Share

47. Bagian 3

last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-29 01:03:56

“Usia tak menjamin seseorang dapat menguasai sampai tahap sempurna Cermin Sakti Alam Semesta, untuk sampai tahap ini kau harus bisa mencapai tahap indra ke-10”. lagi-lagi wajah Malaikat Gila berubah.

“Indra ke-10, ini tidak mungkin, aku yang sudah ratusan tahun berlatih baru mencapai indra ke-8, apa mungkin ada indra ke-9 dan 10”. Batin Malaikat Gila lagi menatap kearah Bintang dengan pandangan tak percaya. “Ataukah dia hanya menggertakku saja”.

Sementara itu Bintang sendiri sudah menutup Cermin Sakti Alam Semestanya.

“Perlihatkan padaku kekuatan Cermin Sakti Alam Semestamu yang kau bangga-banggakan itu bocah!”

“Maaf Malaikat Gila, untuk menghadapimu, tak perlu menggunakan Cermin Sakti Alam Semesta...”. ucap Bintang tersenyum hingga semakin membuat amarah Malaikat Gila yang merasa amat diremehkan.

“Kurang ajar, kau akan melihat kekuatanku yang sesu

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   47. Bagian 4

    Hingga akhirnya kilau cahaya putih itu menghilang, Malaikat Gila kembali membuka matanya dengan lebar. Kedua mata Malaikat Gila terlihat membesar tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya.Beberapa tombak dihadapannya berdiri sosok Bintang dengan aura putih biru yang meringkupi sekujur tubuh Bintang. “Jurus apa yang digunakan bocah ini, sedikitpun aku tak merasakan kekuatannya”.Inilah jurus Bintang yang terbaru, metamorfosis dari penggabungan jurus leluhur, Kesadaran yang Tak Terhingga dengan indra peraba Bintang, aji tatar netra yang sudah sempurna dengan indra ke-10 yang Bintang miliki, terlahirlah jurus Kesadaran yang Tak Terhingga versi terbaru. Sebuah jurus yang mengandalkan naluri bertarung penggunanya. Tubuh pengguna akan beradaptasi secara otomatis dalam segala pertarungan. Kemampuan ini hanya bisa didapatkan oleh petarung yang sudah sangat terlatih. Dalam keadaan ini, seseorang tidak mengandalkan apa yang mereka pikirkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   47. Bagian 5

    “Dinda tidak apa-apakan?”. tanya Bintang pada ketiga istriya. Melihat senyuman Bintang, ketiga istri Bintang terlihat menarik nafas lega, ketiganya hanya menggeleng dan tersenyum.“Hebat juga kau bocah”. Terdengar suara Malaikat Gila menegur Bintang. Bintangpun segera berbalik kearah Malaikat Gila yang berdiri beberapa tombak dihadapannya.“Tunggu disini dinda”. Ucap Bintang tanpa menoleh, lalu berjalan kearah Malaikat Gila.Malaikat Gila sendiri sebenarnya cukup terkejut melihat lawannya tidak terluka sedikitpun dengan kekuatan energi Balaraksha miliknya.“Kau benar-benar keterlaluan Malaikat Gila”. Ucap Bintang setelah melihat keadaan disekitar tempat itu yang luluh lantah bagaikan dilanda gempa dan badai topan secara bersamaan. Dengan indra perabanya, Bintang tak lagi merasakan hawa kehidupan dihutan itu, dimana sebelumnya Bintang dapat merasakan hawa kehidupan dari binatang-binatang yang ada dih

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   47. Bagian 6

    MALAIKAT GILA kembali ke gunung merapi dalam keadaan yang sangat memprihatinkan, luka parah. Setelah mengalami luka dalam yang sangat parah akibat beradu pukulan dengan Bintang, dengan aji ‘Melipat Bumi’nya, Malaikat Gila mampu kemanapun hanya dengan satu langkah kakinya, dan kini Malaikat Gila sudah berada di puncak gunung merapi, tapi baru saja menjejakkan kakinya dipuncak merapi, sosok Malaikat Gila sudah roboh tak sadarkan diri.Entah sudah berapa lama Malaikat Gila tak sadarkan diri, hingga pada suatu saat dirinya tersadar. “Syukurlah sesepuh sudah sadar...”. seorang wanita cantik menyapanya.“Sudah berapa hari aku pingsan Jonggrang?” tanya Malaikat Gila mencoba bangkit dari tidurnya“7 hari sesepuh” ucap Jonggrang seraya membersihkan wajah Malaikat Gila.“Sebenarnya siapa yang sesepuh hadapi hingga terluka parah seperti ini?”“Ksatria Pengembara” ucap Malaikat Gi

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   47. Bagian 7

    “Lebih baik kanda isi dulu perut kanda, tentunya sudah lapar?”. ucap Ahisma tersenyum. Bintang menerimanya dengan tersenyum.“Maaf kanda sudah merepotkan dinda-dinda selama 7 hari ini”.“Tidak kanda, kami tidak merasa direpotkan kok”. Ucap yuan cepat. “Bukan begitu dinda kim, dinda Ahisma?”Kim dan Ahisma tampak dengan mantap mengangguk.Perlahan Bintangpun menyantap ayam bakar yang ada ditangannya, sementara itu ketiga istri Bintang tampak mendekati Bintang seakan mengerti, yuan tampak memijit punggung Bintang, kim si hyang tampak memijiti lengan Bintang sedangkan Ahisma memijit kedua kaki Bintang. Bintang tampak bahagia melihat keakuran ketiga istrinya, saat ini Bintang merasa menjadi orang yang paling beruntung didunia.“Kanda, kalau boleh dinda tau, jurus apa yang kanda gunakan saat menghadapi Malaikat Gila?” tanya Ahisma lagi membuka pembicaraan.“Jurus yang mana dinda?&r

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-30
  • Ksatria Pengembara Season 1   47. Bagian 8

    BUKIT Pedang adalah sebuah bukit yang berbentuk sebuah sebilah pedang, hal ini terjadi bukanlah karena keajaiban alam hingga bukit tersebut membentuk sebilah pedang, tapi bukit itu seperti telah dibentuk oleh seseorang, tentunya seseorang tersebut bukanlah orang sembarangan, pastinya berilmu tinggi. Di puncak Bukit Pedang tampak sebuah bangunan besar yang berdiri dengan megah, tapi tampak kusam tak terawat. Disalah satu dataran tinggi diBukit Pedang, tampak 2 buah kuburan.Satu kuburan besar dan satu lagi kuburan kecil, kuburan besar tampak pusara sebilah pedang berukuran besar sebagai tanda makam seorang jago pedang tanpa tanding, nomor 1 didunia, sedangkan kuburan kecil disebelahnya hanya memakai pusara kayu besar tanpa tulisan. Seorang laki-laki paruh baya tampak tengah membersihkan kedua makam tersebut. Melihat umurnya lelaki paruh baya ini sudah berumur 50-60 tahunan.“Raja Pedang, keluarlah!” tiba-tiba saja sebuah suara keras menggel

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-30
  • Ksatria Pengembara Season 1   47. Bagian 9

    Diatas puncak Bukit Pedang kini terhampar 3 kuburan yang beriringan, dihadapannya tampak berdiri seorang kakek bertubuh kekar perkasa, dengan pakaian putih dan pandangan yang tajam menatap kearah kuburan baru yang ada dihadapannya.“Aku sudah mengabulkan permintaanmu, beristirahatlah dengan tenang”. Ucap kakek tua yang tak lain adalah Malaikat Gila adanya. Malaikat Gila tampak berjalan kehadapan sebuah makam besar dengan sebilah pedang besar yang ditancapkan sebagai pusaranya.“Brusshhh...!!!”. sekali tangan Malaikat Gila terangkat, pedang besar yang menjadi pusara makam Raja Pedang terlempar keudara.“Huuppp...”. Malaikat Gila dengan mudah menangkapnya diudara dan kembali menatap ke bumi.“Kitab terlarang milik majikan hamba ada di gagang pedang pusara majikan hamba”. Malaikat Gila teringat kata-kata Li gou sebelum pertarungan mereka, kedua mata Malaikat Gila menatap kearah gagang pedang besar yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-30
  • Ksatria Pengembara Season 1   47. Bagian 10

    Beberapa jam kemudian, Lian Nishang tersadar dari keadaan dirinya. “Putri...”. beberapa murid Sekte Bulan Purnama langsung menghampirinya. Lian Nishang mencoba mengingat kembali apa yang terjadi, begitu teringat, tanpa sadar air matanya menetes.“Tabahkan hatimu adik lian”. Terdengar sebuah suara lembut didekatnya yang berasal dari Huang Fu Yi.“Kakak siu, ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi?”. ucap Lian Nishang lagi setelah bisa menenangkan dirinya.Wanita paling senior di Sekte Bulan Purnama inipun menceritakan apa yang telah terjadi. Semakin panjang ceritanya semakin berubah wajah Lian Nishang dan Huang Fu Yi.“Gelegar Seribu Pedang...”. ulang Huang Fu Yi menyebutkan nama jurus yang membuat Ratu Bulan tewas.“Gelegar Seribu Pedang... bukan itu jurus paman guru Raja Pedang”. Ulang Lian Nishang dengan sangat terkejut.“Itu benar putri, kakek tua itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-30
  • Ksatria Pengembara Season 1   47. Bagian 11

    Beberapa hari kemudian, saat fajar baru saja menyingsing di ufuk timur.“Bbllarrrrr...!!!” tiba-tiba saja pintu gerbang megah milik Sekte Matahari Terbang hancur berkeping-keping, seperti dihantam oleh satu kekuatan besar yang maha dasyat, padahal pintu gerbang tersebut begitu kokoh, tebal dan menjulang tinggi.“Prrrooottttt...pproootttt...prroootttt...!!!” seketika saja suara terompet saling sahut menyahut ditempat itu, menandakan ada suatu bahaya yang mengancam.Puluhan orang pengikut Sekte Matahari Terbang langsung keluar dengan senjata lengkap langsung bergerak mengepung, menanti yang akan muncul dari gerbang yang telah hancur tersebut. Para petinggi sekte, termasuk Lian Nishang, Huang Fu Yi, Raja Muda (putra tunggal Raja Matahari Terbang), disusul oleh Raja Matahari Terbang sendiri yang muncul dari dalam, semua menatap dengan perasaan berdebar kearah pintu gerbang yang telah hancur berkeping-keping tersebut. Sesosok kakek be

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-31

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status