Home / Fantasi / Kristal Jiwa Raja Naga / 14. Bukan Marga Hei?

Share

14. Bukan Marga Hei?

last update Last Updated: 2025-02-22 09:00:37

"Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya. Anak ini tidak akan kubiarkan jatuh ke tangan Klan Naga Hitam, dan aku juga tidak ingin membunuhmu!" Zi Wu berkata sambil berjalan mendekati Jatayu. "Kalau kamu tidak ingin menyesal, kuharap kamu ikuti nasihatku."

"Tinggalkan Klan Naga Hitam dan kembalilah ke klan asalmu!" Zi Wu menyambung ucapannya dengan suara lirih namun tegas. "Lembah Curam mungkin memang tempat di mana kamu dilahirkan, tetapi ras dan darahmu bukanlah bagian dari Klan Naga hitam!"

'Dia bahkan mengetahui kalau aku berasal dari Lembah Curam. Apakah benar dia memang mengetahui siapa aku dan ada rahasia apakah di masa lalu yang berkaitan denganku?' Jatayu berkata dalam hati dan sepertinya dia mulai terpancing pada ucapan Zi Wu mengenai dirinya. 'Aku tidak boleh percaya dengan begitu saja pada ucapan orang yang aku tidak tahu asal-usulnya ini.'

"Jatayu, kusarankan padamu untuk segera tinggalkan tempat gelap itu dan kembalil
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Shen Sha
Waduh ini anak kok ngeyel dibilangin orang tua
goodnovel comment avatar
Serpihan Salju
ok ok ....
goodnovel comment avatar
MISTERIOUS
mantap.....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kristal Jiwa Raja Naga   15. Pangeran Naga Hitam, Hei Xian

    Zi Wu melesat secepat kilat menuju ke tempat di mana Langit berasal, yaitu Lembah Pakisan. Tentu saja, ia harus menggunakan kemampuan terbangnya dan menyamarkan bau napas dan badan mereka agar tidak terendus oleh penciuman lawan. Bagaimanapun juga, dia merasa sangat tidak mungkin jika harus berhadapan dengan pasukan Klan Naga Hitam sambil menjaga tubuh Langit. Pada saat Zi Wu sudah meninggalkan tempat tersebut, secara tiba-tiba saja ada banyak bayangan memerhatikan pergerakan pemuda itu dari balik pekatnya malam di hutan tersebut. Mereka melihat Jatayu yang dalam keadaan terikat oleh belenggu akar rambat pohon hutan dan bukan lagi cahaya ungu milik Zi Wu. "Bagaimana mungkin?" Jatayu sangat kaget saat menyadari tubuhnya hanya terbelit oleh akar pohon yang tidak seberapa kuat mengikatnya. "Sial!" Jatayu memberontak dari lilitan akar pohon dengan kemarahan yang mencapai puncaknya. "Aku sudah tertipu sekali lagi oleh orang itu!" Jatayu dengan kesal membanting akar pohon hutan yang ber

    Last Updated : 2025-02-22
  • Kristal Jiwa Raja Naga   16. Kemunculan Naga Perak, Yin Long

    "Percuma saja kita memanggilnya. Dia benar-benar pingsan!" ujar pimpinan prajurit Klan Naga Hitam dengan wajah pasrah. "Kita bawa saja pangeran kembali secepatnya!" "Baiklah. Aku juga khawatir kalau pangeran kita terluka parah dan jika kita terlambat, bisa saja kitalah yang akan mendapatkan hukuman dari Yang Mulia!" sahut yang lainnya. Mereka pun sepakat untuk membawa Pangeran Hei Xian kembali ke tempat para naga hitam bersemayam selama mereka tinggal di bumi. Ya. Mereka adalah para pendatang dari alam lain yang tengah mengejar sesuatu. Namun, sepertinya semua itu tidaklah semudah yang mereka bayangkan dan para mahluk serupa manusia bumi jelmaan naga pun harus sedikit kerepotan dalam perburuannya. ***** Sementara itu, Zi Wu melesat bagaikan anak panah lepas dari busurnya, terbang menuju ke Lembah Pakisan dengan kecepatan tinggi. Namun, semenjak meninggalkan

    Last Updated : 2025-02-23
  • Kristal Jiwa Raja Naga   17. Tak Boleh Kehilangan Yang Mulia Lagi!

