“Hemmm... Ayahanda menyuruhku untuk memberikan Mutiara Naga kepadanya”. terdengar sang putri bergumam sendiri seakan tengah memikirkan sesuatu. Tapi kemudian sang putri terlihat menggerakkan tangannya memutar didepan dadanya. Perlahan tapi pasti terlihat didada sang putri mengeluarkan cahaya semburat kemerahan yang secara perlahan cahaya itu naik keatas hingga akhirnya cahaya itu keluar dari bibir indah sang putri. Rupanya semburat cahaya merah itu berasal dari sebuah benda bulat yang kini mengeluarkan cahaya yang merah menyala.
Sang putri terlihat naik keatas tempat pembaringan es giok tersebut, begitu berada disebelah sang pemuda, tangan sang putri terlihat bergerak kearah mulut sang pemuda dan dibukanya mulut itu. Sejenak sang putri terlihat melirik keadaan disekitarnya, begitu keadaan dirasa aman, sang putri menundukkan wajahnya dan ; “Ufhhh..”. 2 bibir itu bertemu, benda kecil merah yang merah menyala yang tadi ada dimulut sang putri kini
Tiga Hari berlalu sudah sejak Bintang menelan Mutiara Naga yang diberikan oleh Putri Samudra. Sementara itu dikamarnya Bintang tampak baru saja menyelesaikan tapa bratanya untuk memulihkan tenaga dalamnya. Suara langkah-langkah halus mengusik pendengaran Bintang. “Kreakkk”. pintu kamar Bintang terbuka dan terlihat dua orang wanita memasuki ruangan tersebut dengan membawa dua buah benda.Wanita pertama tampak membawa nampan berisi berbagai macam makanan dan buah-buahan, sedangkan wanita yang satunya lagi terlihat membawa seperangkat pakaian beserta jubah biru yang tentu saja Bintang sangat mengenalnya, karena itu adalah pakaiannya sendiri.“Silahkan tuan makan dulu, sebentar lagi kanjeng putri datang”. ucap dayang wanita itu lagi seraya meletakkan barang bawaan mereka didekat Bintang.“Terima kasih”. ucap Bintang, ke-2 wanita itupun meninggalkan ruangan itu. Tanpa banyak menunggu Bintangpun segera kembali mengenakan pa
Berjalan beriringan bersama kanjeng Putri Samudra entah kenapa membuat hati Bintang berdebar-debar. Sosok Putri Samudra bukan saja benar-benar cantik mempersona, tapi keanggunannyapun sangat luar biasa bagi Bintang, ditambah harum semerbak tubuhnya yang begitu memancing gairah Bintang sebagai seorang laki-laki.Semakin jauh mengitari Istana Dasar Laut, semakin Bintang dibuat takjub dan heran. Kini Bintang baru menyadari kalau Istana Dasar Laut memang benar-benar ada. Saat ini Bintang merasa seperti didalam sebuah aquarium raksasa.“Oh iya, apa kangmas ingin bertemu dengan Naga Manggala yang telah menolong kangmas”. ucap Putri Samudra tiba-tiba.“Oh iya benar. Hamba ingin sekali bertemu dengannya” ucap Bintang cepat.“Ayo ikuti hamba kangmas.”. ucap Putri Samudra lagi, Bintangpun berjalan mengikuti langkah sang putri yang mengarah ke taman belakang istana.Begitu berada dibelakang istana, Putri Samudra terlihat me
“Sstttsshhh”. ular putih raksasa itu terlihat mendesis keras. “Gharrrmmm..”.Naga Manggalapun terlihat tak mau kalah, seolah-olah kedua binatang raksasa ini sudah siap untuk bertarung satu sama lain.Kanjeng Putri Samudra terlihat maju beberapa tindak kedepan.“Kiranya ada tamu yang tak diundang yang datang. Maaf kalau ananda tidak bisa menyambut bibi Dewi Laut”. ucap Putri Samudra lagi dengan ucapan lembut. Tapi ucapan Putri Samudra justru membuat Bintang terperanjat kaget.“Dewi Laut.”. gumam Bintang lagi. Tentu saja Bintang pernah mendengar nama Dewi Laut. Untuk mengetahuinya baca (GEROMBOLAN BAJAK LAUT PANJI TENGKORAK).“Tidak perlu basa basi Putri Samudra, kedatanganku kemari adalah untuk membawa Titisan Putra Bintang”. ucap Dewi Laut tegas tanpa basa basi.Putri Samudra hanya tersenyum sesaat seraya melirik kearah Bintang.“Ada kepentingan apa hingga bibi
Memasuki jurus ke 75, sosok Dewi Laut melompat kebelakang. Putri Samudrapun ikut melakukan hal yang sama.“Ternyata kau sudah banyak kemajuan Putri Samudra”. ucap Dewi Laut lagi. Putri Samudra terlihat hanya tersenyum kecil.“Tapi apakah tongkat ularkupun kau mampu mengatasinya.”. ucap Dewi Laut seraya mengangkat tongkat ditangannya keatas. “Spllashshhh.”. cahaya hijau muncul dari kepala ular yang ada ditongkat Dewi Laut. Putri Samudra yang melihat hal itu terlihat langsung melompat mundur dan juga melakukan hal yang sama, tongkat naga ditangan Putri Samudra terlihat langsung mengeluarkan cahaya biru yang juga tak kalah terang benderangnya.“Hyyattt...wuussshhh.”. cahaya hijau yang ada ditongkat Dewi Laut langsung menyerang kearah Putri Samudra. Putri Samudrapun tak mau kalah. Dan ; “Wuusshhh”. cahaya biru ditongkatnyapun ikut melesat kedepan dan ; “Bleeshhh”. kedua cahaya itu bertemu hingga
“Nur Prasetya Bumi..”. ucap Bintang saat menyadari cahaya kuning keemasan yang kini keluar dari tubuhnya dan Bintang baru menyadari kalau aji Nur Prasetya Buminya telah menyelamatkan dirinya dari pengaruh Dewi Laut. Dengan luka dalam yang dideritanya, Dewi Laut berusaha untuk bangkit. “Tangkap dia ular putih. Tangkap dia!”. perintah Dewi Laut kepada ular raksasanya. “Sstttsshhh”. sang ular putih raksasa terlihat mendesis hebat seraya langsung berkelebat cepat kearah Bintang, tapi ; “Gharrrmmm..”. gerakan sang ular putih raksasa tertahan saat tiba-tiba saja Naga Manggala sudah berada didepan tubuh Bintang. “Gharrrmmmkkk..”. Naga Manggala kembali mengeluarkan suara yang luar biasa kuatnya, sampai-sampai angin laut bertiup kencang, bahkan sosok sang ular putih raksasa ikut terseret kebelakang dibuatnya, bersamaan dengan itu dari dalam istana bermunculan para prajurit dan patih kerajaan Istana Dasar Laut. “Kanjeng putri.”. terlihat patih Istana Dasar Laut langsung mendekati sosok Putri
Istana dasar laut tampak berdiri dengan megah dan kokohnya didasar lautan, menjadi tempat berkumpulnya para mahluk lelembut atau siluman laut. Istana Dasar Laut berada dibawah pimpinan Maharaja Naga Samudra.“Hyattt...hiyattt.”. dua teriakan keras berasal dari taman belakang Istana Dasar Laut terdengar, apa yang terjadi. Di taman belakang istana terlihat sepasang muda mudi yang tengah berlatih ilmu kanuragan.Sang wanita tampak begitu cantik dan jelita raut wajahnya, gerakannya yang begitu anggun dengan selendang ditangannya melancarkan serangannya pada sosok seorang pemuda berwajah tampan, sepasang muda mudi ini tak lain adalah Bintang dan Putri Samudra adanya.Walaupun sedang berlatih ilmu kanuragan, tapi kedua-duanya terlihat begitu serius, terlebih Putri Samudra yang tampak begitu serius melancarkan serangannya kearah Bintang, semua serangan yang dilancarkan oleh Putri Samudra, sedikitpun tak ada yang bisa menyentuh tubuh Bintang, hal inilah yang
“Plasshhh...plassshhh.”. dua cahaya menjelma dihadapan keduanya, dan saat kedua cahaya itu lenyap munculkan 2 sosok tubuh yang kini telah berdiri dihadapan Bintang dan Putri Samudra. Yang satu adalah sosok laki–laki berperawakan besar, dengan wajah dipenuhi dengan brewok, walaupun begitu wajahnya masih terlihat penuh wibawa dan keagungan tersendiri, mengenakan pakaian mewah seperti layaknya seorang raja, ditambah lagi sebuah mahkota berkepala naga yang ada dikepalanya, sedangkan yang satu lagi adalah Seorang laki–laki tinggi kekar, dengan wajah tampan dan beribawa, wajahnya terlihat begitu tenang dan memancar kan keagungan yang nyata, mengenakan pakaian mewah seperti layaknya seorang raja, ditambah lagi sebuah mahkota berkepala naga yang ada dikepalanya“Hormat ananda kepada ayahanda.”. terlihat Putri Samudra menjura hormat pada lelaki yang kini ada dihadapannya.“Hormat ananda kepada pamanda Yudha.”. ucap Putri Samudra j
Maharaja Manggala membawa Bintang dan yang lainnya kedalam sebuah lorong panjang yang berakhir didalam sebuah ruangan besar yang dikelilingi oleh patung-patung naga dengan berbagai posisi. Bintang yang melihat tempat itu tahu kalau tempat itu merupakan tempat latihan ilmu kanuragan. Lalu ke-4nya duduk disebuah meja batu yang ada diruangan besar itu.Maharaja Manggala dan Maharaja Yudha terlihat saling memandang satu sama lain. “Silahkan kakang saja yang menceritakannya.”. terdengar Maharaja Yudha berucap. Maharaja Manggala terlihat menarik nafas panjang.“500 tahun yang lalu, kami dan juga guru kami Panembahan Agung telah mengubur sosok Pangeran Iblis di Bukit Iblis. Dan saat itu guru kami meramalkan kelak akan lahir seorang anak Titisan Putra Bintang yang akan membunuh Pangeran Iblis untuk selama-lamanya dan takdir sudah menuliskan kalau kini kita bertemu. Naga Manggala telah menyelamatkanmu dari dasar lautan, saat itu kami menemukanmu dengan Rac
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu