Para prajurit turun menggunakan parasut dan memenuhi langit malam. Begitu para prajurit mendarat, mereka berkumpul mengelilingi Leon dan menunggu perintah selanjutnya.Komandan para prajurit itu mendekat dan melapor pada Leon, "Semua prajurit ada di sini, Jendral! Tolong berikan perintahmu!""Tetap diam dan tunggu instruksi selanjutnya!" kata Leon."Baik, Pak!"Norman mengirim seluruh resimen sebagai bala bantuan, yaitu lebih dari seribu tentara. Dan semuanya sekarang berada di bawah komando Leon, Jendral Bintang Tiga.Seribu elite militer lima kali lipat dari jumlah tentara bayaran. Terowongan itu bahkan mungkin tidak bisa menampung semua prajurit ini. "Merry! " panggil Leon."Ya Pak!" Merry melangkah maju."Bersiaplah untuk menyerang. Kita akan turun ke sana setelah menerima tanda dari Jendral Ken," perintah Leon."Baik!" Kemudian Merry mengatur sekelompok operator khusus untuk mengikat tali di sepanjang terowongan. Dengan begitu, saa
"Aku juga tidak tahu, aku tidak peduli siapa yang menyembunyikannya, yang harus kita lakukan sekarang adalah bagaimana melindungi harta karun ini, agar tidak diambil oleh musuh," ujar Kenji."Sekarang musuh tidak bisa masuk, mereka tidak akan bisa mendapatkan harta karun ini. Tetapi kita juga tidak bisa keluar, jadi sekarang harus bagaimana?" tanya Elena."Kita bisa masuk ke ruang harta karun ini, pasti ada mekanisme untuk kita keluar dari sini juga," jawab Kenji."Kalau begitu kita harus segera mencari jalan keluarnya," ucap Elena. "Jangan terburu-buru, kita memang ingin keluar dari sini, tapi ada baiknya jika kita coba melihat-lihat. Selain perhiasan, kita harus pastikan ada harta apa lagi yang berada disini," ucap Kenji.Apalagi William rela memakai segala cara untuk mendapatkan semua harta karun ini, pasti ada barang yang jauh lebih berharga dari semua perhiasan ini."Tapi, Wini masih berada di luar! Jika kita tetap berada didalam sini, apakah dia a
Namun, tidak peduli seberapa keras Kenji menariknya, pedang itu tidak bergerak sama sekali. Seolah-olah telah menjadi bagian dari lempengan itu.Kenji pikir dia cukup kuat tetapi dia tidak menyangka bahwa dia tidak bisa mencabut pedangnya. Dia terus berusaha sampai keningnya berkeringat tapi pedangnya tetap tidak bergerak."Apakah sulit untuk menariknya keluar?" Elena bertanya ketika dia melihat Kenji bercucuran keringat. "Ya, aku tidak menyangka akan sangat sulit," ucap Kenji sambil terengah-engah."Pedang ini sudah ada di sini selama lebih dari dua ribu tahun. Pedangnya pasti sudah berkarat dan menyatu dengan tanah, yang membuatnya sulit untuk dicabut." kata Elena."Karena ini pedang sakti, kurasa pedang ini tidak akan mudah berkarat," kata Kenji."Lalu apa yang harus kita lakukan? Jika kita tidak bisa mencabutnya, gerbang batu tidak bisa dibuka. Apakah kita akan mati di sini?" ujar Elena."Aku akan memikirkan cara untuk keluar dari sini nanti." K
"Apa yang akan kamu lakukan?" Wini bertanya dengan suara bergetar."Kamu akan segera tahu," kata William."Tuan William, jangan buang waktu untuk bicara omong kosong dengannya. Cepat! Siapa yang duluan?" Anderson tidak bisa menunggu lagi."Tentu saja, aku," kata William."Kalau begitu cepatlah. Jika Kenji dan Elena keluar kita tidak punya kesempatan untuk melakukannya. Begitu banyak saudaraku yang menunggu," kata Anderson penuh semangat."Baiklah. Longgarkan ikatannya," perintah William.Karena Wini telah diikat, William tidak bisa berbuat apa-apa padanya. Jadi tangan dan kakinya harus dibebaskan."Lepaskan ikatannya dan berdirilah dalam barisan. Jangan terburu-buru. Setiap orang memiliki kesempatan. Mereka yang berdiri di pintu masuk terus waspada. Jika ada yang turun, tembak dia. Kita akan bergiliran setelah menikmati waktu kita," Anderson berkata kepada anak buahnya.Tentara bayaran yang menjaga Wini bergegas melepaskan talinya.Dan sisany
"Bagaimana pedang ini bisa meminum darah?" tanya Elena yang tampak terkejut."Pedang ini milik pendekar pedang terbaik yang pernah ada, aku yakin pedangnya berbeda dengan pedang biasa. Sekarang pedang itu sudah tidak dipakai selama dua ribu tahun. Kemungkinan, ia bangun setelah mencium bau darah," kata Kenji.Kenji benar. Pedang sakti ini telah dikubur di sana selama lebih dari dua ribu tahun. Ia pasti sangat haus darah sehingga tidak pilih-pilih darahnya."Ya, pasti begitu. Pedang itu bergetar hebat sampai mampu menggetarkan bumi, pasti ada celah pada tanah yang mengubur bilahnya. Mungkin sekarang pedang itu bisa dicabut. " kata Elena."Mungkin. Aku gagal mencabutnya karena pedang telah menyatu dengan tanah. Aku akan mencobanya lagi," kata Kenji."Pasti ini yang namanya takdir. Kenapa urinku bisa membangunkan pedang ajaib ini?" Elena kaget."Kamu benar. Aku tidak menyangka urinmu memiliki efek yang luar biasa. Tapi kebetulan kamu juga sedang haid, ini m
William, Anderson, dan tentara bayaran itu ketakutan ketika mereka melihat Wini akan menembak dirinya sendiri.Bahkan Claude tua tidak ingin Wini mati. Dia juga ingin merasakan wanita muda sepertinya, tetapi dia tidak mengutarakannya karena dia adalah juara catur.Meski tak bisa menikmatinya, ia ingin menonton pertunjukan panas secara langsung."Tenanglah nona cantik, letakkan pistolnya. Aku berjanji atas nama juara catur bahwa mereka tidak akan menyakitimu," kata Claude. Wini membeku selama beberapa detik setelah mendengar kata-kata Claude dan kemudian dia berkata, "Apakah mereka akan mengikuti perintahmu?"Ya, aku adalah master catur. Mereka akan menunjukkan rasa hormat kepadaku." Setelah mengatakan itu, Claude mengedipkan mata pada William secara rahasia.William mengerti maksud Claude dan berkata, "Ya. Tuan Claude dihormati di Kerajaan Elang. Kami akan mendengarkannya. Letakkan senjatamu dulu."Wini masih ragu-ragu. Tidak ada yang mau mati jika
Wini juga terkejut setelah menyaksikan Kenji membunuh Anderson hanya dengan satu serangan. Kenji sangat kuat. Mereka semua bukan apa-apa di depannya.William menyadari bahayanya setelah Anderson meninggal. Anderson adalah pemimpin tentara bayaran ini. Sekarang dia meninggal, mereka tidak memiliki pemimpin untuk diikuti dan mereka bukan tandingan Kenji.Dengan cepat William menarik Wini dan mencekiknya dengan lengan kirinya. Lalu dia membidik kepalanya dengan pistol lalu berteriak, "Letakkan pedangmu, atau aku akan membunuhnya."Wajah Wini tiba-tiba menjadi pucat karena ketakutan. Dia tidak tahu mengapa dia menjadi sandera lagi.Kenji selalu benci di ancam. Meskipun Wini menjadi sandera, dia mengayunkan pedangnya tanpa ragu.Ia telah memerintahkan Leon untuk menyerang. Jika ia dikendalikan oleh musuh, prajuritnya akan menderita korban yang lebih parah.Sebagai jenderal dari pasukan besar, dia tidak bisa mengorbankan tentaranya untuk seorang wanita.De
Leon menekan tentara bayaran sejak awal pertempuran. Tanpa tempat berlindung untuk bersembunyi, tentara bayaran dengan cepat dimusnahkan. Di bawah serangan granat, tentara bayaran gagal melawan dalam kekacauan itu.Hanya sekitar tiga ratus prajurit pasukan elite kiriman Norman yang turun ke terowongan. Pertempuran telah selesai sebelum pasukan besar datang. Karena kurangnya tali, mereka turun dari atas dengan agak lambat. Terowongan itu sangat ramai sehingga tidak ada yang perlu menembak."Kak Kenji, pertempuran sudah berakhir. Kamu bisa keluar sekarang!" Leon berteriak di depan gerbang batu.Dia harus memanggil Kenji Kakak karena Wini dan Elena ada di dalam.Namun, karena gerbang batunya sangat tebal dan kedap suara, Kenji tidak bisa mendengar apapun dari dalam.Merry bertanya, "Jika kak Kenji bisa masuk ke dalam, apakah itu berarti permainan catur tahap akhir di gerbang batu telah dipecahkan?"Leon berkata, "Kurasa begitu. Selain dengan menyelesai