Home / Rumah Tangga / Kontrak Sandiwara Jadi Cinta / Bab 3 Ternyata semua hanya sandiwara!

Share

Bab 3 Ternyata semua hanya sandiwara!

last update Last Updated: 2023-10-30 23:54:56

Bab 3

"Apa maksudmu?"

"Kau tidak mau menikahinya, bukan? Kalau begitu biar aku yang akan menikahinya!" sahut Dina sambil tersenyum penuh percaya diri ke arah wanita yang sudah menolak pria dewasa di hadapannya ini.

"Apa!?"

Semua orang terkejut mendengar ucapan gadis muda yang sangat cantik ini.

"Kau ingin menikahiku?" tanya Wahyu mencoba memastikan pendengarannya tapi jantungnya berdebar kencang dan menyembunyikan senyuman di balik topeng anehnya itu. "Tapi Nona, aku juga tidak kaya, mak comblang memberi ...."

Dina tersenyum dengan penuh percaya diri. Well dia sudah mendengar informasi itu karena meja mereka bersebelahan!

Tentu dia tidak keberatan. Dia kaya, sepertinya, pikir Dina seraya meralat ucapannya sendiri. Lebih dari cukup mungkin lebih tepat. Dia bisa menopang perekonomian keluarga selama pria ini mau memuluskan jalannya untuk menjalani pelatihan aktingnya di luar negeri. Dia hanya butuh ijin dari suami sebagai persyaratan dari kedua orang tuanya!

Wati menyela dengan wajah emosi. "Yah, itu benar! Pekerjaannya hanya sebagai asisten CEO dan bukan CEO yang sesungguhnya! Mak comblang memberiku informasi yang salah! Apa kau yakin masih menginginkannya?!" seru Wati mencoba mengingatkan Dina sambil memandang sinis ke arah gadis muda itu.

"Iya, itu benar," sahut Wahyu sama sekali tidak berharap gadis muda ini akan tetap menikahinya! Gadis ini sangat muda, menarik dan sangat cantik sementara dia saat ini sedang menyamar menjadi seorang pria yang jelek dan miskin, seorang duda dan memiliki tiga orang anak! Bayangkan! Mana mungkin gadis ini bersedia untuk tetap menikahinya.

"Itu tidak masalah bagiku," sahut Dina dengan sikap yang tenang seraya tersenyum ke arah pria yang diincarnya ini. Urusan ini bisa belakangan yang penting dia bisa menyelamatkan harga diri pria ini di depan wanita sombong ini.

"Dia juga seorang duda, Nona Muda! Duda! Bukan sembarang duda tapi duda dengan tiga anak!" ucap Wati dengan penuh peringatan agar gadis muda ini tidak menjerumuskan dirinya sendiri.

"Aku juga memiliki satu bayi di luar nikah. Kalau dia tidak keberatan menikahiku, kenapa aku harus keberatan dengan anak-anaknya?"  sahut Dina sambil memperlihatkan fotonya bersama Miracle. "Dia bayiku, menggemaskan bukan ..." 

"Kalian ...!"

Dina tersenyum dan berbalik seraya menatap pria yang sedang ditolongnya. Tampaknya ia juga kaget melihat dan mendengar ucapannya mengenai bayi di luar nikahnya. "Kau tidak keberatan bukan dengan kondisiku saat ini?" sahut Dina dengan wajah ketar-ketir. Apa sekarang dia akan dipermalukan? tanyanya  dalam hati dengan jantung yang berdebar kencang.

Wahyu tersadar kalau dia sudah bersikap kurang sopan karena termangu lama dan tidak menanggapi ucapan gadis muda ini. "Tidak, aku sama sekali tidak keberatan. Dia bayi yang sangat cantik." Cantik seperti mamanya. Entah kenapa ada emosi yang melandanya saat ini. Dia ingin sekali bertemu dengan pria pertama Dina untuk berterima kasih karena meninggalkan Dina untuknya!

"Anak-anakku akan menjadi pelindung bagi ... hmm ..."

"Miracle, namanya Miracle."

"Yah, Miracle maaf aku melupakannya."

"Wajar aku hanya menyebutkan sekali nama bayiku," sahut Dina seraya terkekeh dengan mata berbinar senang dan tidak sabaran agar wanita sombong ini bisa segera pergi dari mereka. Dengan begitu nanti mereka bisa berbincang lebih lanjut.

"Sebelumnya biar kupastikan gadis muda," sela Wati sambil memastikan. "Dia ini seorang duda beranak tiga. Dia bukan CEO tapi hanya seorang asisten CEO saja, ..."

"Terima kasih untuk kepeduliannya, Kak tapi hal ini tidak menjadi masalah. Aku juga punya anak di luar nikah dan aku juga sudah cukup kaya hingga tidak perlu tambahan dengan mencari suami kaya raya." Yah, aku hanya ingin menikah dengan suami yang mau memberiku persetujuannya agar aku bisa segera berangkat ke New York untuk mengikuti kelas aktingnya!

Wahyu benar-benar kaget mendengar ketegasan gadis muda ini hingga ia hampir terhuyung seperti layaknya pria tua sungguhan! Wahyu mengumpat dirinya sendiri saat gadis muda ini harus menolong memeganginya! Mata mereka bertemu! Jantungnya berdebar kencang! Ia seperti tersetrum listrik yang membuat sosok gadis di depannya ini semakin menjelma sebagai malaikatnya!

Dina tersenyum dengan kening mengkerut. Ia tidak mengerti kenapa dia merasa gugup saat mata mereka bertemu! Ia mendehem dan merasa aksinya akan semakin lancar dengan menolong pria asing ini. Ia mengangguk dan menenangkan pria itu. "Tapi sebelumnya kita harus berkenalan dulu bukan? Halo, namaku Dina Marliana. Siapa nama Om?"

"Namaku, Wahyu Pratama," jawab Wahyu masih belum bisa melepaskan diri dari tatapan gadis muda ini.

"Halo Om Wahyu! Kenalkan namaku, Dina Mariana. Aku adalah calon istrimu!" seru Dina dengan penuh semangat menyalami Wahyu. 

"Kau, ...! Selamat, kalian memang berjodoh! Silahkan nikmati kebahagiaan kalian!" kata Wati sambil menarik tasnya dan bergegas pergi meninggalkan sepasang sejoli yang sama-sama gila!

Semua orang di dalam ballroom langsung bertepuk tangan untuk mereka berdua.

Melihat wanita itu sudah pergi meninggalkan mereka, Dina segera menghela napas lega. "Apa kau tidak apa-apa?" tanya Dina memastikan.

Wahyu sedikit bingung dengan perubahan sikap dan pertanyaan Dina yang ditujukan kepadanya saat ini. Ada perasaan hampa saat Dina menarik lepas tangannya dari genggamannya.

"Maaf aku lancang, Om tapi aku merasa kalau dia sudah keterlaluan menghinamu," ucap Dian mencoba menjelaskan. Bagaimana aku harus mengatakannya yah? pikir Dina tanpa sadar ingin meminum minuman wanita itu.

Dengan cepat Wahyu mengingatkan Dina dan memanggil pelayan untuk mengantarkan minuman kepada Dina.

"Maaf, aku sangat emosi tadi hingga menggebu-gebu," ucap Dina dengan wajah memerah menyadari kekonyolannya.

Sesaat kemudian Wahyu mengerti apa yang sebenarnya telah terjadi. "Kau sedang bersandiwara!?" terka Wahyu dengan memendam kecewa.

Dina mengangguk sambil menelan air ludahnya dengan susah payah. "Yah, untuk menolongmu." 

Dina, Dina konyol sekali kamu! ucap Dina pada dirinya sendiri.Kurasa aku tidak perlu menikahinya, aku hanya perlu kabur dari rumah saja bukan? Tapi bagaimana kalau penyakit ayah jadi kambuh karena ulahnya!? Dina merasa pikirannya mengelana untuk sesaat.

Wahyu menarik napasnya dalam-dalam. Tentu saja! Mana mungkin seorang gadis muda dan cantik menginginkan pria jelek sepertinya! Apa lagi dia mengaku sebagai asisten CEO dan bukannya dirinya sendiri! Dalam hati Wahyu merasa ingin meninju dirinya sendiri karena akan kehilangan gadis ini!

"Aku harus pergi," kata Dina setelah mengangkat telepon dengan terburu-buru.

"Tunggu, jangan pergi dulu ...!"

"Halo," sapa Maria dengan sigap.

Ia merasa tidak sabar untuk membantu putranya untuk menahan gadis yang disukainya ini! Ia menghampiri calon menantunya ini dengan penuh antusias. Yah, sama seperti putranya, saat ini dia sedang menyamar dan mengamati semua yang terjadi dari kejauhan!

Pantas saja semua perjodohan yang dia atur tidak pernah berhasil! Ternyata anaknya selalu merancang semuanya ini!

Tapi dia juga bisa melihat dan merasa terharu saat gadis muda ini membela anaknya secara terang-terangan meski dengan identitas yang berbeda!

Karena itu Maria bertekad tidak boleh kehilangan calon menantu impiannya ini! Dia harus menikah dengan putranya!

"Mama?" terka Wahyu setelah mengamati gerak gerik wanita di hadapannya ini.

Dina terkejut menyadari apa yang telah terjadi saat ini! "Mama Om?"  

"Maaf," sahut Maria seraya terkekeh dan membuka penyamarannya. "Kau juga buka topeng jelekmu itu, Wahyu!"

"Hah!" sahut Dina merasa lebih terkejut dan pingsan saat mereka menguliti wajah mereka di depan matanya. 

Beberapa saat kemudian Dina berteriak kaget saat membuka mata dan melihat banyak orang asing yang mengelilinginya saat ini. Dia seperti seorang alien yang tengah di observasi!

Apa saat ini dia diculik?! tanyanya sambil memperhatikan semua mata yang sedang mengamatinya saat ini. 

Mendengar jeritan Dina, Wahyu langsung menutup mulut Dina dan menenangkannya. Apa wajahku saat ini lebih mengerikan dibanding wajah sebelumnya? "Din, ini aku."

"Si-siapa?" tanya Dina dengan jantung berdebar kencang. Begitu toh rasanya diculik! Menakutkan sekali! serunya seraya menangis dalam hati.

Wahyu mendehem kemudian kembali menenangkan Dina. "Ini aku Wahyu. Wahyu Pratama."

"Wahyu siapa?" tanya Dina masih belum memahami apa yang sebenarnya telah terjadi saat ini.

Maria memukul Wahyu. "Bodoh! Ini semua gara-gara kau!" seru Maria dengan jengkel sambil menarik Wahyu menjauh dari Dina. "Biar Mama saja yang menjelaskan."

Setelah mendengar penjelasan tentang apa yang terjadi, Dina menghela napas lega. "Jadi aku tidak diculik toh!" ucapnya dengan penuh kelegaan.

Maria meraih tangan Dina dan meremasnya dengan perasaan gemas. "Sama sekali tidak, Sayang tapi setelah kau mandi, kita harus bergegas menemui kedua orang tuamu."

Kening Dina mengerut. "Untuk apa menemui kedua orang tua saya, Tante?"

"Mama, panggil Mama dong."

"Hah!?" Dina bertambah bingung. Kenapa tante ini minta dipanggil mama yah?

"Tentu saja kami harus bertemu denganmu dan juga anakmu. Kami harus melamarmu dan mengatur tanggal pernikahan untuk kalian berdua!"

"Apa!?"

Related chapters

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 4 Ayo kita menikah!

    Bab 4Wahyu mengaduh dalam hati! Mamanya telah salah paham rupanya. "Ma, begini ..."Maria mengacuhkan Wahyu dan langsung berfokus untuk menenangkan Dina yang tampak syok saat mendengar ucapannya."Saya menikah dengan siapa, Tante?" tanya Dina dengan hati-hati seraya menelan air ludahnya dengan susah payah."Aku," sahut Wahyu dengan wajah memerah. Dina pasti akan menolaknya! Dia pasti akan menolaknya! teriak Wahyu merasa tingkat percaya dirinya turun ke tingkat nol!"Tentu saja dengan Wahyu, Sayangku. Lihat, saat itu dia mengenakan topeng yang sangat jelek. Inilah wajah aslinya dan dia pria yang sangat tampan untuk menjadi suamimu bukan?""Tunggu, tunggu, maaf semuanya. Apa bisa beri saya waktu untuk mencerna semua ini.Tante?" tanya Dina sambil mendehem. "Ini hanya salah paham!" ucapnya setengah mencicit.Tubuh Wahyu menegang mendengar dan melihat ekspresi ngeri dari wajah Dina. Apa ini berarti Dina benar-benar telah menolakku? tanya Wahyu merasa sangat gugup menanti apa yang akan te

    Last Updated : 2023-10-31
  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 5 Membuat perjanjian

    Bab 5 "Apa maksud, Om?" tanya Dina dengan jantung berdebar kencang. Apa itu berarti om ganteng ini bersedia menikah denganku? tanya Dina dengan tidak sabaran dalam hati. Wahyu tersenyum. "Ayo, kita menikah." "Apa, OM!?" seru Dina langsung menatap ke arah Wahyu dengan ekspresi kaget. "Maksud Om, Om bersedia menikah dengan saya?" tanya Dina menegaskan. Wahyu mengangguk. "Iya, kalau kamu tidak keberatan. Ayo kita menikah." Dina tidak percaya dengan ucapan Wahyu. "Kenapa Om mau menikah dengan saya?" tanya Dina dengan perasaan bingung. Ini mimpi bukan yah? tanya Dina reflek mencubit pahanya sendiri diam-diam. Atittt! berarti ini bukan mimpi! Wahyu menatap Dina dengan bingung. "Kenapa kau mencubit dirimu sendiri?" Dina hanya bisa menggigit bibirnya dan fokus meneruskan ucapannya lagi. "Begini Om, setelah kita menikah, saya harus pergi ke luar negeri untuk belajar akting ..." "Kapan dan berapa lama?" Dina menatap Wahyu dengan perasaan ragu. "Tanggal 20 ini saya harus berangkat ke N

    Last Updated : 2023-10-31
  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 6 Wahyu Geram!

    Bab 6 "Mas," ralat Dina dengan cepat. "Tapi pernikahan kita bukan dilandasi saling cinta jadi ..." Wahyu berpikir cepat. "Kita berdua sama-sama sudah dewasa, Din. Meski kau jauh lebih muda dibanding Mas tapi Mas tidak mau berzinah. Kalau kau keberatan apa sebaiknya perjanjian ini kita batalkan saja?" Dina tertegun lama seraya menatap ke arah Wahyu dengan hati yang gundah gulana. Aduh bagaimana ini!? "Loh, kok begitu Mas?!" sahut Dina dengan panik. "Kau tidak mau publikasi baiklah aku terima tapi syaratnya itu, kita harus menikah secara hukum dan juga secara agama." "Tapi Mas ..." "Kalau kau ragu, kita tidak perlu meneruskan hal ini. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya dan aku tidak mau hidup di dalam dosa. Aku ingin mengawali semua ini dengan benar!" sahut Wahyu dengan penuh percaya diri kalau Dina tidak akan menolak keinginannya setelah melihat ekspresi Dina saat ini. Dina menahan kertas yang ingin diambil darinya. "Baik, baiklah," balas Dina dengan wajah panik. "Ay

    Last Updated : 2023-11-01
  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 7 Perasaan Yang Sama

    Bab 7 Dina mendehem. "Aku tidak tahu siapa papanya Miracle, Mas." Wahyu mencengkram buku tangannya erat-erat dan mencoba menahan emosinya. Masa lalu Dina ternyata begitu kelam hingga ia tidak tahu siapa ayah dari bayinya. Wahyu sangat kecewa saat Dina membawanya untuk bertemu dengan Miracle di sebuah panti asuhan! Wahyu benar-benar tidak habis pikir. Katanya Dina sangat menyayangi Miracle tapi kenapa dia tega membiarkan Miracle tinggal di sebuah panti asuhan! Walau bagaimana Miracle adalah putrinya! Seharusnya ia membawanya pulang dan merawatnya dengan penuh kasih sayang tapi sampai detik ini setiap kali ia menyarankan hal itu Dina selalu menolaknya dan tidak pernah meminta hal itu. Mungkin karena fokus Dina saat ini untuk meraih cita-citanya hingga ia rela menitipkan anaknya di panti asuhan, pikir Wahyu merasa sangat kecewa dengan kenyataan yang ada. "Mas?" tegur Dina karena melihat mas Wahyu melamun. "Kadang aku kasihan memikirkan masa depan Miracle, Mas tapi jangan khawatir a

    Last Updated : 2023-11-06
  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 8 Kecelakaan

    Bab 8"Hah! Be-belum, Mas.""Kalau begitu biar Mas yang mengajarimu," kata Wahyu dengan wajah serius."Hah! itu ...""Apa kau tidak mau, Din?"Dina menelan air ludahnya dengan susah payah. Dia merasa penasaran juga ingin merasakan bagaimana yang namanya ciuman itu. Selama ini dia hanya melihat di televisi dan berusaha mencari tahu kenapa semua pasangan itu suka berciuman!"Din, bagaimana? Apa kau mau?" tanya Wahyu dengan suara parau.Dina teringat Lira dan kemudian menggeleng. "Sebaiknya jangan Mas, nanti kalau aku memerlukan latihan aku akan mencobanya dengan suamiku.""Din ..., apa kau lupa kalau Mas adalah suamimu?""Suami yang sesungguhnya, Mas.""Din, kita ...""Mas, kau tahu akhir dari pernikahan ini, bukan?""Tapi Din, kita bisa ..."Dina menggeleng. "Tidak Mas, kita tidak bisa." Dina menegaskan.Wahyu menahan Dina dan mencoba untuk memberitahu Dina isi hatinya namun Dina menarik tangannya dari genggamannya."Dina mandi dulu yah Mas, Dina pilih kamar yang ini saja. Nanti kita b

    Last Updated : 2023-11-09
  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 9 Wahyu lupa ingatan!

    Bab 9Dina berteriak histeris saat tubuh mas Wahyu terpental beberapa meter dari jalan raya. Ia langsung bangun dan menghampiri mas Wahyu dengan wajah cemas!“Mas, bangun Mas, bangun!” teriak Dina sambil menangis penuh ketakutan.Saat ini wajah mas Wahyu berlumuran darah! Dina merasa takut kalau sampai mas Wahyu meninggal!Wahyu mengerti kesedihan Dina karena itu ia berusaha untuk bisa tersenyum dengan susah payah. Ia mencoba menenangkan Dina tapi yang keluar dari mulutnya justru muntahan darah segar. Dina berteriak memanggil mas Wahyu dengan tubuh gemetaran. Seharusnya aku yang terluka dan bukannya mas Wahyu! kata Dina merasa bersalah dalam hati seraya menangis pilu.Di sisa tenaganya Wahyu mengelus wajah Dina dan berucap, “Mas mencintaimu …” Ia merasa tenaganya menghilang dan pandangannya langsung gelap seketika.“Mas!”Wahyu tidak sadarkan diri dalam pelukan Dina.Dina memeluk tubuh mas Wahyu dengan berderai air mata hingga ambulance datang dan memberikan pertolongan kepada mas Wa

    Last Updated : 2023-11-09
  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 10 Pertengkaran Terjadi!

    Bab 10Bab 10“Wahyu, apa kau tidak mengenali Dina? Dia ini istrimu, Nak.”Kepala Wahyu langsung merasa sakit saat mencoba mencerna kata-kata mamanya. “Ma, kepala Wahyu sakit!”Pratama langsung memanggil suster jaga.Dina merasa bingung melihat dan mendengar ucapan mas Wahyu. “Apa kau melupakan aku, Mas?”Wahyu menatap Dina dan tertegun lama. Ia merasa baru pertama kali ini mereka bertemu! “Maaf, aku tidak mengenalmu dan tolong jangan panggil saya dengan panggilan Mas. Panggilan itu kurang cocok …”“Wahyu! Dia itu Dina istrimu! Sudah seharusnya dia memanggilmu dengan panggilan Mas! Apa kau berharap istrimu memanggilmu dengan panggilan Om!” seru Maria memarahi Wahyu. Ia merasa kasihan melihat besan dan juga Dina yang tampak terpukul dengan hal ini.Setelah dilakukan pemeriksaan, Wahyu memang mengalami amnesia.Beberapa hari kemudian, mereka pulang dan menginap di kondo.“Aku mencintai Lira!”“Aku tahu!”“Kau tidak bisa memisahkan aku dari Lira!”“Sudah kukatakan aku tahu!” seru Dina de

    Last Updated : 2023-11-09
  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 11 Pertanyaan yang membuat resah

    Bab 11Dina berpikir cepat dan berucap. “Tentu karena Om yang mengejar cintaku!"Wahyu menatap Dina dengan penuh curiga."Kenapa? Apa nggak percaya?!” tantang Dina dengan berani. Aduh! keluh Dina dalam hati. Mulutmu itu Din! Kenapa tidak berpikir panjang sebelum menjawabnya, tambahnya lagi dalam hati.Kening Wahyu mengerut mendengar nama panggilannya berubah menjadi Om!? Dina pasti sedang marah besar padanya saat ini. Wahyu tidak tahu kebenarannya tapi itu mungkin saja itu yang terjadi karena secara logika tidak ada satu pun orang yang bisa memaksanya untuk menikah meski demi ibunya sendiri dan tega menghianati Lira.Dina terdiam saat melihat mas Wahyu tampak meragukan dirinya sendiri tapi di satu sisi, ia merasa lega karena mas Wahyu mempercayai omong kosongnya tapi di sisi lain merasa mual mendengar ucapannya sendiri. Jelas-jelas mas Wahyu hanya mencintai Liranya itu! Dina menggeleng mencoba untuk menenangkan dirinya lagi. Yang penting saat ini mereka bisa mempertahankan pernikah

    Last Updated : 2023-11-21

Latest chapter

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 46

    Bab 46Sebuah panggilan telepon menghentikan percintaan mereka.“Mas harus mengangkatnya,” kata Dina dengan wajah memerah karena mas Wahyu tidak berhenti memanjakan tubuhnya.“Apakah harus?” erang Wahyu dengan wajah penuh keberatan. "Biarkan saja. Nanti juga berhenti sendiri. Ini sudah larut."“Mungkin saja panggilan itu penting,” sahut Dina mengingatkan sambil menjilati bibirnya yang kering karena menahan perasaan nikmat saat mas Wahyu menyentuhnya di bawah sana.“Kita berada dalam situasi yang lebih penting. Biarkan saja. Mas mohon berkonsentrasilah dan nikmati semua bonusmu ini.”Dina terkekeh dan membiarkan ma

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 45

    Bab 45Dina menelan air ludahnya dengan susah payah saat wajah mas Wahyu semakin mendekat ke arahnya.“Din, sekarang tolong jawablah, apa Mas boleh bercinta denganmu?”Dina menatap mas Wahyu kemudian setelah berpikir lama, ia mengangguk secara perlahan. Tapi setelah semua ini terjadi hubungan kita akan bagaimana, Mas …? tanya Dina dalam hati saat mas Wahyu mencium bibirnya dengan lembut.Semua keraguan dan berbagai pertanyaan langsung menghilang dari benak Dina saat bibir Mas Wahyu menciumnya. Ia membiarkan dirinya terhanyut dan tanpa sadar mengerang. Dina menyadari hal itu dan langsung menutupi bibirnya. “Maaf!”Wahyu terkekeh dan menenangkan Dina. “Itu adalah reaksi n

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   bab 44

    Bab 44Dina menelan air ludahnya dengan susah payah saat wajah mas Wahyu semakin mendekat ke arahnya.“Din, sekarang tolong jawablah, apa Mas boleh bercinta denganmu?”Dina menatap mas Wahyu kemudian setelah berpikir lama, ia mengangguk secara perlahan. Setelah semua ini terjadi hubungan kita akan bagaimana, Mas …? tanya Dina dalam hati saat mas Wahyu mencium bibirnya dengan lembut.Semua keraguan dan berbagai pertanyaan langsung menghilang dari benak Dina saat bibir Mas Wahyu menciumnya. Tanpa sadar ia mengerang.“Apa kau menyukainya Din?”Dina mengangguk seraya memejamkan mata. Ia tidak mau berhenti membalas ciuman mas Wahyu.

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 43

    Bab 43 Dina bingung karena saat ini mas Wahyu tidak memanggilnya lagi. Secara perlahan ia berbalik dan kaget saat mendapati mas Wahyu yang tengah menatapnya dengan lekat. “Mas …” ucapnya lirih sambil menelan air liurnya dengan susah payah. Wahyu bergerak cepat dan tidak menahan diri lagi. Ia mencium bibir Dina dan menarik tubuhnya dengan cepat ke arahnya. Dina kaget dan langsung menahan mas Wahyu lalu mencoba mengelak. Wahyu tahu meski Dina menolaknya tapi Dina juga menginginkannya karena itu ia tidak membiarkan Dina untuk mundur kali ini. Ia menarik tubuh Dina mendekat padanya dan menciumnya lagi tapi kali ini secara perlahan dan membujuk Dina dengan lembut. “Tolong buang keraguan dalam diri Mas, Din. Mas takut kehilanganmu. Sangat takut,” ucap Wahyu dengan jujur. Dina terdiam seraya mengamati ekspresi mas Wahyu yang telah meluluhkan hatinya. Ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau dia juga sangat menginginkan mas Wahyu tapi ia takut mas Wahyu hanya menjadikan dirinya seb

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 42

    Bab 42Dina berpikir keras. “Aku tidak bisa menjawabnya sekarang Mas.”Wahyu merasa kecewa mendengar jawaban Dina. Ia merasa kalau Dina telah jatuh cinta dengan pria lain. “Apa kau jatuh cinta pada pria lain, Din?”“Mas, apa yang kau katakan?!”“Jawab Mas, Din!”Dina terdiam saat mas Wahyu mengiba padanya. Ia menggeleng. “Tidak. Selama ini aku hanya fokus dengan karirku …”“Bagaimana dengan Steven Stenly!?” tanyanya dengan perasaan gugup. Ia yakin kalau Dina memiliki perasaan lain terhadap Steven.“Kalau dia …”“Tuh ‘kan!”“Apa?”Wahyu berbalik berniat meninggalkan Dina.“Mas, jawab aku.”“Apa kau menyukainya lebih dari Mas?”Wajah Dina memerah mendengar pertanyaan mas Wahyu. “Apa sih Mas?!”“Jawab saja, Din. Kalau kau memang menyukainya, Mas rela mundur.”Lah, lah, lah kok malah begini?! seru Dina merasa kaget melihat mas Wahyu yang meninggalkannya. Ia menyusul mas Wahyu dengan cepat. “Mas bukan begitu …”“Tapi apa?” tanya Wahyu dengan cepat.Dina tidak menyangka mas Wahyu berbalik d

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 41

    Bab 41“Pembohong!”“Mas tidak berbohong! Dari awal Mas melihatmu, Mas merasakan hal yang berbeda karena itulah Mas ingin menikah denganmu!”“Hah!”Wahyu menahan Dina dan membujuk Dina untuk menatapnya. “Beri Mas waktu untuk membuktikan segalanya, Din.”Setelah melihat ekspresi wajah mas Wahyu, Dina pun luluh. “Baik, silahkan buktikan.”“Kau berjanji akan menunggu Mas ‘kan?”“Tapi kalau hal itu benar, bagaimana?”“Kalau benar dan kau tidak keberatan, kita akan mengadopsi bayi itu.”

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 40

    Bab 40 “Galaxy milik paman. Mas sekarang bekerja untuknya.” Dina mendesah sedih. “Hei, kenapa begitu?” “Karena aku Mas harus mencari pekerjaan lain.” Wahyu merasa bersalah dan berniat untuk berterus terang kepada Dina kalau Galaxy adalah perusahaan miliknya tapi ia takut Dina akan marah padanya nanti. “Galaxy bisa dibilang juga milik kita, Din …” “Milik Om berarti milik orang lain dan bukan milik kita.” Wahyu terdiam kemudian mengulas senyum di wajahnya. “Kau benar, Mas akan berjuang keras untuk menghidupimu.” “Tidak perlu sekeras itu Mas bagaimanapun aku juga memiliki penghasilan meski saat ini perhitungan agency lebih besar dari seharusnya.” “Kenapa begitu?” “Aku masih aktris magang, mereka memberi kesempatan. Beda hal setelah tiga tahun mendatang. perhitungan akan lebih menguntungkan kami.” Wahyu mengangguk-angguk seraya mengelus wajah Dina dan menciumnya. “Mas!” “Kenapa apa kau tidak suka kalau Mas menciummu?” “Bukan begitu tapi kita tidak perlu mengulangi alasannya

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 39

    Bab 39 Dina merasa terkejut saat melihat seorang wanita mendorongnya hingga terjatuh. “Dasar pelakor! Aku akan menghajarmu hingga kau kapok!” seru seorang wanita sambil memukuli Dina bertubi-tubi. Manajer dan tim keamanan segera melerai dan menyelamatkan Dina dari wanita gila itu! Semua orang berkumpul untuk melihat apa yang telah terjadi. Lira bersama teman-temannya berusaha untuk mengumpat dan menjelek-jelekan Dina di depan umum. “Siapa kau!?” seru Dina merasa kesal dan emosi melihat perlakuan kasar yang dialami saat ini. “Aku, Lira tunangan kak Wahyu!” Dina terkejut dan mengerti kenapa Lira menyakitinya seperti ini. Ia merasa linglung seketika. Ia hanya bisa melihat Lira terus berusaha mendekatinya. Kini bukan hanya Lira dan teman-temannya yang berteriak menghujatnya tapi semua orang yang berkumpul kini ikut mencacinya. Tubuh Dina limbung dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan! Di sana di kejauhan ia melihat mas Wahyu berlari ke arahnya dengan tatapan penuh kecemasan. “M

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 38

    Bab 38“Mas, …” erang Dina membiarkan dirinya terhanyut dengan manisnya sentuhan dan belaian bibir mas Wahyu di bibir dan lehernya.“Yah, Din,” erang Wahyu tanpa menghentikan aksinya. Bibirnya terus menjelajah dan tidak membiarkan Dina mundur lagi. Ia tahu kalau Dina juga sama-sama menginginkan dirinya saat ini.“Ini …”“Nikmatilah, Din. Nikmatilah.”Dina tidak berdaya dan membiarkan mas Wahyu membaringkannya di karpet tebal di bagian depan perapian.Saat mas Wahyu menciumi kedua payudaranya, Dina menggeleng dengan api gairah yang menyala. “Jangan teruskan atau kita berdua akan menyesalinya, Mas.&rdq

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status