Home / Romansa / Kinan / Bab 14 : Gaun merah pemberian Noah

Share

Bab 14 : Gaun merah pemberian Noah

last update Last Updated: 2021-03-30 21:50:52

Kinan memutar matanya jengah, saat Wisnu baru saja memutuskan panggilan telponnya. Pria itu memang sedikit aneh, sepanjang menit ia hanya berbicara sepatah dua kata yang Kinan sendiri tidak mengerti dan sekarang ponsel berwarna merah muda kembali bergetar. 

Sebuah pesan dari Renaldi terpampang di layar ponselnya. Kinan menghela napasnya berat. Ia membukanya dan membaca pesan dari pria itu. 

Dia masih normal, Kinan tau itu. Tapi, ini membosankan. Kinan tidak suka jika saat memulai sebuah obrolan dengan pertanyaan klise seperti itu. Sedang apa? Sudah makan? Apakah Kinan tidak cukup dewasa untuk tau kapan saatnya ia harus makan?

Si sialan Noah itu berani sekali dia menantang Kinan. Tapi, bagaimana jika ia tak juga mendapatkan pasangannya. Kinan tidak mau kalah dari pria songong itu. Meski kalau dipikir-pikir ia cukup baik dan lebih normal ketimbang kelima cowok aneh itu. 

Kinan merebahkan tubuhnya di ranjang, tawa Noah tiba-tiba saja terlintas

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kinan   Bab 15 : Gery

    Kinan tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya setelah mendengar penuturan Gery. Keduanya duduk di salah satu meja bundar yang tersedia di gedung super mewah itu. "Lalu jika kau sudah dijodohkan, mengapa kau mendaftar sebagai seseorang yang mencari pasangan?""Bukankah sudah jelas, bahwa aku tidak menyukai wanita itu," kata Gery menaikkan alisnya, memberi tanda untuk Kinan agar melihat wanita berambut panjang lurus yang terlihat tengah berbincang dengan beberapa tamu."Bukankah dia wanita yang cantik?" Kinan menolehkan kembali pandangannya. "Sebenarnya apa yang pria cari?"Gery menyungging senyum, mengambil gelas berisi minuman beralkohol di hadapannya. Ia menegaknya sedikit lalu berkata, "tidak ada yang mau dipaksa untuk bisa hidup dengan seseorang yang tidak kau cintai."Kinan terdiam, perkataan pria itu kembali menenggelamkan dirinya ke dalam kubangan itu. "Ya, kau benar. Seharusnya kita bisa menikah tanpa dipaksa."Gery menatap Kin

    Last Updated : 2021-04-12
  • Kinan   Bab 16 : Berciuman?

    Alunan musik mulai terdengar menggema, seiring gerakan dansa para pasangan yang terlihat sangat antusias. Kinan masih berusaha untuk rileks dan menstabilkan detak jantungnya, ia gugup setengah mati. Apalagi sedari tadi Noah terus memandanginya, Kinan jadi salah tingkah dibuatnya. "Berhenti memandangiku seperti itu," bisiknya pelan, sambil terus mengikuti langkah kaki Noah yang menuntunnya."Bukankah kau ingin menang?" tanyanya. "Bersikaplah seolah-olah kita ini pasanganBenar juga. Baiklah. Kinan mencoba menikmati alunan musik tersebut sambil menatap wajah Noah, sorot tajam mata pria itu mampu dengan cepat menenggelamkannya.Ada sesuatu yang aneh pikir Noah, ia sama sekali tidak bisa memindahkan pandangannya dari wanita ini. Setiap jengkal wajah Kinan bisa ia lihat dengan jarak sedekat ini, mata coklatnya berhasil terbius.Kinan melakukan gerakan memutar tubuhnya dengan merentangkan sebelah tangannya di ge

    Last Updated : 2021-04-22
  • Kinan   Bab 17 : Mungkin Kinan sudah gila

    Kinan tidak bisa berpikir, ia tidak mungkin mencium Noah. Tapi, mengatakan jika mereka bukan pasangan lebih tidak mungkin. Kinan tidak ingin dipermalukan karena telah menipu ratusan orang yang hadir di sini. Ia juga tidak rela jika kalung yang sudah melingkar cantik di lehernya diambil kembali."Kami tidak pernah menunjukkan kemesraan kami di depan publik, jadi kami merasa sangat malu jika melakukannya di sini." Noah masih mencoba bersikap tenang meski ia sudah merasa ingin kabur dari sini.Kinan membuang napasnya gusar, masa bodoh dengan reaksi pria itu nanti. Tapi, Kinan harus segera menyelesaikannya jika keduanya tidak ingin terjebak di sini--di depan orang-orang yang tengah menatap mereka penuh tanda tanya juga curiga.Lantas Kinan menarik Noah, mendaratkan bibir ranumnya pada bibir pria itu. Persetan dengan apa yang terjadi setelah ini, sekarang Kinan lakukan saja sebelum kalung berlian berharga selangit itu diambil kembali. Kinan mengalungka

    Last Updated : 2021-04-28
  • Kinan   Bab 18 : Dan Noah telah dibuat Gila

    Noah membuang napasnya lelah, ia telah berhasil membawa wanita itu ke apartemennya. Awalnya ia ingin membawa Kinan pulang ke rumahnya saja, tetapi Noah tidak lagi sanggup menyetir karena pengaruh alkohol yang ia minum tadi sedikit membuat kepalanya berat."Aku tidak tau kenapa ibu terlalu memaksaku untuk menikah, padahal aku sudah bahagia."Noah menatap Kinan yang tertidur di lantai dapur, sejak 10 menit yang lalu wanita itu tidak mau diajak untuk bangkit dari sana. Ia terus meracau dan sesekali berteriak. "Aku takut, aku takut menikah!"Kinan tiba-tiba bangkit menghadap ke arah Noah yang terduduk di kursi makan. Rambut wanita itu tampak acak-acakan, dengan riasan yang telah sepenuhnya luntur dari wajahnya. "Aku ingin bebas tanpa ada yang mengekang diriku," katanya sebelum kemudian merentangkan tangan dan berputar-putar seolah sedang menari di udara.Noah sejujurnya belum paham, ketakutan apa yang sebenarnya m

    Last Updated : 2021-04-29
  • Kinan   Bab 19 : Sup buatan Noah

    Noah menghidangkan dua mangkuk sup ke atas meja makan, satu mangkuk sup berisi mi beserta daging ayam itu ia taruh tepat di depan Kinan dan satu mangkuk sup yang sama ia taruh di hadapannya. "Makanlah, agar kepalamu bisa segera pulih."Suasana menjadi sangat canggung pagi ini, puing-puing ingatan tentang kejadian semalam benar-benar memporak-porandakan diri Kinan. Ia malu ketika mengingat kejadian itu, harga dirinya seperti melayang saat ia mencium pria itu di depan khalayak ramai. "Terima kasih," jawabnya.Noah mengernyit bingung, ia menyadari perubahan sikap wanita itu. Wajar memang, Noah bisa memaklumi jika Kinan malu soal kejadian tadi malam. Tapi, ya itu hanya bagian dari rencana yang mereka lakukan. Lalu kenapa harus merasa malu?"Apa rencanamu hari ini?""Aku ingin tetap di sini," jawabnya cepat. Pandangannya ia tundukkan pada mangkuk sup, tidak berani melakukan kontak mata dengan pria itu."Kau tidak berniat menemui pria selanju

    Last Updated : 2021-04-30
  • Kinan   Bab 20 : Dia memang berbeda

    "Kita ke rumah siapa?" tanya Kinan saat keduanya telah sampai di sebuah rumah dengan taman yang membentang cukup luas. Keduanya menghabiskan waktu satu jam untuk bisa sampai di tempat yang berudara sangat sejuk itu."Rumah Opa sama Oma," jawab Noah seraya melangkah masuk ke teras rumah dan disambut oleh kedua orang yang paling Noah sayangi itu. "Omaaa!""Noah cucuku!" Oma langsung memeluk Noah hangat. "Sudah lama kau tidak datang."Kinan yang berdiri di samping Noah, cukup terkejut melihat kedekatan pria itu dengan Omanya. Kinan tersenyum saat pria tua itu tersenyum ramah padanya. "Hai Opa," katanya berusaha terlihat akrab dengan menyalim Opa lalu kemudian Oma."Ini siapa?" tanya Oma tersenyum. Meski kerutan sudah memenuhi seluruh tubuhnya. Tetapi, Kinan bisa melihat jika Oma adalah orang yang sangat cantik sangat muda dulu."Saya Kinan Oma.""Kinan?" Oma kemudian menoleh ke arah Noah."Dia salah satu klien aku Oma, dia ikut ke s

    Last Updated : 2021-05-08
  • Kinan   Bab 21 : apa salah jika aku terlalu takut?

    Noah melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata, tak banyak mobil yang berlalu lalang di jalan ini lantaran mereka masih berada di pemukiman desa yang dipenuhi hamparan kebun teh dan tidak padat penduduk. Sesekali Noah melirik ke arah Kinan yang masih sibuk menciumi bunga-bunga segar yang dipetiknya di rumah Oma."Seharusnya kita bisa tinggal lebih lama di sini." Kinan menoleh.Noah memandang sekilas. "Kita bisa kembali kapan pun kau mau.""Benarkah?" tanya Kinan tidak percaya. Matanya berbinar cerah, menarik perhatian Noah untuk melihat."Ya, lagi pula aku juga merindukan tempat ini."Kinan tersenyum sekali lagi, sebelum memindahkan pandangannya ke arah luar. Udara di sini sangat segar, Kinan pasti akan merindukan tempat ini. Mengingat, tempat tinggalnya sangat jauh dari kata sejuk dan bebas kebisingan."Aku takut menikah karena aku tidak ingin punya suami seperti ayah," kata Kinan menolehkan wajahnya ke arah Noah.Pria

    Last Updated : 2021-05-18
  • Kinan   Bab 22 : entah apa yang terjadi dengan Noah

    Kinan telah sampai di tempat yang Noah katakan untuk bertemu. Malam ini ia mengendarai mobilnya sendiri karena Noah tidak mengatakan untuk menjemputnya ke rumah. Sejujurnya sekarang Kinan merasa gugup, wrap maxi dress bewarna dengan potongan dada yang cukup rendah menjadi pilihannya setelah membongkar seisi lemari. Tak lupa, Kinan juga mengikat rambutnya dan menambah scarf yang akan menambah keanggunannya malam ini.Kinan melihat dirinya sekali lagi di kaca mobil, sebelum berjalan masuk ke area restoran yang letaknya tepat di pinggiran pantai. Ah, sejujurnya Kinan tidak suka pantai. Angin benar-benar menghancurkan penampilannya. Kinan tersenyum, ketika matanya langsung mendapati Noah duduk di salah satu meja kayu. Melambaikan tangannya, Kinan melangkah cepat menghampiri. "Apa kau menunggu terlalu lama?""Kau." Noah tampak terkejut. "Apa yang kau lakukan pada pakaianmu?"Masih dengan bibirnya yang mengembang senyum, Kinan duduk di depan Noah. "Ya, aku tahu. Ak

    Last Updated : 2021-05-21

Latest chapter

  • Kinan   Bab 39 : aku ingin terus bersamamu

    Kinan terpaku menatap dirinya di depan cermin, di tubuhnya sudah melekat sempurna gaun pengantin brokat bewarna putih dengan model sabrina berlengan panjang. Lekuk tubuhnya sangat sempurna, dengan gaun tersebut. Rambutnya yang ditata sedemikian rupa dengan sebuah mahkota di atasnya menjadikan Kinan tidak mengenali dirinya sendiri.Ternyata begini rasanya memakai gaun pengantin, tampak biasa saja. Ia tidak terlalu menyukainya, untung saja gaun pengantin tersebut tidak berat dan panjangnya hanya sampai mata kaki. "Lalu sekarang apa lagi?" tanya Kinan sudah sangat kesal. Hampir satu jam lamanya orang-orang di sana meriasnya. Ia pun melangkah keluar dari ruangan tersebut dan bertemu dengan Ferdinand."Ayo kemarilah cepat!" kata Ferdinand berdiri di depan salah satu ruangan, yang letaknya bersebelahan dengan ruangan tempatnya berada tadi.Kinan melangkah masuk, di sana ia bisa melihat Noah sudah menunggunya dengan setelan jas bewarna hitam lengkap dengan

  • Kinan   Bab 38 : Ferdian

    Sudah hampir 3 minggu berlalu, Kinan sudah mulai bisa berjalan kembali meski tidak bisa terlalu sering dan memakai heels. Sudah dari 2 pekan yang lalu ia kembali ke rumahnya, saat Ibu dan Andini menjemputnya pulang dari apartement Noah setelah mengetahui bahwa kakinya sakit.Semenjak itu, ibu kerap kali datang ke apartement Noah untuk memberinya banyak makanan padahal ibu tahu jika pria itu pandai memasak. Tapi, ibu bersikeras dan mengatakan kalau Noah bisa saja tidak punya waktu untuk memasak. Lagi pula katanya ini sebagai rasa terima kasih ibu karena sudah merawat dirinya. Ibu memang terlalu berlebihan."Sekarang kau akan kemana?" tanya Andini melihat Kinan sudah rapi dengan celana jeans dan kemeja polosnya.Kinan menoleh sekilas dan kembali menata rambutnya yang ia biarkan tergerai. Hari ini ia akan memakai sneaker saja, untuk menghindari kakinya terasa sakit lagi. "Aku masih harus menemui 3 pria lagi, agar aku bisa seg

