Laut biru membentang disepanjang samudra, disepanjang mata memandang hanya laut biru yang terlihat disepanjang dataran laut. Tapi tak pernah ada yang dapat menyingkap tabir apa yang ada didasar lautan.
Di kehidupan ini, selain manusia juga ada yang namanya mahluk alam ghaib yang sering kita kenal dengan sebutan jin, setan, ataupun sebangsanya lelembut atau siluman. Seperti halnya bumi, lautpun memiliki kehidupan sendiri. Di luasnya samudra, seorang Maharaja laut yang memiliki kekuasaan untuk selalu menjaga kedamaian penghuni didasar lautan. Maharaja Naga Samudra. Demikian nama penguasa lautan yang memimpin sebuah istana yang berada didasar lautan.
Sebuah istana megah yang berdiri didasar lautan, walaupun berada didasar lautan, tapi anehnya, tak sedikitpun air masuk kedalam istana tersebut, beberapa pengawal yang berwujud setengah manusia setengah ikan terlihat berjaga-jaga dipintu gerbang istana.
Kilauan mutiara terlihat memancar dari dinding istana, dimana dind
Seminggu kemudian. Maharaja Naga Samudra masih terlihat duduk menatap kearah sosok pemuda yang masih terbaring tak sadarkan diri. Sosok pemuda yang tak lain adalah Bintang itu tampak tengah berbaring diatas sebuah ranjang giok es tanpa mengenakan pakaian kecuali celana panjangnya, hingga rajah Bintang didadanya terlihat dengan jelas, berkali-kali Maharaja Naga Samudra menarik nafas panjang.“Sembah hormat saya Maharaja.”. seorang patih kerajaannya datang menghadap. Maharaja Naga Samudra hanya mengangkat tangannya.“Maharaja Alam Lelembut sudah tiba.”. ucap patih itu lagi. Raut wajah Maharaja Naga Samudra berubah dan seketika sosoknya berbalik dan melangkah keluar.Di Aula istananya tampak menunggu sosok Seorang laki–laki tinggi kekar, dengan wajah tampan dan beribawa, wajahnya terlihat begitu tenang dan memancar kan keagungan yang nyata, mengenakan pakaian mewah seperti layaknya seorang raja, ditambah lagi sebuah mahkota berkepala h
Entah sudah seberapa lama kedua Maharaja ini bersemedi, hingga tiba-tiba ; “Spllasshhh.”. seberkas sinar muncul dan takkala sinar keemasan itu hilang berganti menjadi sesosok kakek yang berwajah begitu teduh dan agung, mengenakan pakaian seperti seorang pertapa, ditangannya tampak sebuah tasbih yang terbuat dari biji-biji sawi, matanya terlihat begitu lembut, wajahya yang begitu teduh dan agung seakan memancarkan aura yang begitu menyejukkan bagi siapa saja yang menatapnya. Tapi yang paling menakjubkan dari sosok sang kakek ini adalah sosok sang kakek terlihat mengeluarkan cahaya yang begitu berpedar dari sekujur tubuhnya.Menyadari kehadiran sosok sang kakek, kedua Maharaja ini segera membuka kedua mata mereka.“Guru.”. hampir bersamaan kedua Maharaja ini saling menjura hormat pada sosok kakek yang ada dihadapan mereka.“Bangunlah Yudha. Manggala”. terdengar suara dari sang kakek, tapi hebatnya, bibir sang kakek sedikitpun ta
Istana dasar laut, sebuah istana yang megah, berdiri kokoh didasar lautan, dihuni oleh ratusan bahkan ribuan penghuni lautan yang dipimpin oleh seorang Maharaja penguasa lautan yang bernama raja Naga Samudra.Dua orang penjaga berbentuk dua ekor kuda laut terlhat berjaga dipintu gerbang Istana Dasar Laut, tapi perhatian ke-2 penjaga ini terlihat mengalihkan pandangannya jauh kedepan.“Kanjeng Putri Samudra sudah kembali dari partapaan”. ucap salah seorang dari penjaga tersebut lagi. Tak lama kemudian sebuah kereta kencana yang terbuat dari emas terlihat melaju kearah pintu gerbang istana.“Kreaaakkk.”. pintu gerbang Istana Dasar Laut terbuka dan kereta kencana itu segera turun, dikiri dan kanan kereta kencana terlihat empat orang gadis berwajah cantik mengiringi kereta kencana tersebut. Tak lama kemudian kereta kencana itu berhenti tepat didepan Istana Dasar Laut yang megah tersebut.Salah seorang dayang dari ke-4 orang gadis yang
“Hemmm... Ayahanda menyuruhku untuk memberikan Mutiara Naga kepadanya”. terdengar sang putri bergumam sendiri seakan tengah memikirkan sesuatu. Tapi kemudian sang putri terlihat menggerakkan tangannya memutar didepan dadanya. Perlahan tapi pasti terlihat didada sang putri mengeluarkan cahaya semburat kemerahan yang secara perlahan cahaya itu naik keatas hingga akhirnya cahaya itu keluar dari bibir indah sang putri. Rupanya semburat cahaya merah itu berasal dari sebuah benda bulat yang kini mengeluarkan cahaya yang merah menyala.Sang putri terlihat naik keatas tempat pembaringan es giok tersebut, begitu berada disebelah sang pemuda, tangan sang putri terlihat bergerak kearah mulut sang pemuda dan dibukanya mulut itu. Sejenak sang putri terlihat melirik keadaan disekitarnya, begitu keadaan dirasa aman, sang putri menundukkan wajahnya dan ; “Ufhhh..”. 2 bibir itu bertemu, benda kecil merah yang merah menyala yang tadi ada dimulut sang putri kini
Tiga Hari berlalu sudah sejak Bintang menelan Mutiara Naga yang diberikan oleh Putri Samudra. Sementara itu dikamarnya Bintang tampak baru saja menyelesaikan tapa bratanya untuk memulihkan tenaga dalamnya. Suara langkah-langkah halus mengusik pendengaran Bintang. “Kreakkk”. pintu kamar Bintang terbuka dan terlihat dua orang wanita memasuki ruangan tersebut dengan membawa dua buah benda.Wanita pertama tampak membawa nampan berisi berbagai macam makanan dan buah-buahan, sedangkan wanita yang satunya lagi terlihat membawa seperangkat pakaian beserta jubah biru yang tentu saja Bintang sangat mengenalnya, karena itu adalah pakaiannya sendiri.“Silahkan tuan makan dulu, sebentar lagi kanjeng putri datang”. ucap dayang wanita itu lagi seraya meletakkan barang bawaan mereka didekat Bintang.“Terima kasih”. ucap Bintang, ke-2 wanita itupun meninggalkan ruangan itu. Tanpa banyak menunggu Bintangpun segera kembali mengenakan pa
Berjalan beriringan bersama kanjeng Putri Samudra entah kenapa membuat hati Bintang berdebar-debar. Sosok Putri Samudra bukan saja benar-benar cantik mempersona, tapi keanggunannyapun sangat luar biasa bagi Bintang, ditambah harum semerbak tubuhnya yang begitu memancing gairah Bintang sebagai seorang laki-laki.Semakin jauh mengitari Istana Dasar Laut, semakin Bintang dibuat takjub dan heran. Kini Bintang baru menyadari kalau Istana Dasar Laut memang benar-benar ada. Saat ini Bintang merasa seperti didalam sebuah aquarium raksasa.“Oh iya, apa kangmas ingin bertemu dengan Naga Manggala yang telah menolong kangmas”. ucap Putri Samudra tiba-tiba.“Oh iya benar. Hamba ingin sekali bertemu dengannya” ucap Bintang cepat.“Ayo ikuti hamba kangmas.”. ucap Putri Samudra lagi, Bintangpun berjalan mengikuti langkah sang putri yang mengarah ke taman belakang istana.Begitu berada dibelakang istana, Putri Samudra terlihat me
“Sstttsshhh”. ular putih raksasa itu terlihat mendesis keras. “Gharrrmmm..”.Naga Manggalapun terlihat tak mau kalah, seolah-olah kedua binatang raksasa ini sudah siap untuk bertarung satu sama lain.Kanjeng Putri Samudra terlihat maju beberapa tindak kedepan.“Kiranya ada tamu yang tak diundang yang datang. Maaf kalau ananda tidak bisa menyambut bibi Dewi Laut”. ucap Putri Samudra lagi dengan ucapan lembut. Tapi ucapan Putri Samudra justru membuat Bintang terperanjat kaget.“Dewi Laut.”. gumam Bintang lagi. Tentu saja Bintang pernah mendengar nama Dewi Laut. Untuk mengetahuinya baca (GEROMBOLAN BAJAK LAUT PANJI TENGKORAK).“Tidak perlu basa basi Putri Samudra, kedatanganku kemari adalah untuk membawa Titisan Putra Bintang”. ucap Dewi Laut tegas tanpa basa basi.Putri Samudra hanya tersenyum sesaat seraya melirik kearah Bintang.“Ada kepentingan apa hingga bibi
Memasuki jurus ke 75, sosok Dewi Laut melompat kebelakang. Putri Samudrapun ikut melakukan hal yang sama.“Ternyata kau sudah banyak kemajuan Putri Samudra”. ucap Dewi Laut lagi. Putri Samudra terlihat hanya tersenyum kecil.“Tapi apakah tongkat ularkupun kau mampu mengatasinya.”. ucap Dewi Laut seraya mengangkat tongkat ditangannya keatas. “Spllashshhh.”. cahaya hijau muncul dari kepala ular yang ada ditongkat Dewi Laut. Putri Samudra yang melihat hal itu terlihat langsung melompat mundur dan juga melakukan hal yang sama, tongkat naga ditangan Putri Samudra terlihat langsung mengeluarkan cahaya biru yang juga tak kalah terang benderangnya.“Hyyattt...wuussshhh.”. cahaya hijau yang ada ditongkat Dewi Laut langsung menyerang kearah Putri Samudra. Putri Samudrapun tak mau kalah. Dan ; “Wuusshhh”. cahaya biru ditongkatnyapun ikut melesat kedepan dan ; “Bleeshhh”. kedua cahaya itu bertemu hingga
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu