แชร์

37. Bagian 4

ผู้เขียน: KSATRIA PENGEMBARA
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2022-02-19 01:04:55

“Berhati-hatilah Bintang”. Ucap Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi. Bintang berbalik dan mencium lembut tangan tuan Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi.

“Doakan hamba tuan syekh”. Ucap Bintang

“Semoga Allah melindungimu anakku”. Ucap Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi. Setelah itu bersama Lian Nishang dan Yuki, Syekh Muhammad Karim Al Qusyairipun segera meninggalkan tempat itu, setelah bayangan ketiganya hilang, Bintang dapat menarik nafas lega. Lalu kembali sosok Bintang berbalik menghadap patung iblis raksasa yang kini sudah berdiri tegap. Sosok patung begitu besar hingga sosok Bintang bagaikan sebesar kelingking dihadapan patung iblis.

“Hebat juga kau bisa lolos dari kematian manusia hina”. terdengar ucapan patung iblis yang begitu keras. Kali ini Bintang tak menanggapi ucapan patung iblis, Bintang tampak merapatkan kedua tangannya didepan dada, terlihat bibir Bintang berkomat kamit membaca sesuatu.

“Wessh

บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อที่ GoodNovel
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Ksatria Pengembara Season 1   37. Bagian 5

    Seminggu sudah berlalu sejak peristiwa aneh yang terjadi di kaki langit. Kini keadaan di pondok As-siddiq sudah berjalan seperti biasanya, pintu gerbang pondok tidak lagi tertutup untuk umum, semenjak peristiwa hancurnya Sekte Pemuja Iblis, kini banyak orang-orang yang mulai berdatangan untuk menuntut ilmu agama di pondok as-siddiq.Peristiwa hancurnya Sekte Pemuja Iblis dengan cepat tersebar, berita itu tersebar dari mulut ke mulut, dari santri ke santri. Gelar Bintang sebagai Ksatria Pengembara langsung menjadi pembicaraan dimana-mana, bahkan berkat berita itu pula sekarang banyak orang berdatangan ke ‘As-Siddiq’ untuk menimba ilmu disana. Dengan hancurnya Sekte Pemuja Iblis, kini para santri dapat beraktifitas dengan bebas tanpa harus takut.Hari itu, seorang penunggang kuda tampak berhenti didepan pondok as-siddiq, sejenak wajahnya terangkat dan bibir keringnya tersenyum saat melihat tulisan dipintu gerbang pondok yang bertuliskan : ~~~ AS-SIDDIQ ~~~

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-02-19
  • Ksatria Pengembara Season 1   37. Bagian 6

    Dengan menggunakan kuda, hanya membutuhkan waktu 2 hari bagi Bintang, Yuki dan paman li gou untuk sampai di bukit pedang. Sesampainya di bukit pedang, Yuki langsung turun dari kudanya dan berlari cepat untuk menemui ayahnya, si Raja Pedang. “Ayah..ayah.!”. berkali-kali Yuki memanggil, tapi tak ada jawaban. Berkali-kali Yuki mencoba mencari dibeberapa tempat, tetap tidak ditemukan orang yang dicari, hingga Yuki akhirnya bertemu dengan seorang wanita berumur.“Bibi Go Zhou”. wanita itu rupanya adalah Go Zhou, salah satu pembantu ayahnya.“Nona muda”. ucap lembut go zhou menyambut kedatangan noan mudanya itu“Bibi Go Zhou, dimana ayah?”.“Nona muda, guru”. go zhou tampak tak mampu untuk melanjutkan ucapannya kecuali menundukkan wajahnya.“Ada apa bibi Go Zhou, ada apa dengan ayah?”. ucap Yuki cepat. Saat itulah tiba-tiba saja sebuah tangan menyentuh pundaknya dengan lembut.

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-02-19
  • Ksatria Pengembara Season 1   37. Bagian 7

    Malam datang, ribuan bintang terlihat bersinar indah malam itu, menerangi tabir langit dengan penuh keindahan, rembulanpun tampak bersinar penuh malam itu, sinarnya meringkupi sebagian alam. Sebuah bukit hitam yang terlihat begitu angker dikejauhan, selintas terlihat segerombolan kelelawar yang terbang bergerombol diatas puncak bukit itu. Walaupun terkesan angker, tapi andaikan kita berdiri dipuncak bukit tersebut, kita dapat melihat bagaimana bulan terlihat begitu dekat dari puncak bukit itu, hal inilah mungkin yang membuat bukit ini dinamakan Bukit Batu Bulan.Diantara Kegelapan malam, tiba-tiba empat sinar yang berbeda tiba-tiba melesat dari 4 arah yang berbeda, melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dari arah selatan, sinar berwarna merah menyala, dari arah utara sinar itu mengeluarkan warna hitam, sedangkan yang dari arah timur berwarna hijau terang dan yang terakhir berasal dari arah barat berwarna putih salju.Jika kita dekati lebih dekat, sinar-s

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-02-19
  • Ksatria Pengembara Season 1   37. Bagian 8

    Kali ini kemunculan 4 Dewa Penjaga Gerbang tentu ada hubungannya dengan tanda-tanda kemunculan Iblis Langit ke muka bumi, hal ini ditandai dengan berubahnya langit menjadi berwarna merah darah.“Lama tidak jumpa saudara-saudaraku”. Ucap Qing Long sinaga hijau lagi membuka pembicaraan diantara mereka seraya menjura hormat. Yang lainpun tampak ikut memberikan hormat diantara mereka.“Tak perlu berbasa-basi lagi, kita langsung saja ke pokok permasalahan.”. ucap Zhu Que si phoenix api.“Baiklah kalau begitu biar aku yang mulai.”. ucap Xuan wu si kura-kura hitam membuka ucapan disambung ; “Aku mendapat firasat kalau kemunculan Iblis Langit kali ini sangat berbeda dengan kemunculan-kemunculan sebelumnya”“Yah. aku juga merasakan demikian” sambung Xi fang bai hu si harimau puth lagi.Hampir bersamaan ke-4 Dewa Penjaga Gerbang ini saling menghitung jari tangan mereka seakan ingin menghitung takdir

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-02-20
  • Ksatria Pengembara Season 1   37. Bagian 9

    “Hh. Hewan apa itu kak?”. ucap Yuki setengah berbisik kepada Bintang.“Kakak juga tidak tahu Yuki, tapi Yuki ingat tidak saat beberapa waktu yang lalu keempat cahaya ini juga yang telah memudarkan warna kemerahan di langit”. Ucap Bintang lagi.“Oh iya, benar kak. Yuki ingat”. Ucap Yuki lagi.“Berdiri dibelakang kakak Yuki”. Ucap Bintang lagi untuk menjaga sesuatu yang tidak diinginkan. Yukipun tak membantah dengan segera bergeser kebelakang Bintang.“Wuuuttt..Wuuttt..plashh.plashh.plashhh.plashh.”. ke-4 cahaya itupun turun kepuncak bukit pedang, tepat dihadapan Bintang, saat menyentuh tanah, ke-4 cahaya itu langsung menjelma menjadi 4 orang kakek yang mengenakan pakaian yang sama, tapi berlainan warna. Mereka memang tak lain adalah EMPAT DEWA PENJAGA GERBANG.Sementara itu Bintang masih terlihat tenang berdiri ditempatnya, sementara Yuki terlihat semakin bersembunyi dibalik punggung

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-02-20
  • Ksatria Pengembara Season 1   37. Bagian 10

    “Tuan Bintang jangan khawatir, karena sesungguhnya kami berempat juga bukan berasal dari bangsa manusia”. sambung kakek Xuan wu lagi seakan memahami isi hati Bintang yang bimbang.Walau kaget mendengar ucapan kakek Xuan wu yang ada dihadapannya, Bintangpun akhirnya menceritakan tentang siapa dirinya sebenarnya. Sepanjang Bintang menceritakan jati dirinya, wajah ke-4 Dewa Penjaga Gerbang terlihat terpaku seakan tidak percaya dengan apa yang mereka dengar. Semua terdiam, mendengarkan dengan seksama. Sampai Bintang selesai menceritakan tentang dirinya, ke-4 Dewa Penjaga Gerbang ini masih termangu bengong.“Kek.kakek”. ucapan Bintang menyadarkan sosok ke-4 Dewa Penjaga Gerbang ini.“Bb..bolehkah kami melihat tanda lahirmu?”. ucap kakek Zhu Que dengan suara bergetar, ketiga kakek yang lainpun ikut menganggukkan ucapan kakek Zhu Que.Bintang menyingkap pakaian dibagian dadanya dan terlihatlah sebuah tanda lahir berbentuk Bint

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-02-20
  • Ksatria Pengembara Season 1   37. Bagian 11

    “Semula kami ingin meminta bantuan kepada gurumu Bintang?”“Bantuan..bantuan apa tetua?”“Beberapa waktu yang lalu kami mendapat firasat kalau Iblis Langit telah kembali lahir ke bumi ini.. Kami dapat merasakan kalau kekuatan Iblis Langit sekarang jauh lebih kuat dari saat terakhir kami bertemu, sementara usia dan kekuatan kami saat ini tidak sudah tidak memungkinkan lagi untuk membunuh Iblis Langit”. ucap kakek Zhu Que lagi. Bintang menarik napas panjang mendengar hal itu.“Sebenarnya ini juga kesalahan dan tanggung jawab hamba tetua”. lalu secara gamblang Bintangpun menceritakan tentang pertarungannya menghadapi Raja Iblis dan patung iblis yang akhirnya membuat Iblis Langit terbebas dari belenggu patung iblis. “Hambalah yang menyebabkan langit terselubung hawa merah darah beberapa waktu yang lalu”. Ucap Bintang mengakhiri ceritanya.Ke-4 Dewa Penjaga Gerbang terlihat saling memandang satu sama

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-02-20
  • Ksatria Pengembara Season 1   37. Bagian 12

    BUKIT BATU BULAN adalah sebuah bukit yang bila malam terlihat begitu angker, hitam, sunyi dan senyap keadaannya, sehingga sangat jarang ditemukan jejak-jejak manusia dibukit itu. Tapi siapa menyangka kini bukit itu menjadi perhatian begitu banyak orang, terutama orang-orang dunia persilatan. Dalam beberapa minggu ini, sudah banyak rombongan orang-orang dunia persilatan yang tengah bergerak menuju ke Bukit Batu Bulan, setiap rombongan terlihat membawa bendera perlambang sekte yang mereka miliki. Rupanya 4 Dewa Penjaga Gerbang bergerak cepat dalam mengundang setiap tokoh atau sekte-sekte aliran putih untuk berkumpul di Bukit Batu Bulan.Puncak Bukit Batu Bulan yang semula hanya berupa pepohonan dan rumput-rumput yang tumbuh liar, kini tampak berubah 180 derajat. Dengan kesaktian dewa, 4 Dewa Penjaga Gerbang telah mengubahnya menjadi sebuah bangunan besar yang begitu megah dan mampu menampung ribuan orang manusia.Hari-hari pertemuan sudah mulai

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-02-20

บทล่าสุด

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status