pergi menemui Bintang malam itu dan mengungkapkan perasaannya, ingin rasanya dia berteriak keras untuk mengungkapkan isi hatinya, ingin...ingin dan ingin...-o0o-Pagi akhirnya datang.Bintang dan Roro Putri sudah berdiri dengan memegang busur panah, papan sasara

    Last Updated : 2022-04-05
  • Ksatria Pengembara Season 1   48. Bagian 17

    MALAM itu secara khusus Bintang menghadap Eyang Mandalaksana, tapi diluar Roro Putri tampak begitu gelisah bersama eyang putrinya. “Sebenarnya apa yang eyang lanang bicarakan dengan kang Bintang ya eyang putri?” tanya Roro Putri terlihat begitu cemas.“Apakah kau begitu mencintainya Roro?”“Ah eyang putri ini ada-ada saja, tidak mungkinlah...” ucap Roro cepat“Jangan bohong Roro, eyang sudah hafal betul sifat dan watakmu sejak dari kecil sampai sebesar ini” ucap eyang putri lagi hingga membuat Roro terdiam.“Begitu terlihat ya eyang putri?”. ucap Roro lagi malu, eyang putri hanya mengangguk“Menurut eyang putri, kang Bintang seperti apa orangnya?”“Bintang adalah sosok idaman bagi setiap wanita, hanya saja...”“Hanya saja apa eyang putri?”“Dia berbeda keyakinan dengan kita... eyang putri takut eyang lanangmu takkan merestuinya

    Last Updated : 2022-04-05
  • Ksatria Pengembara Season 1   48. Bagian 18

    “Baik eyang”. Ucap Roro cepat.“Ayo kang”. Ucap Roro cepat mengajak Bintang, Bintang menjura hormat pada eyang putri dan Eyang Mandalaksana seraya mengikuti langkah Roro.“Ayo nyai...”. ucap Eyang Mandalaksana mengajak eyang putri meninggalkan tempat itu. Walau ingin bertanya lebih banyak, tapi eyang putri hanya diam saja seraya mengikuti langkah Eyang Mandalaksana.Roro mengajak Bintang kesebuah ruangan.“Kreaakk...”. pintu ruangan terbuka dan Bintang dapat merasakan aura mistis begitu kental terasa didalam ruangan tersebut dan ;“Aahhh”. alangkah terkejutnya Bintang saat melihat begitu banyak pusaka yang ada didalam ruangan tersebut, dari pedang, tombak, cambuk, keris dan lain-lain, semua dikumpulkan didalam satu tempat.“Luar biasa...”. ucap Bintang tanpa sadar mengagumi pusaka-pusaka yang ada diruangan tersebut.“Untuk apa eyang menyuruh kakang memilih p

    Last Updated : 2022-04-05
  • Ksatria Pengembara Season 1   48. Bagian 19

    NEGERI ALAM GHAIB di Gunung Bromo, tempat tinggal para Raksasa Gunung Bromo adalah sebuah negeri yang menjadi wilayah kekuasaan para raksasa. Bangsa raksasa ini berbeda dengan bangsa lelembut ataupun siluman, mereka adalah keturunan raksasa yang hidup berbeda alam dengan alam manusia, walapun mereka tinggal di negeri alam ghaib.Di alam itu, sebuah kerajaan bangsa raksasa yang wujudnya seperti manusia biasa, hanya saja besarnya 2x ukuran manusia biasa, semuanya berwujud sangat menyeramkan dengan dua taring yang menyeringai disela-sela mulut mereka. Tubuh mereka berbulu, hanya mengenakan celana yang terbuat dari bulu-bulu hitam, kumis dan bulu dada mereka lebat, selebat hutan belantara. Sehari-hari mereka membawa sebuah gada berukuran besar sebagai senjata yang ada ditangan mereka. Selama ini sudah menjadi kodrat bahwa para Raksasa Gunung Bromo tak boleh ikut campur dalam urusan duniawi, hingga mereka hidup tenang di alamnya sendiri, walau kadang-kadang ada manusia yang datang

    Last Updated : 2022-04-05
  • Ksatria Pengembara Season 1   48. Bagian 20

    Pada suatu kesempatan, Roro melompat mundur menjauh, tapi para mahluk mengerikan itu kembali mengejarnya. Dengan cepat Roro melepaskan selendang yang ada dipinggangnya.“Angin puyuh...” dengan cepat Roro memutar selendang ditangannya melindungi dirinya, Selendang Naga itu membentuk sebuah pertahanan yang bergulung-gulung bagaikan angin puyuh, semua serangan yang diarahkan kearah Roro langsung terpental.Begitu serangan berakhir, Roropun mengakhiri jurusnya dan menarik nafas lega melihat para mahluk mengerikan tersebut mundur teratur karena kuatnya angin yang tercipta dari putaran Selendang Naga yang diputar oleh Roro. Kini dengan Selendang Naga ditangan, Roro sudah siap menerima serangan.“Gggrrr....ggrrrr....grrrr...”. dengan di iringi geraman yang membuat merinding bulu kuduk, para mahluk-mahluk mengerikan itu kembali menyerang Roro.Dengan Selendang Naga ditangan, Roro tak gentar, Selendan

    Last Updated : 2022-04-05
  • Ksatria Pengembara Season 1   49. Tombak Naga Kembar & Teror Iblis Putih

    Dahulu kala ada seorang pertapa sakti yang bernama eyang Wijayasoma. Karena kesaktiannya yang sangat tinggi, eyang Wijayasoma dianugrahkan oleh para dewa sebuah kesaktian yang bernama Titah Dewa atau Kutukan Dewa, apapun yang diucapkannya akan menjadi kenyataan. Eyang Wijayasoma memiliki seorang sahabat yang bernama Dasamuka. Dasamuka bukanlah sebangsa lelembut ataupun siluman tapi mereka adalah bangsa raksasa. Keduanya bersahabat. Satu kegemaran eyang Wijayasoma dan Dasamuka yaitu mengumpulkan dan berburu benda pusaka.Suatu hari, eyang Wijayasoma dan Dasamuka berburu sepasang naga hingga ke puncak Gunung Bromo, dengan kesaktiannya, eyang Wijayasoma dan Dasamuka berhasil menaklukkan dan menangkap sepasang naga tersebut. Oleh eyang Wijayasoma, sepasang naga tersebut dibuatkan wadah untuk ditempati, wadah tersebut berupa tombak yang akhirnya dinamakan Tombak Naga Kembar.Tombak Naga Kembar menjadi sebuah pusaka tanpa tanding diantara semua pusaka dewa yang ada,

    Last Updated : 2022-04-06

Latest chapter

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status