Share

BAB 6

Author: Halo Preneur
last update Last Updated: 2022-02-23 13:43:54

“Mbak Gee Andhra?” Seorang laki-laki memakai t-shirt berpadu jacket, celana jeans, sneakers hitam putih dan balck cap menghampiri mejaku.

“Iya,” jawabku ragu-ragu menyelisik wajah rupawannya.

“Saya Adirajada. Orang kiriman dari XO ekpress.” Laki-laki tersebut mengulurkan tangan padaku.

“Oh, iya, Mas. Halo.” Aku kemudian membalas uluran tangannya.

“Silakan, duduk,” ucapku mempersilakan kursi di hadapanku.

Seperti yang sudah aku rencanakan, bahwa aku akan mengunakan mata-mata untuk membantuku mempermainkan Diran dan Jonna. Berkat otak intel Reen, aku berhasil menemukan jasa mata-mata yang juga merangkap sebagai kurir.

“Sebelum kita memulai kerja samanya, boleh saya tahu detail permasalahannya?” tanyanya usai menyeruput es teh leci soda.

Jujur, aku ragu untuk menceritakan detail permasalahan. Ada rasa tidak nyaman untuk terbuka dengan orang baru.

“Anggap aja kita teman akrab dan lagi curhat, Mbak” katanya yang menyadari tingkahku yang kurang nyaman di hadapannya.

“Apa ... harus banget tahu permasalahannya?” tanyaku ragu-ragu.

Laki-laki di hadapanku mengangguk. “Untuk keamanan kita bersama, Mbak. Saya nggak mau melakukan — pekerjaan — yang ujung-ujungnya merugikan saya. Apalagi sampai berurusan dengan kejahatan dan polisi.”

Baiklah. Tidak ada pilihan lain selain menceritakan — semuanya. Toh aku sudah memantapkan hati untuk melakukan balas dendam ini.

Laki-laki yang akrab dengan sapaan Adira itu tergelak usai mendengar detail permasalahannya.

“Saya kalau jadi Mbak, udah saya batalin itu pernikahan. Ngapain nyusahin diri sendiri buat tetep melanjutkan pernikahan?”

Cukup tersinggung aku mendengarnya. “Sorry ya, Mas. Situ “kan tugasnya buat menjalankan tugas dari saya, bukan mengomentari permasalahan hidup saya.”

Adira mengangguk. “Saya cuma ngasih saran aja, Mbak. Lagian ... Mbak itu kan cantik. Cantik banget malahan menurut saya. Punya karir sendiri dan berpenghasilan. Sangat nggak berguna mertahanin laki-laki begituan.”

Aku cukup tersipu mendengarnya. Terlebih tatapannya yang begitu terpesona padaku. Terlebih

juga wajah rupawannya yang bisa aku pastikan cukup mudah menaklukkan perasaan perempuan hanya dalam satu kata sanjungan. Namun, ini bukan saatnya untuk bermain-main dalam urusan perasaan suka.

“Saya mertahanin pernikahan saya, untuk saya hancurkan di kemudian hari. Terlebih ngancurin mereka berdua,” sergahku tidak terima.

“Mbak yakin udah siap jadi janda? Nggak ada enaknya loh Mbak jadi janda?”

Aku mendengkus kesal. “Tugas Mas selain mata-matain juga buat ngurusin hidup orang, ya?”

Adira tertawa dan kembali menyeruput minumannya. “Diminum dulu Mbak minumannya.

Disegerin dulu tenggorokannya biar nggak seret gara-gara kesel.”

“Ngeselin banget lo jadi orang,” gerutuku yang langsung meneguk minuman dalam 3 teguk, sebelum kemudian mengunyah es batunya.

“Maaf, Mbak. Cuma bercanda tadi. Saya emang begini orangnya. Biar bisa memudahkan akrab sama klien.”

“Nyebelin iya kali,” gerutuku.

“Oke. Pertama-tama saya butuh foto keduanya dan latar belakangnya. Terlebih pekerjaannya. Saya akan memulainya dari sekarang. Jadi Mbak harus nyipain perasaan Mbak.”

“Nyiapain perasaan saya? Buat apa?” tanyaku tak mengerti.

“Biar nggak terlalu sakit hati nantinya saat tahu kegiatan mereka.”

Aku tergelak. “Udah telat kali sakit hatinya, Mas.”

“Terus kalau udah tahu mereka selingkuh, kenapa baru sekarang mau mata-matain?” tanyanya tak mengerti.

“Untuk mempermainkan mereka berdua.”

“Yakin, Mbak nggak bakal tambah sakit hati?”

“Mau sakit hatinya kayak gimanapun, udah nggak ngefek buat saya sekarang.”

“Oke. Saya akan bantu sampai Mbak dapetin apa yang Mbak mau.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Norhayati Norsiwan
baru mula membaca..cuba memahami jalan cerita ini . rasa seperti besttt juga
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kisah Malam Pertama   BAB 23 TAMAT

    3 bulan kemudian.Usai ketukan palu di pengadilan, maka selesai sudah hubunganku dengan Diran Diran dalam tali pernikahan. Selama proses berlangsung, Diran tampak kooperatif, meski tak mengatakan apa pun.Ya. Aku rasa Diran memang tidak bisa berbuat banyak, usai menyadari kesalahannya. Bahkan dia tak menggunakan pengacara selama proses persidangan. Meski dia tak pernah mangkir setiap kali sidang mediasi, sayangnya aku tak sudi barang satu kali pun untuk datang ke sidang mediasi.Keluar dari ruang pengadilan, kulihat Diranberjalan menunduk dengan wajah ditekuk. Sementara aku berjalan bersama Om Riwan selalu mendampingiku selama prosesnya."Gee."Aku menghentikan langkah dan menoleh. Tampak Diran berjalan menghampiriku. Lalu mengulurkan tangan dengan wajah penuh penyesalan padaku.“Sekali lagi aku minta maaf. Aku harap kita masih bisa berjabat tangan untuk terakhir kalinya,” ucap Diran.Aku cukup tertegun, tetapi juga masihdipenuhikebencian. Namun, memperlihatkanketangguhan di hadapan se

  • Kisah Malam Pertama   BAB 22

    Sebuah makan malam di bistro milik Reen menjadi akhir rencanaku. Aku sengaja menggagas makan malam bersama dengan 2 keluarga besar untuk mengungkapkan akhir rumah tanggaku dengan Diran. Karena aku tidak ingin bertele-tele untuk mengakhiri semuanya. Hidangan sirloin steak rendang sauce, egg and avocado salad in jar dan prawn bruchetta lengkap dengan wine merah menghuni meja panjang di ruangan privat room. Tampak penghuninya begitu menikmati hindangan sembari bercengkerama hangat. Kecuali aku dan Diran pastinya. Ya. Diran tampak menunduk tak mengeluarkan satu kata pun. Bahkan terlihat ogah-ogahan menikmati hidangan. Sementara aku ... tetap menyantap makanan begitu lahap, sebagai amunisi, sebelum memberitahukan hal yang mengejutkan. “Kamu tambah cantik setelah nikah, Gee,” puji Bu Rini—ibu mertuaku. Aku tersenyum sebagai balasan. Tentu saja aku harus tampil cantik malam ini. Jumpsuit polka dot vintage look berkerah lebar memang cukup membuat penampilanku rimeless. Ditambah make up

  • Kisah Malam Pertama   BAB 21

    Usai keluar dari kamar laknat itu, aku berjalan gontai dengan air mata tak berhenti mengucur dari kedua mataku. Kepedihan begitu sangat terasa di hatiku saat ini. Meski begitu, aku harus kuat sekuat-kuatnya menerima kenyataan yang terjadi. Dunia tidak akan hancur hanya karena laki-laki yang aku cintai berselingkuh dengan temanku sendiri “kan?Aku merogoh kunci mobil di dalam tas dengan susah payah karena pandanganku yang terus kabur oleh genangan air mata. Sampai kemudian berhasil menemuka kunci, kunci tersebut malah terjatuh begitu saja dari tanganku. Membuatku semakin kesulitan untuk mencari.Sebuah tangan samar-samar kulihat meraih sesuatu di bawah kakiku. “Biar saya antar Mbak pulang.”Suara yang sangat familiar itu membuatku langsung mendongak pada pemiliknya. “Nggak usah Mas. Saya bisa pulang sendiri,” tolakku seraya mencoba meraih kunci mobilku di tanganku.Adira mengeratkan kunci mobilku dalam genggamannya. “Mba

