Diatas puncak Bukit Pedang kini terhampar 3 kuburan yang beriringan, dihadapannya tampak berdiri seorang kakek bertubuh kekar perkasa, dengan pakaian putih dan pandangan yang tajam menatap kearah kuburan baru yang ada dihadapannya.
“Aku sudah mengabulkan permintaanmu, beristirahatlah dengan tenang”. Ucap kakek tua yang tak lain adalah Malaikat Gila adanya. Malaikat Gila tampak berjalan kehadapan sebuah makam besar dengan sebilah pedang besar yang ditancapkan sebagai pusaranya.
“Brusshhh...!!!”. sekali tangan Malaikat Gila terangkat, pedang besar yang menjadi pusara makam Raja Pedang terlempar keudara.
“Huuppp...”. Malaikat Gila dengan mudah menangkapnya diudara dan kembali menatap ke bumi.
“Kitab terlarang milik majikan hamba ada di gagang pedang pusara majikan hamba”. Malaikat Gila teringat kata-kata Li gou sebelum pertarungan mereka, kedua mata Malaikat Gila menatap kearah gagang pedang besar yang
Beberapa jam kemudian, Lian Nishang tersadar dari keadaan dirinya. “Putri...”. beberapa murid Sekte Bulan Purnama langsung menghampirinya. Lian Nishang mencoba mengingat kembali apa yang terjadi, begitu teringat, tanpa sadar air matanya menetes.“Tabahkan hatimu adik lian”. Terdengar sebuah suara lembut didekatnya yang berasal dari Huang Fu Yi.“Kakak siu, ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi?”. ucap Lian Nishang lagi setelah bisa menenangkan dirinya.Wanita paling senior di Sekte Bulan Purnama inipun menceritakan apa yang telah terjadi. Semakin panjang ceritanya semakin berubah wajah Lian Nishang dan Huang Fu Yi.“Gelegar Seribu Pedang...”. ulang Huang Fu Yi menyebutkan nama jurus yang membuat Ratu Bulan tewas.“Gelegar Seribu Pedang... bukan itu jurus paman guru Raja Pedang”. Ulang Lian Nishang dengan sangat terkejut.“Itu benar putri, kakek tua itu
Beberapa hari kemudian, saat fajar baru saja menyingsing di ufuk timur.“Bbllarrrrr...!!!” tiba-tiba saja pintu gerbang megah milik Sekte Matahari Terbang hancur berkeping-keping, seperti dihantam oleh satu kekuatan besar yang maha dasyat, padahal pintu gerbang tersebut begitu kokoh, tebal dan menjulang tinggi.“Prrrooottttt...pproootttt...prroootttt...!!!” seketika saja suara terompet saling sahut menyahut ditempat itu, menandakan ada suatu bahaya yang mengancam.Puluhan orang pengikut Sekte Matahari Terbang langsung keluar dengan senjata lengkap langsung bergerak mengepung, menanti yang akan muncul dari gerbang yang telah hancur tersebut. Para petinggi sekte, termasuk Lian Nishang, Huang Fu Yi, Raja Muda (putra tunggal Raja Matahari Terbang), disusul oleh Raja Matahari Terbang sendiri yang muncul dari dalam, semua menatap dengan perasaan berdebar kearah pintu gerbang yang telah hancur berkeping-keping tersebut. Sesosok kakek be
“Wusshhh...wussshh...wussshhhh...”. beberapa sinar membentuk sinar matahari sabit dilepaskan Raja Matahari Terbang.“Duarr...duarrr...duarrr..”. ledakan-ledakan dahsyat terjadi saat jurus Golok Mentari menghantam Dinding Air.Dinding Air sirna.“Heaaa...wussshhh...wussshhh...wusshh...wusshhh...” tapi Raja Matahari Terbang terus melepaskan Golok Mentarinya kearah Malaikat Gila.“Bulan dingin beku, Heaaa...”“Wusshh...wussshhh...wusshhh...wusshhh...”. Malaikat Gila melepaskan pukulannya berbentuk bulat putih yang mengeluarkan hawa dingin beku.“Duarr...duarrr...duarrr...duarrr...duarrr...” ledakan – ledakan besar terjadi, membuat tubuh Malaikat Gila dan Raja Matahari Terbang sama-sama tersurut mundur. Tubuh Raja Matahari Terbang terlihat semakin memerah terang, sedangkan Malaikat Gila terlihat masih belum apa-apa.T
Dihadapan Raja Matahari Terbang tampak berdiri seorang pemuda tampan dengan mendorong telapak tangan kanannya kedepan, dari telapak ini pula terbentuk perisai yang telah menyelamatkan Raja Matahari Terbang dari serangan Gelegar Seribu Pedang.Pemuda tampan itu tak lain adalah Huang Fu Yi yang telah mengeluarkan kesaktian Cermin Langitnya yang dahsyat. Melihat serangan Gelegar Seribu Pedangnya dapat dipatahkan, Malaikat Gila tampak terkejut menatap kearah sosok pemuda tersebut.Raja Muda dan beberapa petinggi Sekte Matahari Terbang terlihat langsung bergerak melindungi Raja Matahari Terbang yang rupanya terluka dalam akibat menahan serangan langsung gelombang tenaga dalam tadi.“Serrr...”. sebuah bayangan putih dengan cepat langsung melancarkan serangan kearah Malaikat Gila, serangan yang ternyata berasal dari Lian Nishang yang memang sudah tidak sabar untuk menyerang Malaikat Gila.Tak tanggung-tanggung, Lia
“Puncak Matahari Terik, Heaaa!”. Raja Muda melepaskan pukulan dahsyatnya kepada Malaikat Gila.“Bbbuummm...”. Malaikat Gila berusaha menahan serangan dahsyat itu, tapi terlambat, jurus puncak Matahari Terik meledak dahsyat, hingga membuat sosok Malaikat Gila terlempar kebelakang.“Purnama Hitam, khaaa!”. bola energi hitam dilepaskan oleh Lian Nishang kearah sosok Malaikat Gila yang masih terseret kebelakang.“Golok Mentari, hyaaaa!”. Raja Mudapun tak ketinggalan, serangan Golok Mentari yang membentuk sinar matahari sabit melesat kearah Malaikat Gila.“Cakrawala Merah, Heaaa!”. Huang Fu Yi ikut melepaskan pukulan dahsyatnya kearah Malaikat Gila.Tiga serangan maha dahsyat mengarah ke arah Malaikat Gila, dapat dipastikan Malaikat Gila akan sekarat bila terkena serangan tersebut.“Duarr...duarrr...duarrr...bl
“Serrr...”. sesosok bayangan berkelebat menyambar tubuh Lian Nishang yang terlempar hebat. Rupanya dia adalah Fu Yi yang kini terlihat tengah memangku Lian Nishang. Cadar yang menutupi wajah Lian Nishang juga hilang entah kemana, terliat darah merembes keluar dari bibir indah Lian Nishang.Sementara itu, sosok Raja Matahari Terbang saja lagi yang tinggal berhadapan langsung dengan Malaikat Gila.“Wuuttt...”. begitu Raja Matahari Terbang menggerakkan jari tangannya, pedang besar miliknya yang tadi terbang entah kemana, sudah melesat kembali kehadapan Raja Matahari Terbang, terbang melayang tepat dihadapan Raja Matahari Terbang. Sementara itu dihadapan Raja Matahari Terbang, Malaikat Gila masih berdiri tegar dengan aura kekuatan alam ditubuhnya.“Ayo kita buktikan Malaikat Gila, apa Gelegar Seribu Pedangmu bisa mengalahkan Terbang Menunggang Pedangku”. Ucap Raja Matahari Terbang lagi.Malaikat Gila hanya
“Brett...” Tiba-tiba saja sosok Malaikat Gila berubah, tubuhnya yang kekar semakin bertambah kekar besar, otot-otot diseluruh tubuhnya terlihat seakan ingin keluar. Peningkatan tenaga yang sangat luar biasa dapat Bintang rasakan dari tubuh Malaikat Gila. Tubuh Malaikat Gila seakan mengembang 2x lipat dari keadaan sebelumnya, bahkan pakaian yang dikenakannya langsung robek dibagian atas karena tak kuasa menahan pengembangan otot kekar ditubuh Malaikat Gila.“Hari ini kalian semua akan mati ditanganku, Ha ha ha...!”. Malaikat Gila tertawa keras. Melihat hal itu, Raja Matahari Terbangpun mengerahkan tenaga dalamnya hingga mencapai puncak.“Serrr...serrr...serrrr...serrr...serrr...” delapan bayangan melesat disamping Raja Matahari Terbang. Mereka adalah para petinggi Sekte Matahari Terbang.“Berjuang hidup dan mati, kami bersama ketua”. Ucap kedelapan orang tersebut secara bersamaan dan secara bersamaan pula kedelapan
BUKIT bayangan tampak berdiri dengan kokoh, dari kaki bukit sudah terlihat kesibukan di puncak Bukit Bayangan, tampak puluhan orang yang tengah bekerja membuat bangunan rumah dibeberapa tempat yang masih terdapat didalam halaman sebuah bangunan besar dan megah. Model-model bangunan yang tengah dikerjakan oleh puluhan orang tukang bangunan ini tampak tengah membangun dengan berbagai model, mereka adalah pekerja yang telah dikirimkan oleh gusti prabu jagat kencana untuk membantu Bintang membangun. Dalam membangun, Bintang memadukan model bangunan dataran tengah, Turki dan India, dengan desain bangunan yang dirancang langsung oleh Ahisma raya yang memang sangat pintar untuk urusan bangun membangun. Kini bangunan yang dibangun bak istana megah itu sudah 80% selesai. Sementara itu Bintang dan keluarga tampak menyaksikan dengan penuh kagum melihat keindahan bangunan yang tengah dibangun tersebut.“Yuki, seper
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu