Di dalam kamar hotel yang sudah disulap begitu indah dengan berbagai bunga mawar, rasa sakit hatiku masih terus membara. Wajah ayuku di hadapan cermin tampak begitu dingin. Sementara otakku terus berkelana menyunsun sandiwara malam pertama.“Capek nggak, Sayang?” Diran mengecupi leher dan pundakku yang polos begitu mendamba. “Aku bantu lepasin gaunnya, ya,” lirihnya dengan embusan napas yang meremang.Aku tersenyum penuh tersirat menatap sosok bajingannya di cermin. “Iya, nih. Capek banget aku, Sayang. Kita langsung tidur aja, ya,” kataku manja.“Nggak mau malam pertama, nih?” godanya yang perlahan membuka ritsleting belakang gaun putihku.“Jangan sekarang ya malam pertamanya. Aku beneran capek banget, Sayang.” Aku menahangaunku yang akan jatuh ke lantai usai ritsleting di belakangnya terbuka penuh.“Bentar doang, Sayang. Aku bakalan pelan-pelan mainnya,” rayunya seraya b
Terakhir Diperbarui : 2022-02-23 Baca selengkapnya