Beranda / Romansa / Kill Me, Love Me / Perjanjian Gila

Share

Perjanjian Gila

Penulis: nura0484
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Indira memeluk Fajar yang sudah tidak sadarkan diri, perbuatan Dave dan Rifan sudah tidak bisa di benarkan, memberikan suntikan pada Fajar yang tidak tahu apa-apa.

“Bagaimana bisa kalian berdua tega melakukan ini sama dia?” Indira menatap mereka tidak percaya.

“Kamu nggak lihat perubahannya? Dia berbicara dengan kepribadian lain, kita nggak tahu seperti apa yang lain. Kamu pernah tahu?” Dave menatap Rifan yang hanya diam menatap Fajar.

“Tapi nggak harus melakukan ini, lagipula kamu itu siapa?” Indira menatap tajam pada Dave.

“Aku siapa? Aku psikiater.” Dave menatap tajam balik pada Indira “Memang kamu nggak merasa perubahan pada dia?”

Indira terdiam mencoba mengingat, pandangannya beralih pada Rifan yang masih menatap Fajar dengan tatapan tidak percaya dan terkejut. Indira tidak tahu apa yang ada didalam isi kepala Rifan, mengalihkan pandangan kearah Fajar setelah melepaskan pelukan. Indira mengerutkan keningnya saat melihat Faj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kill Me, Love Me   Mengulur Waktu

    Indira membelalakkan matanya mendengar perkataan Fajar atau Frans itu, mereka tidak melakukan apa-apa kecuali tidur bersama dalam keadaan telanjang. Mengalihkan pandangan kearah Dave yang masih tenang dan tidak terpancing dengan kata-kata yang keluar dari bibir Frans, beda dengan Rifan yang menutup mulutnya dan memandang mereka berdua bergantian.“Aku mengenal Indira lebih baik darimu, jadi kalaupun kalian melakukan itu juga bukan urusanku.” Dave membuka suaranya “Restu? Lakukan sendiri depan orang tua Indira bukan aku.”“Baiklah, berarti tidak ada hal yang harus dibuka.” Frans mengangkat kedua tangannya.“Aku yakin kamu tidak mencintai Indira, apa karena Indira bisa membuat mereka keluar jadinya kamu meminta aku merestui kalian?” tembak Dave yang membuat Frans terkejut, senyum kecil diberikan “Tebakan dan reaksi yang sangat cepat, apa Indira yang membuat mereka keluar dan salah satu dari kalian masih penasaran?”Indira dan Rifan menatap k

  • Kill Me, Love Me   Terbuka

    Dave tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari Frans, Indira menatap ada perbedaan dibandingkan sebelumnya. Mengalihkan pandangan kearah Dave yang tampak tersenyum puas, Rifan sendiri hanya diam dengan ekspresi terkejutnya tanpa henti.‘Kamu keluar tiba-tiba, seharusnya kasih kode begitu.’ Frans berkata dengan tidak terima.‘DIAM! Kamu tidak bisa menyelesaikan ini.’“Apa yang mau kamu ingin tahu?” Dave mengangkat alisnya mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir Frans atau siapa itu. “Joe, itu namaku.”“Joe, nama yang bagus. Apa tugasmu?” tanya Dave langsung dan tertarik.“Aku yang mengendalikan mereka, menganalisa segala macam masalah yang menghampiri kami dan menyelesaikan dengan kepala dingin.” Joe menjawab santai.Dave mengangguk paham “Kamu adalah otak tubuh ini?”“Benar.” “Siapa yang membuat Fajar menjadi seperti sekarang?” pertanyaan awal yang ingin diketahui Dave.“Aku.

  • Kill Me, Love Me   Empat Mata

    Pengakuan yang diberikan Joe membuat mereka terdiam, tidak membuka suara sama sekali dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Joe menatap mereka bertiga seakan menunggu jawaban dari semua yang dirinya katakan, tatapannya saat ini fokus pada Indira seakan menantikan perubahan pada dirinya.“Apa yang membuatmu ingin menjadi satu dengan pemilik tubuh ini? Biasanya beberapa seperti kamu akan dengan sangat egois, ingin menguasai tubuh ini dan menghilangkan yang asli karena dianggap tidak bisa menghadapi masalah atau tidak berguna.” Dave membuka suaranya membuat Joe mengalihkan pandangan kearahnya.“Memang, Frans yang ingin menguasai tubuh ini agar tidak kembali pada wanita itu. Aku selalu meyakinkan Frans jika kita tetap berada di tubuh ini, walaupun tidak bisa keluar seperti sebelumnya.” Joe menjawab santai. “Apa ada yang salah dengan kata-kataku?”“Tidak.” Dave menjawab singkat.“Aku akan tidur dimana?” Joe menatap sekeliling dari rumah ini “T

  • Kill Me, Love Me   Start Again

    Fajar memasuki gedung tempatnya bekerja, pembicaraan pada saat ulang tahun seakan tidak berbekas sama sekali. Indira mengatakan jika memulai dari awal, artinya mereka akan memulai dengan cara wajar dan normal. Fajar menatap sekitar, semua orang hormat pada dirinya, tapi perasaan seakan kosong dan tidak tahu apa.“Pagi, Pak.” Kunto mendatangi Fajar dengan membawa catatan.Hal yang selalu berulang setiap dirinya memasuki ruangan kerjanya, tapi ada sesuatu yang membuat dirinya kurang, tapi tidak tahu apa. Fajar terdiam dan tidak fokus pada perkataan Kunto, pikirannya kosong dan tidak mendengarkan sama sekali, tatapannya kosong saat Kunto berbicara dengan memandang lurus kedepan.“Ada yang perlu diubah?” suara Kunto membuyarkan lamunan Fajar.“Bisa panggil Rifan?” Fajar menatap Kunto saat teringat temannya itu.“Pak Rifan sedang dinas luar bersama Ibu Indira.”“Ada perlu apa mereka?” Fajar mengerutkan keningnya mendengar

  • Kill Me, Love Me   Keputusan Sulit

    Pembicaraan mereka berdua membuat Indira memutuskan hal gila membawa Fajar ke psikolog atau psikiater, memberitahukan rencananya pada Rifan yang langsung mendapatkan penolakan secara mentah-mentah.“Kamu mau membuat semua orang tahu kelemahan Fajar?” Rifan memberikan tatapan tajam “Perusahaan ini dia bangun dengan susah payah, aku juga terlibat didalamnya.”“Lalu apa yang harus dilakukan? Dia sangat penasaran dan aku memutuskan untuk menjauh dari dia.” Indira mengatakan yang sebenarnya.“Kamu ingat apa yang dikatakan Joe atau siapapun itu?” Indira mengerutkan keningnya “Mereka ingin menjadi satu dengan Fajar, tapi harus menyelesaikan masalahnya dan mereka menganggap jika Fajar masih terlalu lemah.”“Kita harus percaya begitu saja?” Indira menatap tidak percaya membuat Rifan terdiam “Aku mau membawa Fajar bertemu sama Dave.”Rifan terdiam menatap Indira penuh selidik “Kamu yakin saudaramu itu bisa menyelesaikannya? Kalau tidak sa

  • Kill Me, Love Me   Penjelasan Ditolak

    Fajar menatap dalam diam kearah Rifan dan Indira yang duduk dihadapannya, Rifan mengajaknya ke suatu tempat dan ternyata ada Indira didalamnya. Fajar tidak tahu rumah siapa yang digunakan untuk pertemuan mereka, pastinya bukan rumahnya atau Rifan apalagi tempat tinggal Indira.“Ini rumahmu.” Rifan membuka suara terlebih dahulu membuat Fajar mengerutkan keningnya “Rumah yang kamu siapkan nanti setelah menikah dengan siapapun itu,” sambung Rifan.“Kenapa kamu tahu sedangkan aku nggak?” tanya Fajar mencoba mengingat.“Tentu saja kamu nggak tahu karena rumah ini yang membeli adalah pribadimu yang lain, aku tidak tahu siapa.” Rifan menjawab dengan tatapan serius membuat Fajar mengerutkan keningnya.“Pribadiku yang lain? Maksudmu apa?”“Kamu memiliki kepribadian lain, kami akan menjelaskan atau menceritakan apa yang terjadi selama ini. Apabila kami bertanya kamu tinggal menjawab sesuai pertanyaan dan jangan melakukan perdebatan atau m

  • Kill Me, Love Me   Bertemu Ahlinya

    Membicarakan semuanya pada Dave, alasan utamanya adalah karena dia yang paham tentang hal ini. Indira membawa Fajar ke rumah Dave yang sebenarnya atau rumah yang pernah mereka datangi dengan Joe si pengendali tubuh Fajar, Rifan memilih pulang karena masih ada yang harus dikerjakan. Dave sendiri belum sampai rumah, membuat Indira dan Fajar hanya berdua di rumah Dave, tidak tahu melakukan apa membuat Indira menyiapkan makanan untuk mereka.“Bagaimana kamu komunikasi dengan mereka?” tanya Fajar tepat di belakang Indira dengan bersandar di lemari pendingin.“Mereka muncul sendiri, apa kamu tidak merasa aneh dimana secara tiba-tiba memiliki banyak barang di rumah? Pernah berpikir hal yang aneh?” tanya Indira menatap penuh selidik.“Entah,” jawab Fajar sambil mengangkat bahunya “Bagaimana kita bersama?”“Kita tidak memiliki hubungan apapun.” Indira mencoba bersikap tenang.Joe dan Indira telah membuat keputusan untuk tidak melibatkan

  • Kill Me, Love Me   Penasaran Tinggi

    Jantungnya berdetak tidak menentu, bertemu dengan orang yang tidak diketahuinya sama sekali. Fajar tidak yakin dengan semua yang mereka katakan, tapi bukti dari perkataan mereka memang benar adanya. “Kamu benar dengan semua yang kamu katakan kemarin?” Fajar menatap Rifan penuh selidik.“Aku awalnya juga nggak percaya, tapi semua terbukti depan mata. Masa aku mau membohongi masalah begini?” Rifan menggelengkan kepalanya “Kamu pikir aku nggak shock? Lebih shock lagi kalau kepribadianmu yang wanita suka sama aku, itu yang membuat semua pertanyaanku terjawab.”“Maksudnya?” tanya Fajar bingung.“Waktu kita tidur bersama dulu acara sekolah, kamu selalu minta satu ranjang sama aku dengan alasan takut dan bodohnya aku percaya.” Rifan berdetak kesal membuat Fajar membelalakkan matanya.“Nggak mungkin aku begitu.” Fajar menggelengkan kepalanya.“Terserah, tapi itu memang benar. Sekarang lihat reaksimu sudah bisa disimpulkan ka

Bab terbaru

  • Kill Me, Love Me   Kehidupan Baru

    Masalah yang selama ini menghantuinya telah hilang, meninggalnya mereka berdua membuat kehidupan Fajar menjadi tenang. Tidak ada yang datang secara tiba-tiba ke kantor untuk meminta uang dengan cara mengancam dan lain-lain, tidak ada lagi yang melakukan kekerasan tanpa sebab. Kehidupan baru sudah tampak didepan mata, membangun kehidupan baru bersama dengan Indira dan anak-anak mereka nantinya.“Sayang, ini Silvi kayaknya pipis.” Fajar yang menggendong Silvi mendatangi Indira.“Kamu belum bisa gantiin popok ya?” Fajar menggeleng kepala lemah.Indira mengambil Silvi setelah mencuci tangan terlebih dahulu, Fajar mengikutinya dari belakang. Melihat dan mendengar apa yang Indira katakan selama mengganti popok Silvi, menganggukkan kepalanya paham saat Indira selesai. Mengambil alih Silvi setelah selesai diganti popoknya, mencium wajahnya yang membuat Silvi tertawa.“Dia persis aku banget ya.” Fajar mengatakan tanpa menatap Indira.“Ya, aku cuman buat tempat penitipan.”Fajar memberikan tata

  • Kill Me, Love Me   Pemakaman

    Malas, itu yang Fajar rasakan saat ini. Indira menyuruh untuk mengurus pemakaman mereka berdua, demi rasa cintanya Fajar akhirnya mendatangi pemakaman mereka dengan menggunakan kaca mata hitam yang ditemani oleh Rifan. Pemakaman mereka dilakukan secara bersamaan atas permintaan Fajar yang disampaikan oleh Dave ke temannya, Fajar tidak ingin muncul secara langsung saat proses.“Harusnya aku ada dirumah bukan membantumu.” Rifan mengatakan dengan nada kesalnya.“Aku nggak mungkin meminta Dave, dia harus menemani mereka berdua.” Fajar hanya datang dan tidak terlibat terlalu dalam dengan apa yang mereka semua lakukan, kepergian mereka tidak memberikan rasa sedih pada diri Fajar dimana hanya rasa lega yang lebih mendominasi. Mereka berdua tidak memiliki keluarga atau teman lagi, Fajar sendiri selama bersama dengan Mariska tidak pernah ada teman yang diajaknya keluar.“Mereka berdua sudah kaya belahan jiwa.” Rifan menggelengkan kepalanya “Aku sa

  • Kill Me, Love Me   Kepergian Mereka Berdua

    Kabar dari rumah sakit membuat Rifan dan Fajar langsung kesana, dalam pikiran Fajar terjadi sesuatu yang berhubungan dengan Mariska. Berjalan bersama dengan sedikit cepat saat mereka sampai di rumah sakit, menurut informasi Mariska sudah berada didalam ruang penanganan. Fajar tidak paham dengan maksud mereka yang membawa ke ruang penanganan, tidak lama dokter mendatangi mereka berdua.“Siapa keluarganya?” “Kami hanya teman, dia sudah tidak memiliki keluarga.” Rifan menjawab langsung sebelum Fajar membuka suaranya.“Saya harus bicara dengan keluarganya.” Dokter tetap dengan pendiriannya.“Suaminya berada di penjara, sudah tidak memiliki orang tua dan saudara. Anak-anaknya masih kecil, apa perlu kami bawa anak-anaknya dan dokter menjelaskan ke mereka?” tanya Rifan yang sudah tampak kesal.“Baiklah, Ibu Mariska sudah berada di stadium empat. Hidupnya sudah tidak bisa bertahan dalam waktu lama, kami juga tidak bisa melakukan sesuat

  • Kill Me, Love Me   Perjanjian Mariska

    Melakukan perjanjian dengan Mariska, harapan Fajar hanya satu yaitu Mariska menerimanya. Mengingat semua sikap Mariska membuat harapannya sedikit hilang, wanita itu tidak terlalu pintar berbeda dengan Indira. Bisa saja Mariska pintar, tapi tampaknya kemampuannya itu benar-benar tidak bisa diharapkan sama sekali. Kemampuan Mariska hanya berada di ranjang, pantas saja memilih pekerjaan seperti itu.“Kamu ragu dia menerima itu?” suara Rifan membuyarkan lamunannya.“Sedikit, otak dia kadang tidak terlalu berfungsi.” Fajar mengatakan apa yang ada didalam pikirannya.“Apa yang aku lakukan benar, membuat tulisan nol dalam jumlah banyak.” Rifan mengatakan dengan nada bangga membuat Fajar memutar bola matanya dan mengalihkan pandangan kearah lain.Tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka berdua, Rifan fokua menyetir dengan menatap kendaraan yang ada dihadapannya, tidak hanya itu beberapa kali jalanan tampak berhenti dalam waktu yang tidak sebenta

  • Kill Me, Love Me   Keadaan Darurat

    Kunto menyebutkan apa saja adegan Fajar satu hari ini, mendengarkan dengan memberikan tatapan datar, tangannya bergerak diatas meja dengan pelan. Fokusnya adalah apa yang dikatakan Kunto tentang kegiatannya pagi ini.“Mariska datang kesini tadi pagi?” Fajar mengulanginya untuk memastikan.“Ya, Pak.” Kunto menjawab ragu.“Kemana dia sekarang?” “Kita mengusirnya atas permintaan bapak dulu.”Fajar menganggukkan kepalanya, keputusan dirinya bertemu dengan Mariska ternyata sesuai dengan apa yang mereka semua katakan. Fajar tidak tahu bagaimana jika nanti bertemu dengan pamannya Budi, orang yang pernah menyakiti dan membuatnya mengalami masa sulit. Menatap bingung Kunto yang masih ada dihadapannya, mengerutkan keningnya tanda jika bertanya-tanya tentang maksud Kunto yang masih berada di ruangannya.“Apa lagi?” tanya Fajar datar.“Mariska tadi mengatakan akan tetap menunggu bapak sampai pulang.”Fajar

  • Kill Me, Love Me   Pertengkaran

    “GILA!” Rifan menggelengkan kepalanya saat Fajar mengatakan apa yang ingin dilakukannya, Dave menatap bingung melihat reaksi Rifan, mengalihkan pandangan kearah Fajar yang tampak tidak peduli, tatapan Dave beralih pada Indira yang fokus dengan ponselnya. Rifan yang melihat kebingungan Dave langsung menceritakan apa yang terjadi, pertemuannya dengan Mariska yang membuat Dave menatap horor pada Fajar.“Aku curiga dia udah sembuh, belum?” tanya Rifan menunjuk Fajar.“Buat apa bertemu dia?” tanya Budi tidak menghiraukan pertanyaan Rifan. “Aku bilang kalau kejiwaannya terganggu,” jawab Indira yang mendapatkan tatapan tajam dari Dave.“Kapan kamu ketemu dia?” tanya Fajar yang membuat Dave mengalihkan pandangan ke Fajar.“Waktu kesini, mungkin tiga kali kunjungan. Aku penasaran tentang kondisi dia, padahal seharusnya mendapatkan penanganan dari kejiwaan tapi tidak sama sekali.” Dave menjawab dengan jelas.“Kamu

  • Kill Me, Love Me   Terbuka

    “Kamu melakukan apa semalaman?” Fajar mengerutkan keningnya mendengar kata-kata Indira “Kamu mencurigaiku?”Indira mengangkat bahunya “Entah hanya perasaan saja, kalau salah maaf.”“Aku bertemu Mariska,” ucap Fajar akhirnya membuat Indira menghentikan kegiatannya “Aku memang ingin bertemu dengan dia, ingin tahu keadaannya.”“Lalu?” tanya Indira penasaran “Kamu mendapatkan sesuatu?” Fajar menceritakan semuanya pada Indira setelah menyuruhnya duduk dekat dirinya, meminta mendengarkan tanpa memotong cerita yang diberikan. Fajar menggenggam tangan Indira seakan untuk tenang terlebih dahulu sampai cerita selesai, selama cerita tidak melepaskan tatapan sama sekali. Salah satu yang membuat Fajar menggenggam tangan Indira dan menatap kedua matanya tidak lain karena takut wanita dihadapannya meninggalkan dirinya lagi, mendapatkan Indira kembali tidak mudah dan sekarang melakukan kesalahan dengan menemui Mariska, wanita yang memang tida

  • Kill Me, Love Me   Melihat Keadaan

    “Serius?!” Fajar menganggukkan kepalanya “Aku mau minta kamu temani.”“Indira bagaimana?” tanya Rifan penuh selidik “Kamu akan bohongi dia?”“Apa aku harus terus terang?” Fajar meletakkan jemarinya di dagu.“GILA! Nggak gitu juga.” Rifan menepuk keningnya pelan “Kamu yakin mau tahu keadaan dia? Gimana kalau foto aja?”“Kamu sudah kasih, aku mau lihat langsung.”“Jangan mengulang kesalahan yang sama.” Rifan memberikan peringatan dengan nada seriusnya “Kamu pikirkan dulu baiknya, kalau sudah dipikirkan baru aku temani.”Fajar terdiam, kata-kata Rifan memang benar. Keinginannya melihat keadaan Mariska sudah sangat besar, melihat foto-foto yang diberikan tidak cukup membuat perasaannya tenang. Mariska adalah wanita pertama yang dikenalnya dan menemani dirinya saat tidak ada yang mau dengannya. Fajar bukan merasa bersalah, tapi lebih pada mengasihani. Fajar tahu bagaimana kehidupan Mariska selama ini yang selal

  • Kill Me, Love Me   Rumah Baru

    Indira mengikuti perkataan Fajar, keputusan yang dibuat semua karena Silvi. Rumah baru yang dicarinya didapat dengan sangat cepat, Indira tahu kekuatan uang bisa membuat segalanya mudah. Tidak hanya itu Fajar membuat kamar khusus untuk Silvi, rumah baru mereka terdapat beberapa kamar. Kamar utama adalah kamar mereka, kamar Silvi, kamar tamu dan dua kamar yang masih kosong.“Memang buat siapa kamarnya?” tanya Indira penasaran.“Adiknya Silvi.” Fajar menjawab santai.“Silvi masih baru berapa bulan, kamu sudah mikirin adiknya.” Indira menggelengkan kepalanya.Masuk kedalam kamar Silvi, menatap sekeliling membuat Indira tersenyum. Fajar mengikuti keinginannya membuat kamar Silvi, tidak ada satupun yang berkurang karena semua sesuai pada tempatnya. Meletakkan Silvi di ranjang, putri kecilnya masih tidur dengan nyenyak.“Jam tidurnya sudah dijadwal?” Indira menganggukkan kepalanya “Malah dengan begini aku jadi punya banyak

DMCA.com Protection Status