Share

11. Bagian 17

Author: KSATRIA PENGEMBARA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Sepertinya suara itu berasal dari halaman belakang perguruan”. batin Bintang lagi seraya memutuskan untuk mencari tahu. Maka Bintangpun segera melangkahkan kakinya menuju ke halaman belakang perguruan dan tak lama kemudian, dapatlah Bintang melihat sosok seorang gadis mengenakan pakaian serba putih yang tengah berlatih sendirian dengan menggunakan tongkat ditangan kanannya. Gadis yang dikenal Bintang dengan nama Ayuandira, putri Gusti Patih Suwandaru. Setelah cukup lama memperhatikan sosok Ayuandira yang tengah berlatih, entah kenapa tiba-tiba saja dibenak Bintang timbul niat untuk sebuah rencana, maka Bintangpun segera berlalu dari tempat itu untuk menjalankan rencananya.

Sementara itu kini kita lihat sosok Ayuandira yang terus melatih ilmu kanuragannya dengan jurus-jurus dahsyat Tongkat Dewa Pengemisnya, keringat tampak sudah membanjiri wajah dan tubuhnya, tapi Ayuandira tampak masih dengan begitu bersemangat melatih jurus-jurus tongkatnya.

“Awas serangan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ksatria Pengembara Season 1   11. Bagian 18

    “Tapi aku tak butuh bantuanmu, aku bisa sendiri menyempurnakannya”. ucap Ayuandira tiba-tiba terbalik dan ingin melangkah pergi. “Tunggu Ayuandira!”. terdengar suara Bintang dibelakangnya dengan keras, dan terlihat Ayuandira menghentikan langkahnya walau tidak membalikkan tubuhnya. “Aku sudah merasakan sendiri bagaimana hebatnya jurus Tongkat Dewa Pengemismu, jika kau ingin lebih menyempurnakannya kau harus membagi tenagamu, seimbangkan kekuatan tangan dan kedua kakimu, saat kau memutar tongkat ditanganmu, lepaskan seluruh tenagamu pada kedua kakimu dengan begitu seranganmu akan menjadi berlipat-lipat kekuatannya.”. terdengar suara Bintang dibelakangnya, dan selanjutnya Ayuandira kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Bintang yang terlihat hanya menarik napas panjangnya. Tapi Bintang cukup puas malam itu, dan bibir Bintang terlihat tersenyum saat teringat akan dirinya dan Ayuandira yang tadi berpelukan setengah bergulingan ditanah. Bintang masih

  • Ksatria Pengembara Season 1   11. Bagian 19

    “Oh, tak kusangka akhirnya Benua mengangkat seorang murid juga, sudah ayo kita bicara didalam saja.”. ucap Gusti Patih Suwandaru lagi seraya mengajak Bintang untuk masuk. Mereka semuanyapun segera masuk menuju keruang pertemuan. Di ruang pertemuan. “Bagaimana dengan kabar gurumu itu Bintang.. ?” “Guru baik-baik saja gusti.” “Syukurlah, sudah lama sekali aku tak bertemu dengan gurumu. Oh ya aku ingin memperkenalkanmu pada putraku, ini putra pertamaku”. ucap Gusti Patih Suwandaru seraya menunjuk kearah laki-laki berkumis yang ada didekatnya. “Namanya Jaka Laksono”. jelas Gusti Patih Suwandaru lagi, dan Bintang segera menjura hormat yang segera dibalas oleh lelaki yang disebut bernama Jaka Laksono itu. “Dialah sekarang yang menjadi guru diperguruan ini..”. sambung Gusti Patih Suwandaru lagi. “Dan yang bersamanya itu adalah menantuku, namanya Ratih Kumala”. ucap Gusti Patih Suwandaru lagi memperkenalkan wanita yang berada disebelah

  • Ksatria Pengembara Season 1   11. Bagian 20

    “Benar, luka ini memang bukan disebabkan oleh pukulan, tapi disebabkan oleh Racun Golok Hantu” ucap Daru cepat “Racun Golok Hantu”. ulang Bintang heran. Maka untuk menjelaskan rasa keheranan Bintang, Darupun mulai menceritakan tentang pertarungan terakhir disayembara yang diadakan dikota raja, dimana saat itu Daru harus menghadapi peserta lainnya yang merupakan murid dari Perguruan Golok Hantu yang bernama Dayungkara, hingga Bintang tahu jalan ceritanya dan yang menjadi pemenang tahun ini adalah murid dari Perguruan Golok Hantu yang bernama Dayungkara tersebut. Sementara Bintang masih terus memeriksa keadaan luka yang diderita oleh Daru. “Bagaimana Bintang, apakah masih bisa diobati. ?”. ucap Ki Lanang lagi, sementara itu didekatnya Ayuandirapun terlihat tak sabar mendengar jawaban Bintang. “Mudah-mudahan saja bisa ki, hanya saja saya memerlukan beberapa bahan untuk dibuat ramuan obat”. ucap Bintang lagi. “Tidak masalah, dipasar tradi

  • Ksatria Pengembara Season 1   11. Bagian 21

    “Jangan ikut campur urusanku andika kalau kau tidak ingin celaka”. ucap lelaki itu lagi mengancam, tapi yang diancam justru mengumbar senyum. “Aku tidak bermaksud mencampuri urusan kalian, tapi saat ini aku bersamanya, karena kau telah menganggunya, terpaksa aku harus ikut campur. Rasanya kurang pantas seorang laki-laki terhormat sepertimu menganggu seorang wanita”. ucap Bintang lagi, ucapan yang begitu tajam dan pedas itu cukup membuat wajah lelaki ini memerah, apalagi saat itu diwarung tersebut cukup banyak pengunjungnya, hingga rasa malu yang begitu diremehkan membuat lelaki ini semakin gusar. “Aku sudah selesai, mari kita pergi dari sini kakang”. ucap Ayuandira tiba-tiba, Bintang mengangguk dan keduanya segera bangkit berdiri, setelah membayar pesanannya, Bintang dan Ayuandira segera melangkah keluar. Tapi langkah keduanya terhenti saat tiba-tiba saja ke-5 orang lelaki yang sejak tadi hanya duduk langsung berdiri menghalangi langkah mereka. “Kau k

  • Ksatria Pengembara Season 1   11. Bagian 22

    “Trang....trangg....trangg...”. beberapa kali terjadi benturan dikedua senjata hingga menimbulkan percikan bunga api, tapi kedua belah pihak justru semakin memperhebat serangan mereka, mungkin diantara semua yang melihat hal pertarungan itu, hanya Bintang yang kelihatan gelisah, selain mengkhawatirkan Ayuandira, Bintang juga mulai merasa tidak enak dengan semakin ramainya masyarakat kota raja yang memenuhi tempat itu untuk menyaksikan pertarungan itu. Dengan menggunakan golok sebagai senjata mereka, kini ke-4 murid Perguruan Golok Hantu mampu mengimbangi setiap serangan yang dilancarkan oleh Ayuandira, bahkan beberapa kali serangan mereka hampir saja melukai Ayuandira. Memasuki jurus ke-34, tiba-tiba saja sosok Ayuandira melompat mundur kebelakang, tapi begitu kedua kakinya menyentuh tanah, tubuh Ayuandira terlihat melesat keudara, dan diudara. “Tongkat Dewa Pengemis Menggebah Bukit heaa...... wusshhh.”. Ayuandira melepaskan salah satu pukulan tongka

  • Ksatria Pengembara Season 1   12. Putri Kipas Kayangan

    Siang itu matahari bersinar dengan teriknya, panasnya yang terik serasa membakar dikulit, rasa gerah dan panas bercampur menjadi satu, hal inilah yang mungkin membuat bagi sebagian mahluk diatas permukaan bumi ini lebih memilih untuk mencari tempat-tempat teduh guna berlindung dari teriknya sinar sang mentari. Tapi hal sebaliknya justru terjadi disebuah negeri yang bernama Negeri Bintan, panasnya sinar terik sang matahari tampak tidak begitu mempengaruhi kerumunan puluhan orang yang tampak memadati sebuah jalan dikota raja itu, begitu ramainya sampai tempat itu penuh dengan jejalan manusia, apa yang terjadi sebenarnya ? hingga mereka rela berpanas dan berdesak-desakan memenuhi tempat itu. Rupanya ada sesuatu yang amat menarik perhatian yang kini ada dihadapan mereka, yaitu sebuah pertarungan sengit antara seorang gadis berwarna nan jelita, mengenakan pakaian berwarna merah jambu yang membungkus sekujur tubuhnya yang padat semampai, gadis ini tampak menggunakan sebatang tongkat pendek

  • Ksatria Pengembara Season 1   12. Bagian 2

    “Wuuttt...”. dan tiba-tiba saja Dayungkara melemparkan tongkat ditangannya kearah Bintang dan Ayuandira dan tongkat itu melesat bagaikan panah yang terlepas dari busurnya. Walaupun suara riuh tempat itu begitu bergemuruh, tapi pendengaran Bintang yang tajam dapat mendengar suara desiran halus itu dengan jelas, maka ; “Tappp......”. tanpa menoleh, tangan Bintang berhasil menangkap benda yang tadi dilemparkan oleh Dayungkara yang ternyata adalah tongkat Ayuandira, dan Ayuandira sangat terkejut saat baru menyadari kalau Bintang telah berhasil menangkap tongkat yang tadi dilemparkan oleh Dayungkara. Dan Bintang segera menyerahkan tongkat itu ketangan Ayuandira. “Sudah kuduga kau pasti memiliki kepandaian andika, kuharap kau tak keberatan untuk memperlihatkannya padaku”. ucap sebuah suara yang membuat wajah Bintang dan Ayuandira terlihat berpaling, dan rupanya memang Dayungkara yang berucap tadi. “Maaf, ilmu kanuragan yang saya pelajari hanya untuk menjaga diri saya saja, tidak untuk dip

  • Ksatria Pengembara Season 1   12. Bagian 3

    Dayungkara yang tak ingin kehilangan muka ditempat itu, tentu saja tak mau terpedaya dengan keadaannya sekarang, kedua tangannya terlihat mengepal, seluruh tenaganya telah disalurkannya kesekujur tubuhnya. “Ternyata kau punya isi juga andika, tapi kali ini seranganku tidak akan main-main lagi”. ucap Dayungkara lagi seraya mempersiapkan serangannya. “Jangan bertindak gegabah andika, jangan sampai ada yang terluka diantara kita”. ucap Bintang lagi berusaha menahan dirinya. “Jangan banyak bicara, lihat seranganku ini ....hyattt....!!”. Dayungkara kembali melesat dengan serangan tangan kosongnya kearah Bintang yang saat itu masih berdiri ditempatnya. Dan lagi-lagi Bintang hanya menarik napas panjang melihat hal itu. Sepertinya memang tidak ada jalan lain lagi bagi Bintang untuk menghindari pertarungan itu. Berikutnya Bintangpun segera bergerak menghindari setiap serangan-serangan yang dilancarkan oleh Dayungkara, dan lagi-lagi hal inipun mengundang decak kagum bagi siapa saja yang meli

Latest chapter

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status