"Aku ingin bertanya padamu, bagaimana rasanya menjadi pria brengsek di lapangan?" tanya Merry seraya tertawa."Saat ini kita sedang bertanding satu vs satu, bukan permainan campuran wanita dan pria, aku hanya memblokir tembakanmu, bagaimana bisa langsung menjadi pria berengsek di lapangan?" ujar Kenji dengan tidak puas.Dia tentu juga tahu yang dimaksud pria berengsek di lapangan adalah pria yang tidak pandang bulu terhadap wanita yang ada di lapangan, tidak mempunyai sifat pria sejati dan hanya ingin menang. Jika seorang pria merebut, menggunakan punggung dan memblok bola pemain wanita, maka pria itu akan dijuluki sebagai pria berengsek di lapangan. Terutama memblokir bola wanita, itu adalah tindakan paling parah. Jika ditanya seberapa sakitnya hatiku, itu sama saja seperti seorang pria yang tidak mempunyai hak untuk memilih. Jarak terjauh di dunia ini bukanlah hidup dan mati, melainkan seorang gadis yang bersikeras untuk memasukkan bola ke ring, tetapi kamu malah
Elena dan Wini juga merasa linglung setelah melihat adegan ini. Mereka juga tidak menyangka, puncak pertandingan antara Kenji dan Merry akan menampilkan adegan mesra seperti ini. Apalagi Elena, hatinya terasa sangat pahit ketika melihat suaminya sendiri berciuman dengan Merry.Pada saat ini, Kenji dan Merry masih tenggelam dalam keadaan linglung dan belum kembali sadar dalam waktu yang lama. Wajah Kenji ke arah atas dan wajah Merry memandang ke bawah, kedua bibir mereka masih saling bertautan."Huh!" Elena akhirnya tak kuasa untuk melihatnya, dia segera berbalik badan setelah mendengus dingin.Merry sudah menjadi musuh bayangannya dan sekarang mereka malah berciuman langsung di depan matanya, ia sungguh tidak bisa menerima kenyataan ini. Meskipun dia juga tahu bahvwa ini semua tidak sengaja, tapi kenapa mereka berciuman begitu lama dan masih tidak mau lepas? Ini pasti sengaja!Karena ini adalah murni sebuah ketidaksengajaan, maka dia tidak bisa memarahi Derick d
Wini kembali merasa tidak rela dan berkata, "Tapi durian juga mahal. Aku menghabiskan empat ratus ribu lebih untuk membeli durian itu dan aku bahkan tidak rela untuk memakannya.""Empat ratus ribu bukanlah apa-apa, cepat ambil dan suruh dia berlutut diatasnya!" perintah Elena."Walaupun empat ratus ribu bukanlah apa-apa bagimu, tapi bagiku itu sudah sangat banyak." balas Wini."Bukankah sekarang pendapatanmu dari menulis mencapai ratusan juta? Apa artinya empat ratus ribu ini bagimu?" tanya Elena dengan sangat heran."Meski begitu, uang juga tidak boleh asal dihamburkan. Aku jadi teringat dulu saat aku baru mulai menulis, harga yang ditetapkan per seribu kata hanya dua puluh ribu. Untuk menghasilkan empat ratus ribu, aku harus menuliskan dua puluh ribu kata. Walaupun sekarang aku sudah memiliki uang, tapi aku juga tidak boleh melupakan saat-saat menyulitkan waktu itu. Bukankah sangat disayangkan jika durian yang dibeli dengan harga empat ratus ribu itu rusak kar
"Bukankah sebelumnya kita sudah bertekad ingin mempunyai anak? Sekarang menstruasimu sudah berakhir atau belum?" tanya Kenji tanpa rasa malu."Sudah berakhir beberapa hari lalu." Dengan wajah yang memerah, Elena menjawab sambil menundukkan kepalanya. Sepasang tangannya menggerak-gerakkan kerah bajunya dan dia tidak berani menatap Kenji lagi."Kalau begitu, ayo ke kamarku, jangan hanya nonton televisi disini," kata Kenji merasa tidak sabar."Tidak..." ujar Elena."Kenapa? Kapan lagi bisa melakukannya jika bukan sekarang?" tanya Kenji."Jika Wini keluar dan melihat kita tidak berada di ruang tamu, dia pasti akan merasa curiga," kata Elena."Saat ini dia sedang sibuk menulis novel, Dia tidak akan punya waktu untuk keluar dari kamarnya," ucap Kenji."Bagaimana kalau dia keluar setelah selesai menulis novel?" kata Elena."Keluar saja, apa yang kamu takutkan? Bagaimanapun juga, kita adalah suami istri, kita melakukan hal yang sudah seharusnya dilakukan
