Share

Bab 2

Author: Brandon
last update Last Updated: 2024-11-14 18:13:36
Sejak berhenti dari pekerjaan sampingan sebagai kurir, aku mulai bekerja lebih keras. Tidak hanya efisiensi kerjaku meningkat, tetapi karierku juga berkembang pesat. Dalam beberapa bulan, aku sudah pindah ke perusahaan baru, dan gajiku pun berlipat ganda.

Bosku bernama Candra Kusuma, seorang pria yang mengenakan kacamata dengan bingkai emas dan terlihat sangat bijaksana.

Pada hari pertama bekerja, aku menambahkan kontaknya.

Ketika nomor telepon yang tidak asing itu muncul di depan mata, jantungku berdebar kencang.

Dengan tidak percaya, aku membuka album foto dan melihat angka yang persis sama.

Bosku, Candra Kusuma ... adalah pelanggan yang memesan mainan seks hari itu.

Yang lebih mengejutkanku adalah, ketika sekretaris bosku masuk, aku langsung mengenalinya.

Candra dengan sopan memperkenalkan kami, "Ini Jodi, kepala departemen yang baru datang. Jodi, ini Citra Yanuar, sekretarisku, sekaligus istriku."

Melihat wanita muda yang mengenakan setelan jas profesional dan memiliki penampilan menarik di depanku, aku merasa agak terkejut.

Meskipun malam itu wanita tersebut mengenakan penutup mata, tahi lalat di lehernya dan gelang giok di pergelangan tangannya masih membuatku mengenalinya. Citra yang berdiri di depanku adalah wanita di malam itu.

Perasaan cemas muncul dalam hatiku. Keraguan pun memenuhi benakku.

Sepertinya Citra tidak mengenaliku. Dia tersenyum dan menjabat tanganku, dengan ramah menyapaku sebagai Pak Jodi.

Suara lembut dan tangan yang lemah gemulai itu membuat pikiranku kembali melayang ke malam yang penuh gairah itu.

Tenggorokanku terasa kering, dan sebuah perasaan aneh muncul dalam hatiku, seolah-olah ada sehelai bulu halus yang mengusap lembut di hatiku.

Dari sudut mata, aku melihat Candra berdiri di sana sambil tersenyum dengan ekspresi aneh. Perasaan aneh yang kurasakan makin kuat.

Pak Candra ini, yang menjadikan istrinya sebagai sekretarisnya, memang cukup aneh.

Untungnya, sepertinya mereka tidak mengenaliku, dan tidak membuat masalah tentang hal ini. Jadi, aku anggap saja tidak ada yang terjadi.

Namun, setelah itu Candra mulai secara sengaja atau tidak sengaja meningkatkan kontak antara aku dan Citra.

Saat membawa sarapan, dia memintaku membawakan satu untuk Citra juga. Setiap kali aku mendapat proyek, dia selalu mengatur agar Citra membantuku, dan beberapa kali dia memintaku mengantar Citra pulang dengan alasan dia sendiri sedang sibuk.

Meskipun aku agak bingung, tetapi karena dia tampaknya ingin mempromosikan aku dan memberikan proyek bagus, aku pun mengabaikan tindakan-tindakan kecilnya itu.

Namun, dengan cara seperti itu, hubunganku dengan Citra mau tak mau menjadi makin dekat.

Suatu hari, aku menerima proyek yang mengharuskan aku untuk melakukan perjalanan dinas ke luar kota.

Di perjalanan menuju bandara, Candra menelepon.

"Halo, Jodi, proyek kali ini harus kamu kerjakan dengan baik. Kalau berhasil, bonusnya lumayan, haha."

"Tenang saja, Pak Candra, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."

Setelah berbasa-basi, dia menyampaikan maksud sesungguhnya.

"Untuk memastikan pekerjaan berjalan lebih efektif, perusahaan memutuskan untuk mengirim Citra sebagai perwakilanku, untuk selalu mencatat perkembangan pekerjaan."

Setiap kali, Candra mengatasnamakan perusahaan untuk memenuhi keinginan pribadinya. Aku mendengus pelan, mengganti tiket pesawat, dan kembali untuk menjemput Citra.

Setelah pesawat mendarat, saat itu sudah pukul tiga pagi.

Kami sampai di hotel yang ditunjuk perusahaan, dan baru menyadari ada yang tidak beres.

Karena perjalanan ini mendadak, perusahaan tidak memesan kamar untuk Citra, dan kebetulan kamarku adalah kamar dengan satu tempat tidur double.

Lokasinya terpencil, dalam radius 3 kilometer hanya ada satu hotel mewah ini, sementara yang lainnya adalah penginapan kecil dengan keamanan yang tidak jelas.

Namun, tidak ada lagi kamar kosong di hotel ini malam ini.

Citra menatapku dengan mata yang bening dan bertanya dengan putus asa, "Kak Jodi, bagaimana ini?"

Tidak tahu harus bagaimana, aku hanya bisa menggelengkan kepala, "Besok pagi kita harus bertemu dengan klien. Sekarang sudah terlalu larut, rasanya sulit untuk mencari kamar yang lebih baik. Kamarku ini kamar dengan dua tempat tidur. Kalau nggak keberatan, kamu bisa tidur di sini sementara."

Citra menggigit bibirnya, terlihat ragu. Lalu, dia mengeluarkan ponsel dan mengirimkan beberapa pesan.

Aku melihat nama panggilan "Suami" di atas kotak obrolan, dan menebak dia pasti sedang meminta pendapat Candra.

Candra, seperti dugaanku, menyetujui, bahkan menenangkan Citra dan mengatakan bahwa aku orang yang jujur, jadi dia tidak perlu khawatir, dan bisa tidur sementara di kamarku.

Setelah masuk ke kamar, aku membereskan barang-barangku sedikit. Rasa lelah perjalanan segera menyergap.

Aku duduk di ranjang, mengeluarkan suplemen melatonin yang biasa kukonsumsi, meminum satu tablet, dan bersiap tidur.

Saat itu, Citra baru saja selesai mandi dan keluar dengan mengenakan jubah sutra. Jubah yang lembut itu membalut tubuhnya yang anggun, memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan jelas, membuat mataku melotot.

Dia mendekat dengan penasaran, mengamati botol melatonin yang kupegang. Matanya bulat dan agak terangkat seperti mata kucing.

Karena membungkuk, pemandangan dadanya terlihat samar-samar, dan tubuhnya yang putih mulus dengan sedikit rona merah memancarkan kehangatan dan wangi sabun mandi, membuatku merasa agak pusing.

"Kak Jodi, kamu makan apa?"

"Ini melatonin. Biasanya aku agak susah tidur. Kalau makan ini bisa tidur lebih nyenyak," aku menjelaskan.

Dia tersenyum manis, "Tidur sampai pagi, ya?"

"Iya, tidur sampai pagi."

Setelah percakapan singkat itu, aku berbaring di ranjang. Pikiranku kacau, dan tanpa sadar teringat kembali ke hari itu.

Citra yang patuh dan lembut seperti kucing ini benar-benar berbeda dari wanita yang penuh gairah malam itu.

Aku tidak bisa memahaminya, jadi aku harus berpura-pura bahwa malam itu hanyalah mimpi indah dan tertidur ....

Aku tidak tahu berapa lama tidur, tetapi aku terbangun karena kepanasan. Saat aku membuka mata, aku terpana dengan pemandangan yang kuhadapi.

Citra duduk mengangkangiku dengan punggung menghadap ke arahku. Kali ini dia bahkan tidak mengenakan celana dalam, dan jari-jari putihnya dengan panik membelai di sana .…

Tangan satunya masih memegang ponsel tinggi-tinggi, seolah-olah sedang melakukan panggilan video dengan seseorang.

Aku memicingkan mata dan mengintip, dan wajah Candra tiba-tiba muncul di layar ponsel. Aku terkejut dan segera memejamkan mata.

Aku mencubit tanganku dengan keras di bawah selimut. Rasa sakit yang tajam terasa jelas di tanganku, mengingatkan aku bahwa ini bukan mimpi.

Apa yang terjadi? Apa mereka menganggapku sebagai alat untuk mencari romansa dan kegairahan antara suami dan istri?

Apa menurutmu melatonin yang aku konsumsi adalah obat tidur?

Aku tidak bisa membayangkan betapa memalukannya pemandangan yang akan kualami jika aku terbangun saat ini. Untuk menghindari masalah, aku memejamkan mata rapat-rapat dan terus berpura-pura tertidur.

Tetapi, Citra tidak menganggap itu cukup menarik. Jadi, dia menjauhkan jari-jarinya yang bergerak dengan panik, dan bokongnya perlahan mendekati wajahku ….

