“Yang tidak berkepentingan segera tinggalkan tempat ini!”. ucap Datuk Bumi lagi tiba-tiba keras, kembali membahana dan menggetarkan hati setiap orang yang mendengarnya.
“Maaf datuk, sebaiknya kita selesaikan urusan ini diluar biar tidak merusak tempat ini”. Ucap Bintang tiba-tiba.
“Kau benar, ayo kita selesaikan diluar”. Ucap Datuk Es lagi, baru saja berucap begitu, sosok Datuk Es dan Datuk Bumi sudah lenyap dan sudah berdiri didepan warung tersebut berjarak lima tombak.
Bintang menarik nafas lega melihat hal itu, bersama rombongan para pendekar yang sangat penasaran atas apa yang terjadi, mereka mengikuti langkah Bintang yang keluar dari warung tersebut.
Kini sosok Bintang sudah berhadapan langsung dengan dua datuk yang telah menunggunya diluar. Para pendekar terlihat langsung memenuhi tempat itu, malam yang belum begitu malam membuat tempat itu dengan cepat dipenuhi oleh setiap orang yang ingin melihat apa yang terjad
“Baik, katakan dimana tempat yang kau inginkan Ksatria Pengembara?”“Di halaman istana Setyo Kencana”. Ucap Bintang singkat.“Baik, kami tunggu disana!”. ucap kedua datuk, dan secara tiba-tiba sosok kedua datuk sudah menghilang dari pandangan.Bersama mahapatih Suryo Barata, Bintang dan yang lainnya segera menuju ke istana Setyo Kencana, bukan saja dari kalangan pendekar, tapi dari masyarakat kota raja juga ikut-ikutan menuju ke istana Setyo Kencana, toko-toko langsung ditutup, rumah makan dan warung kecilpun ikut-ikutan tutup untuk menyaksikan secara langsung pertarungan yang terjadi antara Ksatria Pengembara dan dua datuk.Kehebohan terjadi hingga sampai dihalaman istana Setyo Kencana, rupanya dihalaman istana sudah dipersiapkan sebuah arena pertarungan yang sangat besar, dimana sebenarnya arena pertarungan tersebut telah dipersiapkan untuk gelar pertarungan untuk mendapatkan gelar
“Kanda, izinkan kim yang menghadapi kakek es ini”. Ucap sosok wanita yang baru saja muncul disebelah Bintang yang tak lain adalah Kim si hyang.Setelah mempertimbangkan segala sesuatunya akhirnya Bintang mengangguk. Kim si hyang maju beberapa tindak kedepan.“Hamba Kim si hyang ingin meminta petunjuk kakek es”. Ucap kim seraya memberi salam persilatan.“Siapa kau nona, jangan panggil-panggil aku kakek es... namaku Datuk Es”. Gerutu Datuk Es dipanggil kakek es.“Hamba Kim si hyang”. Ulang kim lagi.“Aku sudah dengar tadi namamu kim si.., siapalah itu... yang ku tanya apa gelarmu?” ucap Datuk Es lagi.Kim si hyang terlihat terdiam sejenak, sementara itu Bintang hanya tersenyum tipis mendengar percakapan antara Datuk Es dan istrinya Kim si hyang.“Dia istriku datuk, gelarnya Dewi Salju”. Ucap Bintang tiba-tiba menyeletuk. Kim si hyang terkejut dan berpaling kearah Bi
Ditempatnya Bintang tampak tersenyum melihat gerakan cepat Kim si hyang dalam menghindari setiap serangan yang dilancarkan oleh Datuk Es. Menjejak Angin, Mengejar Cahaya itulah nama jurus yang saat ini digunakan oleh Kim si hyang. Jurus yang mengandalkan kecepatan yang Bintang ajarkan berdasarkan pengembangan Salju Himalaya yang Kim si hyang miliki.Rupanya inilah tujuan dari Kim si hyang ingin meminta petunjuk dari Datuk Es. Untuk menguji jurus baru yang dipelajarinya dari Bintang suaminya.Tak ingin lebih dipermalukan, Datuk Es menambah kecepatan serangannya. Kali ini Kim si hyang menyadari kalau Datuk Es benar-benar tidak main-main dalam melancarkan serangannya.“Hyyattt...huppp..”. Kim si hyang melompat menjauh, tapi Datuk Es terus memburunya dengan ketat.“Salju Dingin, heaa!”. Kim si hyang mengerahkan salah satu jurus Salju Himalayanya kearah Datuk Es, tiba-tiba saja gerakan Datuk Es terhen
