“Hieekk”. tiba-tiba saja sebuah ringkikan suara kuda membuat Lian Nishang tersadar dari keadaannya yang tengah melamun, dengan cepat Lian Nishang bangkit dan berbalik. “Ahhh”. betapa terkejutnya Lian Nishang saat melihat sosok Bintang kini telah berada beberapa langkah dihadapannya, tapi bukan sosok Bintang yang muncul dihadapannya yang membuatnya terkejut, melainkan sesosok kuda yang kini menjadi tunggangan Bintang yang membuatnya terpana.
Seekor kuda putih bersih, seakan tak ada debu yang menempel ditubuhnya, kuda putih itu terlihat begitu jantan dan sangat kokoh, urat-urat ditubuhnyapun terlihat menyembul hingga menambah keindahan sosok kuda tersebut dipandangan mata. Bintang sendiri terlihat begitu gagah berada diatasnya. Keterpanaan Lian Nishangpun sampai tak menyadari kalau Bintang sudah turun dan membawa kudanya kedepan Lian Nishang. “Adik Lian”. Ucapan lembut Bintang membuat Lian Nishang tersadar.
“Oh..eh iya kak”
Tak perlu menunggu waktu lama hingga keduanya tiba didepan sebuah batu besar seukuran 3 gajah dewasa.“Apakah disini markas Sekte Pemuja Iblis kak?”. tanya Lian, Bintang hanya mengangguk pelan. “Batu ini hanya bisa digeser dari dalam”. Ucap Bintang lagi.“Biar Lian yang coba kak”. Ucap Lian Nishang menawarkan dirinya kepada Bintang. Bintang mengangguk dan melangkah mundur, memberikan tempat untuk Lian agar bisa dengan mudah menghancurkan batu besar itu.Lian Nishang merapatkan kedua kaki dan tangannya dan membentuk kuda-kuda anggun, perlahan dari kedua tangan Lian Nishang muncul seberkas sinar putih, dan ; “‘Golok Bulan’, heaa !!”“Wuuttt”. segelombang sinar putih membentuk bumerang raksasa keluar dari kibasan tangan Lian Nishang dan langsung menghantam batu besar tersebut, dan ; “Bleegarr!”. batu besar berukuran 3 gajah dewasa itu langsung hancur berkeping-keping
“Ha ha ha...! ada satu hal yang kau lupakan Raja Iblis”. Tiba-tiba saja sebuah suara keras membahana ditempat itu, mengejutkan semua orang yang ada ditempat itu, belum lagi hilang rasa terkejut itu, tiba-tiba saja sebuah bayangan biru melesat cepat dengan mengendarai sebilah pedang sebagai tunggangannya. “Yuki”. ucap Bintang dan Lian hampir bersamaan, sementara itu Yuki masih mempertunjukkan kemampuannya dengan terbang menunggangi pedangnya melayang-layang diatas kepala orang-orang yang ada dibawahnya. “Hup.”. dengan gerakan yang sangat ringan sekali Yuki melompat turun tepat beberapa langkah dihadapan Raja Iblis.Pedang yang tadi digunakan sebagai pijakan di udara, terlihat langsung melesat masuk kedalam warangka yang ada ditangan kanan Yuki. Kemampuan terbang menunggang pedang yang diperlihatkan oleh Yuki cukup mengejutkan orang-orang Sekte Pemuja Iblis, bahkan bagi Raja Iblis sendiri. Seandai wajahnya tak tertutup topeng, pastilah terlih
Dan hal ini terlihat berdampak hebat kepada para pengikut sekte pemuja iblis yang terlihat gentar melihat sosok Bintang, yang mencoba berdiri terlihat lututnya goyah dan kembali terjatuh lemas. Bagaikan di komando, ratusan orang pengikut sekte pemuja iblis langsung berhamburan keluar meninggalkan markas mereka.“Berhenti!”. Raja Iblis membentak dengan keras. Tapi bentakan itu seakan tak dihiraukan oleh para pengikutnya yang sudah terlanjur jatuh mentalnya oleh ucapan tegas Bintang. Ratusan orang pengikut sekte pemuja iblis kini hanya tinggal beberapa orang saja lagi.Raja Iblis menggeram penuh kemarahan melihat ratusan orang pengikutnya telah pergi meninggalkan dirinya.“Jenderal Tanah, Jenderal Langit, bunuh pengacau itu!”. perintah Raja Iblis lagi. Tanpa menunggu waktu lama, Jenderal Tanah dan Jenderal Langitpun segera berkelebat kedepan.“Hiiattt..hiyyattt...!!!”“Ciattt.”. Lian Nishang menyongsong
Sosok Jenderal Tanah terlihat langsung memutih seakan tanpa darah, sosoknya tewas dengan tubuh sebagian terperosok kedalam tanah. “Kubunuh kau gadis busuk, serr...!!”. rupanya sosok Raja Iblis telah melesat dengan cepat kedepan, dengan kedua cakar yang sudah mengeluarkan warna merah membara. Lian Nishang sendiri tak sempat berbuat apa-apa karena baru menyadari serangan maut itu. Maut membayang didepan matanya saat cakar-cakar merah membara Raja Iblis siap mencacah tubuhnya.“Serrrr.”. tiba-tiba saja sebuah bayangan biru berkelebat cepat laksana panah yang terlepas dari busurnya menyambar tubuh Lian Nishang.“Gggr... kurang ajar..!!”. Raja Iblis menggurut marah melihat sasarannya lenyap tanpa bekas dihadapannya, saat wajahnya berpaling Lian Nishang sudah beberapa tombak dibelakangnya bersama Bintang. Rupanya tadi Bintang bergerak cepat menyelamatkan Lian Nishang dengan kecepatan ‘Gerak Kilat’nya. Lian Nishang send
Bintang dan Lian Nishang berhasil menemukan markas Sekte Pemuja Iblis hingga untuk membebaskan Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi, Bintang dan Lian Nishang harus berhadapan dengan orang-orang Sekte Pemuja Iblis. Sungguh tak disangka, Yuki ikut datang untuk membantu Bintang dan Lian Nishang. Dalam pertempuran dahsyat yang terjadi di markas Sekte Pemuja Iblis, Yuki harus berhadapan dengan Jenderal Langit yang memiliki ilmu kekebalan tubuh, tapi dengan jurus Pedang Sinar Emas ‘Sukma Melayang’nya, Yuki akhirnya mampu membunuh Jenderal Langit. Pedang Sinar Emas ‘Sukma Melayang’ milik Yuki adalah pemberian ayahnya yang khusus digunakan sebagai senjata pamungkas, kelebihan jurus ini mampu menyerang jiwa seseorang, hingga menghadapi Jenderal Langit yang memiliki kekebalan tubuh, jurus ‘Sukma Melayang’ ini sangat cocok, hingga walaupun tubuh Jenderal Langit kebal, tapi jiwanya tidak. Lian Nishang sendiri berhasil mengalahkan dan me
“Blepp.. Wesshh” api hitam langsung menyebar keseluruh tanah dengan cepat. Bintang yang berdiri ditempatnya sangat terkejut melihat serangan dahsyat itu. Kini sulit bagi Bintang untuk menghindar, karena jilatan api menyambar dengan cepat keseluruh bebatuan yang ada di goa tersebut.Dengan cepat Bintang merapal cakra petirnya dan menyalurkan kedua tangannya, dan ;“Heaaa.. blepp.. zzgggghhh..zzzgghh.” Bintang mengerahkan jurus ‘Cakra Petir Membelah Bumi’ dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh Raja Iblis, yaitu dengan menghantamkan kedua telapak tangan ketanah hingga membuat aliran lidah petir langsung menyebar kesegala arah dengan cepat.“Duar.duarr.duarr.duarrr.duarrr.duarrr.duarrr”. ledakan dahsyat terjadi didalam goa tersebut, akibat pertemuan api hitam dan lidah petir yang digunakan oleh Bintang.Sosok Bintang dan Raja Iblis sama-sama terlempar kebelakang dan menghantam bebatuan yang a
“Ha ha ha! setelah mendengar namaku, takutkah kau! sudah seharusnya kau takut anak muda, aku adalah raja diraja dunia ini, tak seorangpun yang bisa membunuhku apalagi mengalahkanku!”. ucap patung iblis lagi dan disambung. “Jika kau mau sujud kepadaku, akan kuampu..!”. belum lagi patung iblis menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sebuah pedang yang berbentuk aura sudah menebas putus lehernya.Rupanya Bintang bergerak cepat menggunakan jurus pedang aura ‘membelah langit’nya hingga kepala patung iblis langsung tertebas putus. Tak sampai disitu, Bintang kembali melanjutkan serangannya.“Menebas 1000 Prajurit, Heaa..”Wuut.Wuut.Wuutttttt. Ratusan pedang aura muncul dari kibasan-kibasan tangan Bintang, sasarannya jelas tubuh patung iblis. Akibatnya ; “Crak.craakkk”. tubuh patung iblispun terpotong disana sini, hingga bebatuan jelmaan patung iblispun hancur berkeping-keping menyusul kepala
“Berhati-hatilah Bintang”. Ucap Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi. Bintang berbalik dan mencium lembut tangan tuan Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi.“Doakan hamba tuan syekh”. Ucap Bintang“Semoga Allah melindungimu anakku”. Ucap Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi. Setelah itu bersama Lian Nishang dan Yuki, Syekh Muhammad Karim Al Qusyairipun segera meninggalkan tempat itu, setelah bayangan ketiganya hilang, Bintang dapat menarik nafas lega. Lalu kembali sosok Bintang berbalik menghadap patung iblis raksasa yang kini sudah berdiri tegap. Sosok patung begitu besar hingga sosok Bintang bagaikan sebesar kelingking dihadapan patung iblis.“Hebat juga kau bisa lolos dari kematian manusia hina”. terdengar ucapan patung iblis yang begitu keras. Kali ini Bintang tak menanggapi ucapan patung iblis, Bintang tampak merapatkan kedua tangannya didepan dada, terlihat bibir Bintang berkomat kamit membaca sesuatu.“Wessh
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu