Share

34. Bagian 13

last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-10 01:02:24

PELINDUNG LANGIT. Chie Tian Sie berkelebat cepat menuju kearah Penjara Penebus Dosa, wajahnya masih tetap tenang dan dingin, tanpa ekspresi yang berlebih. Gerak langkahnya yang cepat membuatnya tak perlu menunggu waktu lama untuk tiba di penjara penebus desa, dan benar, dalam beberapa helaan nafas saja, bukit Penjara Penebus Dosa sudah membentang dihadapannya.

“Bbllllarrrrr...!”. sebuah ledakan keras terjadi bukan saja mengejutkan Chie Tian Sie, tapi juga cukup sesaat membuat tempat itu bergetar dengan hebat. “Apa yang terjadi?”. batin Chie Tian Sie lagi, tanpa menunggu lama, Chie Tian Sie segera berkelebat kearah asal suara ledakan keras tersebut.

Tak seberapa lama : “Kun yu... Kun huan...!”. Chie Tian Sie menyebutkan kedua nama itu dengan bergetar, dihadapannya kini terlihat sepasang pelindung kanan dan kiri, Kun yu dan kuan tengah berlutut dihadapan sosok seorang gadis berpakaian yang terbilang cukup terbuka berwarna hijau pupus.

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   34. Bagian 14

    Kita tinggalkan sejenak pertarungan yang terjadi antara Putri Virgo dan Chie Tian Sie, kita beralih ke Puncak Emas Budha, dimana saat ini sosok Bintang tengah berhadapan langsung dengan Jin Rulai Shan, sementara itu ratusan orang pengikut Sekte Budha Hidup tampak sudah berada dibawah bukit.Angin berhembus kencang, mengibarkan pakaian keduanya, baik Bintang maupun Jin Rulai Shan terlihat masih saling pandang satu sama lain, seakan saling mengukur kemampuan masing-masing, tapi tidaklah demikian. Dari tubuh keduanya terpancar kekuatan tenaga dalam masing-masing. Bintang menyadari kalau yang dihadapinya kali ini bukanlah main-main, maka Bintangpun tak ragu-ragu untuk mengeluarkan kemampuannya, sedangkan Jin Rulai Shanpun demikian.“Hyattt...!! hiiiyattttttt.!”. hampir bersamaan, kedua-duanya saling menyerang kedepan, tak tanggung-tanggung, besarnya tenaga dalam yang mengiringi serangan keduanya membuat angin ditempat itu berhembus laksana badai bertiup kencang

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-10
  • Ksatria Pengembara Season 1   34. Bagian 15

    Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja udara ditempat itu berubah panas, perubahan cuaca membuat Chie Tian Sie merasaan sesuatu yang tidak biasa. Wajah Chie Tian Sie semakin berubah saat melihat lawannya secara perlahan mulai bangkit dari jatuhnya. Darah terlihat merembes keluar dari bibir indah Putri Virgo. Tatapan matanya tajam kearah Chie Tian Sie.Tiba-tiba saja Putri Virgo mengangkat tangan kanannya kearah. “Weessshh...wesshhhh”. luar biasa, gumpalan angin panas tiba-tiba saja berkumpul membentuk bulatan api besar di atas telapak tangan kanan Putri Virgo, semakin lama semakin besar. Ditempatnya Chie Tian Sie terlihat melangkah mundur melihat hal itu.Tak ingin kecolongan, Chie Tian Sie terlihat langsung duduk dengan kedua tangan membentuk mudra. “Cleetarrrr.”. entah kebetulan atau tidak, tiba-tiba saja cuaca berubah mendung, awan hitam bergelombang terlihat menggumpal diangkasa. Halilintar terlihat saling sambung menyambung dilangit. Tak se

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-10
  • Ksatria Pengembara Season 1   34. Bagian 16

    Sekte Budha Hidup benar-benar menjadi tempat ajang pertarungan yang mematikan. Di Penjara Penebus Dosa yan she ma si Pelindung Bumi berhadapan dengan putri Kim Si Hyang, tak jauh dari Penjara Penebus Dosa, Chie Tian Sie Pelindung Langit tengah menghadapi Putri Virgo, Ksatria Jubah Emas Virgo. Sedangkan di Puncak Emas Budha sendiri sebuah pertarungan yang luar biasa memukau pandangan tengah terjadi antara Jin Rulai Shan (Budha Hidup) menghadapi Bintang si Ksatria Pengembara.Entah sudah seberapa lama pertarungan antara Jin Rulai Shan dan Bintang terjadi, puluhan jurus telah terlewati, tapi tidak ada yang terlihat akan mengalah diantara keduanya.“Menyongsong Budha di Langit Barat...Heaa...!!”“Wussshhh..”. sosok Jin Rulai Shan (Budha Hidup) melesat kearah Bintang dengan pukulan dahsyat ditangannya. Bayangan sang budha terlihat ikut mengiringi serangannya.Di tempatnya, Bintang sudah bersiap menyam

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-10
  • Ksatria Pengembara Season 1   34. Bagian 17

    Sementara itu kita melompat ketempat pertarungan dahsyat yang terjadi antara Putri Virgo dan Chie Tian Sie.“Lightning Bolt, hyattt”. sosok Putri Virgo melesat dengan kecepatan yang sangat luar biasa kearah Chie Tian Sie, kali ini kecepatan gerakan Putri Virgo cukup membuat Chie Tian Sie terkejut bukan kepalang, begitu cepatnya, sampai-sampai Chie Tian Sie tak sempat lagi untuk menghindar.“Dess...des...dess...dess...deesssss...”. serangan beruntun yang dilancarkan oleh Putri Virgo dengan telak menghantam tubuh Chie Tian Sie. Lightning Bolt adalah pukulan beruntun berkecepatan cahaya, wajar saja kalau Chie Tian Sie tak sempat lagi menghindar.Serangan terakhir Putri Virgo yang terakhir membuat sosok Chie Tian Sie terpental hebat, beberapa kali tersungkur hingga akhirnya baru berhenti saat menghantam sebatang pohon hingga pohon itu tumbang.“Huaakkk... “.Chie Tian Sie memuntahkan darah kental kehitam

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-10
  • Ksatria Pengembara Season 1   34. Bagian 18

    “Rupanya dia ingin mengobarkan dirinya bersamaku”. Batin Putri Virgo menyadari apa yang terjadi.“Kau ingin mati, baik ku kabulkan”. Ucap Putri Virgo lagi mempersiapkan serangannya.Saat Chie Tian Sie dengan kekuatan budha maha surya miliknya merengsek kedepan, Putri Virgopun menyambutnya ;“Energi Gunung Selatan, Gunung Hancur Bumi Terbelah...” ucap Putri Virgo lagi merapal jurus ketiga dari jurus dewa lima gunungnya.“Hyattt”. sosok Putri Virgo ikut merengsek kedepan menyambut serangan Chie Tian Sie.“Heaaa.”. Chie Tian Siepun tak gentar, dan ;“Bumm...bumm...bumm...blllarr”. ledakan maha dahsyat terjadi hingga menggoncangkan tempat itu dengan hebat.Getaran itu bahkan begitu kentara terasa di Penjara Penebus Dosa dimana saat ini sosok putri Kim Si Hyang juga tengah bertarung sengit dengan Yan She Ma. Selain itu di Puncak Emas Budha pun juga da

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   34. Bagian 19

    “Cringgg.”. Bintang mencabut lepas pedang pusaka Yudha Manggala dari warangkanya hingga langsung memancarkan seberkas sinar biru yang terang benderang.Bintang merapal ajian Yudha Manggalanya, warisan Raja Naga Samudra dan Raja Alam Lelembut padanya.“Weesshhh...zzggrrbbrrr”. seketika saja sinar biru yang keluar dari pedang pusaka Yudha Manggala semakin bersinar terang, perlahan dari lubang-lubang seruling yang ada di gagang pedang terlihat keluar sinar-sinar kuning keemasan yang langsung meringkupi sinar biru hingga kini kedua sinar itu terlihat saling bertemu satu sama lain.Kedahsyatan jurus keduanya seakan ikut mempengaruhi keadaan alam. Dimana mendung tiba-tiba saja tercipta. “Cleetarrr... cleetarrrr...cllleeetarrr...”. petir dan guntur saling sambung menyambung disana sini. Anginpun mulai berhembus dengan kencang. Perubahan alam ini begitu kentara, kegelapan alam menerpa tempat itu. Membu

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   34. Bagian 20

    Pertarungan sengit yang terjadi antara Putri Kim Si Hyang dengan Yan she ma (Pelindung Bumi) pun tengah berlangsung sengit, kedua belah pihak seakan tak ingin mengalah satu sama lain. Yan she ma (Pelindung Bumi) dengan jurus andalannya Perisai Lonceng Emas, Tinju Budha dan Golok Budha terus menyerang dahsyat kepara Putri Kim Si Hyang yang juga tak mau kalau. Sejauh ini jurus Salju Himalayanya masih mampu mengimbangi jurus-jurus Yan she ma. Keadaan Yan She ma memang sedikit jauh lebih baik dari Putri Kim Si Hyang, ini tentu saja dikarenakan oleh keistimewaan Perisai Lonceng Emas yang dimilikinya hingga mampu membuat tubuh yan she ma tidak terlalu mengalami luka dalam yang begitu parah, berbeda dengan Putri Kim Si Hyang yang saat ini tengah menderita luka dalam yang cukup hebat.Memasuki jurus ke 86, Yan she ma terlihat menghimpun seluruh tenaganya untuk

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   34. Bagian 21

    Wajah Yan she ma kian berubah saat melihat sosok Putri Kim Si Hyang mulai bangkit dari tempatnya, Putri Kim Si Hyang sendiri dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki berusaha untuk bangkit, walaupun tak mampu untuk berdiri, tapi Putri Kim Si Hyang masih mampu untuk bangkit duduk ditempatnya. Sejenak terlihat Putri Kim Si Hyang melirik kearah bungkusan putih yang tak jauh darinya, tapi saat ini Putri Kim Si Hyang tak memiliki kekuatan untuk meraih pusaka kecapi dewa miliknya, tapi sesaat terlihat wajah Putri Kim Si Hyang berubah seakan baru menyadari akan sesuatu.“Aku masih punya satu jurus lagi yang akan kupersembahkan padamu rahib tengik.”. ucap Putri Kim Si Hyang seraya meraih sesuatu dari balik pakaiannya. Sebuah seruling berwarna perak kini tergenggam di tangan Putri Kim Si Hyang, inilah senjata pusaka seruling es milik Putri Kim Si Hyang.Di tempatnya, entah kenapa wajah Yan she ma terlihat berubah melihat senjata yang ada ditangan Putri Kim Si Hyang. Wa

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status