Beberapa waktu berlalu, para putra mahkota dari beberapa kerajaan ikut melakukan pencarian, bisa menikahi Putri Ahisma Raya tentulah menjadi tujuan utama mereka.
Dua minggu sudah berlalu, tapi keberadaan Putri Ahisma Raya masih menjadi misteri.
Siang itu, di pintu gerbang masuk kotaraja, tampak serombongan musafik yang mengenakan jubah dan sorban putih memasuki kotaraja, setelah melewati pemeriksaan, rombongan tersebut diijinkan untuk memasuki kotaraja.
“Ramai sekali kotaraja ini ya abi”. Ucap salah seorang dari rombongan tersebut kepada seorang laki-laki yang sudah tua, tapi masih terlihat gagah dan penuh wibawa. Wajahnya yang bersih terlihat dihiasi oleh janggut dan jabik yang memenuhi sekeliling wajahnya, kharisma dirinya terlihat jelas dari pakaian yang dikenakannya, mengenakan pakaian putih dan sorban putih dikepalanya, bahkan ditangannyapun terlihat tasbih berwarna putih yang terus digerakkannya dengan jarinya. Dari bibir keringnya terdengar&nb
Malam semakin larut, sebagian mahluk sudah terlelap dalam tidur, begitu pula dengan Bintang yang juga terlelap diatas peraduan, istri tercintanya tampak juga tengah terlelap tidur dipelukan Bintang, bahkan dikamar yang satunyapun terlihat sosok Bintang yang tengah tertidur lelap dengan memeluk seorang wanita dengan paras jelita. Begitulah Bintang memperlakukan ke-2 istrinya, dengan membagi dirinya menjadi 2 orang dan tidur menemani kedua istrinya. Hampir bersamaan kedua sosok Bintang yang tengah tertidur lelap mengalami mimpi yang sama, suatu hal yang sangat jarang terjadi pada Bintang. Di mimpi tersebut Bintang dapat melihat sosok Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi yang sangat jauh dari dirinya. “Bintang, datanglah ke kotaraja Wijayanagara secepatnya!”. Walaupun Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi jauh darinya, tapi Bintang bisa mendengar dengan jelas suara Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi. Bintang langsung terbangun dari mimpinya. “Wijayanagara”. ucap Bintang tanpa sadar memikirkan ar
TIGA Minggu sudah berlalu sejak sayembara dikotaraja Wijayanagara diadakan, tapi sampai sekarang keberadaan Putri Ahisma Raya sampai sekarangpun masih misteri, kini keadaan kotaraja Wijayanagara begitu ramai sekali, banyaknya orang yang ingin mengikuti sayembara, baik orang biasa, putra mahkota kerajaan tak ketinggalan para pendekar-pendekar dunia persilatan ikut tak terhitung banyaknya yang mengikuti sayembara tersebut.Semua tempat penginapan yang ada dikotaraja sudah terisi penuh, di semua jalan yang ada di kotaraja selalu ramai oleh orang yang berlalu lalang kesana kemari, dan diantara keramaian orang tersebut, tiga sosok tubuh tampak berjalan dengan menggandeng 3 ekor kuda mereka, padatnya orang-orang membuat ketiganya harus membawa kuda mereka dengan tangan mereka tanpa biasa menaikinya, yang berada paling depan adalah sosok seorang pemuda tampan dengan pakaian seperti seorang bangsawan, dengan rambut khas dikuncir bagaikan ekor kuda, sepasang matanya yang tajam tampak
“Dunia alam kegelapan.. Apakah ini ada hubungannya dengan Ratu Kegelapan”“Benar... beberapa orang sakti menyebut nama Ratu Kegelapan, bagaimana tuan Bintang bisa tahu?”“Hamba dulu pernah berurusan dengan Ratu Kegelapan saat ingin menyelamatkan seseorang di dunia alam kegelapan”“Lalu..apakah tuan Bintang berhasil menyelamatkan teman tuan itu?”. maharaja menyambut cepat ucapan Bintang.“Alhamdulillah hamba berhasil menyelamatkan teman hamba itu maharaja, hamba kira Ratu Kegelapan sudah berhasil hamba musnahkan waktu itu, ternyata...”. ucapan Bintang membuat secercah harapan bagi maharaja dan maharatu Wijayanagara.“Jika diizinkan, hamba ingin ke kamar tuan Putri Ahisma Raya sekarang?” ucap Bintang akhirnya.“Baik... mari kita kesana tuan Bintang”. Ucap Pangeran Harihara Akbar cepat.Hampir semua orang di aula istana mengikuti langkah Bintang dan Pange
Putri Ahisma Raya tampak mengenakan pakaian yang serba hitam dari ujung kaki hingga ujung kepalanya, bahkan tongkat ditangannyapun tampak hitam mengkelam seperti dirinya.“Kau!”. Ratu Kegelapan yang bersemanyam didalam tubuh Putri Ahisma Raya begitu terkejut melihat sosok Bintang yang berdiri dihadapannya. Sementara itu Bintang hanya tersenyum.“Kita bertemu lagi Ratu Kegelapan” ucap Bintang dengan penuh ketenangan.“Kali ini akan kubunuh kau bocah!”. ucap Ratu Kegelapan menggeram penuh kemarahan.“Pangeran, lantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an, kita harus menyelamatkan raga Putri Ahisma Raya terlebih dahulu sebelum menghadapi Ratu Kegelapan yang sebenarnya”. Ucap Bintang setengah berbisik kepada Pangeran Harihara Akbar. Tanpa banyak membantah Pangeran Harihara Akbar hanya menganggukkan kepalanya, dengan mengambil sikap Meditasi, Pangeran Harihara Akbar mulai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
“Kilau Sinar Emas.. plasshhh!”. tiba-tiba saja seberkas sinar keemasan yang amat terang benderang terpancar keluar dari Lubang Hitam, cahaya keemasan yang membuat siapa saja takkan sanggup membuka mata, hal inilah yang terjadi pada Ratu Kegelapan dan Pangeran Harihara Akbar yang berada tak jauh dari situ. Tawa Ratu Kegelapan terhenti, sebisanya dicoba untuk melihat apa yang menyebabkan cahaya keemasan itu muncul, tapi tetap saja matanya tak mampu untuk melihatnya, sementara itu, sosok Bintang yang mengeluarkan cahaya keemasan yang terang benderang kini telah muncul kembali dari Lubang Hitam. Secara perlahan Kilau Sinar Emas yang keluar dari tubuh Bintang mampu membuat Lubang Hitam menghilang, hal ini semakin membuat Ratu Kegelapan terkejut dan tak percaya jurus Lubang Hitam miliknya yang selama ini mampu menyedot apa saja, tak mempan terhadap lawannya kali ini.Bintang segera menutup jurus Kilau Sinar Emas
Bintang sendiri masih terlihat tenang dalam menghadapi lawan-lawannya, tak terlihat kalau Bintang terdesak oleh serangan-serangan lawannya. Pada suatu kesempatan, Bintang melompat tinggi keudara, diudara sosok Bintang langsung berbalik dan langsung menukik tajam dengan kedua telapak tangan mengarah kebawah, hawa serangan panas dan dingin yang begitu menyengat menerpa kebawah, jurus Rembulan Jatuh Matahari Luruh benar-benar dahsyat, mampu mengeluarkan kekuatan yang sangat dahsyat melancarkan serangan mematikan dengan gemuruh badai panas membakar dan dinginnya angin beku.“Duarr..duarrr..duaarrr...duarrr...duarrrr” tubuh mahluk-mahluk mengerikan tersebut langsung hancur berantakan terkena jurus Rembulan Jatuh Matahari Luruh milik Bintang. Sosok Bintang langsung turun dengan lembutnya, menatap kearah mahluk-mahluk yang telah hancur lebur tersebut.Seperti sebelumnya, tubuh hancur mahluk-mahluk tersebut langsung kembali menyatu seperti semula
“Plassshhh”.“Apa!”. betapa terkejutnya Ratu Kegelapan saat melihat kerangkeng besinya tiba-tiba saja sirna tak berbekas jadi debu. Kini baru mata Ratu Kegelapan terbuka, dan menatap sosok Bintang dengan pandangan mata tak percaya. kerangkeng besi yang dilindungi oleh kekuatan Tameng Kegelapan Abadi, yang selama tak ada satupun kekuatan dan senjata yang mampu menghancurkannya, tapi sekarang, sungguh sangat mengejutkan sekali bagi Ratu Kegelapan.Ratu Kegelapan terlihat mengalihkan pandangannya kearah gagang pedang yang tersampir dipunggung Bintang, semakin lama pandangan Ratu Kegelapan makin menyipit mencoba melihat lebih jelas gagang pedang tersebut, dan ;“Japamala Pancawarna” ucap Ratu Kegelapan tersurut mundur, wajah Ratu Kegelapan terlihat semakin pucat.“Bb..ba... Bagaimana dia bisa memiliki Japamala Pancawarna”. Ucap Ratu Kegelapan tanpa sadar.Wajah Ratu Kegelapan se
Malam berikutnya, seorang utusan maharaja datang menjemput Bintang.“Maharaja ingin tuan Bintang datang menghadap”. Ucap prajurit itu lagi saat sudah berhadapan dengan Bintang.“Baik” ucap Bintang“Hanya tuan Bintang sendiri”. Sambung prajurit itu lagi hingga membuat wajah Bintang berubah.“Baik”. Ucap Bintang akhirnya.Bersama prajurit kerajaan tersebut, Bintang berjalan mengikuti langkahnya, tak lama keduanya tiba disebuah ruangan, dimana didalam ruangan tersebut telah menunggu 3 sosok, maharaja, tuan Bukka raya dan Pangeran Harihara Akbar. Bintang sendiri agak bertanya-tanya ada apa gerangan hanya dirinya seorang yang diundang untuk bertemu dengan ketiga orang penting di kerajaan Wijayanagara.Sampai dihadapan ketiganya, Bintang langsung menjura hormat.“Bangunlah tuan Bintang... bangun!”. ucap maharaja tersenyum melihat kerendahan hati Bintang.“Mari silahkan
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu