Share

20. Bagian 12

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sore datang menjelang, hamparan sinar mentari yang sudah memerah terlihat diufuk barat, angin bertiup perlahan meniup layar kecil rakit Bintang yang berlayar dilautan luas. Diatas rakit terlihat Bintang terduduk lesu.

“Sial! Aku lupa menanyakan tadi kepada Panji kemana arah menuju negeri Malaya.”. gerutu Bintang, Bintang benar-benar baru menyadari kecerobohannya, kini Bintang terpaksa hanya harus mengikuti tiupan angin membawanya kemana Bintang tak tahu.

Sejauh mata memandang hanya dataran laut yang terlihat disekelilingnya, untungnya Panji tadi telah memberikan bekal makanan yang cukup kepadanya.

“Sepertinya malam ini aku akan menginap disini.”. desah Bintang pasrah dengan keadaan dirinya. Belum lagi Bintang menarik napas panjang, tiba – tiba ;

“Duarr….pppyaarrr…..duarrr…. ppyarrrr….”.

Di kejauhan terdengar 2 ledakan hebat yang tentu saja sangat mengejutkan Bintang, dengan serta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   20. Bagian 13

    Sosok Panglima Sobeki memang sangat menyeramkan, tuuhnya yang tinggi besar ditambah wajahnya yang penuh brewok semakin membuat penampilannya semakin angker. Ditangannya tampak melingkar tameng besi yang menutupi tubuhnya sampai kelengan tangannya.“Ayo keluarkan jurus terhebatmu Laksamana Ho-Tian”. ucap Panglima Sobeki lagi seraya mengangkat kedua tangannya, mempersilahkan Laksamana Ho-Tian untuk menyerangnya terlebih dahulu.Laksamana Ho-Tian sendiri terlihat melirik kearah sosok Putri Yuan yang ada disebelahnya, ada kekhawatiran yang jelas terlihat diwajahnya, mungkin dia tak perduli dengan nyawa sendiri, tapi keselamatan Putri Yuan Ming Zhu yang sangat dikhawatirkannya saat ini.“Jangan khawatirkan diriku laksamana, aku masih bisa mengatasi ke-4 orang ini.”. terdengar suara lembut dari Putri Yuan yang seakan mengerti akan kekhawatiran Laksamana Ho-Tian tentang dirinya.Sementara itu Panglima Sobeki terlihat geram melihat Laksama

  • Ksatria Pengembara Season 1   20. Bagian 14

    “Ha ha ha...! tangkap Putri Yuan Ming Zhu”. terdengar Panglima Sobeki memberi perintah. Laksamana Ho-Tian tak bisa berbuat apa-apa, karena saat ini luka dalam yang dideritanya cukup parah.“Tak ada senjata yang mampu menembus tubuhku Laksamana Ho-Tian. Dan sampaikan pesanku pada jendral ming untuk segera mengakhiri pemberontakannya kalau masih ingin melihat nyawa putrinya selamat.”. ucap Panglima Sobeki lagi seraya beranjak meninggalkan kapal Laksamana Ho-Tian. Jatuhnya Laksamana Ho-Tian dan Putri Yuan membuat perlawanan prajurit Laksamana Ho-Tianpun ikut terhenti. Belasan teman mereka tewas, yang tersisa hanya beberapa orang saja lagi.“Laksamana Ho.”. beberapa orang awak kapalnya terlihat segera membantu Laksamana Ho-Tian untuk bangkit berdiri, tapi ; “Huakkk.”. baru saja Laksamana Ho-Tian bangkit, tiba-tiba saja Laksamana Ho-Tian roboh setelah memuntahkan darah dari mulutnya. Sementara itu ke-4 kapal Panglima Sobeki su

  • Ksatria Pengembara Season 1   20. Bagian 15

    Malam datang, dan sang bulanpun bersinar cerah malam itu, Bintang-Bintang bertaburan terang menemani sang bulan diperaduannya, laut terlihat tenang. Kapal Laksamana Ho-Tian terlihat maju menyusuri ombak. Sementara itu Bintang sendiri telah dijamu oleh Laksamana Ho-Tian diruangnya.“Hamba tidak tahu bagaimana harus mengucapkan terima kasih kepada tuan, karena tuan Bintang telah menyelamatkan hamba.”. ucap Laksamana Ho-Tian.“Sudahlah tuan laksamana, tak perlu diungkit-ungkit lagi. Sudah seharusnya kita saling tolong menolong bukan”.ucap Bintang lagi tersenyum.“Hamba ingin bertanya, tapi itupun jika tuan Bintang berkenan untuk menjawabnya, jika tidak hamba tidak akan memaksa.”. ucap Laksamana Ho-Tian lagi“Silahkan saja tuan laksamana, hamba akan menjawabnya semampu hamba”“Kalau boleh hamba tau, tuan berasal darimana? penampilan dan cara bicara tuan sangat berbeda sekali?”. ucap Laksamana

  • Ksatria Pengembara Season 1   20. Bagian 16

    Purnama datang, sinarnya terang menerangi alam mayapada, bintangpun ikut bertaburan menemaninya, tapi angin bertiup kencang malam itu, ini dapat kita lihat dari kibaran tenda-tenda yang tersusun rapi diatas padang gurun yang luas.Di salah satu tenda, terlihat sesosok tubuh yang terikat diatas sebuah tempat pembaringan, tapi hanya kedua tangannya yang terikat, anehnya sosok tubuh itu tampak tidak banyak berbuat apa-apa, hanya kepalanya saja sesekali yang terlihat bergerak kesana kemari. Dari sosok dan wajahnya yang tertutup oleh sebuah cadar dapat dipastikan kalau sosok itu adalah seorang gadis.Entah apa yang terjadi, tapi terlihat sekujur wajah gadis itu tampak mengeluarkan cucuran keringat.“Percuma saja putri, tenaga dalam tidak akan bisa melenyapkan racun Tu bù shénjīng sōngchí (pelemas syaraf kaki) dan selama satu minggu ini tubuh tuan putri tidak akan bisa digerakkan.”. tiba-tiba saja sebuah suara terdeng

  • Ksatria Pengembara Season 1   20. Bagian 17

    Apa yang terjadi ? tak jauh dari tempat itu, satu sosok bayangan biru berkelebat menembus kegelapan malam. Begitu cepatnya sampai sulit untuk melihat bayangan sosok tersebut diantara kegelapan malam.Malam terus berjalan, seiring dengan berkelebatnya sosok bayangan biru itu meintasi gurun pasir tersebut, tak lama kemudian sosok bayangan biru itu berhenti diantara bebukitan terjal yang ada dihadapannya.Kini barulah terlihatlah sosok raut wajah dari sosok bayangan biru tersebut, raut wajah yang amat kita kenal yang tak lain adalah Bintang.Apa yang terjadi pada tenda perbekalan pasukan mongol itu memanglah bagian dari rencana Bintang untuk menyelamatkan sang putri, begitu semua perhatian tertuju keluar, Bintang segera berkelebat masuk dan membawa sosok sang putri kedalam pangkuannya.Sang putri sendiri sejak dari dibawa dari dalam tenda, hanya mampu memejamkan matanya karena begitu cepatnya kelebatan orang yang membawanya, dia merasakan dirinya seperti dib

  • Ksatria Pengembara Season 1   20. Bagian 18

    Pagi baru saja datang. Bahkan sinar mentaripun belum terlihat diufuk timur. Bahkan udara masih berhembus kencang pagi itu, masih terasa dingin menyejukkan kulit. “Panglima! Kami berhasil mendapatkannya”. sebuah suara keras membuat Putri Yuan Ming Zhu terbangun dari tidurnya. Dan alangkah terkejutnya sang putri saat dia tersadar kalau saat ini dia sudah berada diatas tandu dengan tangan terikat.Ke-4 orang yang menggotongnya terlihat berjalan keluar dari goa. “Lepaskan! Lepaskan aku!”. Putri Yuan Ming Zhu hanya bisa berteriak tanpa bisa berbuat apa-apa, karena tangannya terikat, sementara kedua kakinya masih tidak bisa untuk digerakkan.Begitu berada diluar, terlihatlah belasan orang prajurit telah menunggu, salah seorang diantaranya adalah Panglima Sobeki.“Ha ha ha...! Akhirnya berhasil hamba dapatkan kembali sang putri”. ucap Panglima Sobeki tertawa keras, tapi ; “Serrrrrr”. satu bayangan biru berkelebat cepat, d

  • Ksatria Pengembara Season 1   20. Bagian 19

    Putri Yuan Ming Zhu tak kuasa untuk melihat yang terjadi, kedua tangan menutupi wajahnya saat sesaat sebelum rantai itu menembus tubuh Bintang. “Trangg....tragggg.”. tapi sesaat sebelum rantai itu mengenai tubuh Bintang, tiba-tiba saja terdengar suara benturan senjata yang menimbulkan percikan bunga api. “Tranggg.....tranggg.”. kejap berikutnya kembali terdengar suara benturan senjata yang juga memercikan bunga api, apa yang terjadi berikutnya sungguh mengejutkan, keempat rantai yang tadi menyerang kearah Bintang tampak telah putus berantakan, kini semua perhatian kembali tertuju kearah Bintang, bahkan Putri Yuan Ming Zhu ikut kembali membuat kedua matanya dan ikut melihat kearah Bintang. Ditempatnya Bintang kini sudah berdiri, tapi ditangan Bintang tampak tergenggam sebilah pedang yang sebelumnya ada dipunggung Bintang. Rupanya dengan pedang inilah tadi Bintang memutuskan rantai yang mengikat kedua kakinya dan dengan gerakan cepat pula Bintang memapas putus

  • Ksatria Pengembara Season 1   20. Bagian 20

    Panglima Sobeki sendiri kini tampak berbalik kearah Putri Yuan Ming Zhu. “Sepertinya tuan putri sudah tidak sabar ya, dulu keinginan hamba untuk menikmati tuan putri masih tertunda, tapi kali ini takkan ada yang menghalangi lagi.”. ucap Panglima Sobeki lagi seraya mendekat kearah Putri Yuan Ming Zhu.Wajah Putri Yuan Ming Zhu berubah pucat, masih teringat dipikirannya beberapa waktu yang lalu saat Panglima Sobeki mencoba untuk menjamah dirinya, saat itu untung saja Bintang sempat menolongnya. Semakin dekat sosok Panglima Sobeki kepadanya, semakin berubahlah pucat paras Putri Yuan Ming Zhu.“Pertarungan kita belum selesai.”. tiba-tiba saja sebuah suara membuat langkah Panglima Sobeki terhenti. Dan dia berbalik, benar saja, dibelakangnya telah berdiri sosok Bintang. Walau dari bibir Bintang mengeluarkan darah yang menandakan kalau Bintang telah menderita luka dalam, tapi Bintang masih mampu berdiri dengan tegap.“Baiklah kalau begitu,

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status