Hai, sampai jumpa kembali dengan Arman dan Kania. Tapi, kali ini, versi Abimanyu dan Kania. Akankah Kania akan bahagia selamanya, atau konflik dan kesedihan akan kembali menerpa? Ikuti terus season 2 ini, ya. Jangan lupa, review bintang lima dan vote gem yang kamu punya buat aku, ya, Sayang. Thanks buat pembaca kesayangan Hana.
KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK PART 2 SEASON 2 Gerakan mata dan jarinya berhenti pada sebuah pesan tak bernama, di antara pesan dari keluarga dan para koleganya. Degup jantung seakan berhenti, ketika membaca pesan bernada ancaman, di antara banyak pesan yang belum sempat ia buka. [Aku bukan mau mengucapkan selamat atas pernikahan kamu. Justru aku mendoakan agar pernikahan kamu hancur dan tidak bahagia. Tunggu aja!] Abimanyu menelan ludah. Ia sudah bisa menebak siapa pengirim pesan ini. Padahal, semua akses komunikasi dan jejaring sosial bersamanya, sudah diblokir Abimanyu. Dan dia datang lagi, menggunakan nomor lain. Lelaki berambut model short side part style ala Randy Pangalila itu, mengusap frustasi wajahnya. Kenapa badai ujian yang menerpa, justru di awal pernikahannya? Melakukan malam pertama saja belum. Ia mengetuk-ngetuk bagian belakang ponsel dengan kedua telunjuknya, menimbang, apakah pesan ini dibalas atau tidak. Seandainya pesan ini dibalas, apakah ada resiko yan
KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK! Part 3 Season 2 Nomor yang tadi mengirim pesan bernada ancaman tadi tertera di layar. Brengsek, nekat sekali dia sampai menelepon di saat-saat seperti ini. “Siapa yang nelpon, Mas?” tanya Kania. “Bukan siapa-siapa. Nomor yang tidak bernama seperti ini, malas rasanya untuk diangkat. Kalau memang ada yang penting, dia pasti ngechat aku,” dalih Abimanyu. Ia melangkah ke arah lemari, mengambil piyama di sana. Sembari mengenakan pakaian, pikiran Abimanyu berputar mencari cara, agar pengirim pesan misterius tadi tidak terus menganggu kehidupan barunya saat ini. Dia ingin agar semua masa lalunya yang sudah dikubur dalam-dalam, tidak akan pernah mencuat lagi ke permukaan. Kania memperhatikan gerak gerik Abimanyu yang semakin aneh. Lelaki itu berdiri terpaku di depan lemari, seperti tengah melamunkan sesuatu. Ada apa sebenarnya? “Mas ….” Abimanyu terlonjak kaget. “Ah, eh, ya, ya.” Ia tergagap, menyadari sang istri sudah berada di balik punggungnya.
KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK Part 4 Season 2 “Santai saja, Mas. Jangan grogi begitu.” Suara itu … Astaghfirullah, benar dugaan Abimanyu. Pengirim pesan misterius itu adalah Liana—mantan istrinya yang sudah lama tidak terdengar kabarnya. “Mau apa kamu, Liana?” tanya Abimanyu ketus. “Kamu nanya mau aku, Mas? Aku mau kamu meninggalkan perempuan itu dan kembali padaku.” Tawa Abimanyu menggema di ruangan bercat putih bersih itu. “Apa kamu bilang? Kamu menyuruh aku ninggalin istriku sekarang? Siapa kamu, nyuruh-nyuruh aku? Lagian, kamu sudah gak ada hak atas hidupku.” Terdengar suara desah napas Liana di ujung telepon. Rasa penyesalan mendalam masih membekas di hatinya hingga kini. Penyesalan karena sudah menyia-nyiakan suami sebaik Abimanyu, demi lelaki seperti Indra. “Tapi, aku menyesal, Mas. Dan aku juga masih sangat mencintai kamu. Kenapa, sih, kamu selalu menutup kesempatan untuk aku?” lirih Liana. “Bahkan kamu sampai memblokir semua akses komunikasi kita.” Abimanyu men
KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK! Part 5 Season 2 Cepat Abimanyu mematikan sambungan telepon dengan mantan istrinya. Lantas ia pun segera menghapus pesan dan log panggilan terakhir dari Liana. Kania memang sudah tahu tentang statusnya sebagai duda beranak satu. Tapi, soal Liana yang kembali mengganggu ketenangannya, rasanya Abimanyu lebih baik merahasiakannya saja. Ia tidak ingin menambah beban pikiran istrinya. “Ya, Allah, hamba mohon, lindungi rumah tangga hamba bersama Kania,” gumam Abimanyu berdoa. “Jangan biarkan Liana berhasil merusak rumah tangga ini.” Usai mengusap wajahnya dengan kedua tangan, Abimanyu beranjak meraih handuk di gantungan, kemudian masuk ke kamar mandi. Di bawah kucuran air, lelaki berkulit putih itu membasuh diri. Hatinya resah dan merasa sedikit gentar dengan ancaman Liana. Ia kenal sekali seperti apa mantan istrinya itu. Liana tidak pernah main-main dengan ucapannya. Tidak butuh waktu lama, dalam sepuluh menit saja, Abimanyu menyelesaikan ritual man
KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK! Part 6 Season 2 Abimanyu menoleh ke belakang sesuai arahan Liana. Jantungnya seakan hendak lepas dari sarangnya, begitu melihat wanita berambut pirang kecoklatan melambai ke arahnya. Astaga, Liana memang tidak pernah main-main dengan ucapannya. “Kamu ‘kan sudah tahu, sedari dulu, aku gak pernah main-main dengan ucapanku, Mas.” Begitu santai Liana berucap, seakan kehadirannya tidak akan menimbulkan masalah bagi hidup Abimanyu. Sementara lelaki itu memijit dahinya yang berdenyut frustasi. Kenapa ujian itu datang, di saat dirinya dan Kania baru saja hendak mereguk kebahagiaan? “Aku tunggu kamu di depan toilet, Mas. Sekarang!” Klik. Sambungan terputus begitu saja. Abimanyu meletakkan ponsel kembali ke atas meja dengan lemas dan perasaan yang berkecamuk. Makanan di hadapannya mendadak membuatnya merasa muak dan tak berselera. Padahal, tadi dia begitu bergairah melihat makanan yang dipesannya. Kania menghentikan gerakan sendok di tangannya, mempe
KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK!Part 7 Season 2Seumur-umur, dia belum pernah ditolak seperti ini oleh lelaki mana pun. Bahkan Abimanyu dulu begitu tergila-gila padanya. Kenapa dia bisa berubah sedratis itu? Pasti karena perempuan yang saat ini sudah menjadi istri Abimanyu itu. Racun apa yang sudah ia tancapkan di otak lelaki itu, sampai sedikit pun mantan suaminya itu tidak meliriknya lagi. Padahal, Liana sudah berdandan habis-habisan untuk bertemu sang mantan suami siang ini.Bahu Liana terjatuh lemas, kecewa, tidak sesuai dengan harapannya. Tidak mungkin Abimanyu bisa berubah sedrastis itu, jika tidak ada penyebabnya. Dan wanita bernama Kania itulah yang menjadi sandungannya.Tidak, Liana tidak akan membiarkan ada wanita lain yang berbahagia dengan mantan suaminya. Sementara, dirinya dan Echa harus hidup susah dan menderita bersama Indra. Lelaki itu mengalami kebangkrutan. Padahal, dulu pesangon yang diberikan Abimanyu cukup besar. Belum lagi uang dari hasil pembagian harta g
KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK! Part 8 Season 2 “Mbak, Mbak baik-baik saja?” Seseorang mengulurkan tangan kepada Liana. Liana menoleh, seorang pelayan wanita tersenyum dengan tangan yang terulur. Disambutnya uluran tangan pelayan berhijab itu, karena sebenarnya ia pun ikut merasakan sakit atas ulahnya sendiri tadi. “Terima kasih, Mbak,” ujar Liana seraya menepuk-nepuk bagian belakang rok dressnya. Banyak mata yang menatap ke arahnya. Merasa risih, cepat-cepat Liana melangkah meninggalkan restoran. Wanita itu menggerutu kesal sembari berjalan. Tak peduli dengan mata yang menatap heran padanya. Abimanyu benar-benar keterlaluan. Bisa-bisanya lelaki itu tak mengacuhkannya. Tidak mungkin masa-masa indah yang sudah terbangun cukup lama, bisa musnah begitu saja. Abimanyu dan Liana sudah menjalani masa pacaran selama tujuh tahun, sejak duduk di bangku SMP hingga kuliah. Abimanyu kakak kelas Liana yang berjarak usia dua tahun saja lebih tua darinya. Hanya saja, pernikahan mereka har
KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK!Part 9 Season 2“Lepasin … sakit, Mas.” Liana terus merintih, sambil memegangi rambut yang ditarik oleh Indra. Sangking kuatnya tarikan itu, rasanya rambutnya hendak tertarik lepas dari kulit kepala.“Aku gak akan lepasin, Liana. Sebelum melihat muka munafikmu ini, merintih dan memohon padaku.”Liana bisa melihat dengan sangat jelas, seringaian menakutkan dari wajah tampan lelaki yang berusia lima tahun lebih muda darinya itu. Sayangnya, wajah itu hanya tampan, tapi di balik semua itu, tersimpan sifat kasar dan jahat. Indra tipe temperamental, kasar dan selalu main tangan, jika marah atau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya.“Tapi, rasanya sakit banget, Mas.”“Aku gak peduli! Bahkan sampai rambutmu ini tercabut dari kulit kepalamu sekalipun, aku tetap gak peduli. Karena aku tahu, kamu itu sudah mencoba bermain api denganku. Silakan saja, kalau kamu mau, muka cantikmu aku gores dengan pisau ini.” Indra mengeluarkan pisau lipat dari sa