  • Kisah Malam Pertama   BAB 20

    Jonna melangkah membuka pintu. Lalu tak lama kemudian ....“Adira,” pekik Jonna.Aku dan Diran langsung menoleh ke arah pintu terbuka. Terlebih aku yang cukup terkejut dengan sosok Adira yang benar-benar muncul di sana.“Kamu kenapa bisa di sini?” tanya Jonna melangkah mundur.“Aku denger ada ribut-ribut di sini. Jadi aku datang,” ucap Adira melangkah masuk.“Apa maksud kamu?” tanya Jonna tak mengerti.“Cuma pengen tahu aja, laki-laki seperti apa yang ngebuat kamu sampai mengakhiri hubungan kita,” ucap Adira.Mendengar itu, aku langsung membulatkan mata.“Hubungan? Kamu punya hubungan sama Jonna?” tanyaku menatap laki-laki memakai jogger pants hitam berpadu t-shirt hitam, jaket hitam dan topi hitam.Adira menatapku dan mengangguk.“Maafkan saya, Mbak. Saya memanfaatkan keadaan Mbak untuk mencari tahu laki-laki yang udah ngebuat pacar say

  • Kisah Malam Pertama   BAB 19

    Wajah Diran dan Jonna kembali tegang usai mendengar ucapanku. Sementara aku menyeringai penuh kemenangan. “Kenapa? Kalian terkejut lagi? Kalian pikir bisa terus membodohi aku?” tanyaku. “Sejak kapan lo tahu semua ini, Gee?” tanya Jonna. “Seminggu sebelum gue melangsungkan pernikahan,” jawabku menyeringai. “Apa?” pekik Diran. “Kenapa? Terkejut lagi?” tanyaku menatap laki-laki berkemeja oversized berpadu blue jeans dan sneakers. Diran kemudian berdiri. “Lalu kenapa kamu mau meneruskan pernikahan ini kalau kamu sudah tahu dari awal?” Aku tertawa. “Untuk mempermainkan kalian berdua, dong.” Diran mengeraskan rahang. Sementara Jonna menggeleng-geleng tidak percaya menatapku. “Jadi gimana sekarang rasanya dipermainkan?” tanyaku berdiri menatap Diran. “Menyenangkan dong pastinya. Apalagi bisa membuat kamu mengerang kesakitan tanpa kepuasan setiap malam,” sambungku menyeringai. “Jadi kamu

  • Kisah Malam Pertama   BAB 18

    Adira : Mereka baru saja memasuki kamar hotel bersama.Pesan dari Adiran lengkap dengan foto Diran dan Jonna masuk ke sebuah kamar hotel membuatku bersiap-siap menyiapkan diri. Usai mendatangi pengadilan bersama Om Riwan tadi pagi untuk mendaftarkan gugatan perceraian, aku juga segera mengemasi barang-barangku dari rumah itu dan memutuskan singgah sementara di hotel.Ya. Malam ini adalah akhir dari semua kebusukan mereka di belakangku.Aku mengaplikasikan highlighter di pangkal dan ujung hidung, teardcut, dahi dan tulang pipi di hadapan cermin. Lalu menggambar sedikit arch pada alis mata menggunakan pensil alis cokelat muda. Tak lupa juga complexion yang flawless dan dewy yang menjadi kunci penting riasan malam ini. Kemudian terakhir, lipstick nude pink untuk menambah feminine dan attractive.Ya. Malam ini penampilanku harus paripurna di hadapan 2 pengkhianat itu. Akan kutunjukkan keanggunanku membalas perbuatan mereka malam ini.Jangan kalian piki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status