"Tuan Xu, hari sudah siang. Sampai jumpa besok siang di kantorku. Aku akan memberitahu bagian resepsionis untuk menerima kehadiranmu, sehingga kau tidak perlu menunggu." Elena Zhang berdiri dari kursinya, kemudian mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Thomas Xu. Thomas Xu berdiri menyambut uluran tangan Elena Zhang. Tidak lupa dia pun berbasa-basi, berkata, "Senang bertemu denganmu Nona Zhang. Sebuah kehormatan bisa bekerjasama dengan perusahaanmu.""Senang juga bekerjasama dengan Anda, Tuan Xu." Elena tersenyum lebar, lalu melepaskan jabatan tangannya.Elena Zhang segera pergi meninggalkan meja. Dia ingin pergi ke unit Leony Fu untuk mengambil barang miliknya. Dia harus segera kembali ke rumah bersiap-siap menghadiri pesta ulang tahun neneknya.Sementara itu, Leony Fu tetap tinggal di tempat. Dia membawa ponselnya tentu harus memanfaatkan hal ini untuk mengajak Thomas Xu berfoto bersama. Sangat jarang ada kesempatan emas bertemu dengan idolanya sampai sedekat ini.Tahu Leony Fu
Dalam periode ini sangat sulit bagi Elena Zhang untuk melepaskan pelukan Rayyan Wang. Mendorongnya sama artinya membiarkan rok kembangnya berterbangan ke mana-mana. Setelah mempertimbangkan kemungkinan terjadi, Elena Zhang membiarkan Rayyan Wang mengambil keuntungan memeluk erat dirinya. Apalagi terpaan angin kencang tersebut sampai membuka dua kancing kemeja bagian atas Elena Zhang. Dadanya yang bagus sedikit menyembul keluar. Dalam hitungan detik wajah Elena Zhang memerah seperti tomat matang. Elena Zhang tidak menyadari hal tersebut sampai Rayyan Wang memeluknya. Dia mau menutupnya, namun kedua tangannya sedang memegang roknya. Kenapa tingkat kesialan dirinya semakin parah saja semenjak dirinya bertranformasi menjadi wanita cantik dan memesona? Apakah ini kutukan untuk dirinya?Tidak mungkin! Elena Zhang menyangkal dalam pikirannya. Elena Zhang menggigit bibir bagian bawahnya berharap Rayyan Wang tidak melihat bagian dadanya.Secara tidak sengaja, pandangan mata Rayyan Wang
Rayyan Wang dan Elena Zhang serentak melangkahkan kaki berjalan menuju lobi Apartemen Boulevard. Mereka berjalan cepat hingga beberapa menit saja sudah tiba di lobi apartemenAgar Elena Zhang tidak menuduhnya melakukan tindakan senonoh, sesaat setelah tiba, Rayyan Wang buru-buru melepaskan pegangan tangannya. Akan tetapi, rambut panjang Elena Zhang tersangkut ke kancing kemejanya. Elena Zhang refleks mengaduh kesakitan ketika Rayyan Wang menarik dirinya."Maaf ... maaf ... Aku tidak tahu kalau rambutmu tersangkut di kancing kemejaku."Rayyan Wang meminta maaf, kemudian buru-buru kembali mendekatkan dirinya ke arah Elena Zhang."Apa kau baik-baik saja?" Rayyan Wang terlihat cemas mendapati Elena Zhang mengaduh kesakitan."Em ...." Elena Zhang mengangguk pelan. "Syukurlah kalau begitu. Aku akan melepaskannya."Rayyan Wang berusaha melepaskan rambut Elena Zhang dari kancing kemejanya. Waktu bergulir sangat cepat, namun Rayyan Wang belum juga berhasil melepaskan rambut Elena Zhang. S
Elena Zhang menggunting rambutnya sendiri untuk menghindari rasa sungkan Rayyan Wang.Puluhan helai rambut Elena Zhang tergantung di sela kancing kemeja Rayyan Wang. Selesai menggunting rambutnya, Elena Zhang menyerahkan gunting berterima kasih kepada Nona Resepsionis. Nona Resepsionis tersenyum ramah mengambil gunting dari tangan Elena Zhang.Seperti telah direncanakan, bersamaan terlepasnya rambut Elena Zhang dari kancing kemeja Rayyan Wang, angin kencang di luar Apartemen Boulevard ikut berhenti.Elena Zhang tidak memperhatikan bahwa rambutnya ada tertinggal di kemeja Rayyan Wang. Dia melihat jam di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Dia harus bergegas pulang ke rumah bersiap-siap pergi ke pesta ulang tahun neneknya."Tuan Wang, aku duluan. Aku sedang terburu-buru."Elena Zhang berjalan cepat meninggalkan Rayyan Wang tanpa mengembalikan mantelnya.Elena Zhang tersadar setelah masuk ke dalam taksinya.Sial! Mengapa dia tidak mengetahui hal ini?Sudahlah p
"Kenapa kau datang kemari? Kau harusnya menyambut para tamu." Emily Zhou memasang wajah masam ke arah suaminya. Dia juga menghentikan langkah suaminya untuk menceramahi putri kesayangannya. Suaminya kalau sudah berbicara pasti tidak ingin berhenti sampai menemukan jawaban yang pas di hatinya."Sayang, kemarilah, ibu sangat merindukanmu."Emily merentangkan tangan memeluk Elena Zhang. Sambil memeluk Elena Zhang, Emily Zhou mencium keliling wajah Elena Zhang."Bu, kau merusak riasanku," keluh Elena Zhang."Sudah cantik begini takut apa lagi? Tidak berdandan pun putri ibu sudah sangat cantik." Sekali lagi, Emily Zhou mencium keliling wajah Elena Zhang. Karenanya, riasan di wajah Elena Zhang sedikit luntur berpindah ke wajah ibunya."Hem!" Edric Zhang berdehem untuk menghentikan momen berpelukan anak dan istrinya. "Putriku, apa hanya ibumu saja yang berhak diberikan sebuah pelukan? Kau bahkan lewat jalan belakang langsung menemui nenekmu."Ada banyak keluhan dan kecemburuan disetiap pe
"Lain kali saja, Nek. Tiketnya belum dibeli." Elena tersenyum, ikut berkelakar. Dia mencium pipi neneknya, kemudian mendorong kursi roda keluar.Memasuki ruang perjamuan, Elena Zhang samar-samar mendengar sekelompok wanita membicarakan tentang dirinya."Apa kalian melihat Elena Zhang menghadiri pesta ulang tahun neneknya?""Tidak!""Mana mungkin dia berani menampakkan dirinya dengan penampilan seperti itu. Kuarsa dia cukup tahu diri.""Benar juga. Siapa yang mau tampil di depan umum dengan penampilan seperti itu. Kalau kulitnya tebal, barulah dia berani datang.""Apa kalian tahu? Aku dengar dari seorang staf di perusahaan EZ Cosmetics bahwa Elena Zhang akan kembali, namun dia tidak jadi kembali. Menurut kalian, kenapa hal ini terjadi?""Apalagi kalau bukan malu menampakkan wajahnya dengan penampilan seperti itu. Naik lift pun pasti tidak muat. Pikir saja, berapa berat maksimal yang bisa ditampung oleh lift? Untung dia pemilik perusahaan itu, sehingga bisa membuat lift khusus untuk dir
"Wanita cantik zaman sekarang sangat jarang melajang. Terlebih memiliki kemampuan. Kalau tidak memiliki kekasih pasti sudah menikah."Veronica Yang berkata manis terlebih dahulu agar pukulan untuk lawanya lebih mematikan setelahnya. Dia wanita bermartabat, tidak suka bergosip apalagi menggunjing tentang keburukan fisik seseorang. Baginya, hal seperti itu sama saja dengan menghina Tuhan. Manusia adalah ciptaan Tuhan, menghina ciptaannya sama saja dengan menghina-Nya. Karena yang dibicarakan sebelumnya adalah cucunya sendiri, tidak masalah, 'kan, kalau dia ikut melakukan serangan balik secara lebih terhormat dibandingkan wanita rubah di depannya. "Nenek Yang benar. Memang nasib putraku kurang beruntung dalam hal hubungan. Umur sudah matang, namun belum memiliki seorang istri. Dia anak yang sangat penyayang dan murah hati. Dia sering memanjakanku dengan berbagai macam hadiah mahal dan berkelas. Bagaimana kalau dia sudah memiliki istri kedepannya. Pasti dia juga akan memanjakan istrinya
Pada dasarnya hadiah memang dinilai dari ketulusan pemberinya, bukan dinilai dari kuantitas dari barang tersebut. Veronica Yang terlahir dari keluarga kaya mengetahui pendidikan etika dasar dalam kehidupan sehari-hari. Dia tentu tahu aturan dasar seperti itu, makanya Lerina Tang sengaja menekankan tentang ketulusan hatinya dalam memberi hadiah untuk Veronica Yang.Usai menyerahkan hadiah, Lerina Tang berkeringat dingin berharap Veronica Yang tidak lagi memperpanjang masalah sebelumnya. Dia tahu Veronica Yang menargetkan dirinya lantaran sebelumnya paling aktif menggunjing cucunya Elena Zhang. Dalam hati, Lerina Tang menyesal telah mengeluarkan kata-kata seperti itu di acara ulang tahun Veronica Yang. Dia tidak menduga akan tertangkap basah, kemudian diadili didetik berikutnya.Veronica Yang tersenyum simpul mengambil kotak hadiah dari tangan Lerina Tang. Dia lantas membukanya secara terang-terangan di hadapan semua orang. Membuka hadiah di hadapan pemberi hadiah secara langsung adalah
"Aku Tahu!" Rayyan Wang menjawab santai."Kenapa sudah tahu, kau masih berulah seperti ini. Apa kau sengaja mau membunuhku secara perlahan, Rayyan Wang?""Aku akan mengembalikan uang yang Ayah pinjam kepada keluarga mereka.""Apa katamu?" Ramon Wang tertawa menggelegar mengejek Rayyan Wang. "Rayyan Wang, apa kepalamu ada tersandung batu? Dari mana datangnya keberanianmu ini, hah?" Ramon Wang dibuat marah oleh jawaban lancang Rayyan Wang.Rayyan Wang menatap ayahnya sangat lekat percaya diri atas perkataannya sebelumnya. Tidak ada sedikitpun rona wajahnya yang menggambarkan bahwa perkataannya sebelumnya adalah omong kosong belaka."Rayyan Wang, apa kau lupa, selama ini kau hanya bisa hura-hura. Kau mendirikan bisnismu juga dari siapa uangnya? Kalau tidak aku yang mendukungmu, bisnismu sudah lama gulung tikar. Anak manja sepertimu mana bisa menjalankan bisnis, sok berlagak ingin mengembalikan uang yang aku pinjam."Ramon Wang membungkuk, kemudian memegang wajah Rayyan Wang, menepuk-nepu
Elena Zhang memijat keningnya seusai melihat konferensi pers Rayyan Wang. Mengapa Rayyan Wang itu sangat suka mengacaukan kehidupannya?"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Leony Fu kesal terhadap perilaku Rayyan Wang."Biarkan saja seperti itu. Anggap kita mendapatkan bantuan darinya sehingga nama Thomas Xu tidak tercemar." Elena Zhang terlihat sangat tenang seolah-olah berita tersebut tidak ada kaitan denganya. Namun hal itu hanya dipermukaan saja, sejujurnya dia sangat kesal dengan Rayyan Wang selalu ikut campur terhadap masalahnya."Bagaimana kau bisa begitu santai seperti ini? Seharusnya kau melakukan perhitungan kepada pria brengsek seperti itu! Kalau kau tidak mau, biar aku saja." Kata Leony Fu berapi-api dengan tangan terkepal, meremasnya berulang kali seolah-olah sedang menghancurkan Rayyan Wang di dalam genggamannya."Jangan mencari masalah. Patuhlah dan menjadi anak baik. Masalah aku dengannya, aku bisa menyelesaikannya sendiri.""Sebenarnya kau itu masih menganggap aku ini
Huh!Elena Zhang menghela napas panjang. Mengetahui temannya belum bisa menerima keputusannya, dia harus memebri pernyataan tegas, "Bukankah hanya pura-pura saja? Apa permasalahannya? Ayo kita pergi." Elena Zhang berdiri, kemudian berpamitan kepada Nathan Liu. "Manajer Liu, aku ada pekerjaan penting. Thomas Xu maaf sudah merepotkanmu atas skandal ini."Elena Zhang dan Leony Fu pergi. Sejak kepergian Elena Zhang, Thomas Xu kembali tidak bersemangat. "Ada apa denganmu?" Nathan Liu menegur Thomas Xu ketika melihatnya terus menghela napas tanpa henti seolah-olah bebean berat sedang menimpanya. "Bukankah permasalahanmu sudah diselesaikan. Apa masalahnya, sehingga wajahmu terlihat tidak enak dipandang seperti itu?" tanya Nathan Liu.Nathan Liu berpikir sejenak, kemudian membulatkan matanya berkata, "Apa kau menyukai Nona Zhang?" Nathan Liu mengungkapkan rasa penasarannya.Thomas Xu melotot tajam, "Ayo pergi! Bukan urusanmu kalau aku menyukainya ataupun tidak."Huh! Nathan Liu mengeluh da
Sebelum menjawab pertanyaan Elena Zhang, Nathan Liu berdehem dua kali dengan kepalan tangan menutupi mulutnya. Sejujurnya, Nathan Liu juga dalam delima harus memilih yang mana dari kedua pilihan tersebut. Kedua pilihan tersebut tentu ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. "Nona Zhang, aku akan mengatakannya secara jujur saja. Jika memilih pilihan pertama, penggemar Thomas Xu pasti tidak serta-merta akan menerima. Apalagi sudah ada penggemar menyaksikan secara langsung bahwa kalian berdua berada di dalam bioskop duduk bersebelahan. Tidak mungkin seorang bos duduk bersebelahan dengan bawahannya secara sembunyi-sembunyi seperti itu. Terlebih, ada foto kalian memasuki pusat perbelanjaan. Sudut pengambilan gambar terlihat kalian sedang berkencan secara sembunyi-sembunyi. Maksudku, memilih pilihan ini lebih banyak negatifnya. Para penggemar pasti akan menyudutkan Thomas Xu sebagai simpananmu. Mereka akan menganggap bahwa kerjasama tersebut hanyalah pengalihan isu. Kita memang tidak
Ketika sampai di restoran, Thomas Xu dan Nathan Liu, manajernya sudah menunggu di ruang pribadi.Thomas Xu menggunakan kaca mata hitam menutupi matanya yang menawan. Juga, jaket denim membuat penampilannya terlihat lebih muda beberapa tahun; dia seperti itu terlihat semakin menawan membuat hati Leony Fu berdebar kencang. Leony Fu, ingatlah idola hanya akan menjadi idola! Leony Fu memproteksi dirinya sendiri dengan mengingatkannya tentang kehidupan nyata. Begitu tahu Elena Zhang dan Leony Fu datang, Thomas Xu melepaskan kacamata hitamnya merubah posisi duduknya menjadi sopan, dari posisi duduknya yang sebelumnya.Nathan Liu lebih dulu membuka pembicaraan menyambut kehadiran Elena Zhang. Dia mengulurkan tangannya berkata, "Nona Zhang, maaf merepotkan Anda atas kejadian tadi malam."Elena Zhang membuka maskernya menymbut uluran tangan Nathan Liu. "Bukan apa-apa. Manajer Liu tidak perlu begitu sungkan. Adanya berita tersebut karena aku juga."Elena Zhang tidak memamerkan kekuasaan yang
Setelah panggilan berakhir. Elena Zhang kembali ke kenyataan. Dia harus menghadapi masalah kali ini secepat mungkin. Dia tidak boleh mencoreng karier Thomas Xu, yang akan memengaruhi peluncuran produk EZ Cosmetics.Elena Zhang memutuskan mengakhiri pencarian tentang berita itu, kemudian menghubungi Leony Fu untuk melakukan langkah-langkah terhadap berita tersebut.Leony Fu tidak bisa tidur tadi malam. Dia baru bisa tidur dini hari. Ditelepon oleh Elena Zhang membangunkan dirinya dari tidur nyenyaknya.Akibat kurang tidur suaranya sedikit serak. "Bisakah kau tidak mengangguku, aku tidak tidur karenamu, oke." Leony Fu tidak menutupi kemarahannya yang diakibatkan oleh berita kencan antara Elena Zhang dan Thomas Xu, idolanya sendiri."Kalau kau menanyakan berita itu, aku belum melakukan apa-apa. Aku harus butuh konfirmasi darimu sebelum melakukan tindakan. Aku tidak ingin menjadi orang yang disalahkan atas apa yang tidak aku lakukan. Lebih baik kau pikirkan bagaimana menangani masalah ini
Rayyan Wang membiarkan Elena Zhang pergi. Dia tidak mengikutinya untuk menjaga agar Elena Zhang tidak semakin kesal kepadanya. Elena Zhang cukup lelah hari ini. Dia langsung pulang ke rumah untuk beristirahat. Elena Zhang butuh menyegarkan diri. Dia mandi air hangat di dalam bathtub dengan rangkaian produk mandi favoritnya. Selesai mandi, dia mengeringkan rambut, mematikan ponselnya, kemudian tidur nenyak di atas kasur.Pagi-pagi sekali, Elena Zhang terbangun dari tidur panjangnya. Dia menggeliat meregangkan otot-ototnya yang terasa sedikit kaku akibat tidak beralih posisi saat tidur.Dia meraih ponsel di atas nakas dan menyalakan ponselnya.Ponselnya berhasil dinyalakan. Detik berikutnya, ratusan notifikasi pesan masuk muncul di layar ponselnya.Pesan pertama dia melihat dari Leony Fu. Dia membukanya dan membaca pesannya. "Nona Zhang, apa kau cari mati?!" maki Leony Fu dalam pesannya.Apa yang terjadi dengan sahabatnya satu ini?Apa Leony Fu marah lantaran dirinya kemarin pergi me
Thomas Xu tersenyum kecut mengetahui dirinya sudah ditolak secara halus oleh Elena Zhang.Sudah begini, dia tidak mungkin dapat mengejar Elena Zhang secara terang-terangan. Dia hanya bisa menyimpannya dalam hati sendiri.Agar Elena Zhang tidak menjauhinya, dia pun memaksakan dirinya untuk tersenyum, berkata, "Baik. Sudah ditolak secara terang-terangan mana mungkin aku ada keberanian untuk mengejar Nona Zhang."Thomas Xu mengangkat kepalanya menatap ke arah Elena Zhang, "Tapi, kita masih bisa berteman, bukan?""Tidak masalah." Elena Zhang tidak menolaknya.Tiba-tiba, Thomas Xu menjadi iri dengan Rayyan Wang. Mengapa Rayyan Wang bisa mendapatkan istri secantik dan secerdas Elena Zhang. Rasanya Tuhan tidak adil dengannya. Harusnya seseorang yang dapat bersama dengan wanita baik seperti Elena Zhang adalah dirinya.Thomas Xu berpura-pura tersenyum lebar mengetahui Elena Zhang tidak menolaknya.Untuk saat ini berteman dengan Elena Zhang sudah cukup baginya. Dia tidak akan meminta lebih. Seb
"Apa kau tuli? Perlukah aku mengatakan perkataanku untuk kedua kalinya?" Wajah Rayyan Wang semakin tidak enak dipandang. Selama hidupnya tidak satupun orang berani menentang perintahnya, sehingga dia bisa berlaku sombong dan mendominasi kepada siapapun, kecuali Elena Zhang. Dia adalah seseorang sekaligus wanita pertama yang berani menentangnya."Baik, Tuan Wang. Maaf sudah mengganggu suasana hati Anda." Dia sudah tidak bisa lagi menolong manajer restoran miliknya.Sambungan telepon diputus, pemilik restoran langsung menghubungi manajer restoran secara pribadi, memberitahu untuk mengikuti segala permintaan Rayyan Wang. Hati manajer terasa sakit, namun tetap harus bersikap profesional. Dia membungkuk memberi hormat kepada Rayyan Wang, meminta maaf atas semua kelalaiannya tidak memperhatikan tamu penting restoran.Dengan itu Manajer restoran membawa Rayyan Wang ke tempat yang dia inginkan. Kebetulan tamu yang sudah mereservasi tempat belum datang, jadi masih bisa digunakan oleh Rayyan