    Yin Long tak bisa untuk tidak merasa penasaran dengan asal-usul remaja lelaki yang masih berada dalam gendongan Zi Wu. Ia pun berkata, "Senior, tidak salah. Saya memang sengaja turun dari gunung dikarenakan adanya gelombang energi yang sangat saya kenali, dan ternyata berasal dari pemuda ini." "Jika boleh saya mengetahuinya, bisakah Sen ...." "Zi Wu." Zi Wu memotong perkataan Yin Long. "Itu nama asliku ketika berada di Alam Naga Langit. Sedangkan di bumi ini, orang mengenalku sebagai kakek tua yang mencari nafkah dengan mendongeng." "Oh, baiklah, Senior Zi." Yin Long mengangguk. "Sebaiknya kita berbicara sambil berjalan." Zi Wu bersiap untuk terbang. "Di sini tidak aman untuk pemuda ini. Sekarang, mari kita antarkan anak ini kepada keluarganya!" "Baiklah, Senior." Yin Long kembali menganggukkan kepala tanda setuju. Sekarang dirinya sudah juga b

    Last Updated : 2025-02-23
  • Kristal Jiwa Raja Naga   18. Kristal Naga Pelangi

    Ah Yin mengangguk. "Meskipun saya hanyalah seorang tabib biasa, tapi saya akan berusaha keras untuk memperbaiki jalur meridiannya. Namun untuk ruang dantian ... jujur saja, saya sedikit ragu." "Tidak masalah, Ah Yin. Mungkin ruang dantiannya itu akan bisa sempurna dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Lagi pula, klan naga tidak bisa mengeluarkan seluruh kemampuannya di bumi. Saat kita memakan dan meminum apa pun yang berasal dari tanah bumi, maka akan ada penekanan sebanyak enam puluh persen dari kekuatan asli milik kita." Zi Wu menjelaskan hal yang sudah lama ia teliti semenjak berada di bumi. "Penekanan kekuatan sebanyak enam puluh persen?" Mata abu-abu cerah milik Yin Long melebar. "Pantas saja aku merasa ada yang tidak beres dengan kekuatanku." "Selama ini saya tinggal di dalam gua batu di puncak Gunung Dawu untuk memulihkan diri dari luka-luka setelah perang besar kedua. Sampai akhirnya energi kekuatan jiwa Yang Mulia datang menggetarkan tempat ini," ucap Yin Long de

    Last Updated : 2025-02-24
  • Kristal Jiwa Raja Naga   19. Sama-sama Terbeban

    "Aku mengenal An Se dengan baik dan dia adalah orang yang tidak mudah mempercayai seseorang. Itu karena tanggung jawabnya terhadap anak ini sangat berat." Zi Wu memang tidak menyalahkan An Se jika ia terlalu ketat dalam penjagaannya terhadap Langit. Mereka berbincang hingga fajar menjelang. Tentu saja sebagai para mahluk langit, waktu di bumi terasa sangat singkat dan hanya berlalu seperti seperminum teh bagi mereka. Zi Wu yang merasa sudah saatnya menghubungi An Se pun segera melakukan sesuatu, sedangkan Ah Yin tetap menjaga Langit dalam pelukannya yang hangat dan nyaman. "Wajahnya cukup mirip dengan wajah Yang Mulia Raja di masa mudanya," bisik Ah Yin sembari menatap wajah Langit yang terlihat manis. "Bisa bersama dengan Anda lagi, ini adalah satu-satunya hal yang paling aku inginkan, Yang Mulia." "Walaupun langit berubah oleh deruan cuaca, akan tetapi rupa matahari tetaplah sama dari waktu ke waktu." Yin L

    Last Updated : 2025-02-24
  • Kristal Jiwa Raja Naga   20. Naga Pelindung

    "Aku juga tidak bisa memberitahukan banyak hal kepada orang lain apa yang aku ketahui. Ada batasan dan larangan tertentu yang tetap harus aku jaga, Ah Yin." Zi Wu mengatakan hal yang sejujurnya. "Apakah kamu kecewa, Ah Yin?" Kecewa? Tentu saja, Yin Long merasa sedikit kecewa. Akan tetapi, dia adalah seseorang yang berhati murni dengan pengertian tinggi serta sangat menghormati orang lain yang memegang teguh prinsip dan aturan. "Baiklah. Ah Yin mengerti. Senior tidak perlu merasa tidak enak hati kepadaku." "Kita adalah mahluk yang memiliki batasan dan aturan tertentu dan hanya menjalani hukum yang sudah ada. Melanggarnya adalah sebuah kesalahan besar yang bisa berakibat fatal." Yin Long berkata dengan suara halus, tenang dan sangat sopan. "Terima kasih atas pengertianmu, Ah Yin!" Zi Wu merasa lega dengan ucapan Yin Long yang ia tahu memang berkarakter baik dan tidak mudah mar

    Last Updated : 2025-02-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   21. Suara Serunai

    Sementara itu, di dalam Lembah Pakisan, tempat yang dilindungi oleh pagar gaib dan dijaga cukup ketat oleh banyak penjaga di setiap pos-pos berupa bangunan gardu dari kayu dan bambu. Beberapa waktu lalu, An Se memang telah terjaga semenjak sebelum ayam jantan mulai berkokok secara bersahutan. Pria muda itu hampir semalaman tidak bisa tenang dan terus gelisah. Walaupun dia tetap berusaha menenangkan diri dengan bermeditasi dan berdoa untuk keselamatan keponakan satu-satunya yang masih menjadi teka-teki baginya. Desir dingin angin pagi sungguh menyejukan raga-raga yang mulai terjaga dari mimpi. Hangat mentari menjadi semangat baru bagi para mahluk penghuni bumi di sebagian belahan dunia. Begitu pula dengan seorang An Se yang tidak bisa terlelap walau barang sekejap mata saja akibat dari kekacauan pikirannya. An Se bangkit dari pembaringan dan segera menuju ke tempat biasa dirinya membe

    Last Updated : 2025-02-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   22. Bertemu Tuan Lembah

    Di atas tebing. "Ah Yin, pagar gaibnya sudah terbuka!" Zi Wu berseru saat merasakan kekuatan pelindung lembah telah berangsur menghilang. "Benarkah?" Yin Long segera saja mengangkat dan menggendong tubuh Langit serta membawanya menuju tepi tebing. "Sepertinya, tirai gaib memang sudah terbuka. Kalau begitu, kita akan langsung mengantarkannya atau menunggu pemilik lembah datang ke mari?" "Sebaiknya kita segera turun ke bawah, Ah Yin! Aku merasakan napas seseorang yang juga sedang menuju ke suatu tempat!" Ki Wulung dengan tiba-tiba melompat tanpa keraguan sama sekali karena telah terbiasa terbang sebagai manusia jelmaan naga. "Tunggu apa lagi, Ah Yin? Cepat bawa dia kepada tuan lembah!" "Oh, baiklah!" Yin Long pun segera meluncur turun dengan membawa tubuh Langit dan mengikuti Zi Wu yang sekarang berwujud sebagai seorang kakek tua. Keduanya terus berloncatan dan melesat ke suatu arah yang men

