Wajah Yan she ma kian berubah saat melihat sosok Putri Kim Si Hyang mulai bangkit dari tempatnya, Putri Kim Si Hyang sendiri dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki berusaha untuk bangkit, walaupun tak mampu untuk berdiri, tapi Putri Kim Si Hyang masih mampu untuk bangkit duduk ditempatnya. Sejenak terlihat Putri Kim Si Hyang melirik kearah bungkusan putih yang tak jauh darinya, tapi saat ini Putri Kim Si Hyang tak memiliki kekuatan untuk meraih pusaka kecapi dewa miliknya, tapi sesaat terlihat wajah Putri Kim Si Hyang berubah seakan baru menyadari akan sesuatu.
“Aku masih punya satu jurus lagi yang akan kupersembahkan padamu rahib tengik.”. ucap Putri Kim Si Hyang seraya meraih sesuatu dari balik pakaiannya. Sebuah seruling berwarna perak kini tergenggam di tangan Putri Kim Si Hyang, inilah senjata pusaka seruling es milik Putri Kim Si Hyang.
Di tempatnya, entah kenapa wajah Yan she ma terlihat berubah melihat senjata yang ada ditangan Putri Kim Si Hyang. Wa
Ledakan yang terjadi dibukit Penjara Penebus Dosa juga mengejutkan Bintang yang saat ini tengah beradu pukulan dahsyat dengan Jin Rulai Shan. Konsentrasi Bintang yang terpecah dimanfaatkan oleh Jin Rulai Shan dengan baik. Dengan kekuatan penuh Jin Rulai Shan melepaskan pukulan dahsyatnya.“Buddha Menghadap Yang Maha Suci...Heaaaa...”“Yudha Manggala...Heaaa!!”“Bbbbblllllaaarrrrrrrrrrrrrrrrrr...”. Ledakan maha dahsyat terjadi, seakan ingin menggetarkan langit. Bumi ikut bergoncang dengan keras, lautan ikut bergelora, anginpun menciptakan badai yang maha dahsyat. Puncak Emas Budha porak poranda akibat pertemuan pukulan maha dahsyat tersebut.Konsentrasi Bintang yang terpecah, membuat Bintang harus menanggung akibat yang sangat mengerikan. Pedang pusaka Yudha Manggala yang tadi digunakannya untuk menghadang serangan senjata budha hancur berkeping-keping. Tubuh Bintang sendiri terlempar dengan he
Puncak Emas Budha sudah runtuh, rata dengan tanah dimana sebelumnya puncak yang berada tinggi menjulang, bagaikan atap langit kini sudah luluh lantak oleh kekuatan pertarungan yang sebelumnya tengah terjadi, sementara itu dibawah, puluhan mayat pengikut sekte budha emas terlihat juga tewas tertimpa reruntuhan bangunan Puncak Emas Budha. Alampun masih terlihat mendung berkabut tebal, sesekali kilatan cahaya guntur membahana memecah kesuraman alam.Dari kejauhan Puncak Emas Budha, sesosok wanita berparas jelita tampak tengah memperhatikan keadaan di Puncak Emas Budha yang sudah hancur, sosok ini tampak mengenakan pakaian berwarna ungu, warna rambutnya yang tidak berwarna hitam seperti wanita pada umumnya, melainkan berwarna merah keemasan. Rambutnya panjang terurai hingga sebatas dada terlihat dikuncir seperti ekor kuda, Dipunggungya terlihat tersampir sebuah busur panah dan anak panahnya. Bila menilik raut wajah dan penampilannya, dia tak lain adalah Virgo. Salah satu ksatria
Bahkan juga hanya segelintir orang yang tahu kalau Dewi Seruling Naga Emas adalah adik dari Da Bai Lian alias si dewi salju. Untuk mengingatkan para pembaca tentang Da Bai Lian alias si dewi salju, baca (Kemelut Berdarah Di Perguruan Kecapi Sakti).Bukan suatu kebetulan Kim Si Hyang yang kini berada diatas kapal perkumpulan naga emas milik Dewi Seruling Naga Emas.Dewi Seruling Naga Emas terlihat mendekati sosok Kim Si Hyang yang terlihat sudah mulai tersadar dari keberadaannya. Dewi Seruling Naga Emas terlihat memeriksa denyut nadi Kim Si Hyang, senyum tipis terlihat mengembang dibibirnya.“Di...dimana hamba?”. ucap putri Kim Si Hyang dengan terbata-bata.“Saat ini nona sedang berada di kapal hamba”. Ucap Dewi Seruling Naga Emas dengan lembut. Sesaat terlihat Kim Si Hyang menatap kearah sang dewi dengan penuh arti.“Apakah nona yang bernama Kim Si Hyang?”. kembali Dewi Seruling Naga Emas berucap lembut
Dua minggu sudah berlalu semenjak duel maut di Puncak Emas Budha. Peristiwa yang sangat menggemparkan dunia persilatan. Sekte Budha Hidup yang sangat terkenal dan disegani keberadaannya di dunia persilatan, hancur lebur hanya dalam waktu satu hari, semua bertanya, tapi hanya misteri yang didapatkan. Tak ada seorangpun yang tahu apa yang terjadi?Sebuah pulau yang letaknya cukup jauh dari puncak emas budha, pulau yang dikelilingi oleh laut, hutan lebat dan hijau tampak menghampar disepanjang pulau sejauh mata memandang. Kelebatan hutan dan hamparan warna hijau yang menghampar seakan menandakan kalau pulau itu sepertinya sudah lama tak terjamah tangan manusia. Jika kita telusuri sisi pantai hingga sampai disebelah barat pulau tersebut, tampak sebuah gubuk berdiri. Tak terlalu besar, tapi tidak pula terlalu kecil, beberapa taman kecil tampak menghiasi di halaman belakang gubuk tua tersebut.Sungguh sangat mengherankan, dipulau yang terkesan tak pernah terjamah oleh tangan
BLEGARRR!!!Sebuah ledakan maha dahsyat terdengar begitu keras disebuah pulau. Pulau yang berada ditengah-tengah lautan, begitu kerasnya sampai-sampai pulau itu tergoncang dengan hebat. “Serrr.”. sebuah bayangan ungu melesat cepat menuju kearah asal ledakan. Hingga akhirnya sosok bayangan itu berhenti. Matanya terlihat menatap tajam kearah terbakarnya sebuah pondok tua yang menjadi asal suara ledakan tersebut. Sosok yang mengenakan pakaian berwarna ungu yang menutupi tubuhnya sampai ke kaki, tapi belahan pakaiannya yang tinggi hingga sebatas paha hingga memperlihatkan kakinya yang jenjang dan mulus, begitu seksi dan sangat menggoda sekali, bola matanya berwarna biru bak batu pualam yang indah, warna rambutnya yang tidak berwarna hitam seperti gadis pada umumnya, melainkan berwarna merah keemasan. Rambutnya panjang terurai hingga sebatas dada terlihat dikuncir seperti ekor kuda, tapi yang luar biasa adalah warna rambutnya yang tidak berwarna hitam seperti gadis pad
Api hitam besar yang melahap gubuk yang menjadi tempat peristirahatan Bintang dalam sekejap sudah menghanguskan seluruh isi gubuk tersebut. “Kreaakkk...bursshhh.”. gubuk itu ambuk karena tiang-tiangnya yang sudah rapuh termakan api. Tubuh Bintang terlihat tergeletak tertelungkup, tapi yang mengejutkan tidak sedikitpun api yang membakar habis gubuk tersebut terlihat mengenai tubuh Bintang. Sebuah cahaya putih keperakan terlihat meringkupi tubuh Bintang. Seakan melindungi tubuh Bintang dari lahapan api hitam tersebut.Ada yang aneh pada api hitam tersebut, setelah melahap habis gubuk tersebut, api-api yang menyebar tersebut tiba-tiba bergerak bagaikan hidup kearah Bintang. Satu demi satu api hitam yang tercerai berai itu menyatu mengelilingi Bintang seakan ingin melahap habis tubuh Bintang, cahaya putih keperakan yang meringkupi tubuh Bintangpun terlihat semakin bersinar dengan terang.Walaupun terlihat api hitam tersebut telah melahap sekujur tubuh Bintang,
Sebuah goa yang terkesan mengerikan tapi juga menakjubkan. Mengerikan karena cahaya yang terpanjar kedalam goa tersebut sangat sedikit, hingga kondisi yang cenderung remang-remang tersebut sedikit menyeramkan untuk orang yang berada didalamnya. Menakjubkan karena goa tersebut memiliki kedalaman yang sangat dalam, walaupun didalamnya terdapat sebuah ruangan yang sangat luas, yang lebih menakjubkan ternyata langit-langit goa tersebut dapat bertahan karena ditopang-topang patung-patung berukuran raksasa yang berjumlah sembilan patung. Kepala kesembilan patung tampak menopang langit-langit goa, ditengah-tengah jejeran patung terlihat lobang cahaya yang memberikan cahaya dari sinar matahari yang masuk, tapi itupun sinar cahaya yang masuk tampak mengarah kearah sebuah batu bulat yang berada di tangan kesembilan patung raksasa tersebut. Hanya pancaran cahayanya yang memantullah yang memencarkan cahaya keseluruh arah diruangan didalam goa batu tersebut.
Beberapa waktu berlalu. “Uhhhgg.”. sebuah erangan pendek terdengar dari pulau tersebut, erangan yang berasal dari sosok seorang pemuda tampan yang seperti baru saja tersadar dari tidurnya. Bila menilik wajahnya tentu kita mengenal pemuda ini, siapa dia ? Tak salah. Dia memang Bintang. Tapi ada yang berbeda dengan penampilan Bintang saat ini. Biasanya Bintang mengenakan pakaian putih berjubah biru, tapi kali ini Bintang terlihat mengenakan pakaian merah berjubah biru ketat dengan sabuk indah beruntai tali dipinggangnya. Bahkan rambut Bintangpun terlihat rapi dengan kuncir kuda, sebagian rambutnya dibiarkan tergerai. Seperti orang yang baru bangun dari tidurnya, Bintang terlihat beberapa kali harus mengusap matanya untuk menjernihkan pandangannya.“Dimana aku?”. batin Bintang lagi serasa asing pada tempatnya berada sekarang.Sebuah kolam kecil terlihat tak jauh darinya, bergegas Bintang mendekatinya untuk membasuh wajahnya, tapi baru saja ingin me