"Aku tahu aku adalah wanita cantik yang bisa mengandalkan penampilanku untuk mencari nafkah, tapi aku lebih suka mengandalkan bakatku untuk mencari nafkah. Sudahlah, tidak usah membicarakan soal ini lagi. Kita kembali saja ke topik asal. Katakan sejujurnya padaku, apa Kenji adalah seorang pria yang tidak bisa bertahan lama dalam berhubungan?" tanya Wini penasaran."Mana mungkin dia adalah pria yang tidak bisa bertahan lama dalam berhubungan? Kamu terlalu banyak berpikir!" Tentu saja Elena. Dia berpikir bahwa dia harus melindungi martabat suaminya."Jangan-jangan kalian sudah pernah merasakannya?" tanya Wini."Belum, bukankah sudah kukatakan padamu bahwa kami belum melakukannya?" sahut Elena."Lalu bagaimana kamu bisa tahu dia bukan seseorang yang tidak bisa tahan lama?" tanya Wini."Karena dia memiliki fisik yang kuat. Sekali lihat saja sudah ketahuan dia bukan pria yang tidak bisa bertahan lama dalam berhubungan," jawab Elena dengan wajah yang sedikit meron
Ketika Elena hendak bangun, Wini yang sedang tidur nyenyak tiba-tiba berbalik badan, lalu memeluk Elena dan juga menaruh kakinya di atas badan Elena. Elena sangat terkejut dibuatnya. Namun, saat melihat Wini yang masih tidur dengan nyenyak, Elena pun menyingkirkan tangannya dengan pelan dan memberikan sebuah bantal untuk dipeluknya. Elena juga menyingkirkan kakinya, kemudian pelan-pelan beranjak dari sana. Setelah akhirnya bisa memisahkan diri, Elena pun keluar dari kamar seperti seorang maling dan langsung menuju kamar Kenji. Sejak melihat Kenji dan Merry yang secara tidak sengaja berciuman di lapangan malam ini, Elena pun merasakan adanya bahaya yang lebih kuat. Dia harus melakukan hal itu bersama Kenji secepat mungkin. Jika tidak, cepat atau lambat sesuatu yang tidak ia inginkan pasti akan terjadi. Saat melihat pertandingan duel antara Kenji dan Merry, mereka berdua saling mengejar satu sama lain dan juga memiliki kekuatan yang sama. Elena bahkan merasa bahwa
Saat Kenji melepaskan piama Elena dengan tangan bergetar, Elena pun berkata dengan tegang, "Sebentar..." "Tunggu apa lagi?" tanya Kenji."Aku mau semua lampunya dimatikan." Elena merasa akan sangat memalukan jika memperlihatkan semuanya kepada Kenji, sehingga dia meminta Kenji untuk mematikan lampu terlebih dahulu."Baik," Kenji juga tahu bahwa wanita pasti akan malu, jadi dia juga mengerti dengan permintaan Elena ini, dia pun mematikan semua lampu.Setelah mematikan lampu, Kenji kembali menimpa tubuh Elena.Elena merasakan bahwa saat-saat yang paling indah dalam hidupnya akan segara datang, lalu dia pun menutup kedua matanya dengan pelan dan menggigit bibirnya, menyiapkan mentalnya untuk melakukan hal itu.Tetapi, cahaya bulan sangat terang malam ini, walaupun sudah mematikan lampu, cahaya bulan masih saja menyinari kamarnya dengan sangat terang.Bermandikan cahaya bulan yang lembut, kecantikan Elena terpancar dengan aura yang misterius. Siapapun y
Si penembak jitu tidak pernah menyangka jika Kenji akan mampu meblokir peluru dengan kecepatan tinggi seperti itu. Ia sangat terkejut saat melihat aksi Kenji. Dia juga melihat Elena keluar dari kamar. Tapi itu bukan masalah, karena targetnya saat ini bukanlah Elena melainkan Kenji. Jadi, dia pun segera membidik dan kembali melepaskan tembakan ke arah Kenji.Meskipun Kenji berhasil memblokir peluru sebelumnya dengan pedang, tapi sekarang tangan kirinya terluka akibat dari goncangan pedang saat dihantam peluru sebelumnya. Dan ada kejadian yang aneh, saat darah dari tangan kenji mengalir ke pedangnya, darah itu terserap oleh pedang dan hilang tak bersisa.Kejadian aneh ini membuat Kenji tertegun beberapa saat. Ketika Kenji sedang dalam lamunannya, tiba-tiba Kenji melihat peluru terbang ke arah kepalanya lagi, dia pun dengan cepat mengangkat pedang untuk memblokir peluru itu."Ting..." Peluru itu mengenai pedang, lalu mengeluarkan suara yang keras dan tajam lagi.Te