Share

Bab 211

Bukankah ini kembali kepada obrolan mereka di awal tadi? Bahwa kesempurnaan suatu ilmu terletak kepada orangnya, dan bukan kepada ilmunya.

Itulah mengapa manusia menjadi makhluk yang berkuasa di bumi. Saat mereka menggunakan akal pikirannya. Itulah yang membuat manusia lebih unggul daripada makhluk lain.

Saat manusia menjadi manusia.

Karena puncak tertinggi kemanusiaan, tidak terletak pada tingginya pangkat, banyaknya harta, ataupun dalamnya ilmu. Tetapi terletak pada kemanusiaannya. Pada kelemahannya. Pada sifat-sifatnya. Pada akal pikirannya.

Begitu sederhana!

Tapi juga begitu sukar dipahami.

Cio San tak bisa berkata-kata.

Ia hanya bisa menjura.

Lalu bibirnya mengucap, “Tayhiap.”

Suma Sun meneteskan air mata. Jika kata ‘Pendekar Besar’ itu terucap dari bibir Cio San kepadanya, seolah-olah tuntaslah semua urusannya di muka bumi ini. Seolah-olah, lengkaplah arti kehidupannya di kolong langit ini.

Dua sahabat. Empat tetesan air mata, dari dua pasang mata yang tulus.

Malam semakin gelap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status