Hampir bersamaan Datuk Es dan Kim si hyang sama-sama menghimpun kekuatan.“Batu Kutub Es, heaa!”. tiba-tiba saja disekitar tubuh Datuk Es, muncul bongkahan-bongkahan batu es yang begitu banyak jumlahnya, ukurannyapun tak sama, ada yang besar ada pula yang kecil. Sekali hentakkan tangan, belasan batu es kutub melesat kearah Kim si hyang.“Kristal Salju, yeaahh!”. Kim si hyang mengerahkan jurus dahsyat Kristal Salju miliknya, belasan Kristal Salju melesat kedepan, menyongsong belasan Batu Kutub Es.“Duar...duarrr..duarr..duarrr..duarrrr...duarrrr..”. lagi-lagi ledakan-ledakan dahsyat terjadi.Kali ini baik sosok Datuk Es maupun sosok Kim si hyang sama-sama terlempar keras kebelakang. Datuk Es terlihat mampu mengendalikan gerak jatuh tubuhnya walaupun harus dengan susah payah, sementara itu sosok Kim si hyang justru terlempar kearah Bintang yang saat itu berdiri tak jauh darinya
Kita kembali ke arena pertarungan yang kini tampak sudah dikelilingi oleh cahaya putih yang membentuk perisai yang meringkupi seluruh arena pertarungan. Hanya Bintang dan Datuk Bumi yang termasuk kedalamnya.“Bllaarrrrrrrr”. puncak kedua jurus dahsyat yang dikerahkan oleh Datuk Es dan Kim si hyang sampai pada puncaknya, hingga menimbulkan satu ledakan yang maha dahsyat yang membuat tempat itu bergetar hebat. Kalau saja Bintang tidak cepat membentengi arena pertarungan tersebut, dapat dipastikan kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk meratakan seluruh tempat itu dalam beberapa jarak km sekalipun, dan dapat dipastikan korban akan berjatuhan.Dengan adanya perisai tersebut, dampak ledakan tersebut hanya terlempar keudara, hingga langit tampak menerima akibatnya. Didalam arena kepulan kabut putih terhampar sehingga menutupi pandangan.Semua orang yang berada ditempat itu terlihat syok dengan kejadian tersebut, setelah seberapa lama baru keadaan men
Setelah kedua istrinya keluar dari arena pertarungan, Bintang kembali menghadap kearah Yuan ming zhu yang saat ini sudah berhadapan langsung dengan Datuk Bumi.“Nyonya sungguh berani”. Ucap Datuk Bumi lagi.“Hamba Yuan ming zhu mohon petunjuk datuk”“Jurus apa yang akan nyonya gunakan?”Yuan ming zhu membuka kuda-kuda jurusnya, gerakan Yuan terlihat begitu sangat anggun dan indah, bagaikan sebuah Bunga Teratai yang mekar.“Jurus hamba adalah jurus Bunga Teratai”. Ucap Yuan lagi bersiap.“Bunga Teratai..”. ulang Datuk Bumi lagi.“Apakah nyonya memiliki gelar didunia persilatan?”“Hamba tidak memiliki gelar datuk”. Ucap Yuan“Kalau begitu mulai sekarang gelarmu adalah Dewi Bunga Teratai”. Ucap Datuk Bumi lagi“Dewi Bunga Teratai”. Ulang Yuan lagi.“Terima kasih atas gela
“Sharrkk..sharrrkkk..”. tiba-tiba saja tanah tempat Yuan berpijak merambat naik seperti akar pohon, naik dan terus naik hingga mencapai pinggang, tanah tersebut langsung membatu. Terlambat bagi Yuan menyadari hal itu, karena kejadian tersebut begitu cepat, sementara itu sosok Datuk Bumi muncul dari dalam tanah beberapa tombak dihadapan Yuan.Tapi wajah Yuan tidak sedikitpun terlihat panik, Yuan terlihat memejamkan kedua matanya. “Plassshhh...!”. tubuh Yuan memancarkan sinar keemasan.“Brak...praaakkkk..”. tanah yang membatu menutupi sebagian tubuhnya hancur berantakan akibat sinar kuning keemasan yang memancar keluar dari tubuhnya. Aura keemasan yang memancarkan keluar dari tubuh Yuan menciptakan hembusan angin yang amat kuat, begitu kuatnya hingga menghempas lepas selendang yang dikenakan oleh Yuan untuk menutupi sebagian wajahnya, hingga kini terlihatlah seraut wajah cantik nan jelita Yuan ming zhu.Semua orang yang ditempat
“Oh iya, aku baru ingat, paman mahapatih pernah mengatakan kalau ketiga istrimu juga berasal dari bangsawan kerajaan, bolehkah aku lebih mengenal ketiga istrimu Bintang?”. tanya gusti prabu lagi.Bintang tampak memandang kearah ketiga istrinya.Yuan terlebih dahulu bangkit dari tempat duduknya.“Hamba Yuan ming zhu dari dataran tengah memberi salam pada gusti prabu..” ucap Yuan menjura hormat.“Yuan ming zhu, berarti kaulah Putri angkat Kaisar Zhu Yuan-Zhang dari dinasti ming itu”“Benar gusti”Kim si hyang bangkit berdiri.“Hamba Kim si hyang dari Goryeo memberi salam pada gusti prabu..” ucap kim menjura hormat.“Kau adalah putri Raja Chungjeong dari Goryeo, benarkah begitu?”“Pengetahuan gusti prabu begitu luas..hamba kagum”Terakhir Ahisma Raya yang bangkit berdiri“Hamba Ahisma Raya dari Wijayanagara India”
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu