Naga ungu menghentikan penyerangan, lalu terbang berbalik arah dan menghadap kembali di depan Jatayu sang naga hitam. Mereka sama-sama berdiri mengambang di udara, berhadapan seperti sepasang bintang di antara celah-celah awan tanpa saling menyerang. "Aku adalah Zi Wu, salah satu ras naga ungu yang berhasil selamat dari kejadian itu." Naga ungu yang mengaku bernama Zi Wu sepertinya ingin mengatakan hal yang sebenarnya tentang masa lalu Klan Naga Ungu yang sudah dimusnahkan. "Dan tentang anak itu, sebenarnya kau juga sudah mengetahuinya, bukan?" "Zi Wu?" Jatayu bergumam dalam hati seraya mengingat-ingat akan nama tersebut. "Sepertinya, ayah tidak pernah mengatakan apa pun tentang orang ini. Apakah ayah dan ibu mengenalnya?" "Mengapa harus kupikirkan? Yang terpenting sekarang adalah mengalahkannya dan segera kembali." Jatayu tidak ingin membuang waktu dengan sia-sia. "Oh, jadi Anda adalah Paman Zi Wu dan maksud Paman sekarang adalah ingin mengenang kembali masa lalu klan kalian
Secara tanpa sadar, Langit menengadahkan wajahnya dan menemukan kilatan-kilatan cahaya indah yang bisa ia lihat dari celah-celah dedaunan pohon-pohon hutan nan menjulang tinggi. "Apa itu?" "Benar-benar malam yang menakutkan sekali, tapi yang di sana itu juga sangat indah," pikir Langit sambil menatap kelebatan-kelebatan cahaya ungu terang di langit. Cukup lama anak itu mengawasi pergerakan yang sangat memukau di atas Hutan Sawo Alas, hingga akhirnya terjadilah sesuatu. Segumpal besar pijaran cahaya ungu disertai kepulan asap hitam meluncur turun dari langit, menukik tajam dan jatuh dengan dibarengi oleh suara dentuman dahsyat benda keras menimpa bumi. Tak ayal lagi, bumi pada sekitar hutan terasa pun bergetar dengan hebat. Langit sediri merasakan tubuhnya bagaikan dihempas oleh gelombang angin berkekuatan tinggi hingga terdorong mundur dari tempatnya, tetapi masih dalam lingkup array pelindung. BUM! Meledak! "Aaaaaaaaaa!" Langit merasa ngeri hingga tanpa sadar berteriak k
"Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya. Anak ini tidak akan kubiarkan jatuh ke tangan Klan Naga Hitam, dan aku juga tidak ingin membunuhmu!" Zi Wu berkata sambil berjalan mendekati Jatayu. "Kalau kamu tidak ingin menyesal, kuharap kamu ikuti nasihatku." "Tinggalkan Klan Naga Hitam dan kembalilah ke klan asalmu!" Zi Wu menyambung ucapannya dengan suara lirih namun tegas. "Lembah Curam mungkin memang tempat di mana kamu dilahirkan, tetapi ras dan darahmu bukanlah bagian dari Klan Naga hitam!" 'Dia bahkan mengetahui kalau aku berasal dari Lembah Curam. Apakah benar dia memang mengetahui siapa aku dan ada rahasia apakah di masa lalu yang berkaitan denganku?' Jatayu berkata dalam hati dan sepertinya dia mulai terpancing pada ucapan Zi Wu mengenai dirinya. 'Aku tidak boleh percaya dengan begitu saja pada ucapan orang yang aku tidak tahu asal-usulnya ini.' "Jatayu, kusarankan padamu untuk segera tinggalkan tempat gelap itu dan kembalil
Zi Wu melesat secepat kilat menuju ke tempat di mana Langit berasal, yaitu Lembah Pakisan. Tentu saja, ia harus menggunakan kemampuan terbangnya dan menyamarkan bau napas dan badan mereka agar tidak terendus oleh penciuman lawan. Bagaimanapun juga, dia merasa sangat tidak mungkin jika harus berhadapan dengan pasukan Klan Naga Hitam sambil menjaga tubuh Langit. Pada saat Zi Wu sudah meninggalkan tempat tersebut, secara tiba-tiba saja ada banyak bayangan memerhatikan pergerakan pemuda itu dari balik pekatnya malam di hutan tersebut. Mereka melihat Jatayu yang dalam keadaan terikat oleh belenggu akar rambat pohon hutan dan bukan lagi cahaya ungu milik Zi Wu. "Bagaimana mungkin?" Jatayu sangat kaget saat menyadari tubuhnya hanya terbelit oleh akar pohon yang tidak seberapa kuat mengikatnya. "Sial!" Jatayu memberontak dari lilitan akar pohon dengan kemarahan yang mencapai puncaknya. "Aku sudah tertipu sekali lagi oleh orang itu!" Jatayu dengan kesal membanting akar pohon hutan yang ber
"Percuma saja kita memanggilnya. Dia benar-benar pingsan!" ujar pimpinan prajurit Klan Naga Hitam dengan wajah pasrah. "Kita bawa saja pangeran kembali secepatnya!" "Baiklah. Aku juga khawatir kalau pangeran kita terluka parah dan jika kita terlambat, bisa saja kitalah yang akan mendapatkan hukuman dari Yang Mulia!" sahut yang lainnya. Mereka pun sepakat untuk membawa Pangeran Hei Xian kembali ke tempat para naga hitam bersemayam selama mereka tinggal di bumi. Ya. Mereka adalah para pendatang dari alam lain yang tengah mengejar sesuatu. Namun, sepertinya semua itu tidaklah semudah yang mereka bayangkan dan para mahluk serupa manusia bumi jelmaan naga pun harus sedikit kerepotan dalam perburuannya. ***** Sementara itu, Zi Wu melesat bagaikan anak panah lepas dari busurnya, terbang menuju ke Lembah Pakisan dengan kecepatan tinggi. Namun, semenjak meninggalkan
Yin Long tak bisa untuk tidak merasa penasaran dengan asal-usul remaja lelaki yang masih berada dalam gendongan Zi Wu. Ia pun berkata, "Senior, tidak salah. Saya memang sengaja turun dari gunung dikarenakan adanya gelombang energi yang sangat saya kenali, dan ternyata berasal dari pemuda ini." "Jika boleh saya mengetahuinya, bisakah Sen ...." "Zi Wu." Zi Wu memotong perkataan Yin Long. "Itu nama asliku ketika berada di Alam Naga Langit. Sedangkan di bumi ini, orang mengenalku sebagai kakek tua yang mencari nafkah dengan mendongeng." "Oh, baiklah, Senior Zi." Yin Long mengangguk. "Sebaiknya kita berbicara sambil berjalan." Zi Wu bersiap untuk terbang. "Di sini tidak aman untuk pemuda ini. Sekarang, mari kita antarkan anak ini kepada keluarganya!" "Baiklah, Senior." Yin Long kembali menganggukkan kepala tanda setuju. Sekarang dirinya sudah juga b
Ah Yin mengangguk. "Meskipun saya hanyalah seorang tabib biasa, tapi saya akan berusaha keras untuk memperbaiki jalur meridiannya. Namun untuk ruang dantian ... jujur saja, saya sedikit ragu." "Tidak masalah, Ah Yin. Mungkin ruang dantiannya itu akan bisa sempurna dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Lagi pula, klan naga tidak bisa mengeluarkan seluruh kemampuannya di bumi. Saat kita memakan dan meminum apa pun yang berasal dari tanah bumi, maka akan ada penekanan sebanyak enam puluh persen dari kekuatan asli milik kita." Zi Wu menjelaskan hal yang sudah lama ia teliti semenjak berada di bumi. "Penekanan kekuatan sebanyak enam puluh persen?" Mata abu-abu cerah milik Yin Long melebar. "Pantas saja aku merasa ada yang tidak beres dengan kekuatanku." "Selama ini saya tinggal di dalam gua batu di puncak Gunung Dawu untuk memulihkan diri dari luka-luka setelah perang besar kedua. Sampai akhirnya energi kekuatan jiwa Yang Mulia datang menggetarkan tempat ini," ucap Yin Long de
"Aku mengenal An Se dengan baik dan dia adalah orang yang tidak mudah mempercayai seseorang. Itu karena tanggung jawabnya terhadap anak ini sangat berat." Zi Wu memang tidak menyalahkan An Se jika ia terlalu ketat dalam penjagaannya terhadap Langit. Mereka berbincang hingga fajar menjelang. Tentu saja sebagai para mahluk langit, waktu di bumi terasa sangat singkat dan hanya berlalu seperti seperminum teh bagi mereka. Zi Wu yang merasa sudah saatnya menghubungi An Se pun segera melakukan sesuatu, sedangkan Ah Yin tetap menjaga Langit dalam pelukannya yang hangat dan nyaman. "Wajahnya cukup mirip dengan wajah Yang Mulia Raja di masa mudanya," bisik Ah Yin sembari menatap wajah Langit yang terlihat manis. "Bisa bersama dengan Anda lagi, ini adalah satu-satunya hal yang paling aku inginkan, Yang Mulia." "Walaupun langit berubah oleh deruan cuaca, akan tetapi rupa matahari tetaplah sama dari waktu ke waktu." Yin L
"Pangeran, tolong pikirkanlah baik-baik!" Hei Sha dengan sorot mata penuh kekhawatiran."Benar, Yang Mulia Pangeran. Kami tidak akan sanggup melawannya. Terlebih lagi jika dia mengetahui, kalau kita berasal dari Klan Naga Hitam. Saya khawatir, dia tidak akan pernah mengampuni kita!" Hei Mo berteriak mengingatkan."Benar, Yang Mulia! Ingatlah juga, bahwa Anda baru saja sembuh dari luka-luka akibat melawan Naga Ungu, Zi Wu. Kekuatan Jenderal Naga Perak ini juga yang sudah membuat Jenderal Hei Kun terluka di medan perang saat itu!" Prajurit naga hitam lainnya berteriak. Mereka sungguh sangat khawatir, jika sang pangeran akan membuat masalah baru yang kemungkinan lebih besar dari sebelumnya.Pangeran Hei Xian secara tiba-tiba berhenti, berbalik menghadap keenam pengikutnya. Mau tak mau, mereka semua berhenti dengan mengambangkan diri di udara. "Oh, jadi orang itu yang pernah melukai Paman Hei Kun?" Pangeran Hei Xian menganggukkan kepala. "M
Di sisi lain, secara tanpa sadar Yin Long mendongak ke atas dan melihat selarik cahaya keemasan. Meskipun pandangan mata manusia biasa tidak akan bisa melihatnya, tetapi penglihatannya adalah mata naga langit yang luar biasa tajam dan bisa menembus ruang tak kasat mata. Yin Long tertegun. 'Cahaya keemasan itu?'Hati Yin Long terasa berkedut, berharap jika yang dilihatnya tidak salah. "Ada apa, Kakak Bai Yi?" Jatayu yang baru saja selesai menyusuri tepian sungai guna mencari tubuh pengemis pun merasa heran. Ia melihat Yin Long sedang menatap ke suatu arah dengan pandangan aneh."Oh!" Yin Long terkejut."Tidak ada apa-apa, Adik Jatayu. Aku hanya sedang berpikir tentang orang itu. Bagaimana mungkin dia tiba-tiba saja menghilang?" Yin Long terpaksa berkata lain guna mengalihkan perhatian Jatayu."Aku juga tidak habis pikir, mengapa orang itu tiba-tiba saja hilang? Aku sudah memeriksa semua bangkai buaya yang mati itu dan aku meliha
"Ya. Dengan adanya aku di dalam tubuhmu, maka kamu bisa terbang kapanpun kamu mau," jawab Jin Long dengan begitu santai. "Sekarang, aku adalah kamu, dan kamu juga adalah aku." "Benarkah? Lalu, siapa sebenarnya kamu ini?" Elang Ragaseta sungguh takut jika yang menempati tubuhnya saat ini adalah sejenis makhluk jahat. "Aku adalah Jin Long. Dulu aku juga pernah menjadi seorang jenderal perang!" seru Jin Long sambil terus membumbung ke angkasa."Apa?" Elang Ragaseta tidak terlalu jelas dengan ucapan Jin Long. "Jenderal perang?" Jin Long tak memedulikan semua pertanyaan dari si pemilik tubuh dan terus membawa Elang Ragaseta terbang menjauhi daerah tersebut. Ia bahkan tidak menyadari, jikalau ada seseorang yang sedang memerhatikan dari kejauhan. 'Tubuh orang ini sangat lemah dan itu tidak sesuai dengan kekuatanku. Jika aku memaksa menggunakan kekuatanku melalui tubuh ini, kemungkinan hanya akan merusak dan menghancurkannya,' pikir Jin Long
"Kalau begitu terserah padamu." Jin Long tak mau ambil pusing masalah nama.Pengemis muda itu terdiam, memerhatikan kulitnya yang sekarang terlihat halus, putih dan bercahaya. Itu sangat jauh berbeda dengan beberapa saat yang lalu, sebelum Jin Long menyembuhkan luka-luka menjijikkan tersebut dengan esensi kekuatannya yang aneh."Sekarang kulitku seperti kulit bayi yang baru saja terlahir ke dunia," gumam pengemis muda itu dengan rasa takjub. "Kulit tubuhku benar-benar putih dan jauh lebih baik dari kulitku sebelumnya."Pengemis muda itu lalu berkata, "Hmm ... kalau begitu, aku akan menamai diriku dengan nama Elang Ragaseta yang artinya adalah tubuh putih. Itu seperti diriku yang seperti baru saja terlahir kembali. Dan selain itu, aku juga ingin terlihat gagah seperti burung elang yang terbang di angkasa raya!""Baiklah." Jin Long mengangguk setuju. "Mulai sekarang namamu adalah Elang Ragaseta." Pengemis muda tersenyum senang dan bergumam
Tiba-tiba saja, Jin mengeluarkan beberapa benda tipis selebar piring kecil yang tampak sangat berkilauan. "Kamu pakailah ini untuk membiayai hidupmu." "Lempengan emas?" Mata pengemis itu terbelalak lebar. "Dari mana kamu mendapatkan benda itu, dan apakah ini asli?" Jin tersenyum dan mengulurkan lempengan emas itu kepada si pengemis. "Aku punya banyak sekali benda semacam ini. Dan dari yang pernah aku dengar, manusia sangat menyukai dan memujanya sebagai harta berharga yang tak ternilai harganya. Mereka bahkan rela saling membunuh hanya karena benda ini. Padahal menurutku, ini hanyalah sampah yang biasanya akan aku buang setelah dia tidak mau lagi melekat di kulitku.""Ini benar-benar benda berharga, tapi mengapa kamu menyebutnya sampah?" Pengemis muda tidak mengerti, tetapi dia menerima lempengan emas yang menyerupai sisik binatang. "Dan ... apa maksud dari perkataan Kakak Jin yang terakhir tadi?" "Tidak mau lagi menempel di kulit?" Pengemis mu
Pengemis berambut gimbal menyeringai. "Baiklah. Kakak kejam ini yang akan membantu membalas perbuatan semua orang yang sudah berlaku tidak adil terhadapmu. Sekarang, sebaiknya aku mencoba menghilangkan dulu luka-luka ini." Pengemis muda kembali memejamkan kedua matanya dan mulai berkonsentrasi.Cahaya keemasan kembali keluar dari dalam tubuh si pengemis berambut gimbal, membungkusnya dan seperti membakar semua luka-luka di sekujur badannya. Dalam proses ini, jika pemilik tubuh dalam keadaan sadar, maka tak bisa dibayangkan bagaimana sakitnya.Tak seberapa lama kemudian, luka-luka di kulit badan pengemis berambut gimbal itu menghilang seketika dengan tanpa meninggalkan bekas sama sekali. Baru setelah itu, cahaya emas yang membungkus tubuh pengemis muda pun kembali meredup."Berhasil!" Bibir pengemis muda berseru sambil membuka mata. "Rupanya aku masih memiliki kekuatan untuk menyembuhkan diri." "Tapi ... rambut ini, aku sungguh
"Baiklah, Tuan Bai Yi. Semoga kita bisa menjadi sahabat di masa depan." Jatayu berkata seraya menggigit sepotong bakwan yang disusul dengan beberapa buah cabai hijau. "Tentu. Mengapa tidak?" Yin Long menyahut sambil mulai menyantap makanan yang dipesannya dan sudah mulai sedikit dingin. "Silakan dinikmati hidangannya. Anggap saja sebagai tanda perkenalan dari musafir tak beratap ini." Jatayu hanya tersenyum. "Baiklah. Terima kasih, Tuan Bai!" Sebenarnya, Jatayu dengan sengaja mendatangi Yin Long karena ia juga merasakan bau napas naga yang cukup asing baginya. Dia hanya ingin memastikan dari jarak dekat, apakah kecurigaannya ini benar-benar nyata. "Aromanya tidak seperti aura milik Paman Zi Wu yang masih sedikit berbau naga kegelapan. Bau napas naga orang ini justru sangat murni dan tidak mudah ditebak. Siapa dia sebenarnya?" Jatayu berkata-kata dalam hati sembari memerhatikan Yin Long dengan mata menyipit.
"Tuan tidak perlu melakukan hal yang sia-sia. Dia itu seorang anak muda pemalas yang hanya mengandalkan hidupnya dari mengemis. Jika hari ini Anda menolongnya, mungkin besok dia juga tetap akan mengulangi mengemis dan mengemis lagi!" seru Ki Sarta dengan wajah tidak mengenakkan. Yin Long ingin menyahut, tetapi orang lain merebut ucapannya."Benar sekali. Dia itu tidak pernah ada kapoknya. Kemarin dia baru saja diusir, tetapi hari ini juga datang lagi. Pelanggan kami banyak yang lari karena merasa jijik melihatnya!" Seorang wanita menimpali. "Gara-gara kedatangannya, kedai kami terancam tidak laku."Yin Long menggelengkan kepala, merasa miris dengan sikap semua orang."Bukankah kedai ini masih tetap cukup ramai?" Jatayu yang bicara kali ini. "Memang masih ramai, tetapi tidak seperti sebelum pengemis itu datang. Para orang-orang kaya yang tadinya menjadi pelanggan di sini, semuanya pergi hanya karena melihat dia duduk di sana." Salah seor
Pengemis berambut gimbal telah selesai mengumpulkan koin-koinnya dengan perasaan sedih. Ia menggenggam erat-erat, seperti sangat takut kehilangan uangnya. Pengemis itu lalu duduk bersimpuh di atas tanah dengan pakaian yang semakin kotor oleh debu.Pengemis berambut gimbal mendongak ke atas, memperlihatkan wajahnya yang dipenuhi luka bernanah. Tangannya terulur seraya menawarkan tiga keping uang koin yang kotor oleh debu.Melihat rupa buruk pengemis berambut gimbal, Ki Sarta dan orang-orang di kedai merasa sangat jijik dan beberapa dari mereka bahkan sampai muntah, selera makan pun hilang seketika. Yin Long menghela napas seraya memejamkan mata. Ia merasa sangat prihatin dengan kondisi si pengemis, tetapi juga kesal terhadap lelaki gendut yang sedang mencak-mencak di sana.Sebagai seorang tabib, hatinya meronta dan ingin sekali menolong pengemis berambut gimbal dari luka-luka di wajah dan tubuhnya. 'Sepertinya orang itu sangat