Beranda / Romansa / Kisah Cinta Ludwina & Andrea / Bab 10 - Andrea & Adelina

Share

Bab 10 - Andrea & Adelina

Adelina balas mencium Andrea dengan penuh cinta, dan semua kekuatiran yang selama ini menggelayuti hati mereka tentang masa depan perlahan sirna. Andrea dan Adelina hanya memikirkan rencana pernikahan diam-diam mereka di Singapura tiga bulan lagi dan rasanya semesta turut berbahagia dengan keberanian sepasang pemuda itu mengambil keputusan.

"Kita harus merayakan pertunangan kita!" Adelina mengeluarkan sebotol red wine dari tasnya dan menaruh di meja makan bersama makan malam yang telah siap dimasak. "I cannot wait to spend the rest of my life with you."

Malam itu adalah malam paling membahagiakan dalam hidup Andrea. Mereka merayakan cinta mereka yang sudah tumbuh sejak mereka berusia 16 tahun, dan tiga bulan lagi keduanya akan menikah diam-diam. Tak usah perduli lagi apa kata orang lain.

Andrea sudah punya kerja sambilan dan setahun lagi ia akan lulus kuliah dan bekerja, ia akan mampu membiayai kehidupannya bersama Adelina.

"Kita kan sudah mau menikah, aku mau menginap di sini malam ini." kata Adelina setelah mereka makan malam dan menghabiskan satu botol red wine yang dibawanya.

Ia sengaja membawa wine malam itu untuk memberinya keberanian. Adelina tahu, bahwa sekadar merencanakan menikah diam-diam tidaklah cukup. Ia harus tidur dengan Andrea dan memastikan bahwa mereka tidak akan bisa terpisahkan lagi, barulah orangtuanya akan mundur.

Ia duduk di pangkuan Andrea dan membelai wajahnya dengan penuh cinta.

"Adel...."

"Andre...mukamu merah banget... haha...tapi kamu tetap tampan seperti biasa," Adelina melingkarkan tangannya ke leher Andrea dan mencium bibirnya pelan. "Aku cinta kamu."

Andrea membalas ciuman Adelina dengan lembut dan kemudian menggendong gadis itu ke kamarnya. Ia mengerti rencana Adelina dan ia pun tak bisa membayangkan hidup tanpa gadis itu di sisinya.

Seharusnya semua berjalan dengan baik sesuai rencana. Andrea sudah menabung cukup banyak uang untuk mereka pergi ke Singapura, dan ia pun sudah membuat paspor.

Tetapi... seminggu sebelum mereka berangkat, tiba-tiba Adelina berubah. Ia menghindari Andrea dan tidak membalas semua telepon dan SMS-nya. Ia juga berhenti datang ke kampus, hingga Andrea terpaksa datang ke rumah mewah keluarga Surya di Menteng untuk menemui Adelina.

Adelina keluar dengan mata sembab dan setelah setengah jam tidak sanggup berkata-kata, akhirnya ia menceritakan apa yang terjadi....

"Mama kena kanker... " Adelina menangis terisak-isak sambil berusaha menghapus air matanya. "Aku nggak bisa menyakiti hati mama di saat seperti ini... Maafkan aku, Andre."

Dunia Andrea yang berputar untuk Adelina seketika runtuh. Ia hampir tak mendengar kata-kata gadis itu selanjutnya. Ia hanya ingat sedikit, bahwa demi ibunya, Adelina terpaksa harus memutuskan hubungan dengannya, membatalkan rencana mereka menikah diam-diam di Singapura, dan ia akan segera pergi ke Inggris untuk menemani ibunya berobat.

Adelina akan melanjutkan kuliahnya di Inggris, dan mereka tak kan bertemu lagi.

Di hari keberangkatan Adelina ke London, adalah saat pertama Andrea menginjakkan kaki di bandara. Ia menunggu gadis itu masuk ke bandara dan berusaha melihatnya untuk terakhir kali, atau bahkan berusaha mengubah pikirannya...

Adelina tiba di pintu masuk bandara ditemani ibunya. Karena ini adalah hari terakhir, Nyonya Surya mengalah dan membiarkan Adelina bicara dengan Andrea sebelum berangkat, ia masuk sendiri dan menunggu di dalam.

"Adel... tunggu aku ya... Aku akan jadi orang sukses dan menyusul kamu ke Inggris." kata Andrea di sela-sela airmatanya. Tadinya ia ingin membujuk Adelina agar jangan pergi, tetapi di saat terakhir, ia tahu diri.

Sebagai laki-laki yang baik, ia tidak boleh mengekang seorang perempuan kalau sayapnya sudah terbuka dan siap untuk terbang. Justru ialah yang harus meningkatkan dirinya agar bisa turut terbang seperti Adelina dan menjadi layak untuk menjadi pasangannya.

Adelina mengangguk tanpa berkata apa-apa. Airmatanya mengalir deras saat ia akhirnya melepaskan rangkulan Andrea dan masuk ke dalam bandara.

Itulah terakhir kalinya Andrea bertemu Adelina, cinta pertamanya. Tiga tahun yang lalu.

Setahun pertama adalah masa yang paling berat dan Andrea yang selalu menjadi bintang kelas mengalami kesulitan untuk menyelesaikan kuliahnya dan lulus.

Balasan email dari Adelina semakin jarang dan akhirnya berhenti sama sekali setelah ia mengaku bahwa di Inggris ia jatuh cinta kepada seorang laki-laki bernama Ronan dan sudah hidup bahagia bersamanya. Ia meminta Andrea melanjutkan hidup dan melupakannya.

Setelah lulus, Andrea mencurahkan hidupnya pada pekerjaan. Ia membuat beberapa program security yang sempat menjadi buah bibir di kalangan pakar keamanan digital dan sebuah perusahaan IT di Singapura mengundangnya untuk wawancara kerja di tempat mereka. Itulah sebabnya hari ini ia kembali menginjak bandara.

Akhirnya ia akan ke Singapura juga.

Pikirannya penuh berisi kenangan masa lalu saat ia melihat papan berisi jadwal penerbangan, untuk mencari gate-nya, ia tidak memperhatikan saat berbalik arah, seorang gadis berjalan dengan wajah tertunduk mengarah tepat ke hadapannya, dan keduanya pun bertubrukan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status