    Last Updated : 2025-02-26

Latest chapter

  • Kristal Jiwa Raja Naga   122. Lukisan dan Kecemburuan Raja

    Ekspresi wajah Yin Long tampak serius, menunggu cerita An Se mengenai kedua orang tua An Zi.Sebelum berbicara lebih lanjut, An Se menarik napas sesaat. "Orang tua An Zi adalah ....""Mereka adalah orang penting yang tinggal sangat jauh dari lembah ini. Mereka dengan sengaja menyembunyikan putranya agar orang lain yang tidak menyukai kehadiran An Zi mengira kalau anak itu benar-benar sudah mati," lanjut An Se sambil menatap kelamnya langit malam tanpa bintang ataupun rembulan.'Dan surat yang aku kirimkan kepada mereka seharusnya sudah sampai dengan aman di sana,' pikir An Se sambil menatap awan-awan kelabu di angkasa.Yin Long kian penasaran. "Lalu?" *****Istana Kerajaan Pangkuran, tepatnya di istana Tunjung Arum, sebuah gedung besar dan megah yang diperuntukkan bagi seorang permaisuri.Saat ini, seorang wanita berparas jelita dengan bentuk wajah seperti biji kuaci, berkulit putih bak giok salju, terlihat te

  • Kristal Jiwa Raja Naga   120. Niat Menculik An Zi

    Wajah An Se melunak. "Anak itu ... untuk sementara tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dan dia juga mengejutkanku dengan perkembangan kemampuan berpikirnya. An Zi, sepertinya memiliki harapan baik ke depannya." "Lalu bagaimana dengan sakitnya, apakah dia masih memiliki keluhan?" tanya Yin Long yang ingin mengetahui lebih jauh. An Se menggeleng, lalu berkata, "Untuk beberapa hari ini setelah hari itu, dia tidak mengeluh sakit perut lagi. Hanya saja saat tidur, dia masih sering mengigau tentang sesuatu yang tidak jelas. Dia masih sering memanggil-manggil nama seseorang yang aku sendiri tidak mengenalnya.""Nama seseorang?" Alis Yin Long berkerut, tangannya yang hendak memindahkan bidak catur pun terhenti hingga menggantung di udara sampai beberapa saat. "Nama siapakah itu, Gege?""Jatayu. Dia memanggilnya dengan sebutan Kakak Jatayu." 'Jatayu?' Yin Long seketika teringat akan pemuda sederhana yang ia temui beberapa hari lalu dan mereka s

  • Kristal Jiwa Raja Naga   119. Mengunjungi An Se

    Beberapa hari kemudian, di Lembah Pakisan.Kabut tipis menggulung pelan di atas aliran Sungai Seruling, menelusup ke celah-celah dedaunan pakis yang tumbuh liar di sepanjang lereng lembah.Malam telah turun, menyelubungi langit dengan jubah kebiruan gelap. Nyala lentera-lentera dari kertas berwarna merah keemasan di Paviliun Bunga Kertas tampak bergoyang lembut diterpa angin lembah.Di dalam paviliun, An Se duduk bersila di atas tikar anyaman bambu, mengenakan jubah dalam warna hijau pinus dengan sulaman awan di ujung lengan. Di hadapannya mengepul secangkir teh hangat, aroma melatinya lembut, bercampur dengan harum kayu cendana dari dupa yang terbakar di sudut ruangan, sedangkan tangannya sibuk menata bidak-bidak catur bulat pipih warna hitam di atas papan berbentuk bujur sangkar.Suar seseorang terdengar dari belakang An Se. "Tuan Besar, Tuan Muda Yin ada di sini. Katanya ada sesuatu yang ingin dibicarakan dengan Tuan Besar." "Suruh dia masuk," kata An Se dengan suara tenang."Bai

  • Kristal Jiwa Raja Naga   118. Kabar Buruk di Klan Naga Hitam

    Hei Fu Long langsung mengerti. Wanita itu mengambil guci tempat arak dan menuangkannya hingga hampir penuh ke dalam cawan di tangan suaminya. "Silakan, Yang Mulia." Pangeran Hei Xin Long hanya mengangguk dengan anggun. Para prajurit naga hitam segera bangkit dari bersujudnya dan berdiri berbaris dengan wajah yang sedikit lebih baik."Baiklah. Untuk masalah kegagalan para prajurit bisa kita bahas di lain waktu. Aku masih bisa memberikan toleransi kepada mereka. Sekarang, kami hanya ingin mengetahui tentang keberadaan Hei Xian, putra kami." Hei Mo mengepalkan kedua tangannya. "Menjawab pertanyaan dari Yang Mulia, sebenarnya kami memberanikan diri untuk kembali, itu karena kami membawa sebuah berita penting." "Berita penting?" Pangeran Hei Xin Long mengernyitkan dahinya. "Sepenting apa berita itu, dan apa adakah kaitannya dengan Xian'er kami?"Semua orang juga merasa penasaran hingga mereka menahan napas."Berita penting apakah itu, lalu di manakah Pangeran kalian?" Pangeran Hei Xin

  • Kristal Jiwa Raja Naga   117. Mengubah Peraturan Klan

    "Pangeran merencanakan sesuatu yang berbahaya," ucap Hei Mo disertai keringat dingin yang membuat tubuhnya gemetar."Ah Xian! Apa yang direncanakan olehnya?" Hei Fu Long sangat khawatir. "Kamu tenanglah dulu, Fu'er!" Pangeran Hei Xin Long mengingatkan. Hei Fu Long menatap Pangeran Hei Xin Long, ekspresi wajahnya terlihat cemas. "Yang Mulia ...." Pangeran Hei Xin Long menggeleng dan berkata, "Lanjutkan!""Baik, Yang Mulia." Hei Mo melanjutkan, "Semula kami hanya mengawasi dari jauh apa pun yang dilakukan oleh Yang Mulia Pangeran, sampai akhirnya kami kehilangan jejaknya untuk sementara waktu.""Kehilangan jejak?" Alis Pangeran Hei Xin Long berkerut, lalu bertanya, "Sepertinya kalian baru saja bertarung dengan orang yang bisa membuat kalian kewalahan dan menjadi seperti ini.""Itu memang benar, Yang Mulia," ucap Hei Mo dengan rasa was-was hingga kepalanya ditunjukkan dengan cukup dalam. "Dan kami ... kalah." "Susah kuduga. Jika kalian baru saja bertarung dan kalah, lalu mengapa kali

  • Kristal Jiwa Raja Naga   116. Di Mana Pangeran Hei Xian?

    Pangeran Hei Xin Long mengangkat kepalanya dari sandaran kursi. Wajahnya terlihat buruk. "Jika ada cara untuk menembus segel sialan itu, maka sudah sejak lama aku pasti akan melakukannya!"Nada suara Pangeran Hei Xin Long terdengar emosi. Ekspresi wajahnya bahkan langsung berubah dari hanya kesal menjadi marah. "Jangankan untuk menghancurkan pagar pelindung itu, sedangkan menyentuhnya saja kita tidak bisa!"Melihat gelagat tidak baik, Tetua Hei Ji merasa hatinya bergetar. Dia buru-buru berkata yang bersifat menenangkan. "Yang mulia mohon tenanglah, saya yakin pasti akan ada cara untuk mengatasi masalah ini.""Kalau begitu, sebaiknya Anda segera memikirkan caranya. Aku tidak mau tahu bagaimana cara Tetua melakukannya, dan aku hanya ingin Anda berhasil mendapatkan cara untuk mendobrak pagar pelindung di atas lembah itu." Pangeran Hei Xin Long berkata sembari mengibaskan tangan hingga kain lengan jubahnya bergerak, menimbulkan desir angin.Tetua Hei

  • Kristal Jiwa Raja Naga   115. Aura Dingin Hei Fu Long

    Hei Fu Long segera bangkit dan berjalan ke arah Pangeran Hei Xin Long. Wanita itu kembali menggamit lengan Pangeran Hei Xin Long dengan mesra, lalu berucap dengan suara lembut. "Kami semua mengerti akan perasaan Anda, Yang Mulia. Tentu saja kita harus merebut kristal jiwa itu meski harus membunuh anak itu. Sekarang kita hanya perlu sedikit bersabar dan berusaha lagi." Hei Fu Long tentu saja mengetahui, jika orang semacam ini tidak mudah diluluhkan. Namun, dia tetap melakukannya meski mungkin Sang Penasihat Agung ini tidak terlalu menganggap ucapannya adalah hal yang penting. "Hamba tahu kalau masalah ini tidak dapat diabaikan. Raja Klan Naga Hitam harus secepatnya dibangunkan agar kita semua kembali memiliki pemimpin yang sesungguhnya. Atau ... bagaimana jika hamba juga turun tangan dan melihat formasi yang melindungi lembah itu?" Hei Xin Long tidak menjawab ataupun menepis pegangan tangan istrinya dan membi

  • Kristal Jiwa Raja Naga   114. Hei Wang Harus Segera Dibangunkan!

    Saat ini, Pangeran Hei Xin Long merasa perih dalam hati. "Bertahun-tahun. Ini sudah bertahun-tahun, bahkan kita di sini sudah lebih dari dua ratus tahun dalam pencarian kristal jiwa raja naga keparat itu, Fu'er!" Pangeran Hei Xin Long menatap wajah wanita cantik di sampingnya dengan pandangan yang sulit diartikan. "Dan waktu kita sudah tidak banyak lagi. Tubuh Hei Wang tidak bisa terus ditempatkan di dalam peti giok hitam itu untuk selamanya." Tetua lain berseru, "Benar sekali apa yang dikatakan oleh Anda, Yang Mulia. Meskipun peti giok itu dapat mempertahankan tubuhnya, tetapi juga dapat menyerap habis vitalitas dan daya kekuatan Yang Mulia Raja. Dan kalaupun Yang Mulia Raja bisa dibangunkan kelak, mungkin dia sudah tidak memiliki kekuatan seperti semula." Kepala Pangeran Hei Xin Long semakin terasa sakit. "Jadi, ternyata peti giok hitam itu tetap ada akibat buruknya juga?" tanya Jenderal Hei Kun Long. "Jika aku tidak memikirkan hal itu, maka aku tidak akan terlalu terburu

  • Kristal Jiwa Raja Naga   113. Jepit Rambut Sisik Naga

    "Pangeran Hei Xian dapat mendeteksi kristal naga pelangi dalam diri seseorang?" tanya Tetua Hei Sheng dengan ekspresi terkejut. "Bagaimana mungkin?" Mendengar pertanyaan ini, Hei Fu Long menjadi gelisah, takut jika identitas putra kesayangannya terbongkar. Ia melirik sekilas ke arah Pangeran Hei Xin Long yang tetap tak bergerak dari tempatnya. 'Bagaimana ini?' tanya Hei Fu Long dalam hati dan ia semakin merasa khawatir. 'Yang Mulia, tolong katakan sesuatu!' Tetua Hei Sheng memandang ke arah Pangeran Hei Xin Long, lalu bertanya dengan ekspresi penasaran. "Yang Mulia, benarkah apa yang dikatakan Jenderal Hei Xiang tentang Pangeran Hei Xian?" Sebelum menjawab, Pangeran Hei Xin Long meneguk sisa minumannya. "Benar." Semua orang yang baru saja mendengar hal ini pun dibuat terkejut. Pangeran Hei Xin Long melanjutkan ucapannya dengan sikap tenang. "Meskipun dia sedikit nakal tetapi putraku memiliki kemampuan langka yang tidak dimiliki oleh orang biasa. Itu memang keistimewaann

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status