Beranda / Romansa / Kisah Cinta Ludwina & Andrea / Bab 9 - Awal Kisah Ludwina & Andrea

Share

Bab 9 - Awal Kisah Ludwina & Andrea

Penulis: Josephine VDW
last update Terakhir Diperbarui: 2020-08-26 10:54:21

OKTOBER 2012

Andrea belum pernah keluar negeri sebelumnya. Ini adalah kali kedua ia menginjakkan kaki di bandara. Hari ini ia harus terbang ke Singapura untuk wawancara pekerjaan di sebuah perusahaan IT internasional. Bandara sekarang cukup banyak berubah dibandingkan tiga tahun lalu saat ia pertama kali ke sini.

Ia masih ingat peristiwa tiga tahun lalu itu. Ia tidak tahu pasti jadwal penerbangan Adelina, yang jelas ia akan terbang ke London malam itu. Andrea sudah memeriksa semua jadwal penerbangan yang masuk akal dan memutuskan untuk datang lebih awal.

Ia menunggu di depan pintu masuk, dengan pandangan tajam memeriksa setiap orang yang datang, berharap bisa bertemu Adelina dan meyakinkannya untuk memberinya kesempatan kedua.

Adelina adalah kekasih pertamanya, satu-satunya gadis yang pernah ia cintai. Mereka bertemu di sekolah saat penerimaan murid baru dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Memang kedengarannya gila, tetapi itulah yang terjadi.

Andrea ingat sinar matahari pagi yang menyapu wajah kekanakan gadis itu terlihat seperti halo yang membuatnya terpesona sesaat. Mereka berdua masih mengenakan seragam SMP dan berbaris di lapangan menerima pengarahan dari kakak kelas tentang kegiatan klub ekstrakurikuler sekolah.

Adelina tersenyum malu-malu saat diangkat sebagai perwakilan siswa baru putri untuk menerima seragam SMA secara simbolis, dan Andrea didaulat sebagai perwakilan siswa baru putra. Kehebohan segera terjadi saat keduanya naik ke atas podium karena sepanjang sejarah SMA 7, belum pernah ada pasangan murid baru yang demikian rupawan menjadi wakil murid baru.

Keduanya segera menjadi terkenal, apalagi saat pembagian kelas, ternyata Adelina dan Andrea masuk di kelas yang sama. Karena sudah kenal di acara penerimaan murid baru, keduanya tidak sungkan untuk duduk sebangku.

Adelina sangat cerdas, tetapi ia tidak menyukai pelajaran sains, kebalikannya dari Andrea yang membenci pelajaran sosial namun jago ilmu pengetahuan alam. Keduanya saling melengkapi dan membantu dalam pelajaran. Sepanjang kelas 1 dan 2 mereka pun berturut-turut menjadi juara kelas.

Keduanya merupakan pasangan idola semua orang tetapi mereka tidak resmi berpacaran karena Andrea dan Adelina sama-sama dididik oleh orangtuanya untuk mengutamakan sekolah dan tidak boleh pacaran selama masih SMA.

"Berarti nanti kalau sudah lulus SMA boleh pacaran, dong?" tanya Hanny kepada Adeline saat istirahat. Adelina melirik Andrea dan tertawa kecil,

"Aku sih boleh pacaran kalau sudah lulus SMA. Nggak tahu ya, kalau Andre."

Andrea merasakan wajahnya memerah saat ia mengangguk pelan. Hidupnya berputar untuk Adelina dan ia ingin cepat-cepat lulus SMA agar bisa segera meresmikan cintanya.

Saat wisuda kelulusan SMA hatinya sangat bahagia. Ia membawa ibunya bertemu Adelina dan keluarganya. Mereka berdua adalah lulusan terbaik SMA 7 tahun itu dan sama-sama sudah diterima di UI di jurusan Psikologi dan Computer Science.

Ia masih ingat betapa kedua orang tua Adelina menyambutnya dengan hangat di acara wisuda sekolah. Mereka kagum akan kecerdasannya. Tetapi pandangan wajah keduanya tampak seketika berubah ketika Adelina menggenggam tangan Andrea dengan mesra dan mengajaknya untuk foto bersama.

Saat itulah mereka sadar, bahwa hubungan putrinya dan pemuda ini bukan hanya sebatas sahabat.

Andrea tidak bisa melupakan pandangan kecewa di mata kedua orang tua Adelina saat itu.

Mereka adalah keluarga sangat terpandang yang menguasai industri kelapa sawit di Kalimantan, dan Adelina adalah anak satu-satunya. Mereka menganggap Andrea yang berasal dari kalangan biasa dan sejak lahir tidak mempunyai ayah tidak pantas bersanding dengan Adelina.

Akhirnya Andrea dan Adelina pacaran diam-diam setelah mereka mulai kuliah di UI. Kesenjangan antara orang kaya dan miskin di Indonesia sangat jelas terlihat. Andrea datang ke kampus naik bus kota dan Adelina diantar supir dengan BMW.

"Nanti kalau sudah lulus, kita harus pindah dari Indonesia. Di Eropa, semua orang, baik kaya atau miskin kalau kemana-mana naik bus atau subway, karena mobil hanya bikin macet." kata Adelina suatu ketika.

Ia sengaja mengatakan itu karena ia baru mendengar kasak-kusuk di kampus bahwa Andrea memacarinya karena ia kaya dan punya mobil sendiri. Banyak orang bisa berlaku jahat kepada orang yang tidak dikenalnya dengan menyebarkan gosip.

Andrea sudah kenyang dengan gosip. Dari kecil ia sudah menghadapi berbagai omongan tidak enak dari sekelilingnya. Ia lahir tanpa mengenal ayahnya dan di akte kelahirannya hanya tercantum nama ibu. Orang-orang yang tidak menyukainya senang mengungkit fakta bahwa Andrea adalah anak haram.

Sebagai siswa cerdas yang disayangi guru-guru, banyak teman sekolah yang tidak menyukainya dan sering mengejeknya anak haram. Bahkan ketika ia berhasil mendapatkan cinta Adelina di SMA, murid-murid lelaki yang naksir Adelina semakin membencinya dan selalu mencari cara untuk menjatuhkannya.

Andrea hampir tidak punya teman. Hanya Adelina yang setia di sisinya, betapa pun kerasnya orangtuanya menentang hubungan mereka.

"Andre... kita kawin lari yuk..." kata Adelina tiba-tiba saat ia sedang memotong bawang daun di dapur rumah Andrea. Ibu Andrea sedang bertugas di luar kota dan sore itu Adeline datang untuk membantu Andrea memasak makan malam. Ia sering datang ke rumah pemuda itu dan sudah menganggapnya seperti rumah sendiri. Biasanya mereka akan masak bersama dan nonton film di DVD sambil ngobrol tentang apa saja. "Kalau kita kawin, aku nggak mungkin dijodohkan sama orang lain."

Saat itu mereka sudah duduk di tingkat 3 dan orang tua Adelina sudah mulai memberi tanda-tanda bahwa mereka akan menjodohkannya dengan anak dari relasi bisnis mereka. Beberapa kali ia disuruh bertemu dengan pemuda kaya yang menjadi kandidat pilihan orangtuanya. Adelina mulai cemas.

"Kita nggak bisa kawin di Indonesia karena kita beda agama," jawab Andrea pelan.

"Kita bisa kawin di Singapura... Aku sudah pelajari syarat-syaratnya. Kita hanya perlu mendaftar dan tinggal di Singapura selama dua minggu. Aku bisa cari saksi dua orang temanku yang tinggal di Singapura."