  • Kinan   Bab 37 : tidak punya kendali

    Mata Kinan kembali melebar, tetapi kini dihiasi dengan kerutan pada dahinya. Rasa malu itu kini kembali menjalar, hingga membuat kedua pipi Kinan terasa panas. Ah, Noah memang tidak bisa ditebak. Ada apa dengannya, kenapa pria itu sampai menawarkan untuk tidur bersama lagi?"Kalian telah tidur bersama?" tanya Rey, nada bicaranya jelas terlihat bahwa ia terkejut."Ya." Kinan menoleh, tetapi kemudian ia menyadari jawabannya. "Tidak, ma-ksudku."Rey melihat ke arah Noah, keduanya beradu pandang. Tatapan tajam Rey lebih terlihat seperti sebuah peringatan keras. "Kuharap kau tidak lupa Noah.""Bagaimana jika aku ingin?" tanya Noah seolah menantang.Bibir Rey membentuk garis tipis. "Kau tahu kau tidak bisa melakukannya."Kinan menatap kedua orang kakak beradik itu bingung, ia tidak tahu apa yang tengah mereka bicarakan. Ketika Kinan melihat ke arah Noah, ia bisa melihat kekesalan tergambar sangat jelas di sana."Ya,

  • Kinan   Bab 36 : kedatangan Rey

    Noah terdiam, hentakan saat memotong wortel tak lagi terdengar. Ucapan Kinan mengacaukan seluruh pikirannya, terlebih sesuatu yang bergemuruh di dadanya. Noah berkedip, ia kembali melanjutkan. "Tentu," ujarnya singkat."Kalau begitu, aku harus segera menemukan orang itu." Kinan akan bertekad, ia harus membahagiakan orang-orang di sekitarnya termasuk pria itu. Noah pasti akan sangat senang, pekerjaan dengannya yang super merepotkan juga akan selesai. Jadi pria itu tidak lagi harus mengurusinya yang memang cukup melelahkan. "Aku berhutang banyak padamu, jadi aku tidak akan melupakanmu."Noah mencoba untuk terkecoh, meski pikirannya begitu berantakan. Ia sekarang melanjutkan ke sayuran yang lain, memotongnya hingga semuanya siap untuk di masak."Setelah kakiku sembuh, aku akan menemui pria yang tersisa sehingga aku bisa segera melepas bebanmu.""Kau sama sekali bukan beban bagiku."Kinan menoleh, dilihatnya Noah yang telah berbalik. Keduanya men

  • Kinan   Bab 35 : pelukan hangat

    "Noah."Noah tersentak dalam tidurnya saat mendengar suara lirihan Kinan. Ia menenggakkan kepala serta tubuhnya dari kursi yang telah menahannya saat tidak sengaja tertidur tadi. Noah menatap tangannya yang masih di genggaman wanita itu dan bertanya, "iya, ada apa?""Tidurlah, kau juga butuh istirahat," kata Kinan seraya menarik pelan tangannya dari genggaman pria itu."Aku sudah tidur." Noah sengaja mengambil salah satu kursi meja makan dan membawanya ke kamar agar ia bisa tetap menjaga wanita itu dalam tidurnya."Tubuhmu bisa sakit nanti, tidurlah di sofa." Kinan merasa bersalah setelah melihat bagaimana Noah menjaganya dalam tidur. Ia telah banyak menyusahkan pria itu. "Ah, sofa juga buruk. Aku telah banyak menyusahkanmu."Noah mengambil beberapa helai tisu yang sudah ia taruh di atas nakas. "Ini adalah tanggung jawabku karena telah membuatmu sakit," katanya seraya menghapus keringat ya

  • Kinan   Bab 34 : Apa kau tidak merindukanku?

    Kinan mengernyit saat melihat Noah mendekatkan sesendok bubur ke dekat mulutnya. "Aku bisa memakannya sendiri," tolak Kinan seraya mengambil sendok di tangan Noah dan memasukkannya ke dalam mulutnya."Bagaimana rasanya?" tanya Noah, karena ia benar-benar ragu dengan rasa bubur buatannya itu. "Aku jarang membuat bubur, jadi aku pikir aku tidak akan membuatnya dengan enak.""Ini enak, aku menyukainya." Kinan tersenyum sekilas sebelum kembali menyuapi bubur itu ke mulutnya. "Terima kasih."Tangan Noah refleks menyentuh puncak kepala Kinan dan mengusapnya pelan. "Sama-sama," kata Noah lalu tiba-tiba terdiam saat pandangan keduanya bertemu.Noah buru-buru menjauhkan tangannya, ia sungguh melakukannya dengan spontan hingga ia tidak menyadarinya. "Maaf, aku tidak sengaja."Tanpa Noah ketahui, jauh di dalam sana Kinan hampir terlempar dari bumi. Kinan berusaha untuk menyamarkannya ekspresi k

  • Kinan   Bab 33 : rasa bersalah

    Kinan bergeming, keduanya saling pandang. Perlahan senyumnya kecilnya terbit, ia melirik ke arah Noah yang juga ikut memandanginya. Sepertinya Noah tidak masalah, jika kakaknya yang tampan itu masuk ke dalam kandidat pria yang akan ia kencani. "Kupikir Noah setuju, jadi ya tentu.""Kapan aku mengatakan setuju?" tanya Noah. Ia belum mengatakan sepatah katamu sejak beberapa detik yang lalu, lalu dari mana wanita itu bisa menyimpulkan bahwa Noah setuju."Ah, ayolah. Kau juga harus membiarkan aku berkencan," kata Rey membuat perhatian Noah teralih. "Aku juga ingin menikah.""Tapi, wanita itu tidak," ucap Noah spontan. Rey sempat terdiam beberapa saat, memandangi Kinan dan Noah secara bergantian dengan wajah bingung."Aku tidak sedang mengajaknya menikah." Rey mencoba meluruskan, ia sedang mengajak wanita yang terbaring di sana untuk berkencan dengannya karena ia merasa tertarik. "Aku hanya mengajaknya berkencan, apa hal itu salah?""Tidak ada gunanya."

  • Kinan   Bab 32 : sakitnya Kinan

    Kinan sudah terbaring di atas tempat tidur, ia melihat ke arah pria itu sinis. Tapi, kaki kanannya yang terasa nyeri bukan main membuatnya langsung meringis pelan. "Bagaimana aku bisa berjalan, kalau seperti ini." "Bukankah sudah kukatakan kau menginap saja di sini?" Noah duduk di atas ranjang, di ujung kaki Kinan. "Lihat kakimu semakin parah." Kinan mendengus kesal, lebih baik ia tidur saja sekarang dan berharap kakinya bisa segera sembuh besok. "Aku ingin tidur saja, keluarlah!" Noah mengembuskan napasnya panjang, ia bangkit dan menarik selimut untuk menutupi tubuh wanita itu. "Kalau kau butuh sesuatu, bisa panggil aku." "Aku haus," kata Kinan serak. "Sebentar, akan aku ambilkan." Noah beranjak keluar dari kamar dan menuju ke dapur. Ia menuangkan segelas air putih lalu kembali masuk ke dalam kamar. "Ini." "Terima kasih." Kinan duduk bersandar, lalu kemudian mengambil gelas tersebut dan menegak air putih tersebut hingga tinggal

  • Kinan   Bab 31 : kekesalan Noah

    Noah telah sampai di apartemennya, saat melangkah masuk ia langsung disambut oleh senyum hangat Kinan yang tampak sedang melakukan sesuatu di dapur. Noah mengernyit, ia melepas sepatunya dan beranjak mendekat. "Apa kakimu sudah sembuh?""Sudah agak mendingan," jawab Kinan kemudian menunjukkan sop buntut yang baru saja selesai ia panaskan. "Kau pasti lapar, aku sudah menyiapkan makan malam."Noah kembali mengernyit, ia melihat beberapa hidangan telah tersusun di meja makan. "Kau memasak semua ini?""Tidak." Kinan berjalan tertatih ke arah meja makan dan menaruh mangkuk berisi sup di tangannya ke atas meja. "Tadi Ibu datang kemari, katanya ia memasak banyak hari ini.""Ibu datang kemari?" Wajah Noah sedikit terkejut."Maaf jika aku tak meminta izin terlebih dulu padamu karena mengizinkan Ibu dan Andin masuk ke apartemenmu," ucap Kinan merasa tidak enak karena ia membiarkan keluarganya begitu saja ke apartemen milik orang lain."Ah

DMCA.com Protection Status