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Sriee Yue
lanjut bab 3
goodnovel comment avatar
Soleha Nandir
lanjut bap 3
goodnovel comment avatar
weareshun weareshun
bab 3 plisss
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kisah Cinta sang Kurir   Bab 3

    Suara napas tertahan dan suara air yang samar terus memasuki telingaku, dan aku hanya bisa berusaha sekuat tenaga menahan napas.Aku nyaris tercekik kehabisan napas, seolah-olah berada di dalam tungku api. Setiap detik terasa seperti siksaan, seakan seluruh ketahanan hidupku habis.Entah sudah berapa lama waktu berlalu, tetapi kesabaranku hampir habis. Aku rasa tidak masalah seperti apa hidupku mulai sekarang. Aku ingin memberi pelajaran keras pada wanita provokatif ini, seperti malam itu.Malam itu, aku adalah seorang kurir barang dan dia adalah seorang pelanggan. Aku bisa mendorongnya ke tempat tidur dan bermain bersamanya dengan bebas.Tetapi, hari ini, aku adalah seorang karyawan dan dia adalah istri bos, dan aku hanya bisa melihatnya menunggangiku dan melakukan apa pun yang dia inginkan tanpa bergerak.Kenapa? Kenapa dia bisa membuka kakinya kepada orang asing tanpa ragu-ragu? Tetapi, aku sebagai rekannya tidak bisa?Pikiranku berkecamuk, perasaanku terombang-ambing antara sadar d

  • Kisah Cinta sang Kurir   Bab 4

    Candra tersenyum dan memperbaiki kacamatanya, "Jodi, kamu benar-benar sopan. Nggak usah panggil aku Pak, panggil saja Kakak.""Tapi, aku alergi alkohol. Sepertinya aku nggak bisa minum sampai puas denganmu."Setelah itu dia menoleh ke Citra dan bercanda, "Istriku bisa minum banyak. Malam ini, tolong beri beberapa gelas buat istriku, dia yang akan minum buatku."Citra memandangnya dengan tatapan jengkel, "Jangan dengarkan omong kosong Kak Candra soal alergi alkoholnya. Aku rasa di antara kita bertiga, aku yang paling nggak bisa minum."Kami bertiga serempak tertawa dengan tawa profesional.Waktu berlalu dengan cepat dan malam pun tiba. Sekitar sepuluh orang dari departemen kami berkumpul di meja, saling bersulang. Suasananya meriah.Setelah beberapa putaran minuman, aku merasa ingin buang air kecil. Jadi, aku bangkit untuk ke kamar mandi.Tanpa sengaja aku bertemu dengan magang baru, Bintang, yang terlihat agak terkejut melihatku."Eh, Kak Jodi, kamu beli apa ya? Kok bisa sampai minta P

  • Kisah Cinta sang Kurir   Bab 5

    Keesokan paginya, saat terbangun dan melihat Citra berbaring di sampingku, aku sadar bahwa hal terburuk benar-benar telah terjadi.Yang lebih buruk lagi, saat itu juga Citra perlahan bangun.Jantungku berdegup kencang, otakku berputar mencari kata-kata, memikirkan bagaimana menjelaskan situasi ini.Mengatakan Candra yang memberiku kartu kamar? Dia pasti tidak akan mengaku.Mengatakan Candra yang menaruh obat pada minumanku? Tetapi, aku tidak punya bukti, bahkan jika menemukan kuitansi makanan itu, namaku yang tertera di sana.Lagi pula, hanya dengan perkataanku, Citra pasti tidak akan percaya bahwa suaminya yang selalu bersamanya bisa melakukan hal serendah ini.Belum sempat aku memikirkan jawaban, Citra sudah terbangun dan kami saling berpandangan.Namun, dia tidak marah dan memukuliku seperti yang kubayangkan. Dia hanya duduk di tempat tidur, seolah-olah sedang mengingat sesuatu.Beberapa saat kemudian, air mata perlahan jatuh dari wajahnya yang lembut.Aku tidak tahan melihatnya sep

  • Kisah Cinta sang Kurir   Bab 6

    Berbeda dari penampilannya, Citra ternyata lebih kuat dari yang kubayangkan dan sangat tegas dalam bertindak.Dia meminta tangkapan layar ponselku dan riwayat pemberian uang digital, lalu juga menelusuri rekaman CCTV pusat pemandian.Ternyata, malam itu Candra memakai namaku untuk memesan wewangian perangsang dari toko tersebut dan menempatkannya di kamar Citra.Dia juga memberikan pelayan kartu kamar yang sama dan meminta pelayan membawaku ke kamar itu. Jadi, itulah kenapa aku ikut terjebak.Dia sama sekali tidak memasukkan obat ke dalam minumanku, jadi aku tidak mungkin bisa mencegahnya.Setelah penyelidikan lebih lanjut, diketahui bahwa karena kemampuan fisiknya yang buruk, Candra mengembangkan fetish membiarkan pasangan berhubungan intim dengan orang lain. Dia senang melihat orang lain menodai istrinya untuk mendapatkan rangsangan dan kepuasan emosional.Candra lalu berdalih mengajak terapi dan sering membujuk Citra untuk melakukan hal-hal aneh. Setiap kali Citra berdekatan dengan

  • Kisah Cinta sang Kurir   Bab 1

    Namaku Jodi Susanto, seorang mahasiswa yang baru lulus kuliah.Awalnya, aku sudah mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lumayan, tetapi baru-baru ini kabar datang dari rumah bahwa ibuku sakit parah dan biaya operasi tidak mencukupi. Karena itu, aku mulai bekerja di siang hari dan mengambil pekerjaan sampingan sebagai kurir di malam hari, berharap bisa membantu meringankan beban keluarga.Pada jam 12 siang hari itu, aku menerima pesanan dari sebuah toko mainan seks. Pelanggan meninggalkan pesan meminta pengiriman segera. Jika sampai dalam sepuluh menit, akan ada tip.Aku segera tiba di alamat pengiriman, sebuah hotel bintang lima yang mewah.Saat aku hendak mengetuk pintu, sebuah pesan muncul di kotak obrolan pesan antar."Tidak perlu mengetuk, jangan bicara, pintunya terbuka, langsung masuk saja."Tanpa banyak pikir, aku mendorong pintu hingga terbuka. Tetapi, pemandangan yang menyambutku membuatku tersipu malu.Di ranjang besar berbentuk hati berwarna merah, seorang wanita dengan pak

Latest chapter

  • Kisah Cinta sang Kurir   Bab 6

    Berbeda dari penampilannya, Citra ternyata lebih kuat dari yang kubayangkan dan sangat tegas dalam bertindak.Dia meminta tangkapan layar ponselku dan riwayat pemberian uang digital, lalu juga menelusuri rekaman CCTV pusat pemandian.Ternyata, malam itu Candra memakai namaku untuk memesan wewangian perangsang dari toko tersebut dan menempatkannya di kamar Citra.Dia juga memberikan pelayan kartu kamar yang sama dan meminta pelayan membawaku ke kamar itu. Jadi, itulah kenapa aku ikut terjebak.Dia sama sekali tidak memasukkan obat ke dalam minumanku, jadi aku tidak mungkin bisa mencegahnya.Setelah penyelidikan lebih lanjut, diketahui bahwa karena kemampuan fisiknya yang buruk, Candra mengembangkan fetish membiarkan pasangan berhubungan intim dengan orang lain. Dia senang melihat orang lain menodai istrinya untuk mendapatkan rangsangan dan kepuasan emosional.Candra lalu berdalih mengajak terapi dan sering membujuk Citra untuk melakukan hal-hal aneh. Setiap kali Citra berdekatan dengan

  • Kisah Cinta sang Kurir   Bab 5

    Keesokan paginya, saat terbangun dan melihat Citra berbaring di sampingku, aku sadar bahwa hal terburuk benar-benar telah terjadi.Yang lebih buruk lagi, saat itu juga Citra perlahan bangun.Jantungku berdegup kencang, otakku berputar mencari kata-kata, memikirkan bagaimana menjelaskan situasi ini.Mengatakan Candra yang memberiku kartu kamar? Dia pasti tidak akan mengaku.Mengatakan Candra yang menaruh obat pada minumanku? Tetapi, aku tidak punya bukti, bahkan jika menemukan kuitansi makanan itu, namaku yang tertera di sana.Lagi pula, hanya dengan perkataanku, Citra pasti tidak akan percaya bahwa suaminya yang selalu bersamanya bisa melakukan hal serendah ini.Belum sempat aku memikirkan jawaban, Citra sudah terbangun dan kami saling berpandangan.Namun, dia tidak marah dan memukuliku seperti yang kubayangkan. Dia hanya duduk di tempat tidur, seolah-olah sedang mengingat sesuatu.Beberapa saat kemudian, air mata perlahan jatuh dari wajahnya yang lembut.Aku tidak tahan melihatnya sep