Andrea menatap Adelina dalam-dalam. Seluruh hidupnya berputar untuk gadis ini sejak usia mereka 16 tahun, dan ia tak bisa membayangkan hidup tanpanya. Bila Adelina menikah dengan orang lain, ia tak tahu apakah ia akan bertahan.

Andrea bukanlah anak durhaka dan ia tidak berani menentang orang tua Adelina, tetapi saat ini, meminta restu keduanya adalah hal yang mustahil.

"Kamu sudah memikirkan semuanya... Kalau begitu aku mesti bikini paspor dulu," jawab Andrea kemudian. Ia tersenyum kecil, "Are you sure?"

"Never been this sure." kata Adelina dengan suara penuh semangat.

"Kalau begitu, aku bikin paspor dan menabung. Biaya tinggal dua minggu di Singapura itu mahal sekali." kata Andrea.

"Baiklah."

Adelina tidak mau menyinggung ego Andrea dengan menawarkan untuk membayari semuanya walaupun uang tabungannya banyak. Ia tahu Andrea akan sangat menghargai bila ia tidak menyinggung masalah uang sama sekali dan membiarkan Andrea berusaha.

Andrea kerja sambilan di coffee shop dan mereka membuat rencana untuk kawin lari ke Singapura saat liburan kenaikan tingkat nanti, ketika uang tabungannya sudah mencukupi.

"But you have to do it properly." kata Adelina tiba-tiba dengan muka sedikit cemberut... "You have to propose."

Adelina memotong daun bawang dua iris dan menyerahkannya kepada Andrea. Pemuda itu seketika mengerti maksudnya dan tersenyum lebar. Ia mengambil satu irisan daun bawang dan bersimpuh di depan Adelina dengan bertumpukan satu lututnya.

"Adelina Luanne Surya, would you make me the happiest man in the world and marry me?"

Adelina tersenyum lebar, dengan setitik air mata jatuh menimpa pipinya, dan mengangguk, "I do."

Andrea memasangkan cincin dari bawang daun itu ke jari kelingking Adelina karena ukurannya yang kecil. Adelina kemudian memasangkan cincin daun bawang yang satu lagi ke kelingking Andrea dan keduanya tertawa sambil menangis, kemudian berpelukan dengan erat.

Andrea mengangkat dagu kekasihnya dan mencium bibirnya dengan lembut. Selama bertahun-tahun saling mencintai, ia tak pernah melanggar batas. Tetapi malam ini, perasaannya dipenuhi kebahagiaan yang meluap-luap dan ia tahu ia ingin menghabiskan seumur hidupnya bersama gadis ini.

Bab terkait

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 10 - Andrea & Adelina

    Adelina balas mencium Andrea dengan penuh cinta, dan semua kekuatiran yang selama ini menggelayuti hati mereka tentang masa depan perlahan sirna. Andrea dan Adelina hanya memikirkan rencana pernikahan diam-diam mereka di Singapura tiga bulan lagi dan rasanya semesta turut berbahagia dengan keberanian sepasang pemuda itu mengambilkeputusan."Kita harus merayakan pertunangan kita!" Adelina mengeluarkan sebotol red wine dari tasnya dan menaruh di meja makan bersama makan malam yang telah siap dimasak."I cannot wait to spend the rest of my life with you."Malam itu adalah malam paling membahagiakan dalam hidup Andrea. Mereka merayakan cinta mereka yang sudah tumbuh sejak mereka berusia 16 tahun, d

    Terakhir Diperbarui : 2020-08-26
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 11 - Tubrukan Di Bandara

    Andrea membalikkan badan setelah memastikan gate penerbangannya di layar dan tidak menyadari seorang gadis berjalan dengan menundukkan kepala tepat menabrak dadanya.Gadis itu mungil sekali, hanya setinggi bahunya, dan karena dorongan tubuh Andrea yang besar ia pun terpelanting jatuh. Andrea kaget sekali dan buru-buru membantunya berdiri."Maafkan saya, saya tidak sengaja... Sini saya bantu berdiri.""Nggak usaaaahh... gue bisa sendiri!!" Gadis itu galak sekali menepis tangan Andrea. Akhirnya Andrea hanya bisa mengangkat bahu dan berlalu. Gadis itu mencoba berdiri tetapi ternyata hak stiletto-nya copot sebelah dan ia jatuh kembali. Ia meringis sambil memijit kaki kanannya yang terkilir, "Eh, kamu! Sini! Tanggung jawab, kamu. Gue ga bisa jalan, tauk!"Beberapa orang tampak mencoba membantunya tetapi dengan keras kepala ia mengebaskan tangan-tangan yang terulur. Andrea berbalik lalu sambil geleng-geleng kepala menggendong gadis itu ke bangku terdekat, lalu

    Terakhir Diperbarui : 2020-08-26
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 12 - Ludwina Yang Menggemaskan

    Mereka terpaksa harus menunggu setengah jam. Teh dan kue-kue disajikan sambil mereka menunggu, dan kepala bandara asyik mengobrol dengan Ludwina tentang perjalanannya."Aku baru pulang dari Hong Kong, Oom. Ayah membuka hotel baru di Kowloon, jadi aku mau sekalian coba menginap di sana dan mencari inspirasi menulis. Oom punya koran kompas hari sabtu kemarin nggak?""Ada. Kenapa?""Artikel perjalananku ke Italia sudah terbit...ahahaha... aku senang banget. Susah lho menulisnya."Andrea mengambil koran Kompas yang dimaksud dari tumpukan koran di atas meja lalu membuka-buka halamannya sambil mendengarkan obrolan kedua orang itu. Ia menemukan artikel yang dimaksud Ludwina, ia lalu membacanya."Ini dokumen yang bapak minta," kata sekretaris yang baru datang dengan setumpuk dokumen. Kepala bandara akhirnya segera mengambil satu formulir dan mengisi beberapa data dan memberi cap, lalu menyerahkannya kepada Ludwina."OK, sudah beres, kalian serahkan

    Terakhir Diperbarui : 2020-08-26
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 13 - Makan Malam Dengan Keluarga Ludwina

    "Nggak usah, Pak. Harusnya saya wawancara kerja besok pagi di Middle Road. Nggak akan keburu."Semua orang di meja makan saling pandang. Ludwina menekap mulutnya dengan kaget."Wahh.. maaf, kamu jadi nggak bisa datang wawancara kerja...""Nggak apa-apa, serius. It's just a job interview. Nanti juga ada lagi." Memang Andrea tidak terlalu kuatir. Ada beberapa perusahaan yang sedang mendekatinya untuk bekerja bagi mereka.Keinginannya bekerja di Singapura tidak terlalu besar karena ia tidak ingin meninggalkan ibunya. Apalagi Singapura mengingatkannya akan rencana pernikahannya yang gagal 3 tahun lalu."Kamu kirim resume ke sini, deh. Nanti saya carikan posisi yang sesuai untuk kamu." kata Pak Kurniawan kemudian. Andrea menggeleng-geleng sambil tertawa ringan."Serius, nggak apa-apa, Pak. Buat saya yang lebih penting adalah memastikan kalau Ludwina nggak kenapa-kenapa. Saya sangat takut kalau melukai anak Bapak."Ludwina tampak mengangkat wajah dan mengangguk-angguk. "Betul sekali. Laki-la

    Terakhir Diperbarui : 2020-08-26
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 14 - Kehabisan Alasan

    Tiga hari kemudian Andrea mendapat SMS dari Ludwina. Saat itu ia sedang mengerjakan coding sebuah program software keamanan digital baru. Ia berhenti sejenak untuk membaca isi pesannya.[Fisioterapi pertama besok sore di RSCM. Kamu jemput aku ya.]Ia tersenyum simpul dan mengangguk. Andrea tak bisa melanjutkan pekerjaannya. Pikirannya melayang pada gadis imut yang sempat membikin heboh bandara tiga hari lalu.Ia tahu pasti, saat memegang tumit Ludwina bahwa terkilirnya tidak parah. Sekarang seharusnya sudah sembuh sama sekali. Tetapi dia tetap berkeras minta ditemani fisioterapi, pasti hanya alasan untuk bertemu Andrea. Mengingat ini Andrea tersenyum semakin lebar.Baik, mari kita lihat sampai berapa lama kamu bisa berpura-pura terkilir... pikirnya gemas.***Andrea mengantar Ludwina fisioterapi setiap hari Sabtu ke RSCM. Setiap kali mereka datang pandangan para terapis yang aneh sama sekali tidak mengganggu Ludwina yang cuek. Andrea yang sangat yakin Ludwina tidak benar-benar terkilir

    Terakhir Diperbarui : 2020-08-26
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 15 - Biaya Roaming Yang Mahal

    Andrea sebenarnya tidak terlalu ingin pindah ke Singapura. Tetapi tawaran pekerjaan di perusahaan IT ini sangat menarik baginya. Ia bisa bereksperimen dengan banyak platform dan mengembangkan berbagai perangkat keamanan digital yang sangat disukainya.Kesempatan seperti itu tidak ada di Indonesia. Ia juga memilih Singapura karena letaknya yang masih dekat dan ia bisa pulang seminggu sekali untuk menjenguk ibunya jika perlu.Wawancara terakhirnya dengan user yang akan menjadi manajernya, berlangsung sangat akrab. Keduanya langsung cocok membahas berbagai trend cyber security yang sedang ada.Joe adalah salah satu dari sedikit orang yang memegang sertifikasi keamanan CISSP, ISSAP, ISSMP, dan CSSLP dan ia menginspirasi Andrea untuk mengikuti jejaknya. Ia memuji Andrea sebagai genius dan berhasil meyakinkannya untuk segera mulai bekerja dan pindah ke Singapura secepatnya.Employment Pass Andrea segera diurus Perusahaan dan ia menerima konfirmasi tepat semingg

    Terakhir Diperbarui : 2020-08-26
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 16 - Inspirasi Itu Adanya... Di Sini

    Andrea tidak punya akun di media sosial mana pun. Ia tahu betapa perusahaan-perusahaan teknologi menyimpan data para penggunanya untuk kepentingan bisnis dan ia tidak rela privasinya dilanggar oleh Facebook, Twitter, LinkedIn, Google, dan lain-lain.Tetapi ia bersyukur atas keberadaan para raksasa internet itu karena ia bisa mengikuti berita tentang Ludwina kalau ia sedang memikirkan gadis itu.Ludwina itu sering sekali berpindah tempat, Andrea sampai hampir kesulitan mengikuti jejaknya. Minggu ini ia di Kyoto, dan berikutnya sudah ke Xian, lanjut ke Hong Kong, kemudian mampir di Melbourne.Selama enam bulan Andrea mengikuti foto-fotonya di Instagram, hanya New York yang dikunjungi gadis itu dua kali. Sepertinya kota itu memang memiliki tempat istimewa di hatinya.Ah, Andrea ingat, Ludwina memang dulu kuliah di Columbia University. Tentu ia punya teman-teman semasa kuliah di New York, dibandingkan dengan kota lain di dunia yang hanya dikunjungin

    Terakhir Diperbarui : 2020-08-29
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 17 - Email Dari Andrea

    Andrea menghabiskan akhir pekan dengan berkebun di rumah ibunya. Suasana hatinya sangat senang karena ternyata takdir mempertemukannya dengan Ludwina setelah 7 bulan. Ia pun menimbang-nimbang apakah ia akan menghubungi Ludwina di Scotlandia dan menanyakan kemajuan novelnya.Akhirnya ia menemukan alasan yang bagus untuk menghubungi gadis itu.Sementara itu Ludwina yang biasa tidur nyaman saat terbang di bangku bisnis, kali ini sama sekali tidak bisa memejamkan mata. Hatinya terus berdebar-debar, dan entah kenapa tangan kanannya masih terus merasakan kehangatan saat dipegang Andrea dan ditaruh di dadanya tadi.Perasaan itu tidak juga hilang sampai Ludwina tiba di London, berganti pesawat ke Edinburgh dan masuk ke hotelnya. Ahhh....rasanya sungguh menyiksa.Belum pernah Ludwina merasa sesedih ini.. kecuali enam bulan lalu ketika ia akhirnya menelepon Andrea setelah sebulan lebih mencari alasan, dan ternyata pemuda itu baru saja pindah ke Sing

    Terakhir Diperbarui : 2020-08-30

Bab terbaru

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 58 - Akhirnya Bahagia

    "Aku sayang banget sama kamu, Andrea," bisik Ludwina ke telinga Andrea, "Aku ingin menghabiskan setiap hari mencintaimu."Andrea membantu Ludwina membuka pakaiannya dan dengan sangat hati-hati mencumbu istrinya. Ia sungguh merindukan tubuh Ludwina dan bercinta dengannya. Ia selalu menahan diri setelah mereka berkumpul bersama karena takut membuat Ludwina sakit, tetapi hari ini istrinya yang berinisiatif untuk bercinta dan ia tidak akan mengecewakannya.Mereka bercinta dengan sangat lembut dan menikmati setiap detik kebersamaan itu, jauh lebih syahdu dari biasanya, karena mereka tahu setiap detik mereka bersama adalah sangat berharga.Andrea sangat lega melihat rona wajah kemerah-merahan Ludwina yang diliputi rasa bahagia saat mereka tidur malam itu. Ia berharap dapat membekukan momen itu selamanya.***Bu Inggrid, Pak Kurniawan dan Johann kaget setengah mati ketika akhirnya Andrea memberi tahu mereka tentang penyakit Ludwina. Atas permintaan istrin

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 57 - Ludwina Ingin Sembuh

    Mereka tiba di coffee shop langganan mereka dan barulah Andrea meletakkan Ludwina di kursi. Ia memesan kopi favorit keduanya lalu duduk di samping Ludwina sambil menggenggam tangannya. Ia tak mau melepaskan gadis itu sama sekali. Takkan pernah lagi!"Kamu mau berapa lama di New York?" tanyanya saat mereka sedang menikmati kopinya. "Aku mesti beli baju banyak kalau kita akan lama di sini.""Aku nggak tahu..." jawab Ludwina. "Aku mesti ketemu dokterku untuk konsultasi lagi besok.""Oke, aku ikut ya." kata Andrea cepat.Ludwina mengangguk.Mereka tidak membahas penyakit Ludwina sampai keduanya tiba di hotel. Andrea merasa lebih baik jika ia mendengar langsung dari dokter. Ia tak ingin membuat istrinya stress dengan berbagai pertanyaannya.Setelah memastikan Ludwina beristirahat, Andrea pergi ke toko terdekat dan membeli pakaian. Ia menolak ditemani karena tidak ingin Ludwina menjadi kelelahan. Setelah kembali ke hotel ia memesan makanan dan mer

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 56 - Pertemuan Di Central Park

    Karena Ludwina tidak mengangkat ponselnya, Andrea akhirnya menghubungi Johann untuk mencari tahu keberadaan istrinya. Dari Johann ia mengetahui bahwa Ludwina sudah berangkat ke New York. Andrea segera memesan penerbangan ke sana tetapi kemudian ia sadar bahwa visa Amerika yang ada di paspornya baru saja kedaluwarsa.Ia ingat 5 tahun lalu mengajukan visa Amerika karena berniat traveling ke sana bersama Ludwina tetapi mereka malah menikah di Bali dan baru berangkat setahun kemudian. Visa yang diperolehnya valid untuk 5 tahun dan baru berakhir minggu ini.Sungguh mematahkan hati. Ketika akhirnya ia mengetahui apa yang terjadi dengan Ludwina, Andrea tak bisa segera menyusulnya.Andrea buru-buru pulang ke Inggris dan mengajukan visa Amerika lewat kedutaan Amerika Serikat di London. Ia sangat gelisah dan tidak bisa tidur sambil menunggu visanya diproses. Ia berusaha mengalihkan pikirannya dari Ludwina dengan bekerja, tetapi tidak berhasil."Joe, aku perlu bicar

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 55 - Andrea Ke Singapura

    Sebenarnya Ludwina patah hati saat meninggalkan Andrea di pantai. Ia tak pernah melihat suaminya menangis sebelumnya dan hatinya tercabik-cabik saat ia harus menampilkan wajah dingin dan pergi meninggalkannya begitu saja.Ini demi kebaikan Andrea, berkali-kali ia meyakinkan dirinya sendiri.Ludwina segera memintaconciergememesankan taksi untuknya dan kembali ke Hotel Kanawa. Setibanya di sana ia segera masuk ke kamar dan mengurung diri. Tubuhnya merasa sangat lelah dan ia tak mampu bertemu siapa pun. Telepon dari Mbak Ria, editornya, pun harus ia tolak. Ia hanya mengirim SMS bahwa ia akan datang ke sesinya di UWRF besok dan hari ini ia ingin beristirahat dengan tanpa gangguan.***Andrea sebenarnya tergoda untuk datang ke UWRF dan melihat Ludwina lagi. Tetapi setiap mengingat betapa gadis itu masih belum memaafkannya, Andrea merasa sakit dan mengurungkan niatnya. Sepanjang hari ia hanya mencoba menghilangkan ke

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 54 - Pertemuan Dan Perpisahan Di Bali

    Ludwina yang tiba di Hotel Hilton keesokan harinya mengira guest relation officer yang menemuinya juga mengenalinya sama seperti beberapa penggemar yang ia temui di Central Park. Ia mengikuti saja ketika staf itu membawanya ke kamar cantik menghadap laut yang ditinggali Andrea.Ia sebenarnya sudah check in di Hotel Kanawa milik ayahnya, sehingga ke Hilton hanya dengan membawa tas tangannya. Ia ingat bahwa hari ini adalah ulang tahun pernikahannya dengan Andrea. Mungkin ia akan menerima untuk makan malam bersama Andrea terakhir kalinya sebelum meminta dokumen perceraian itu dari suaminya dan mengakhiri pernikahan mereka.Ia melihat bunga dan prosecco dengan pita merah di kamar itu. Hatinya seketika terasa sakit, ia masih ingat dengan jelas malam itu ketika Andrea melamarnya. Ia melihat dua kemeja Andrea yang dibelikannya sebelum suaminya itu berangkat ke London dan pertahanannya runtuh.Ludwina kembali menangis untuk kesekian kalinya. Tadinya ia sudah mampu bersi

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 53 - Ludwina Mampir Ke London

    Suasana menjadi syahdu dengan hujan rintik-rintik di luar jendela. Andrea lalu mengeluarkan sebotol wine dan dua gelas serta segelas jus untuk Ronan. Ia menuangkan wine untuk dirinya dan Adelina. Ia menyerahkan gelas berisi wine kepada gadis itu. Adelina menerimanya dengan sepassang mata masih berkaca-kaca."Sore-sore begini pas sekali untuk minum wine. Lumayan bisa membuat suasana hati menjadi lebih baik." Andrea mendentingkan gelasnya ke gelas Adelina dan meneguk wine-nya. "Minumlah... biar kau merasa baikan."Adelina mengangguk dan menyesap wine-nya. Wajahnya yang suram perlahan-lahan tampak mulai cerah."Wine makes adulting bearable(Wine membuat orang dewasa bisa bertahan hidup)." katanya dengan senyum mulai menghiasi wajahnya. Keduanya tertawa kecil. Andrea mengangguk juga, membenarkan."Aku tahu kamu perempuan kuat, tapi kalau kamu merasa sedang sedih dan ingin berbagi, tempatku dan segelas wine selalu siap menunggu," kata Andrea kemu

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 52 - It Was A Good Memory

    SEPTEMBER 2018.Sudah setahun Ludwina dan Andrea berpisah. Andrea sudah mulai menerima kenyataan bahwa mungkin Ludwina tidak akan pernah memaafkannya, tetapi ia sungguh sangat ingin bertemu istrinya satu kali saja, untuk berusaha meyakinkannya...Email dari panitia international cyber security conference di Bali tiba pada suatu pagi. Mereka mengundang Andrea untuk menjadi salah satu pembicara di acara bergengsi itu. Ia sudah dikenal sebagai pakar security terbaik di Asia Pasifik dan panitia sangat bangga bahwa di acara mereka akan hadir seorang pakar dari Indonesia.Tanggalnya bertepatan dengan hari ulang tahun pernikahan mereka yang ke-5. Seharusnya bulan depan mereka mengadakan pesta, untuk memenuhi janji kepada Bu Inggrid yang dulu sangat ingin merayakan pernikahan mereka secara besar-besaran.Tiba-tiba kerinduan Andrea kepada Ludwina terasa menyesakkan... Ia hampir meneteskan air mata saat mengingat pernikahan mereka di Bali l

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 51 - Kau Carilah Istrimu

    Setelah enam bulan di London, Andrea masih belum menerima balasan dari email-emailnya. Ia tetap setia mengirim email setiap hari Minggu, tetapi kini ia sudah belajar untuk menerima kenyataan bahwa Ludwina tidak akan membalas.Kondisi perusahaan sudah stabil dan ia sudah bisa mengambil cuti. Andrea sangat tergoda untuk membeli tiket dan menyusul Ludwina di mana pun gadis itu sekarang berada. Ia menemukan akun instagram atas nama Ludwina dan setiap beberapa hari Ada foto yang menunjukkan keberadaan gadis itu. Mungkin sekarang Ludwina sudah kembali seperti Ludwina yang dulu, yang senang pamer foto travelingnya saat masih belum bersama Andrea.Kalau ia mengikuti keberadaan Ludwina dari akun instagramnya, ia tidak melanggar janjinya untuk tidak menguntit istrinya karena informasi yang dibagikannya di Instagram dibuat publik, demikian pikir Andrea meyakinkan dirinya sendiri"You want to take some leave(Kau mau ambil cuti)?" tanya Joe siang itu ketika An

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 50 - I'm So Proud Of You

    Ludwina tidak mengira bahwa novel sejarah yang ditulisnya mendapatkan sambutan sangat baik. Ini membuatnya sedikit terhibur. Ia sudah tidak memiliki akun di media sosial, tetapi ia banyak membaca review positif di internet dan berbagai artikel yang memuji ceritanya. Hal ini membuatnya semakin bersemangat menulis.Setelah menenangkan diri di Italia, Ludwina memutuskan untuk ke Belanda untuk meneliti sumber-sumber sejarah untuk novel lain yang sedang ditulisnya. Ia sangat tertarik mengeksplor sejarah Indonesia pasca Perang Dunia 2 saat orang-orang keturunan Belanda, atau indo, dipaksa pergi dari Indonesia karena dianggap sebagai keturunan penjajah, padahal banyak dari mereka lahir dan besar di Indonesia, dan tak pernah mengenal negeri Belanda.Ludwina meminum banyak obat tetapi ia masih menolak kemoterapi karena ia tidak mau keluarganya mengetahui penyakitnya. Penampilannya setelah kemo akan sangat kentara dan ia tidak ingin mereka curiga karena tubuhnya akan menjadi san

DMCA.com Protection Status