Malam menyelimuti gelapnya malam, rembulan tampak bersinar terang malam itu, Bintang-Bintangpun bertaburan malam itu menemani sang rembulan. Istana Dasar Laut, sebuah kerajaan negeri alam lelembut yang berada di dasar lautan, tampak berdiri dengan megah dengan segala keindahannya.
Di sebuah kamar, terlihat seorang pemuda yang tengah tertidur lelap, melihat wajah dan perawakannya, pemuda ini tak lain adalah Bintang, Ksatria Pengembara.
Sebagaimana dikisahkan pada kisah sebelumnya (Panembahan Agung), Bintang telah menikah dengan Putri Samudra, tapi untuk menjadi seorang manusia seutuhnya, Putri Samudra harus menyempurnakan tapa bratanya yang hanya tinggal 9 bulan lagi, karena itulah kenapa malam ini Bintang hanya tidur seorang diri dikamarnya tanpa ditemani sang istri tercinta, Putri Samudra.
Dalam tidurnya, Bintang bermimpi bertemu kembali dengan sosok eyang Panembahan Agung.
“Bintang anakku, sudah saatnya kau melanjutkan pe
Jangan lupa mampir juga Ke buku baru saya ya ZAYN & PUTRI ZHENA (Petualangan ke Negeri Jin) Terima kasih IG : Ksatria Pengembara FB : Jhon (Ksatria Pengembara) Folow ig @Ksatria Pengembara Di sana anda akan melihat cover-cover dari tiap masing-masing judul Ksatria Pengembara, juga judul-judul cover yang akan terbit dimasa akan datang.
Akhirnya malam yang menentukan itupun tiba, malam yang paling menyedihkan dalam sejarah kehidupan kerajaan Kaisar Zhu Yuan-Zhang, karena malam itu adalah malam terakhir bagi dirinya untuk melihat keadaan Putri angkat kesayangannya, Putri Yuan Ming Zhu.Malam itu, dikamar Putri Yuan sudah berkumpul beberapa orang diantaranya, Kaisar Zhu Yuan-Zhang, Jenderal Yuan Chonghuan, 4 putra mahkota Kaisar Zhu Yuan-Zhang, Laksamana Ho-Tian yang sudah kembali, pendekar Tio, Pendeta Thio Sam Hong juga beberapa tokoh aliran persilatan yang sudah datang ikut berada dikamar itu. Termasuk diantaranya Meijui Shita ketua Partai E’Mei yang menggantikan gurunya Zhou Zhiruo yang tewas dalam pertempuran di bukit Yuang Chuan, Biksu Mo Shi ketua partai Shaolin juga termasuk Tabib Dewa sendiri yang kini masih memeriksa keadaan Putri Yuan.Wajah Kaisar Zhu semakin tertunduk sedih saat melihat gelengan diwajah Tabib Dewa. Sepertinya Putri Yuan takkan bisa tertolong lagi, ini dapa
“Terimalah salam hormat saya kepada kaisar dan kepada para pendekar”. ucap Bintang menjura hormat, para pendekar yang ada ditempat itu segera balas menjura hormat. Lalu perhatian Bintang kembali tertuju kearah sesosok tubuh yang tengah terbaring diatas pembaringan.“Jika yang mulia kaisar mengijinkan, hamba ingin melihat keadaan tuan Putri”. ucap Bintang lagi meminta ijin.Tanpa berkata apa-apa Kaisar Zhu Yuan-zhang dan Jenderal Yuan Chonghuan yang saat itu berada ditepi peraduan terlihat langsung memberikan jalan kepada Bintang. Setelah kembali menjura hormat, Bintang kembali mendekat kearah pembaringan dan kini baru Bintang dapat melihat dengan jelas sosok Putri Yuan Ming Zhu yang sudah memucat dari ujung kepala hingga ujung kaki.“Racun Kegelapan”. ucap Bintang lagi perlahan, tapi semua yang ada ditempat itu dapat mendengarnya, termasuk Tabib Dewa yang saat itu berada di sisi peraduan.“Heb
Seratus ribu pasukan mongol terlihat bergerak menuju kearah wilayah Yingtian, dibarisan paling depan, terilhat sosok 4 orang Jenderal yang menggebah kuda mereka dengan gagah. Jenderal Zeigan atau yang lebih dikenal dengan nama Dewa Api, Jenderal Yinzhen si Dewa Salju, Jenderal Tou Ba Gui si Dewa Badai Gurun dan Jenderal Gong Oljeytu si Dewa Racun. Ke-4nya adalah Jenderal andalan dari Kaisar Shun-Ti. Ke-4 Jenderal inilah yang membantu Kaisar Shun-Ti untuk menginvasi seluruh daerah kekuasaannya.Tak seberapa lama, rombongan itupun tiba disebuah padang pasir yang cukup luas. Jenderal Zeigan terlihat memberikan tanda untuk berhenti“Malam ini kita berkemah disini.”. ucap Jenderal Zeigan lagi dengan angkernya. Ke-4 Jenderal tampak menatap kearah depan, jauh diujung pandangan terlihat benteng kerajaan Yingtian. Dan hampir bersamaan wajah keempatnya terlihat tersenyum.***Malam terus menyelimuti kegelapan ala
Di ruang pertemuan tampak sudah berkumpul semua perwakilan partai rimba persilatan, dan mereka segera menjura hormat saat Jenderal Yuan Chonghuan bersama Kaisar Zhu dan rombongan tiba diruangan tersebut.Satu demi satu mereka saling memperkenalkan diri dan menyatakan mereka siap untuk berjuang membantu kerajaan Yingtian dari gempuran pasukan mongol besok.“Saat ini jumlah kekuatan kita lebih kurang berjumlah 60.000 pasukan. Dalam hal jumlah kita masih kalah, tapi soal semangat kita belum tentu kalah.”. ucap Jenderal Yuan Chonghuan dengan penuh semangat.“Sekarang hamba ingin mendengar saran dari para kalangan pendekar untuk menghadapi gempuran tentara mongol besok”. ucap Jenderal Yuan Chonghuan lagi. Dan satu demi satu orang yang ada diruangan itu mengemukakan pendapatnya.Tapi tiba-tiba saja pertemuan itu terhenti saat tiba-tiba saja masuk beberapa orang keruangan tersebut.“Guru...”. terlihat Pendekar
Pagi akhirnya datang menjelang, 100.000 orang tentara mongol sudah siap menyerbu benteng istana Yingtian, ke-4 Jenderal tampak dengan tenang duduk diatas kudanya menatap benteng besar yang ada dihadapan mereka. Sementara didalam benteng, puluhan ribu tentara Kaisar Zhu bergabung dengan partai-partai persilatan telah siap untuk menghadapi gempuran tentara mongol.Diantara riuhnya dan tegangnya suasana ditempat itu, tiba-tiba saja perhatian mereka langsung tertuju pada sosok jelita yang menaiki menara podium. Sosok jelita yang menarik perhatian itu tak lain adalah Putri Yuan Ming Zhu sendiri, walau masih terlihat lemah, Putri Yuan Ming Zhupun rupanya tak ingin tinggal diam.“Apa yang kau lakukan disini Yuan?”. ucap Jenderal Yuan Chonghuan terkejut melihat Putrinya menaiki podium menara, dari atas podium memang dapat terlihat kearah luar benteng dimana terlihat barisan prajurit mongol yang sudah siap untuk menyerang.“Putriku kenapa kau d
“Kurang ajar, kau meremehkanku Jenderal yenzhen”. ucap Biksuni Meijui Shita lagi menggeram penuh kemarahan.“Keluarkan semua kemampuanmu wanita tua”. ucap Jenderal yenzhen lagi tersenyum sinis.“Kurang ajar. Aku tidak bisa melawannya dengan Jurus biasa, terpaksa kugunakan Jurus terlarang. Jurus Telapak Sari Pasir Besi, guru maafkan aku yang terpaksa menggunakan Jurus terlarang ini.”. batin Biksuni Meijui Shita lagi.Jenderal Yinzhen mengerutkan keningnya saat melihat Biksuni Meijui Shita merubah serangannya, ditelapak tangan Biksuni Meijui Shita terlihat muncul pasir-pasir halus.“Rasakan Jurusku ini Jenderal Yinzhen, Telapak Sari Pasir Besi Heaaa....wussshhhh...”. Biksuni Meijui Shita melepaskan Jurus mautnya, untung saja Jenderal Yinzhen dengan cepat bergerak menghindar.“Werrr...weeesshhh”. alangkah terkejutnya Jenderal Yinzhen melihat tempat dimana dia berdiri tadi su
“Jenderal Yinzhen. Hati-hati, Jurus menghindar yang dipergunakannya bukanlah Jurus sembarangan, Jurus itu telah menyerap tenagamu”. teriak Jenderal Zeigan lagi saat menyadari apa yang terjadi. Mendengar teriakan sahabatnya, Jenderal Yinzhen baru menyadari apa yang terjadi, maka dengan cepat dia melompat mundur dengan nafas yang terengah-engah. Sementara itu sosok pemuda yang menjadi lawannya masih berdiri segar.“Kurang ajar. Kenapa aku bisa dibodohi seperti ini”. ucap Jenderal Yinzhen lagi menggeram marah.Sementara itu pendekar Tio, sudah berhasil menyelamatkan Biksuni Meijui Shita, tapi terlihat pendekar Tio sudah kelelahan karena tenaga dalamnya begitu terkuras untuk mengeluarkan racun dingin yang ada ditubuh Biksuni Meijui Shita. Kini mereka kembali menatap kearah pertarungan yang terjadi.Kini Bintang sudah kembali berhadapan dengan Jenderal Yinzhen. Jenderal Yinzhen sendiri menyadari kalau Jurus Golok Salju miliknya tidak
“Matilah kau Ksatria Pengembara.”. teriak Jenderal Yinzhen lagi seraya menghentakkan kedua telapak tangannya, “Bruk”. sosok Bintang langsung berlutut karena begitu kuatnya hentakan tenaga dalam Jenderal Yinzhen pada dadanya dan yang lebih mengejutkan tiba-tiba saja kedua tangan Jenderal Yinzhen yang mengeluarkan pukulan Golok Salju telah membuat dada Bintang mulai terbungkus salju putih.“Tap...tappp...”. tapi diluar dugaan, sebelum semuanya terlambat, tiba-tiba saja kedua tangan Bintang terlihat langsung mencengkram kedua tangan Jenderal Yinzhen yang masih menempel didadanya.Kini terlihatlah sosok Bintang dan Jenderal Yinzhen yang saling mengadu tenaga dalam. Ditempatnya pendekar Tio terlihat sudah siap untuk membantu Bintang dengan Jurus 9 Mataharinya untuk menolong Bintang, tapi ; “Tunggu pendekar Tio. Lihat!”. ucap Tabib Dewa menahan gerakan pendekar Tio, saat itu Bintang yang tengah berlutut karena
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu