Dan hal ini terlihat berdampak hebat kepada para pengikut sekte pemuja iblis yang terlihat gentar melihat sosok Bintang, yang mencoba berdiri terlihat lututnya goyah dan kembali terjatuh lemas. Bagaikan di komando, ratusan orang pengikut sekte pemuja iblis langsung berhamburan keluar meninggalkan markas mereka.
“Berhenti!”. Raja Iblis membentak dengan keras. Tapi bentakan itu seakan tak dihiraukan oleh para pengikutnya yang sudah terlanjur jatuh mentalnya oleh ucapan tegas Bintang. Ratusan orang pengikut sekte pemuja iblis kini hanya tinggal beberapa orang saja lagi.
Raja Iblis menggeram penuh kemarahan melihat ratusan orang pengikutnya telah pergi meninggalkan dirinya.
“Jenderal Tanah, Jenderal Langit, bunuh pengacau itu!”. perintah Raja Iblis lagi. Tanpa menunggu waktu lama, Jenderal Tanah dan Jenderal Langitpun segera berkelebat kedepan.
“Hiiattt..hiyyattt...!!!”
“Ciattt.”. Lian Nishang menyongsong
Sosok Jenderal Tanah terlihat langsung memutih seakan tanpa darah, sosoknya tewas dengan tubuh sebagian terperosok kedalam tanah. “Kubunuh kau gadis busuk, serr...!!”. rupanya sosok Raja Iblis telah melesat dengan cepat kedepan, dengan kedua cakar yang sudah mengeluarkan warna merah membara. Lian Nishang sendiri tak sempat berbuat apa-apa karena baru menyadari serangan maut itu. Maut membayang didepan matanya saat cakar-cakar merah membara Raja Iblis siap mencacah tubuhnya.“Serrrr.”. tiba-tiba saja sebuah bayangan biru berkelebat cepat laksana panah yang terlepas dari busurnya menyambar tubuh Lian Nishang.“Gggr... kurang ajar..!!”. Raja Iblis menggurut marah melihat sasarannya lenyap tanpa bekas dihadapannya, saat wajahnya berpaling Lian Nishang sudah beberapa tombak dibelakangnya bersama Bintang. Rupanya tadi Bintang bergerak cepat menyelamatkan Lian Nishang dengan kecepatan ‘Gerak Kilat’nya. Lian Nishang send
Bintang dan Lian Nishang berhasil menemukan markas Sekte Pemuja Iblis hingga untuk membebaskan Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi, Bintang dan Lian Nishang harus berhadapan dengan orang-orang Sekte Pemuja Iblis. Sungguh tak disangka, Yuki ikut datang untuk membantu Bintang dan Lian Nishang. Dalam pertempuran dahsyat yang terjadi di markas Sekte Pemuja Iblis, Yuki harus berhadapan dengan Jenderal Langit yang memiliki ilmu kekebalan tubuh, tapi dengan jurus Pedang Sinar Emas ‘Sukma Melayang’nya, Yuki akhirnya mampu membunuh Jenderal Langit. Pedang Sinar Emas ‘Sukma Melayang’ milik Yuki adalah pemberian ayahnya yang khusus digunakan sebagai senjata pamungkas, kelebihan jurus ini mampu menyerang jiwa seseorang, hingga menghadapi Jenderal Langit yang memiliki kekebalan tubuh, jurus ‘Sukma Melayang’ ini sangat cocok, hingga walaupun tubuh Jenderal Langit kebal, tapi jiwanya tidak. Lian Nishang sendiri berhasil mengalahkan dan me
“Blepp.. Wesshh” api hitam langsung menyebar keseluruh tanah dengan cepat. Bintang yang berdiri ditempatnya sangat terkejut melihat serangan dahsyat itu. Kini sulit bagi Bintang untuk menghindar, karena jilatan api menyambar dengan cepat keseluruh bebatuan yang ada di goa tersebut.Dengan cepat Bintang merapal cakra petirnya dan menyalurkan kedua tangannya, dan ;“Heaaa.. blepp.. zzgggghhh..zzzgghh.” Bintang mengerahkan jurus ‘Cakra Petir Membelah Bumi’ dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh Raja Iblis, yaitu dengan menghantamkan kedua telapak tangan ketanah hingga membuat aliran lidah petir langsung menyebar kesegala arah dengan cepat.“Duar.duarr.duarr.duarrr.duarrr.duarrr.duarrr”. ledakan dahsyat terjadi didalam goa tersebut, akibat pertemuan api hitam dan lidah petir yang digunakan oleh Bintang.Sosok Bintang dan Raja Iblis sama-sama terlempar kebelakang dan menghantam bebatuan yang a
“Ha ha ha! setelah mendengar namaku, takutkah kau! sudah seharusnya kau takut anak muda, aku adalah raja diraja dunia ini, tak seorangpun yang bisa membunuhku apalagi mengalahkanku!”. ucap patung iblis lagi dan disambung. “Jika kau mau sujud kepadaku, akan kuampu..!”. belum lagi patung iblis menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sebuah pedang yang berbentuk aura sudah menebas putus lehernya.Rupanya Bintang bergerak cepat menggunakan jurus pedang aura ‘membelah langit’nya hingga kepala patung iblis langsung tertebas putus. Tak sampai disitu, Bintang kembali melanjutkan serangannya.“Menebas 1000 Prajurit, Heaa..”Wuut.Wuut.Wuutttttt. Ratusan pedang aura muncul dari kibasan-kibasan tangan Bintang, sasarannya jelas tubuh patung iblis. Akibatnya ; “Crak.craakkk”. tubuh patung iblispun terpotong disana sini, hingga bebatuan jelmaan patung iblispun hancur berkeping-keping menyusul kepala
“Berhati-hatilah Bintang”. Ucap Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi. Bintang berbalik dan mencium lembut tangan tuan Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi.“Doakan hamba tuan syekh”. Ucap Bintang“Semoga Allah melindungimu anakku”. Ucap Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi. Setelah itu bersama Lian Nishang dan Yuki, Syekh Muhammad Karim Al Qusyairipun segera meninggalkan tempat itu, setelah bayangan ketiganya hilang, Bintang dapat menarik nafas lega. Lalu kembali sosok Bintang berbalik menghadap patung iblis raksasa yang kini sudah berdiri tegap. Sosok patung begitu besar hingga sosok Bintang bagaikan sebesar kelingking dihadapan patung iblis.“Hebat juga kau bisa lolos dari kematian manusia hina”. terdengar ucapan patung iblis yang begitu keras. Kali ini Bintang tak menanggapi ucapan patung iblis, Bintang tampak merapatkan kedua tangannya didepan dada, terlihat bibir Bintang berkomat kamit membaca sesuatu.“Wessh
Seminggu sudah berlalu sejak peristiwa aneh yang terjadi di kaki langit. Kini keadaan di pondok As-siddiq sudah berjalan seperti biasanya, pintu gerbang pondok tidak lagi tertutup untuk umum, semenjak peristiwa hancurnya Sekte Pemuja Iblis, kini banyak orang-orang yang mulai berdatangan untuk menuntut ilmu agama di pondok as-siddiq.Peristiwa hancurnya Sekte Pemuja Iblis dengan cepat tersebar, berita itu tersebar dari mulut ke mulut, dari santri ke santri. Gelar Bintang sebagai Ksatria Pengembara langsung menjadi pembicaraan dimana-mana, bahkan berkat berita itu pula sekarang banyak orang berdatangan ke ‘As-Siddiq’ untuk menimba ilmu disana. Dengan hancurnya Sekte Pemuja Iblis, kini para santri dapat beraktifitas dengan bebas tanpa harus takut.Hari itu, seorang penunggang kuda tampak berhenti didepan pondok as-siddiq, sejenak wajahnya terangkat dan bibir keringnya tersenyum saat melihat tulisan dipintu gerbang pondok yang bertuliskan : ~~~ AS-SIDDIQ ~~~
Dengan menggunakan kuda, hanya membutuhkan waktu 2 hari bagi Bintang, Yuki dan paman li gou untuk sampai di bukit pedang. Sesampainya di bukit pedang, Yuki langsung turun dari kudanya dan berlari cepat untuk menemui ayahnya, si Raja Pedang. “Ayah..ayah.!”. berkali-kali Yuki memanggil, tapi tak ada jawaban. Berkali-kali Yuki mencoba mencari dibeberapa tempat, tetap tidak ditemukan orang yang dicari, hingga Yuki akhirnya bertemu dengan seorang wanita berumur.“Bibi Go Zhou”. wanita itu rupanya adalah Go Zhou, salah satu pembantu ayahnya.“Nona muda”. ucap lembut go zhou menyambut kedatangan noan mudanya itu“Bibi Go Zhou, dimana ayah?”.“Nona muda, guru”. go zhou tampak tak mampu untuk melanjutkan ucapannya kecuali menundukkan wajahnya.“Ada apa bibi Go Zhou, ada apa dengan ayah?”. ucap Yuki cepat. Saat itulah tiba-tiba saja sebuah tangan menyentuh pundaknya dengan lembut.
Malam datang, ribuan bintang terlihat bersinar indah malam itu, menerangi tabir langit dengan penuh keindahan, rembulanpun tampak bersinar penuh malam itu, sinarnya meringkupi sebagian alam. Sebuah bukit hitam yang terlihat begitu angker dikejauhan, selintas terlihat segerombolan kelelawar yang terbang bergerombol diatas puncak bukit itu. Walaupun terkesan angker, tapi andaikan kita berdiri dipuncak bukit tersebut, kita dapat melihat bagaimana bulan terlihat begitu dekat dari puncak bukit itu, hal inilah mungkin yang membuat bukit ini dinamakan Bukit Batu Bulan.Diantara Kegelapan malam, tiba-tiba empat sinar yang berbeda tiba-tiba melesat dari 4 arah yang berbeda, melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dari arah selatan, sinar berwarna merah menyala, dari arah utara sinar itu mengeluarkan warna hitam, sedangkan yang dari arah timur berwarna hijau terang dan yang terakhir berasal dari arah barat berwarna putih salju.Jika kita dekati lebih dekat, sinar-s
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu