“Semula kami ingin meminta bantuan kepada gurumu Bintang?”
“Bantuan..bantuan apa tetua?”
“Beberapa waktu yang lalu kami mendapat firasat kalau Iblis Langit telah kembali lahir ke bumi ini.. Kami dapat merasakan kalau kekuatan Iblis Langit sekarang jauh lebih kuat dari saat terakhir kami bertemu, sementara usia dan kekuatan kami saat ini tidak sudah tidak memungkinkan lagi untuk membunuh Iblis Langit”. ucap kakek Zhu Que lagi. Bintang menarik napas panjang mendengar hal itu.
“Sebenarnya ini juga kesalahan dan tanggung jawab hamba tetua”. lalu secara gamblang Bintangpun menceritakan tentang pertarungannya menghadapi Raja Iblis dan patung iblis yang akhirnya membuat Iblis Langit terbebas dari belenggu patung iblis. “Hambalah yang menyebabkan langit terselubung hawa merah darah beberapa waktu yang lalu”. Ucap Bintang mengakhiri ceritanya.
Ke-4 Dewa Penjaga Gerbang terlihat saling memandang satu sama
BUKIT BATU BULAN adalah sebuah bukit yang bila malam terlihat begitu angker, hitam, sunyi dan senyap keadaannya, sehingga sangat jarang ditemukan jejak-jejak manusia dibukit itu. Tapi siapa menyangka kini bukit itu menjadi perhatian begitu banyak orang, terutama orang-orang dunia persilatan. Dalam beberapa minggu ini, sudah banyak rombongan orang-orang dunia persilatan yang tengah bergerak menuju ke Bukit Batu Bulan, setiap rombongan terlihat membawa bendera perlambang sekte yang mereka miliki. Rupanya 4 Dewa Penjaga Gerbang bergerak cepat dalam mengundang setiap tokoh atau sekte-sekte aliran putih untuk berkumpul di Bukit Batu Bulan.Puncak Bukit Batu Bulan yang semula hanya berupa pepohonan dan rumput-rumput yang tumbuh liar, kini tampak berubah 180 derajat. Dengan kesaktian dewa, 4 Dewa Penjaga Gerbang telah mengubahnya menjadi sebuah bangunan besar yang begitu megah dan mampu menampung ribuan orang manusia.Hari-hari pertemuan sudah mulai
“Tidak salah lagi, mereka pasti rombongan Sekte Bunga Teratai dari dataran tengah.”. batin Bintang lagi meyakinkan dirinya, walaupun rombongan para wanita yang berjumlah 8 orang itu semuanya mengenakan caping bambu dengan tirai cadar yang menutupi wajah mereka, tapi Bintang sangat mengenali ciri-ciri dari para pengikut Sekte Bunga Teratai.Sekte Bunga Teratai adalah sekte yang menjadi tempat perguruan yang dipimpin oleh Mei Xuan atau yang lebih dikenal dengan nama Dewi Bunga Teratai, dan Dewi Bunga Teratai adalah guru dari Putri Yuan Ming Zhu, putri Jenderal Yuan Chonghuan yang menjadi istri Bintang.Karena rasa penasarannya, maka ; “Yuki. Kakak pergi sebentar ya.. Yuki tunggu disini”. Tanpa menunggu ucapan Yuki, Bintang dengan cepat bangkit dan segera berjalan menyusul rombongan yang Bintang duga adalah Sekte Bunga Teratai.Bintang sempat kehilangan rombongan yang dicarinya karena banyaknya lautan manusia yang ada ditempat itu. “Ka
“Kak Bintang.”. ucap Yuan tanpa sadar mengucapkan nama suami tercintanya. Tak salah, memang Bintanglah yang saat ini berdiri dihadapannya, sama halnya dengan Yuan, Bintang sendiripun tak kuasa menahan perasaannya. Sampai-sampai caping bambu yang ada ditangannya terlepaspun Bintang tak menyadarinya.Bagaikan satu hati, Bintang dan Yuan saling melangkah mendekat. Selangkah demi selangkah keduanya mendekat, hingga akhirnya hanya satu langkah jarak yang tersisa diantara keduanya. Hingga kini keduanya saling dapat melihat dengan jelas.“Kak Bintang..”“Yuan.”Hampir bersamaan Bintang dan Yuan Ming Zhu mengeluarkan ucapan, bagaikan sehati, Bintang dan Yuan saling memeluk dengan erat, waktu yang terasa terhenti membuat kedua sejoli ini saling memeluk dengan erat, seakan tak ingin melepaskan pelukan mereka.“Ini bukan mimpi. ini bukan mimpi, jika ini mimpi aku tak ingin bangun untuk selamanya.”. Ucap Yuan tak
Malam semakin larut berjalan, sebagian mahluk sudah tertidur lelap diperaduan. Sesekali terdengar suara burung hantu memecah kesunyian malam. Disebuah kamar tempat penginapan yang ada di kaki Bukit Batu Bulan. Kamar yang hanya berukuran 3x3 m itu tampak sepasang muda mudi tengah berduaan melepas rindu. Sang pemuda terlihat berbaring setengah bersandar pada tepi peraduan, sementara yang wanita terlihat merebahkan dirinya dengan manja dipelukan sang pemuda. Melihat wajah tampan dan cantik keduanya serta penampilannya yang sangat mudah untuk dikenalinya, keduanya tak lain adalah Bintang dan putri Yuan adanya.Sambil memeluk hangat, Bintang terlihat sekali-kali melayangkan ciuman mesranya di kening putri Yuan, sudah lama sekali masa-masa kemesraan seperti ini tak dirasakan oleh keduanya.“Begitulah ceritanya kak, sampai Yuan dan guru sampai disini.. sebenarnya sudah lama sekali Yuan ingin pergi mengembara untuk mencari keberadaan kakak, tapi guru melarangnya
“Kak..ii.i..ini adalah...”. Yuki tak melanjutkan ucapannya karena Bintang telah memotongnya. “Benar Yuki, ini adalah istri kakak yang pernah kakak ceritakan pada Yuki.”. ucap Bintang lagi hingga semakin membuat Yuki terkejut.Bintang memang pernah menceritakan kepada Yuki, kalau dia pernah menikah sebanyak 3x, tapi Bintang juga tidak pernah menerangkan lebih lanjut tentang 3 orang istrinya. Yuki juga tak ambil pusing tentang hal itu, makanya Bintang tak banyak menceritakan tentang ke-3 istrinya tersebut.Tapi sekarang, Bintang justru memperkenalkan seorang wanita yang tadi sempat dikagumi oleh Yuki akan kecantikan dan keanggunannya. “Mari Yuki duduk disini”. dengan lembut Yuan mempersilahkan Yuki untuk duduk dikursinya bersebelahan dengan Bintang, Yuan sendiri bergeser ke kursi sebelahnya. Walau masih terkejut dengan apa yang terjadi, Yuki mengagumi sifat rendah hati istri kakaknya tersebut yang rela memberikan kursinya kepada Yuki.
Bintang dan Yuan memacu kudanya meninggalkan kaki Bukit Batu Bulan. Tak jauh meninggalkan Bukit Batu Bulan, Bintang terlihat menyipitkan pandanganya ke suatu rombongan yang ada tak berapa jauh dihadapannya. Semakin dekat semakin jelas rombongan tersebut.“Sekte Bulan Purnama.”. batin Bintang mengenali bendera yang dibawa oleh salah seorang murid wanita Sekte Bulan Purnama. Walaupun kesemua wanita Sekte Bulan Purnama mengenakan cadar diwajah mereka, tapi Bintang meyakini Lian Nishang ada diantara salah satu rombongan tersebut.“Yuan. Kita berhenti sebentar”. ucap Bintang mengingatkan Yuan yang ada disebelahnya, Yuanpun segera menghentikan langkah kudanya, melihat Bintang turun dari kuda, Yuanpun ikut turun. Bintangpun membuka caping bambu yang dikenakannya, Yuan ikut melepas caping bambunya hingga seraut wajah cantik nan jelita terpancar dari sosoknya.Yuan ikut mengalihkan pandangannya mengikuti pandangan Bintang yang me
BUKIT BATU BULAN adalah sebuah bukit yang berada di wilayah selatan kota Persia. Kali ini Bukit Batu Bulan bukan saja menjadi perhatian pendekar-pendekar persilatan dari beberapa daerah di persia tapi juga sudah sampai kebeberapa negara lainnya. Satu demi satu rombongan tiba di Bukit Batu Bulan, empat Dewa Penjaga Gerbang menyambut kedatangan mereka semua dengan senyum ramah, yang paling mengundang perhatian adalah saat kedatangan Sekte Bulan Purnama, dimana semua perhatian langsung tertuju kearah mereka, semua mencoba mencari dimana sosok keberadaan Lian Nishang. Di dunia persilatan khususnya di tanah persia, nama Lian Nishang sudah amat dikenal sebagai putri bulan, tapi sebagian orang juga mengenalnya sebagai Bidadari Sutra dari Sekte Bulan Purnama.Empat Dewa Penjaga Gerbang terlihat saling berbagi tugas, bila tetua Zhu Que dan tetua Xuan wu bertugas menyambut para tamu, tetua Qing Long dan tetua Xi fang bai hu bertugas untuk mengarahkan para tamu ke aula
Tiba-tiba saja salah seorang tampak berdiri ditengah-tengah rombongan Sekte Matahari Terbang, sosok penampilannya terlihat begitu gagah dan beribawa. Selain tubuhnya yang tinggi besar, penampilan lelaki ini juga tampak sangat menakjubkan dengan rambutnya yang berwarna merah menyala seperti api. Dialah ketua Sekte Matahari Terbang yang sangat terkenal dengan nama Raja Matahari. Nama asli Raja Matahari adalah Kun Liong. Dia adalah salah satu murid pendekar legendaris, kakek Huang da di atau yang lebih dikenal sebagai manusia ½ dewa.Kewibawaan yang dimiliki oleh Raja Matahari membuat tempat itu kembali hening dan sunyi seketika. Hal ini dikarenakan rasa segan yang dimiliki oleh kalangan persilatan terhadap Raja Matahari. Sekte Matahari Terbang adalah salah satu sekte terkuat didunia persilatan.“Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang hal ini, lebih baik katakan apa sebenarnya maksud undangan pertemuan ini..”. ucap Raja Matahari lagi seakan tak ingi
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu