Rena meremat tangannya dengan gelisah, ia merasa sangat gugup. Ini pertama kalinya dalam hidupnya untuk merasa gugup dan antusias setengah mati. Ia berada di sebuah ruangan dengan cermin besar yang berada di depan tubuhnya. Ia telah diirias hingga sangat cantik hingga ia sendiri bahkan sempat terperangah dan tidak mengakui bayangan di cermin itu adalah dirinya. Karena ia terlihat sempurna, ia terlihat luar biasa menawan.
“Rena …” Seseorang memasuki pintu dan memanggilnya. Ia adalah Alexa, salah satu orang yang Luke percaya untuk menemaninya.
Rena menoleh pada Alexa dan menemukan tatapan memuja dari matanya yang indah itu. Alexa menatapnya seperti sebuah keindahan dari anugerah. Tubuh kecil itu dibalut gaun yang indah. Gaun yang putih, kulit yang putih dipadukan dengan mata cokelat dan rambut yang cokelat. Riasan wajah yang mahal dan menarik serta keanggunan sejati yang ia pancarkan. Ia adalah sebuah keindahan yang sempurna. Rena terliha
“Mengapa tidak mengatakan apapun jika kamu merasa lelah?” Luke memapah Rena dengan hati-hati menuju ruang riasnya. Setidaknya tempat itu tidak dipenuhi banyak manusia dan sedikit lebih tenang.Wajah laki-laki itu mengkerut-kerut prihatin karena rasa kesal dan khawatir. Perempuan itu tiba-tiba saja agak terhuyung di tengah pesta. Untung saja Luke berada di dekatnya, jadi dapat segera merengkuh pinggangnya. Jika tidak, dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada Rena. Ia tidak dapat membayangkan, apa yang akan terjadi pada bayi mereka.“Kamu bertemu teman-temanmu. Aku tidak ingin mengganggu.” Rena duduk dengan perlahan saat Luke membawanya menuju sebuah kursi. Ia sedikit merasa bersalah ketika melihat ekspresi wajah seseorang yang kini telah menjadi suaminya.“Aku hampir sehari-hari bertemu mereka. Kamu adalah yang terpenting. Harusnya kamu mengatakan sesuatu.” Luke menuntut. Tangannya bergerak membuka jacket
Luke merengkuh pinggang Rena dengan senyuman lembutnya ketika Hendry dan Amora memasuki ruang rias itu. Luke terlihat bahagia hingga Amora yang biasanya bersikap kurang ramah padanya jadi tersenyum dan menatap kedua orang di sana dengan lembut. Di hari kebahagian keduanya Amora hanya akan mengalah.Hendry dan Amora tadi ingin mengunjungi Rena yang berubah menjadi tidak baik saat di tengah acara. Tapi sekarang, melihat mereka seperti ini, sepertinya Rena sudah baik-baik saja. Mereka terlihat sangat berbahagia.“Kalian terlihat serasi.” Hendry langsung berkomentar dan Luke segera menemukannya yang berdiri di ambang pintu.“Kalian di sini. Pesta masih berjalan, harusnya kalian menikmatinya atau itu kurang menarik?” Luke melepaskan Rena dan berjalan mendekati Hendry untuk memeluknya sebentar. Amora juga melakukan hal yang sama pada Rena. Bedanya mereka berpelukan sedikit lebih lama dan berbisik-bisik kecil setelahnya, menggoda R
Perempuan mungil itu menggeliat dalam tidur. Ia mengernyit beberapa kali sebelum membuka mata perlahan. Mata cokelatnya mengerjap sebelum benar-benar terbuka dengan benar. Ia merasa sedikit pening, mungkin karena ia tertidur sedikit lebih lama dari kebiasaannya. Ia menggerakkan tubuh tapi kemudian merasa sesuatu meliliti perutnya. Ia melirik dan menemukan tangan suaminya tengah memeluknya.Luke Armstrong, suaminya. Pria yang memeluknya sekarang telah menjadi suaminya. Ia masih merasa ini seperti mimpi, namun kenyataanya mereka telah menjadi pasangan suami istri. Luke yang kini telah menjadi suaminya adalah pria sangat tampan, itulah mengapa ia merasa tidak percaya mereka telah menjadi pasangan seumur hidup.Tangan kurus Rena terangkat untuk selanjutnya mendarat di sekitar tulang pipi dan rahang Luke. Ia tidak begitu khawatir bahwa Luke akan terbangun karena ia ingin menikmati waktu bersama suaminya. Di malam sebelumnya ia malah tertidur dan ia tidak menja
“Kita akan menemui Hongli besok siang.” Luke berbicara sambil menutup pintu. Perkataannya mengintrupsi Rena yang tengah mengurus lemari mereka.“Ya, tentu.” Rena benar-benar penurut. Ia bahkan langsung setuju meski keningnya mengkerut penuh tanya.“Aku bersyukur Riana menghentikan kita tadi pagi.” Luke duduk di tepi ranjang dan menatap Rena yang tengah menyusun baju mereka yang baru saja ia lipat.“Bersyukur?” Rena bertanya dan membatu di depan lemari yang masih terbuka. Ia mulai berpikir bahwa Luke tidak menyukai pelayanannya.“Ya, ibu mengingatkanku untuk berkonsultasi pada dokter kandunganmu mengenai hubungan seksual kita agar kamu dan bayi kita aman.” Luke mengatakannya dengan ringan karena itu adalah hal yang wajar untuk dibicarakan pasangan suami istri. Namun yang ia lihat Rena tetap saja tersipu.“Apakah tidak apa-apa?” Rena berbicara lirih setelahnya. Ia t
“Bagaimana kabarmu, Rena?” Hongli kembali dengan beberapa kertas di tangan dan duduk perlahan. Ekspresi wajahnya masih terlihat ramah dan ceria.“Aku baik.” Sedangkan Rena menyahut dengan nyaman. Diam-diam Luke mengakui kemampuan Hongli sebagai dokter kandungan karena ia bisa memberikan kenyamanan pada pasiennya.“Memang terlihat seperti itu. Kamu tidak pernah terlalu kelelahan, bukan?” Hongli bertanya lagi, kini matanya tampak bergerak-gerak karena membaca isi kertas yang ia baca.“Sekali.” Rena menyahut lirih dan Luke memandangnya heran dengan kening berkerut.“Oh! Kenapa?” Hongli juga tampak heran.“Karena pernikahan kami.”Hongli sempat terkekeh dengan reflek mendengar sahutan polos itu. Rena benar-benar polos dan itu sedikit membuatnya terlihat menggemaskan. Hongli sangat jarang untuk merasa gemas dengan seseorang yang tengah mengandung.“
Bunyi isakan Rena yang terlalu keras mengusik Luke dan membuat mata bulat pria itu terbuka perlahan. Luke sempat mengerjapkan matanya beberapa kali, merasa terganggu dengan bunyi tangisan di ruangan yang lain. Tapi kemudian ia menyadari kalau tempat tidur di sebelahnya terasa dingin. Luke terkejut, Rena telah bangun dan menangis sendirian di kamar mandi.“Rena, kamu di kamar mandi?” Luke memanggil Rena. Ia bergerak bangun dengan perlahan dan mengernyitkan kening saat tidak mendengar sahutan dari istrinya.“Kamu di dalam, Rena?” Luke kembali bertanya. Tubuhnya yang tinggi menjulang berjalan cepat ke kamar mandi.Rena menutup mata dalam kesengsaraan saat mendengar suara Luke yang semakin mendekat. Ia semakin mengisak di antara bunyi muntahannya. Rena tiba-tiba merasa sangat ingin menangis semakin keras saat mendengar suara Luke. Ia menjadi sangat emosional saat mendengar suara suaminya, hingga ia menyadari bahwa ia membutuhkan
“Rena! Riana!” Suara Bella yang antusias terdengar dari depan. Mereka mengejutkan dua perempuan yang tengah bersantai di ruang tengah.Rena dan Riana mengangkat kepala mereka secara bersamaan dan menemukan Bella yang berlari disusul Amora dan Ben yang berjalan dengan santai di belakangnya. Bella segera menerjang Baekhyun untuk memeluknya lalu melakukan hal yang sama pada Minseok.“Aku merindukan kalian.” Bella berucap kegirangan, merasa benar-benar bahagia. Sudah begitu lama mereka tidak bertemu dan sekarang setelah bertemu, rasanya sangat rindu.Sedangkan Amora hanya tersenyum manis lalu mendekati Rena dan Riana dengan tenang. Di tangannya ada beberapa tas kertas. Sebagian ada yang berlogo kafenya dan sebagian lagi tidak.“Kami juga merindukan kalian.” Rena yang menyahut. Ia mewakili Riana yang masih malu-malu dengan kedua teman barunya. Ia tahu kalau Riana menyenangi Amora dan Bella, tapi masih bingung m
Riana terdiam mendengar kalimat-kalimat panjang Luke di dapur. Ia sudah terbiasa selama kurang lebih empat bulan ini. Luke menjadi sedikit lebih cerewet dengan hampir apapun yang Rena lakukan. Jeffrey pernah berkata jika Luke telah perlahan-lahan menjadi dirinya yang dahulu, saat ia masih mengecap keutuhan kasih sayang. Jeffrey mengatakan itu wajar, tapi baginya itu luar biasa. Seperti percintaan Luke dan Rena yang menjadi lebih luar biasa. Rena masih menjadi dirinya yang dulu, masih rendah hati dan penuh kasih. Sementara Luke telah banyak berubah menjadi lebih lembut dan perhatian pada istrinya.“Sudah kukatakan untuk mengonsumsi sesuatu yang lebih bergizi baru kemudian kamu boleh memakan bolu cokelatmu.” Luke masih menggerutu. Ia berdiri di dekat Rena dengan kedua tangan di pinggang. Dahinya berkerut dalam dan matanya menunjukkan kekesalan.Luke sebenarnya baru saja kembali dari pekerjaan. Setelah melepas jas dan dasinya ia langsung pergi ke