  • Kisah Cinta sang Kurir   Bab 4

    Candra tersenyum dan memperbaiki kacamatanya, "Jodi, kamu benar-benar sopan. Nggak usah panggil aku Pak, panggil saja Kakak.""Tapi, aku alergi alkohol. Sepertinya aku nggak bisa minum sampai puas denganmu."Setelah itu dia menoleh ke Citra dan bercanda, "Istriku bisa minum banyak. Malam ini, tolong beri beberapa gelas buat istriku, dia yang akan minum buatku."Citra memandangnya dengan tatapan jengkel, "Jangan dengarkan omong kosong Kak Candra soal alergi alkoholnya. Aku rasa di antara kita bertiga, aku yang paling nggak bisa minum."Kami bertiga serempak tertawa dengan tawa profesional.Waktu berlalu dengan cepat dan malam pun tiba. Sekitar sepuluh orang dari departemen kami berkumpul di meja, saling bersulang. Suasananya meriah.Setelah beberapa putaran minuman, aku merasa ingin buang air kecil. Jadi, aku bangkit untuk ke kamar mandi.Tanpa sengaja aku bertemu dengan magang baru, Bintang, yang terlihat agak terkejut melihatku."Eh, Kak Jodi, kamu beli apa ya? Kok bisa sampai minta P

  • Kisah Cinta sang Kurir   Bab 3

    Suara napas tertahan dan suara air yang samar terus memasuki telingaku, dan aku hanya bisa berusaha sekuat tenaga menahan napas.Aku nyaris tercekik kehabisan napas, seolah-olah berada di dalam tungku api. Setiap detik terasa seperti siksaan, seakan seluruh ketahanan hidupku habis.Entah sudah berapa lama waktu berlalu, tetapi kesabaranku hampir habis. Aku rasa tidak masalah seperti apa hidupku mulai sekarang. Aku ingin memberi pelajaran keras pada wanita provokatif ini, seperti malam itu.Malam itu, aku adalah seorang kurir barang dan dia adalah seorang pelanggan. Aku bisa mendorongnya ke tempat tidur dan bermain bersamanya dengan bebas.Tetapi, hari ini, aku adalah seorang karyawan dan dia adalah istri bos, dan aku hanya bisa melihatnya menunggangiku dan melakukan apa pun yang dia inginkan tanpa bergerak.Kenapa? Kenapa dia bisa membuka kakinya kepada orang asing tanpa ragu-ragu? Tetapi, aku sebagai rekannya tidak bisa?Pikiranku berkecamuk, perasaanku terombang-ambing antara sadar d

  • Kisah Cinta sang Kurir   Bab 2

    Sejak berhenti dari pekerjaan sampingan sebagai kurir, aku mulai bekerja lebih keras. Tidak hanya efisiensi kerjaku meningkat, tetapi karierku juga berkembang pesat. Dalam beberapa bulan, aku sudah pindah ke perusahaan baru, dan gajiku pun berlipat ganda.Bosku bernama Candra Kusuma, seorang pria yang mengenakan kacamata dengan bingkai emas dan terlihat sangat bijaksana.Pada hari pertama bekerja, aku menambahkan kontaknya.Ketika nomor telepon yang tidak asing itu muncul di depan mata, jantungku berdebar kencang.Dengan tidak percaya, aku membuka album foto dan melihat angka yang persis sama.Bosku, Candra Kusuma ... adalah pelanggan yang memesan mainan seks hari itu.Yang lebih mengejutkanku adalah, ketika sekretaris bosku masuk, aku langsung mengenalinya.Candra dengan sopan memperkenalkan kami, "Ini Jodi, kepala departemen yang baru datang. Jodi, ini Citra Yanuar, sekretarisku, sekaligus istriku."Melihat wanita muda yang mengenakan setelan jas profesional dan memiliki penampilan m

  • Kisah Cinta sang Kurir   Bab 1

    Namaku Jodi Susanto, seorang mahasiswa yang baru lulus kuliah.Awalnya, aku sudah mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lumayan, tetapi baru-baru ini kabar datang dari rumah bahwa ibuku sakit parah dan biaya operasi tidak mencukupi. Karena itu, aku mulai bekerja di siang hari dan mengambil pekerjaan sampingan sebagai kurir di malam hari, berharap bisa membantu meringankan beban keluarga.Pada jam 12 siang hari itu, aku menerima pesanan dari sebuah toko mainan seks. Pelanggan meninggalkan pesan meminta pengiriman segera. Jika sampai dalam sepuluh menit, akan ada tip.Aku segera tiba di alamat pengiriman, sebuah hotel bintang lima yang mewah.Saat aku hendak mengetuk pintu, sebuah pesan muncul di kotak obrolan pesan antar."Tidak perlu mengetuk, jangan bicara, pintunya terbuka, langsung masuk saja."Tanpa banyak pikir, aku mendorong pintu hingga terbuka. Tetapi, pemandangan yang menyambutku membuatku tersipu malu.Di ranjang besar berbentuk hati berwarna merah, seorang wanita dengan pak

DMCA.com Protection Status