Share

Part 1 Season 2

Penulis: Hana Makaira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK (SEASON 2)

PART : 1 season 2

Sebuah rumah berlantai dua yang sudah disiapkan Abimanyu untuk hunian dirinya bersama Kania, siap menyambut pasangan pengantin baru yang tengah dimabuk cinta itu. Kania melangkah pasti dengan senyum semringah terus menghiasi wajah cantiknya. Mulai hari ini, statusnya telah berubah menjadi Nyonya Abimanyu.

“Ini rumah yang akan kita tinggali nantinya bersama Indah juga. Kamu suka?” Abimanyu merangkul pundak Kania.

Kania mengangguk. “Suka dong. Suka banget malah.”

Abimanyu mendaratkan sebuah kecupan hangat di kening Kania. Wanita yang sudah lama ia idamkan untuk menjadi istri, ada pada sosok Kania. Lembut dan penyayang.

Tanpa membuang waktu, Abimanyu segera menggendong tubuh Kania, masuk ke kamar pengantin yang sudah dihiasi dengan nuansa warna ungu lavender, favorit Kania. Gejolak kelelakiannya sudah bergelora. Karena sejak menduda beberapa tahun lalu, Abimanyu belum pernah bersentuhan dengan siapapun. Hingga malam
Hana Makaira

Hai, sampai jumpa kembali dengan Arman dan Kania. Tapi, kali ini, versi Abimanyu dan Kania. Akankah Kania akan bahagia selamanya, atau konflik dan kesedihan akan kembali menerpa? Ikuti terus season 2 ini, ya. Jangan lupa, review bintang lima dan vote gem yang kamu punya buat aku, ya, Sayang. Thanks buat pembaca kesayangan Hana.

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   Part 2 Season 2

    KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK PART 2 SEASON 2 Gerakan mata dan jarinya berhenti pada sebuah pesan tak bernama, di antara pesan dari keluarga dan para koleganya. Degup jantung seakan berhenti, ketika membaca pesan bernada ancaman, di antara banyak pesan yang belum sempat ia buka. [Aku bukan mau mengucapkan selamat atas pernikahan kamu. Justru aku mendoakan agar pernikahan kamu hancur dan tidak bahagia. Tunggu aja!] Abimanyu menelan ludah. Ia sudah bisa menebak siapa pengirim pesan ini. Padahal, semua akses komunikasi dan jejaring sosial bersamanya, sudah diblokir Abimanyu. Dan dia datang lagi, menggunakan nomor lain. Lelaki berambut model short side part style ala Randy Pangalila itu, mengusap frustasi wajahnya. Kenapa badai ujian yang menerpa, justru di awal pernikahannya? Melakukan malam pertama saja belum. Ia mengetuk-ngetuk bagian belakang ponsel dengan kedua telunjuknya, menimbang, apakah pesan ini dibalas atau tidak. Seandainya pesan ini dibalas, apakah ada resiko yan

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   Part 3 Season 2

    KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK! Part 3 Season 2 Nomor yang tadi mengirim pesan bernada ancaman tadi tertera di layar. Brengsek, nekat sekali dia sampai menelepon di saat-saat seperti ini. “Siapa yang nelpon, Mas?” tanya Kania. “Bukan siapa-siapa. Nomor yang tidak bernama seperti ini, malas rasanya untuk diangkat. Kalau memang ada yang penting, dia pasti ngechat aku,” dalih Abimanyu. Ia melangkah ke arah lemari, mengambil piyama di sana. Sembari mengenakan pakaian, pikiran Abimanyu berputar mencari cara, agar pengirim pesan misterius tadi tidak terus menganggu kehidupan barunya saat ini. Dia ingin agar semua masa lalunya yang sudah dikubur dalam-dalam, tidak akan pernah mencuat lagi ke permukaan. Kania memperhatikan gerak gerik Abimanyu yang semakin aneh. Lelaki itu berdiri terpaku di depan lemari, seperti tengah melamunkan sesuatu. Ada apa sebenarnya? “Mas ….” Abimanyu terlonjak kaget. “Ah, eh, ya, ya.” Ia tergagap, menyadari sang istri sudah berada di balik punggungnya.

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   Part 4 Season 2

    KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK Part 4 Season 2 “Santai saja, Mas. Jangan grogi begitu.” Suara itu … Astaghfirullah, benar dugaan Abimanyu. Pengirim pesan misterius itu adalah Liana—mantan istrinya yang sudah lama tidak terdengar kabarnya. “Mau apa kamu, Liana?” tanya Abimanyu ketus. “Kamu nanya mau aku, Mas? Aku mau kamu meninggalkan perempuan itu dan kembali padaku.” Tawa Abimanyu menggema di ruangan bercat putih bersih itu. “Apa kamu bilang? Kamu menyuruh aku ninggalin istriku sekarang? Siapa kamu, nyuruh-nyuruh aku? Lagian, kamu sudah gak ada hak atas hidupku.” Terdengar suara desah napas Liana di ujung telepon. Rasa penyesalan mendalam masih membekas di hatinya hingga kini. Penyesalan karena sudah menyia-nyiakan suami sebaik Abimanyu, demi lelaki seperti Indra. “Tapi, aku menyesal, Mas. Dan aku juga masih sangat mencintai kamu. Kenapa, sih, kamu selalu menutup kesempatan untuk aku?” lirih Liana. “Bahkan kamu sampai memblokir semua akses komunikasi kita.” Abimanyu men

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   Part 5 Season 2

    KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK! Part 5 Season 2 Cepat Abimanyu mematikan sambungan telepon dengan mantan istrinya. Lantas ia pun segera menghapus pesan dan log panggilan terakhir dari Liana. Kania memang sudah tahu tentang statusnya sebagai duda beranak satu. Tapi, soal Liana yang kembali mengganggu ketenangannya, rasanya Abimanyu lebih baik merahasiakannya saja. Ia tidak ingin menambah beban pikiran istrinya. “Ya, Allah, hamba mohon, lindungi rumah tangga hamba bersama Kania,” gumam Abimanyu berdoa. “Jangan biarkan Liana berhasil merusak rumah tangga ini.” Usai mengusap wajahnya dengan kedua tangan, Abimanyu beranjak meraih handuk di gantungan, kemudian masuk ke kamar mandi. Di bawah kucuran air, lelaki berkulit putih itu membasuh diri. Hatinya resah dan merasa sedikit gentar dengan ancaman Liana. Ia kenal sekali seperti apa mantan istrinya itu. Liana tidak pernah main-main dengan ucapannya. Tidak butuh waktu lama, dalam sepuluh menit saja, Abimanyu menyelesaikan ritual man

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   Part 6 Season 2

    KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK! Part 6 Season 2 Abimanyu menoleh ke belakang sesuai arahan Liana. Jantungnya seakan hendak lepas dari sarangnya, begitu melihat wanita berambut pirang kecoklatan melambai ke arahnya. Astaga, Liana memang tidak pernah main-main dengan ucapannya. “Kamu ‘kan sudah tahu, sedari dulu, aku gak pernah main-main dengan ucapanku, Mas.” Begitu santai Liana berucap, seakan kehadirannya tidak akan menimbulkan masalah bagi hidup Abimanyu. Sementara lelaki itu memijit dahinya yang berdenyut frustasi. Kenapa ujian itu datang, di saat dirinya dan Kania baru saja hendak mereguk kebahagiaan? “Aku tunggu kamu di depan toilet, Mas. Sekarang!” Klik. Sambungan terputus begitu saja. Abimanyu meletakkan ponsel kembali ke atas meja dengan lemas dan perasaan yang berkecamuk. Makanan di hadapannya mendadak membuatnya merasa muak dan tak berselera. Padahal, tadi dia begitu bergairah melihat makanan yang dipesannya. Kania menghentikan gerakan sendok di tangannya, mempe

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   Part 7 Season 2

    KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK!Part 7 Season 2Seumur-umur, dia belum pernah ditolak seperti ini oleh lelaki mana pun. Bahkan Abimanyu dulu begitu tergila-gila padanya. Kenapa dia bisa berubah sedratis itu? Pasti karena perempuan yang saat ini sudah menjadi istri Abimanyu itu. Racun apa yang sudah ia tancapkan di otak lelaki itu, sampai sedikit pun mantan suaminya itu tidak meliriknya lagi. Padahal, Liana sudah berdandan habis-habisan untuk bertemu sang mantan suami siang ini.Bahu Liana terjatuh lemas, kecewa, tidak sesuai dengan harapannya. Tidak mungkin Abimanyu bisa berubah sedrastis itu, jika tidak ada penyebabnya. Dan wanita bernama Kania itulah yang menjadi sandungannya.Tidak, Liana tidak akan membiarkan ada wanita lain yang berbahagia dengan mantan suaminya. Sementara, dirinya dan Echa harus hidup susah dan menderita bersama Indra. Lelaki itu mengalami kebangkrutan. Padahal, dulu pesangon yang diberikan Abimanyu cukup besar. Belum lagi uang dari hasil pembagian harta g

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   Part 8 Season 2

    KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK! Part 8 Season 2 “Mbak, Mbak baik-baik saja?” Seseorang mengulurkan tangan kepada Liana. Liana menoleh, seorang pelayan wanita tersenyum dengan tangan yang terulur. Disambutnya uluran tangan pelayan berhijab itu, karena sebenarnya ia pun ikut merasakan sakit atas ulahnya sendiri tadi. “Terima kasih, Mbak,” ujar Liana seraya menepuk-nepuk bagian belakang rok dressnya. Banyak mata yang menatap ke arahnya. Merasa risih, cepat-cepat Liana melangkah meninggalkan restoran. Wanita itu menggerutu kesal sembari berjalan. Tak peduli dengan mata yang menatap heran padanya. Abimanyu benar-benar keterlaluan. Bisa-bisanya lelaki itu tak mengacuhkannya. Tidak mungkin masa-masa indah yang sudah terbangun cukup lama, bisa musnah begitu saja. Abimanyu dan Liana sudah menjalani masa pacaran selama tujuh tahun, sejak duduk di bangku SMP hingga kuliah. Abimanyu kakak kelas Liana yang berjarak usia dua tahun saja lebih tua darinya. Hanya saja, pernikahan mereka har

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   Part 9 Season 2

    KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK!Part 9 Season 2“Lepasin … sakit, Mas.” Liana terus merintih, sambil memegangi rambut yang ditarik oleh Indra. Sangking kuatnya tarikan itu, rasanya rambutnya hendak tertarik lepas dari kulit kepala.“Aku gak akan lepasin, Liana. Sebelum melihat muka munafikmu ini, merintih dan memohon padaku.”Liana bisa melihat dengan sangat jelas, seringaian menakutkan dari wajah tampan lelaki yang berusia lima tahun lebih muda darinya itu. Sayangnya, wajah itu hanya tampan, tapi di balik semua itu, tersimpan sifat kasar dan jahat. Indra tipe temperamental, kasar dan selalu main tangan, jika marah atau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya.“Tapi, rasanya sakit banget, Mas.”“Aku gak peduli! Bahkan sampai rambutmu ini tercabut dari kulit kepalamu sekalipun, aku tetap gak peduli. Karena aku tahu, kamu itu sudah mencoba bermain api denganku. Silakan saja, kalau kamu mau, muka cantikmu aku gores dengan pisau ini.” Indra mengeluarkan pisau lipat dari sa

Bab terbaru

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   S2 Part 53

    “Terima kasih atas semuanya, Nia,” ucap Arman setelah pemakaman selesai. Dia harus kembali ke tahanan, kembali menghabiskan hari-harinya di sana untuk sisa enam bulan ke depan.“Ya,” jawab Kania singkat tanpa sedikitpun menoleh.Arman hanya bisa menelan ludahnya yang terasa pahit. Sebenci itu Kania padanya. Bahkan melirik saja pun tidak.“Sampai jumpa lagi nanti, Nia. Semoga saja sang pemilik semesta masih memberiku kesempatan untuk hidup dan kita bertemu lagi.”Kania berdecak sinis. “Aku malah berdoa, agar Allah mencampakkanmu sejauh-jauhnya dari hidupku dan Indah. Sumpah, aku gak sudi melihatmu, apalagi bertemu.” Puas sekali Kania meluapkan perasaannya di depan laki-laki yang sudah menyakitinya selama lima tahun lebih pernikahan mereka.Arman hanya mend*sah pilu. Memang sudah merupakan kesalahannya, sehingga benar-benar benih kebencian tersemai di hati Kania.“Sudah, Arman. Kita harus balik ke rutan,” ujar salah seorang pria berseragam lengkap.Arman menurut dan melangkahkan kakinya

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   S2 Part 52

    Entah berapa lama mereka di sana. Kania tak tahu. Dia memilih untuk tidak peduli dan tak mau tahu. Kalau bukan karena suaminya yang seakan sok berhati malaikat, dia pun tak sudi mengurusi jenazah Bu Rahma. Wanita itu sendiri yang sudah menyemai benih kebencian dan meninggalkan bekas luka yang mendalam. Tak hanya pada dirinya, tetapi juga pada Indah, cucunya sendiri.“Sudah selesai, Sayang.” Abimanyu menghampiri Kania yang memilih menunggu di luar bersama Indah dan Keisha, sambil memandangi kolam ikan kecil yang berada di samping dapur tempat para tahanan wanita.“Baguslah, Mas. Aku sudah bosan berada di sini.” Kania tidak bisa menyembunyikan rasa ketidaksukaannya.“Kania.” Abimanyu menarik tangan Kania pelan.Kania menghentikan langkahnya. Tapi, ia tetap tidak menoleh.“Mas tahu apa yang kamu rasakan saat ini. Mas juga tahu, memaafkan sesuatu yang pernah sangat menyakiti kita juga gak mudah. Mas gak akan memaksa kamu, kok.” Abimanyu sangat lembut dan hati-hati sekali dalam berbicara.

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   S2 Part 51

    Demikian pula dengan Kania. Pesona sang suami semakin terpancar. Tak henti-hentinya batinnya mengucap syukur, telah diberikan suami seperti lelaki yang tengah memegang lingkar kemudi di sebelahnya. Sang pemilik semesta benar-benar memberikan ganti yang tepat, untuk menjadi imam dunia akhirat bagi Kania dan Indah. "Ya sudah kalau begitu. Bapak titip anak bapak dan calon cucu bapak ke kamu, ya, Nak Abi.""Njih, Pak. Insya Allah, Kania dan Indah akan aku jaga dengan sangat baik." "Bapak percaya kamu, njih. Bapak tutup dulu teleponnya, ya. Bapak mau nyusul ibumu ke sawah. Assalamu'alaikum, salam untuk Kania, ya.""Wa'alaikumussalam. Njih, Pak."Setelah obrolan melalui sambungan whatsapp berakhir, Abimanyu meletakkan kembali ponselnya ke tempat semula. Dilayangkannya pandangan ke wanita berdagu terbelah yang menatapnya lekat. "Kenapa ngeliatin mas seperti itu?" tanya Abimanyu, lantas sesekali kembali memfokuskan pandangan ke jalan. "Tidak apa-apa, Mas. Aku semakin merasa beruntung puny

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   S2 Part 50

    Season 2 Part 30 Kania mengangkat bahu. "Entahlah, aku juga tidak tahu pasti, Mas. Karena Mas Arman belum menjelaskan tentang itu. Mas Arman cuma meminta bantuan kita. Kakak dan adiknya sudah tidak bisa dihubungi sama sekali lagi. Jadi, Mas Arman butuh bantuan kita untuk mengurus jenazah ibunya."Arman terdiam. Lelaki itu tampak tengah berpikir. "Bagaimana, Mas? Apakah kamu mau membantu Arman?" tanya Kania lagi dengan sangat berhati-hati. Ia takut, suaminya tersinggung. "Ya, sudah. Kita bantu dia. Mengurus jenazah itu termasuk fardu kifayah. Apalagi, tidak ada yang mau menguruskan jenazah itu. Termasuk tanggung jawab kita sebagai sesama muslim. Apalagi almarhum itu neneknya Indah."Kania mengembuskan napas lega, sekaligus ia kagum pada sosok pria yang sudah menjadi suaminya tersebut. Terbuat dari apa hati laki-laki di hadapannya ini. Rasanya sangat jarang sekali, ada laki-laki yang mau membantu menguruskan jenazah dari mantan mertua istrinya. Kania masih menatap terkagum-kagum ke

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   S2 Part 49

    Season 2 Part 48"Minggir, minggir!" ucap salah satu sipir wanita yang berusaha membubarkan kerumunan, agar mayat yang digotong bisa lewat. "ASTAGAAA ... MBAAAAK!"Bruuukkk. Ningsih pingsan, begitu melihat mayat yang digotong melewatinya. Kondisinya sangat memprihatinkan. Sebelum pingsan, Ningsih masih sempat melihat keadaan mayat yang katanya mati bunuh diri itu. Lidahnya terjulur, matanya melotot ngeri. "Bawa dia ke ruang kesehatan," titah salah satu sipir wanita. Segera tiga orang napi wanita mengangkat tubuh ramping Ningsih dan membawanya ke ruang kesehatan yang terletak di pojok. "Nyusahin aja nih perempuan!" Salah satu napi wanita mengumpat kesal. Sebatang kecil rokok filter terselip di antara bibir berwarna kehitaman tersebut. "Emang! Nih perempuan sama aja dengan yang mati bunuh diri itu. Suka nyusahin!" celetuk yang lainnya. "Lapas ini makin serem, dong. Udah berapa banyak napi yang mati bunuh diri di sini. Hiii ...." Napi lain yang sebagian tubuhnya dipenuhi dengan ukir

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   S2 Part 48

    "Mama gak mau nolong aku. Semua jahat sama aku," lanjutnya lagi. "Kei ...," panggil Kania pelan. "Siapa yang jahat, Sayang?"Keisha sedikit terkejut, sambil menoleh. "Mama, Tante. Om juga. Mama dan Om yang jahat sama aku. ""Kalau tante boleh tahu, jahat gimana, sih, mereka?" Kania mencoba kembali mengajak Keisha mengobrol. "Aku sering dipukul, Tante. Tiap hari malah. Terus, Om juga sering nyuruh aku buka celana dan baju kalau mama gak ada.""Astaghfirullah. Biar apa dia nyuruh Keisha buka baju, Nak?"Keisha mengangkat bahu. "Aku gak tau. Kata om, aku sakit dan harus diperiksa dada dan sininya aku." Gadis berambut panjang lewat bahu itu menunjuk ke arah kem*luannya.Refleks, Kania menutup mulutnya. Dia menepis bayangan kemungkinan yang melintas. Cepat-cepat ditepisnya bayangan itu dengan menggeleng kuat. "Om suka memasukkan jarinya ke sini. Sakit, Tante. Aku pengen teriak, tapi langsung dibentak. Katanya, kalau aku berani teriak apalagi ngadu ke mama, aku dan mama akan dibunuh paka

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   S2 Part 47

    Season 2 PART : 47Kania yang menyadari kegelisahan sang suami, menggenggam erat tangan yang sudah basah dan terasa dingin seperti es. Wanita itu paham, bagaimana perasaan Abimanyu saat ini. "Hasil visum atas nama korban Keisha Anastasia ada di tangan saya," ujar polisi yang bertugas sebagai penyidik. Terasa bergetar hebat tangan kokoh itu di genggaman Kania. Ayah mana, yang tak merasakan hal yang sama, jika menghadapi situasi seperti ini. Putri kesayangan, satu-satunya pula, diduga mendapatkan kekerasan secara s3k5u4l oleh ayah tirinya. Polisi bertubuh gemuk itu, merobek ujung amplop. Kania dan Abimanyu semakin tegang. Dalam hati, Abimanyu tak henti berkomat-kamit berdoa. Berharap ada keajaiban yang Tuhan berikan atas putri kecilnya tersebut. "Di sini .... " Polisi paruh baya itu menggantung ucapannya. Perasaan Kania dan Abimanyu semakin tak karuan. "Gi-gimana, Pak?" Abimanyu sedikit mendesak. Wajahnya tak menunjukkan reaksi apapun, padahal, yakin, dia sudah membaca hingga akh

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   S2 Part 46

    Kania menggeleng sambil tersenyum. "Aku menangis terharu, Mas. Aku baik-baik saja, kok.""Terharu kenapa?""Aku terharu memiliki suami seperti kamu, Mas. Hal yang paling patut aku syukuri. Dari sekian tahun aku merasakan pahitnya pernikahan, sampai akhirnya aku bertemu dengan kamu," ujar Kania seraya mengusap matanya yang mengembun. "Jangan berubah, ya, Mas. Selamanya seperti ini."Abimanyu membawa Kania ke dalam pelukannya. Bukan hanya Kania, dirinya pun merasakan pahitnya pernikahan dengan Liana yang berselingkuh dan ia sendiri memergoki dengan kedua belah matanya. Belum lagi putrinya yang selalu mendapatkan kekerasan dari ibu kandungnya sendiri. Belum lagi Keisha yang dic4bul1 ayah tirinya. Itu yang paling membuat dunia Abimanyu sangat hancur. Anak sekecil itu harus mendapatkan hal yang tidak sepantasnya ia dapatkan. "Insya Allah, kita sama-sama membangun rumah tangga kita, ya, Sayang. Senyum kamu dan janin di kandungan kamu ini merupakan obat mujarab buatku."Tok tok tok. Obrola

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   Season 2 Part 45

    Season 2 Part 45"Gak, Bang. Jangan tinggalkan aku. Aku sudah gak punya siapa-siapa. Arman di penjara. Ima dan Ella juga aku gak tahu di mana keberadaan mereka. Aku sendirian, Bang."Wahyu hanya mengangkat bahu. "Entahlah, Rahma. Itu bukan urusanku. Nikmati saja hasil yang sudah kamu tabur selama ini. Itu pula yang akhirnya kamu tuai.""Mas .... " Rahma mencekal pergelangan Wahyu. Matanya menatap nanar, ketika lelaki itu menoleh. Besar harapannya lelaki itu trenyuh dan mengurungkan niatnya untuk bercerai. Bukankah Wahyu selalu seperti itu sejak dulu? Ia paling tidak bisa membantah perintah Rahma. Tak jarang Wahyu langsung menuruti pinta Rahma, jika wanita paruh baya itu merajuk. Wahyu melepaskan tangannya dengan menghempaskan tangan sang istri. Cukup kasar perlakuan Wahyu. Sungguh di luar dugaan Rahma. "Mas ... Apa maksudnya?""Pakai nanya lagi kamu. Perasaan ini sudah habis. Sudah gak ada lagi untukmu, Rahma. Jadi, jangan mimpi aku akan membatalkan perceraian kita. Aku sudah capek,

DMCA.com Protection Status